ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Pendahuluan dan Kardiovaskular
Putri Ramdaniah, M.Farm.,Apt
Pendahuluan
Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara obat
dengan makhluk hidup
Farmakologi berasal dari bahasa yunani yaitu pharmakon yang berarti
senyawa bioaktif dan logos yang berarti ilmu.
Secara umum, farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
efek dan nasib obat dalam tubuh
Ruang Lingkup Farmakologi
â–ª Farmakokinetik adalah apa yang dialami obat yang diberikan pada
suatu makhluk hidup, yaitu absorbsi (A), distribusi (D), metabolisme
(M) dan ekskresi (E)
â–ª Farmakodinamik merupakan pengaruh obat terhadap sel hidup,
organ atau makhluk hidup
â–ª Toksikologi merupakan suatu ilmu farmakologi yang berhubungan
dengan efek samping atau sifat toksik suatu senyawa kimia
KARDIOVASKULAR
Obat Penyakit Jantung dan Pembuluh
â–ª Diuretika
â–ª Vasodilator (obat-obatan untuk melebarkan pembuluh darah)
â–ª Antihipertensi (obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah
tinggi)
â–ª Antilipemika (obat yang menurunkan kadar lipid plasma)
â–ª Obat-obat jantung
AntiHipertensi
Farmakologi KARDIOVASKULER HIPERTENSI ANGINA PECTORIS,.pptx
Tekanan Darah
â–ª Satuan: mmHg
â–ª TD systolis adalah tekanan pada dinding arteriol sewaktu jantung
menguncup (systole).
â–ª TD diastolis adalah tekanan pada dinding arteriol sewaktu jantung
mengendur kembali (diastole).
â–ª TD bervariasi:
– Rendah: Malam hari ketika tidur
– Tinggi: Siang ketika banyak aktivitas
– Faktor meningkatkan tensi: stress, emosi, letih
Faktor fisiologi yang mempengaruhi TD
â–ª a. Regulasi normal tekanan darah oleh RAAS yang sinergis
dengan sistem saraf simpatis
â–ª b.Volume pukulan jantung (stroke volume)
â–ª c. Kelenturan dinding arteri.
Regulasi normal tekanan darah oleh RAAS yang
sinergis dengan sistem saraf simpatis
▪ Sistem Renin Angiotensin Aldosteron (RAAS)  ginjal
Stroke volume
â–ª Arti: jumlah darah yang pada setiap kontraksi dipompa keluar
jantung.
â–ª Semakin besar volume, ini semakin tinggiTD.
â–ª Contoh: garam dapur (NaCl), hormone pria/wanita (pil antihamil) dan
kortikosteroid
Kelenturan dinding arteri
â–ª Endapan kolesterol dan kapur (atheroma) mengakibatkanTD lebih
tinggi dibandingkan dinding yang masih elastis.
– Karena : dinding pembuluhnya sudah mengeras
Hipertensi
Hipertensi
â–ª Hipertensi primer atau idiopatik (90%)
– Faktor genetik: kepekaan terhadap natrium, stress, reaktivitas pembuluh darah
terhadap vasokonstriktor, resistensi insulin dan lain-lain.
– Faktor lingkungan yang berperanan antara lain diet, merokok, stress emosi,
obesitas
▪ Hipertensi sekunder (5 – 10%)
– penyakit ginjal (hipertensi renal)
– endokrin
– kelainan saraf pusat
– obat-obatan (efedrin, fenilpropanolamin, fenilefrin,amfetamin, kokain,
siklosporin, eritropoetin)
Gejala & Resiko Hipertensi
▪ Gejala  nyeri kepala pagi dan
hilang setelah bangun
â–ª Setelah beberapa tahun baru
dikenali dengan pengukuran
tekanan darah
▪ Resiko  kerusakan pada
jantung, otak dan mata.
TD ↑  jantung
memompa lebih
keras
Gagal jantung
(sesak, udem
kaki)
Pembuluh darah
mengeras
Resiko pemb.
Darah kapiler
pecah ataupun
infark miokard
Gangguan ginjal
dan mata
Farmakologi KARDIOVASKULER HIPERTENSI ANGINA PECTORIS,.pptx
Farmakologi KARDIOVASKULER HIPERTENSI ANGINA PECTORIS,.pptx
Farmakologi KARDIOVASKULER HIPERTENSI ANGINA PECTORIS,.pptx
Farmakologi KARDIOVASKULER HIPERTENSI ANGINA PECTORIS,.pptx
Farmakologi KARDIOVASKULER HIPERTENSI ANGINA PECTORIS,.pptx
Farmakologi KARDIOVASKULER HIPERTENSI ANGINA PECTORIS,.pptx
Farmakologi KARDIOVASKULER HIPERTENSI ANGINA PECTORIS,.pptx
Obat Hipertensi
Gol. Obat hipertensi  daya hipotensif
dan efektivitas kurang lebih sama
Diuretic tiazid, alfa bloker, beta bloker, antagonis
kalsium, ACE-inhibitor, vasodilator dan ATII-
receptorblockers.
Mekanisme Kerja Obat Antihipertensi
• diuretik.
a. Meningkatkan pengeluaran air dari tubuh
• b-blokers.
b. Memperlambat kerja jantung
• vasodilator langsung (hidralazin, minoksidil), antagoniskalsium, ACEI, dan AT-II blokers.
c. Memperlebar pembuluh
• a-2 agonis sentral (klonidin, metildopa, guanfasin, reserpin).
d. Menstimulasi SSP
• 1) a-1 blokers (prazosin, doxazosin, terazosin, ketanserin, urapidil).
• 2) a-1 dan a-2 blokers : fentolamin.
• 3) b-blokers : propanolol, atenolol, metoprolol, pindolol.
• 4) a,b-blokers : labetolol dan karvedilol.
e. Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh:
Efek Samping (ES) Obat Antihipertensi
ES umum:
– hidung mampat (akibat vasodilatasi mukosa)
– mulut kering
– Bradikardia (kecuali vasodilator langsung: justru tachycardia)
– rasa letih dan lesu
– gangguan penglihatan,
– gangguan lambung usus (mual, diare)
– adakalanya impotensi (terutama obat-obat sentral)
ES ini sering bersifat SEMENTARA, hilang dalam 1-2 minggu, dapat dihindari
dengan dosis rendah yang berangsur-angsur dinaikkan.
Sebaiknya obat diminum sesudah makan (p.c.) agar kadar obat dalam plasma
jangan mendadak mencapai puncak tinggi (dengan akibat hipotensi kuat).
ES khusus
â–ª a. Hipotensi ortostatis, yakni turunnyaTD lebih kuat bila tubuh tegak
daripada dalam keadaan berbaring.
▪ b. Depresi (obat yang bekerja sentral): reserpin dan metildopa juga pada β-
blokers yang bersifat lipofil (propranolol, alprenolol, dan metoprolol).
â–ª c. Retensi garam dan air menyebabkan bertambahnya berat badan atau
udema (antagonis Ca, reserpin, hidralazin, metildopa).
– ES ini dapat diatasi dengan kombinasi bersama suatu diuretik.
▪ d. Penurunan ratio HDL: LDL (tiazid, klortalidon, dan β-blokers).
â–ª e. Batuk kering (ACEI).
Farmakologi KARDIOVASKULER HIPERTENSI ANGINA PECTORIS,.pptx
Obat Jantung
Gangguan Jantung
â–ª Infark jantung (serangan jantung, heart attack)
â–ª angina pectoris
â–ª Aritmia
â–ª dekompensasi (gagal jantung,heart failure), dan
â–ª shock jantung.
1.Infark jantung (heart attack)
Melemahnya daya
pompa jantung
secara akut
akibat sumbatan
akut (misalnya,
oleh kolesterol-
kapur,
atherosclerosis)
pada salah satu
arteri utama otot
jantung
berakibat bagian
jantung yang
bersangkutan
tidak bisa lagi
menerima darah,
gizi, dan oksigen
dalam 6-12
jam
berangsur-
angsur mati.
Pengobatan
Trombolitika : Steptokinase, Alteplase, Urokinase, Antitrombotik (heparin)
- Antiaritmika : Lidokain,amiodaron,sotalol
- Analgetik narkotik : Morfin, petidin, fentanil dan tranquilizer (diazepam, droperidol)
Post medikasi: untuk menghindari infark kedua digunakan:
- Antikoagulansia (zat pengencer darah): asenokumarol, warfarin, dan penghambat thrombin
- Antitrombotik (merintangi penggumpalan trombosit): asetosal, indobufen
- Beta blokers: propanolol, metoprolol, timolol
- Penghambat ACE
- Antilipemika (dianjurkan pada pasien dengan kolesterol tinggi): atorvastatin, simvastatin, lovastatin, pravastatin
2.Angina pectoris
â–ª Serangan nyeri hebat di bawah tulang dada
– Penyempitan satu atau lebih arteri koroner sampai penyaluran darah ke otot
jantung berkurang
â–ª Terutama timbul bila berjalan (naik tangga, bukit) atau
mengeluarkan tenaga lain segera sesudah makan
â–ª Lamanya serangan umumnya antara 5 dan 30 menit.
Nitrat organik
Ex: Amil nitrit, nitrogliserin, penta eritritol tetranitrat, isosorbid dinitrat,
eritritil tetranitrat.
Merupakan pro drug yang setelah dimetabolisme mengeluarkan zat aktif
NO yang menyebabkan relaksasi otot polos.
Mekanisme lain: bersifat endothelium-dependent, yang berakibat
dilepaskannya prostasiklin (PGI) dari endothelium yang bersifat vasodilator.
Pada keadaan endothelium mengalami kerusakan, seperti aterosklerosis
dan iskemia, efek ini hilang.
Sediaan: tablet oral, sublingual, salep, transdermal, lepas lambat (bukal),
dan intravena
β-bloker
Efek samping:
Blokade reseptor ß2 dapat menimbulkan bronkhospasme pada
pasien dengan penyakit paru  dikontraindikasikan dengan
pasien asma.
ß-blockers juga menimbulkan vasokontriksi perifer 
diatasi pemberian ß1-blocker (selektif).
Menurunkan penggunaan oksigen otot jantung dengan cara menurunkan frekuensi denyut jantung (blok reseptor ß1),
tekanan darah dan kontraktilitas.
Suplai oksigen meningkat karena penurunan frekuensi denyut jantung sehingga perfusi coroner membaik saat diastole.
Ex:
asebutolol, atenolol, bisoprolol, nadolol, propranolol, dan lain-lain.
Antagonis Ca/ CCB (Calsium Channel
Blocker)
Ex: diltiazem dan verapamil
menghambat masuknya kalsium
ke dalam sel  terjadi relaksasi
otot polos vaskuler, menurunnya
kontraksi otot jantung dan
menurunnya kecepatan nodus SA
serta konduksiAV.
Efek samping: hipotensi, reflex
takikardia.
Terapi Kombinasi
 meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek samping misalnya.
Contoh terapi kombinasi:
▪ 1) nitrat organic dan beta-blocker: ß-blocker dapat menghambat
reflex takikardia dan inotropic positip oleh nitrat organik;
▪ 2) penghambat kanal kalsium dan beta-blocker: ß-blocker dapat
mengurangi reflex takikardia yang disebabkan oleh penghambat
kanal kalsium;
â–ª 3) penghambat kanal kalsium dan nitrat organic: bersifat aditif;
â–ª 4) penghambat kanal kalsium, beta-blocker dan nitrat organic: bila
serangan angina tidak membaik dengan 2 kombinasi obat.
3. Aritmia
 gangguan ritme yang dapat berupa kelainan dalam
frekuensi denyut jantung, dimana serambi atau bilik
berdenyut lebih cepat atau lebih lambat dari normal.
Begitu pula penyaluran impuls dapat terganggu
karena hipertensi atau kebocoran katup jantung
Antiaritmia
Kerja antiaritmika berdasarkan penurunan frekuensi jantung (efek
kronotop negatif) yang mencegah atau meniadakan gangguan
tersebut dengan jalan menormalisasi frekuensi dan ritme pukulan
jantung.
Obat kelas I: zat stabilitasi membran dengan efek kinidin, yaitu zat anestetik lokal
• Dibagi menjadi 3 kelompok:
• a) Kelompok kinidin: memperpanjang masa refrakter dan aksipotensial sel-sel myocard contoh: kinidin, disopiramida, dan
prokainamida.
• b) Kelompok lidocain: bekerja mempersingkat masa refrakter dan aksipotensial sel-sel myocard. Contoh: lidokain, mexiletin, fenitoin,
aprindin (Fiboran®), dan tocainide (Tonocard®).Obat epilepsi fenitoin khusus digunakan pada aritmia akibat keracunan digoxin.
• c) Kelompok propafenon: memperpanjang sedikit masa refrakter dan aksipotensial. Contoh: propafenon dan flecainida (Tambocor®)
2) Obat kelas II ß-blockers: Mengurangi (hiper) aktivitas adenergik di myocard dengan
penurunan frekuensi dan daya kontraksinya.
• Contoh: atenolol, metoprolol, asebutolol, bisoprolol, nadolol, carteolol, dan lain-lain.
3) Obat kelas III (K-channels blockers): akibat blokade saluran kalium, masa refrakter dan
lamanya aksipotensial diperpanjang.
• Contoh: amiodaron, sotalol, ibutilide (Convert®) dan dofetilide (Tikosyn®).
4) Obat kelas IV (antagonis kalsium): akibat penghambatan pemasukkan ion Ca, yaitu
memperlambat penyaluran impuls atrio ventrikuler (AV) dan memperpanjang masa refrakter.
• Contoh: verapamil dan diltiazem.
5) Obat lainya: adenosin dan digoksin.
Efek samping
â–ª a. dekompensasi
â–ª b. efek aritmogen, menimbulkan atau memperburuk aritmia bilik,
â–ª c. gangguan penerusan impuls (AV block) dan bradycardia;
â–ª d. gangguan lambung-usus: nausea, mual, diare, anoreksia, dan lain-
lain;
â–ª e. efek neurologis: neuropati perifer, tremor, nyeri kepala, lelah, suka
tidur, impian, khayal, dan lain-lain.
Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan menggunakan
antiaritmika kecuali lidokain yang dianggap aman selama masa
hamil tapi sedikit mencapai air susu ibu.
4. Gagal Jantung (Decompensatio cordis)
Penyebab penting dekompensasi antara lain
adalah infark, kerusakan katup, gangguan
ritme dan hipertensi.
Gejala:
• Terpenting berupa sesak napas(dyspnoe), yang semula
pada waktu mengeluarkan tenaga, tetapi dalam kasus
yang lebih berat, juga pada saat istirahat (berbaring).
• udema di pergelangan kaki dengan vena memuai,
karena darah balik terlambat kembalinyake jantung.
Penanganan
â–ª Keadaan insufisiensi ini umumnya di lakukan dengan 3 tindakan
untuk meniadakan kelebihan cairan, yakni:
– a. banyak istirahat untuk meringankan beban jantung;
– b. pembatasan asupan garam;
– c. pengobatan dengan diuretika untuk memperbesar ekskresi cairan.
Pengobatan
â–ª a. Diuretika
– diuretikum kuat furosemida
– maka dapat di tambahkan thiazida.
â–ª b. Glikosida jantung (digoksin) memperkuat daya-kontraksi
jantung yang lemah, sehingga memperkuat fungsi pompa.
â–ª c. Penghanbat ACE. ACEI (enalapril, lisinopril, dan lain-lain) dan
AT-II-blockers (losartan, valsartan, irbesartan, dan lain-lain).
â–ª d. Vasodilator Koroner juga berefek mengurangi beban jantung,
seperti nitroprusida (i.v), prazosin, dan hidralazin.
5. Shock Jantung
â–ª Kekurangan pemasukan darah ke jaringan bergejala kulit pucat dan
gelisah, denyut jantung cepat dan lemah, lalu pingsan.
â–ª Penyebab: tachycardia hebat dan radang otot jantung (myocarditis).
â–ª Pengobatan:
– zat-zat vasopresor/inotrop (dopamin, dobutamin, ibopamin) yang menaikkan
volume-menit jantung dan tekanan darah.Adakalanya dianjurkan pula
pemberian kortison dalam dosis tinggi.
6. Kardiotonika
â–ª Kardiotonika adalah obat-obat dengan khasiat memperkuat
kontraktilitas otot jantung(efek inotrop positif) terutama digunakan
pada gagal jantung (dekompensasi) untukmemperbaiki fungsi
pompanya.
â–ª Kelompok kardiotonika terdiri dari:
– glikosida jantung (digoksin, metildigoksin, dan digitoksin)
– dopaminergika (dopamin, ibupamin, dan dobutamin)
– penghambat fosfodiesterase (amrinon dan milrinon).
a. Glikosida Jantung
Semua obat ini berasal dari tumbuhan dan yang terpenting adalah digitalis
• gangguan lambung-usus: anoreksia, mual, muntah, diare, dan nyeri perut. Efek sentral yang ditimbulkan: pusing,
lemahotot, gelisah, dan konvulsi.
• aritmia jantung
Efek samping
• berdasarkan kompetisi antara digoksin dan ion-ion kalium untuk reseptor pada bagian luar dari membran sel otot.
Mekanisme kerjanya
• dapat ditanggulangi dengan penghentian pemberian obat, memberikan suplemen kalium dan obat-obat anti aritmia
dan wanita hamil diperbolehkan memakai digoksin dalam dosis normal.
Efek samping
• Metildigoksin (Lanitop) adalah derivat metil semi-sintesis. Di dalam hati zat ini dirombak menjadi digoksin.
Ex:
b. Dopaminergika
Dopamin adalah neurotransmitter sentral yang dipakai sebagai precusor adrenalin.
Di jaringan perifer terdapat dua jenis reseptor, yakni reseptor DA 1 dan DA
Stimulasi reseptor oleh dopaminergika menghasilkan efek yang sama dengan khasiat
dopamine.
• Reseptor DA1 terutama berada di otot polos jantung, otak, dan ginjal.
• Aktivasi menimbulkan vasodilatasi, memperkuat kontraktilitas jantung, menderaskan penyaluran
darah, ekskresi Na, dan diuresis.
• Dopaminergika DA 1 yang menstimulasi reseptor DA 1 adalah dopamin, dobutamin, dan ibopamin
• Reseptor DA terdapat disaraf dan ganglia simpatis juga dalam jantung dan kulit.
• Aktivasinya mengakibatkan penghambatan pelepasan adrenalin. Pada kulit anak ginjal stimulasi
pelepasan aldosteron. Stimulasi reseptor DA2 di adenohipofisis dan chemotrigger zone (CTZ)
menghambat pelepasan prolaktin dan menginduksi muntah.
1) Dopamin
â–ª Neurotransmitter yang merupakan precusor langsung dari adrenalin
dan noradrenalin yang diinaktifkan olem MAO.
â–ª Dopamin digunakan pada keadaan shock, antara lain sesudah infark
jantung dan bedah jantung terbuka.
â–ª Efek sampingnya berupa gangguan ritme, nyeri kepala, muntah, dan
rasa sesak. Dobutamin adalah derivat sintetis yang primer bekerja
memperkuat daya kontraksi jantung akibat stimulasi reseptor ß-nya.
2) Ibopamin
â–ª Khusus bekerja terhadap reseptor DA1 dengan vasodilatasi perifer.
â–ª Digunakan khusus pada dekompensasi ringan dan dikombinasikan
dengan diuretikum.
â–ª Efek samping yang dihasilkan antara lain debar jantung, tachycardia,
gangguan ritme dan lambung usus, nyeri kepala dan pusing,
hipotensi dan hipertensi..
c. Penghambat Fosfodiesterase.
Obat-obat ini berkhasiat inotrop positif dan vasodilatasi.
Mekanisme kerja menghambat phosphodiesterase type-3(PDE-3) di myocard dan pembuluh hingga kadar
cAMP intraseluler dinaikkan  mengakibatkan peningkatan resorpsi kalsium dalam sel myocard dengan
efek perbaikan kontraktilitas jantung.
Di jaringan otot polos, kadar cAMP yang meningkat dapat menurunkan penyerapan kalsium dengan efek
vasodilatasi.
Contoh Obat : amrinon dan milrinon, sedangkan dipiridamol tidak digunakan pada dekompensasi
melainkan pada angina pectoris. Zat ini juga berkhasiat menghambat agregasi.
Farmakologi KARDIOVASKULER HIPERTENSI ANGINA PECTORIS,.pptx

More Related Content

Similar to Farmakologi KARDIOVASKULER HIPERTENSI ANGINA PECTORIS,.pptx (20)

FARMAKOLOGI CARDIOVASCULAR.pptx
FARMAKOLOGI CARDIOVASCULAR.pptxFARMAKOLOGI CARDIOVASCULAR.pptx
FARMAKOLOGI CARDIOVASCULAR.pptx
maulianaamirudin
Ìý
Obat2 kardiovaskuler-dan-diuritik
Obat2 kardiovaskuler-dan-diuritikObat2 kardiovaskuler-dan-diuritik
Obat2 kardiovaskuler-dan-diuritik
Elvis Overdoziz
Ìý
Farmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskulerFarmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskuler
octo zulkarnain
Ìý
Obat Anti Hipertensi
Obat Anti HipertensiObat Anti Hipertensi
Obat Anti Hipertensi
ade indriani safitri
Ìý
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.ppt
SelaSafitri5
Ìý
Kardiovaskuler
KardiovaskulerKardiovaskuler
Kardiovaskuler
SMK Guna dharma Nusantara
Ìý
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.ppt
NawtyBio
Ìý
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.ppt
AdiDii1
Ìý
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.ppt
AhmadRehan8
Ìý
obat-obatan.pptx
obat-obatan.pptxobat-obatan.pptx
obat-obatan.pptx
AmperPanas
Ìý
Obat kardiovaskular
Obat kardiovaskularObat kardiovaskular
Obat kardiovaskular
Agus Salim
Ìý
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSIFARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
Sulistia Rini
Ìý
11 .+%?,Obat Sistem Kardiovaskuler_XI FM
11 .+%?,Obat Sistem Kardiovaskuler_XI FM11 .+%?,Obat Sistem Kardiovaskuler_XI FM
11 .+%?,Obat Sistem Kardiovaskuler_XI FM
furqanridha
Ìý
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSIFARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
Sulistia Rini
Ìý
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
Sulistia Rini
Ìý
Bahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
Bahan Ajar 1 Hipertensi.pptBahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
Bahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
FajrianAulia
Ìý
Antihypertensive drugs
Antihypertensive drugsAntihypertensive drugs
Antihypertensive drugs
FebbyAyudya
Ìý
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
Sall Subek
Ìý
ht2.pptx
ht2.pptxht2.pptx
ht2.pptx
VannyClaudiaPutri
Ìý
Asuhan Keperawatan pada Hipertensi OK.pptx
Asuhan Keperawatan pada Hipertensi OK.pptxAsuhan Keperawatan pada Hipertensi OK.pptx
Asuhan Keperawatan pada Hipertensi OK.pptx
IrfanNersMaulana
Ìý
FARMAKOLOGI CARDIOVASCULAR.pptx
FARMAKOLOGI CARDIOVASCULAR.pptxFARMAKOLOGI CARDIOVASCULAR.pptx
FARMAKOLOGI CARDIOVASCULAR.pptx
maulianaamirudin
Ìý
Obat2 kardiovaskuler-dan-diuritik
Obat2 kardiovaskuler-dan-diuritikObat2 kardiovaskuler-dan-diuritik
Obat2 kardiovaskuler-dan-diuritik
Elvis Overdoziz
Ìý
Farmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskulerFarmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskuler
octo zulkarnain
Ìý
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.ppt
SelaSafitri5
Ìý
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.ppt
NawtyBio
Ìý
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.ppt
AdiDii1
Ìý
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.ppt
AhmadRehan8
Ìý
obat-obatan.pptx
obat-obatan.pptxobat-obatan.pptx
obat-obatan.pptx
AmperPanas
Ìý
Obat kardiovaskular
Obat kardiovaskularObat kardiovaskular
Obat kardiovaskular
Agus Salim
Ìý
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSIFARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
Sulistia Rini
Ìý
11 .+%?,Obat Sistem Kardiovaskuler_XI FM
11 .+%?,Obat Sistem Kardiovaskuler_XI FM11 .+%?,Obat Sistem Kardiovaskuler_XI FM
11 .+%?,Obat Sistem Kardiovaskuler_XI FM
furqanridha
Ìý
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSIFARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
Sulistia Rini
Ìý
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
Sulistia Rini
Ìý
Bahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
Bahan Ajar 1 Hipertensi.pptBahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
Bahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
FajrianAulia
Ìý
Antihypertensive drugs
Antihypertensive drugsAntihypertensive drugs
Antihypertensive drugs
FebbyAyudya
Ìý
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
Sall Subek
Ìý
Asuhan Keperawatan pada Hipertensi OK.pptx
Asuhan Keperawatan pada Hipertensi OK.pptxAsuhan Keperawatan pada Hipertensi OK.pptx
Asuhan Keperawatan pada Hipertensi OK.pptx
IrfanNersMaulana
Ìý

Recently uploaded (19)

Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - MasyarakatPanduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
HasriSasmita1
Ìý
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahunpemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
Anonymous2x1IlfU8
Ìý
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptxDRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
sulastrifar1453
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.pptSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
arifpolkesma
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.pptKegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
arifpolkesma
Ìý
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.pptASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
drevyagustin87
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptxMateri Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
rusilacrb06
Ìý
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptxKegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
IrfanNersMaulana
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptxMateri 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
gikyulomi
Ìý
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignmentPPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
dwfqqeg
Ìý
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
HasriSasmita1
Ìý
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptxImplementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
PatmaCuanta
Ìý
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - MasyarakatPanduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
HasriSasmita1
Ìý
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahunpemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
Anonymous2x1IlfU8
Ìý
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptxDRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
sulastrifar1453
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.pptSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
arifpolkesma
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.pptKegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
arifpolkesma
Ìý
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.pptASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
drevyagustin87
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptxMateri Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
rusilacrb06
Ìý
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptxKegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
IrfanNersMaulana
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptxMateri 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
gikyulomi
Ìý
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignmentPPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
dwfqqeg
Ìý
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
HasriSasmita1
Ìý
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptxImplementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
PatmaCuanta
Ìý

Farmakologi KARDIOVASKULER HIPERTENSI ANGINA PECTORIS,.pptx

  • 1. Pendahuluan dan Kardiovaskular Putri Ramdaniah, M.Farm.,Apt
  • 2. Pendahuluan Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara obat dengan makhluk hidup Farmakologi berasal dari bahasa yunani yaitu pharmakon yang berarti senyawa bioaktif dan logos yang berarti ilmu. Secara umum, farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang efek dan nasib obat dalam tubuh
  • 3. Ruang Lingkup Farmakologi â–ª Farmakokinetik adalah apa yang dialami obat yang diberikan pada suatu makhluk hidup, yaitu absorbsi (A), distribusi (D), metabolisme (M) dan ekskresi (E) â–ª Farmakodinamik merupakan pengaruh obat terhadap sel hidup, organ atau makhluk hidup â–ª Toksikologi merupakan suatu ilmu farmakologi yang berhubungan dengan efek samping atau sifat toksik suatu senyawa kimia
  • 5. Obat Penyakit Jantung dan Pembuluh â–ª Diuretika â–ª Vasodilator (obat-obatan untuk melebarkan pembuluh darah) â–ª Antihipertensi (obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi) â–ª Antilipemika (obat yang menurunkan kadar lipid plasma) â–ª Obat-obat jantung
  • 8. Tekanan Darah â–ª Satuan: mmHg â–ª TD systolis adalah tekanan pada dinding arteriol sewaktu jantung menguncup (systole). â–ª TD diastolis adalah tekanan pada dinding arteriol sewaktu jantung mengendur kembali (diastole). â–ª TD bervariasi: – Rendah: Malam hari ketika tidur – Tinggi: Siang ketika banyak aktivitas – Faktor meningkatkan tensi: stress, emosi, letih
  • 9. Faktor fisiologi yang mempengaruhi TD â–ª a. Regulasi normal tekanan darah oleh RAAS yang sinergis dengan sistem saraf simpatis â–ª b.Volume pukulan jantung (stroke volume) â–ª c. Kelenturan dinding arteri.
  • 10. Regulasi normal tekanan darah oleh RAAS yang sinergis dengan sistem saraf simpatis â–ª Sistem Renin Angiotensin Aldosteron (RAAS)  ginjal
  • 11. Stroke volume â–ª Arti: jumlah darah yang pada setiap kontraksi dipompa keluar jantung. â–ª Semakin besar volume, ini semakin tinggiTD. â–ª Contoh: garam dapur (NaCl), hormone pria/wanita (pil antihamil) dan kortikosteroid
  • 12. Kelenturan dinding arteri â–ª Endapan kolesterol dan kapur (atheroma) mengakibatkanTD lebih tinggi dibandingkan dinding yang masih elastis. – Karena : dinding pembuluhnya sudah mengeras
  • 14. Hipertensi â–ª Hipertensi primer atau idiopatik (90%) – Faktor genetik: kepekaan terhadap natrium, stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokonstriktor, resistensi insulin dan lain-lain. – Faktor lingkungan yang berperanan antara lain diet, merokok, stress emosi, obesitas â–ª Hipertensi sekunder (5 – 10%) – penyakit ginjal (hipertensi renal) – endokrin – kelainan saraf pusat – obat-obatan (efedrin, fenilpropanolamin, fenilefrin,amfetamin, kokain, siklosporin, eritropoetin)
  • 15. Gejala & Resiko Hipertensi â–ª Gejala  nyeri kepala pagi dan hilang setelah bangun â–ª Setelah beberapa tahun baru dikenali dengan pengukuran tekanan darah â–ª Resiko  kerusakan pada jantung, otak dan mata. TD ↑  jantung memompa lebih keras Gagal jantung (sesak, udem kaki) Pembuluh darah mengeras Resiko pemb. Darah kapiler pecah ataupun infark miokard Gangguan ginjal dan mata
  • 23. Obat Hipertensi Gol. Obat hipertensi  daya hipotensif dan efektivitas kurang lebih sama Diuretic tiazid, alfa bloker, beta bloker, antagonis kalsium, ACE-inhibitor, vasodilator dan ATII- receptorblockers.
  • 24. Mekanisme Kerja Obat Antihipertensi • diuretik. a. Meningkatkan pengeluaran air dari tubuh • b-blokers. b. Memperlambat kerja jantung • vasodilator langsung (hidralazin, minoksidil), antagoniskalsium, ACEI, dan AT-II blokers. c. Memperlebar pembuluh • a-2 agonis sentral (klonidin, metildopa, guanfasin, reserpin). d. Menstimulasi SSP • 1) a-1 blokers (prazosin, doxazosin, terazosin, ketanserin, urapidil). • 2) a-1 dan a-2 blokers : fentolamin. • 3) b-blokers : propanolol, atenolol, metoprolol, pindolol. • 4) a,b-blokers : labetolol dan karvedilol. e. Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh:
  • 25. Efek Samping (ES) Obat Antihipertensi ES umum: – hidung mampat (akibat vasodilatasi mukosa) – mulut kering – Bradikardia (kecuali vasodilator langsung: justru tachycardia) – rasa letih dan lesu – gangguan penglihatan, – gangguan lambung usus (mual, diare) – adakalanya impotensi (terutama obat-obat sentral) ES ini sering bersifat SEMENTARA, hilang dalam 1-2 minggu, dapat dihindari dengan dosis rendah yang berangsur-angsur dinaikkan. Sebaiknya obat diminum sesudah makan (p.c.) agar kadar obat dalam plasma jangan mendadak mencapai puncak tinggi (dengan akibat hipotensi kuat).
  • 26. ES khusus â–ª a. Hipotensi ortostatis, yakni turunnyaTD lebih kuat bila tubuh tegak daripada dalam keadaan berbaring. â–ª b. Depresi (obat yang bekerja sentral): reserpin dan metildopa juga pada β- blokers yang bersifat lipofil (propranolol, alprenolol, dan metoprolol). â–ª c. Retensi garam dan air menyebabkan bertambahnya berat badan atau udema (antagonis Ca, reserpin, hidralazin, metildopa). – ES ini dapat diatasi dengan kombinasi bersama suatu diuretik. â–ª d. Penurunan ratio HDL: LDL (tiazid, klortalidon, dan β-blokers). â–ª e. Batuk kering (ACEI).
  • 29. Gangguan Jantung â–ª Infark jantung (serangan jantung, heart attack) â–ª angina pectoris â–ª Aritmia â–ª dekompensasi (gagal jantung,heart failure), dan â–ª shock jantung.
  • 30. 1.Infark jantung (heart attack) Melemahnya daya pompa jantung secara akut akibat sumbatan akut (misalnya, oleh kolesterol- kapur, atherosclerosis) pada salah satu arteri utama otot jantung berakibat bagian jantung yang bersangkutan tidak bisa lagi menerima darah, gizi, dan oksigen dalam 6-12 jam berangsur- angsur mati.
  • 31. Pengobatan Trombolitika : Steptokinase, Alteplase, Urokinase, Antitrombotik (heparin) - Antiaritmika : Lidokain,amiodaron,sotalol - Analgetik narkotik : Morfin, petidin, fentanil dan tranquilizer (diazepam, droperidol) Post medikasi: untuk menghindari infark kedua digunakan: - Antikoagulansia (zat pengencer darah): asenokumarol, warfarin, dan penghambat thrombin - Antitrombotik (merintangi penggumpalan trombosit): asetosal, indobufen - Beta blokers: propanolol, metoprolol, timolol - Penghambat ACE - Antilipemika (dianjurkan pada pasien dengan kolesterol tinggi): atorvastatin, simvastatin, lovastatin, pravastatin
  • 32. 2.Angina pectoris â–ª Serangan nyeri hebat di bawah tulang dada – Penyempitan satu atau lebih arteri koroner sampai penyaluran darah ke otot jantung berkurang â–ª Terutama timbul bila berjalan (naik tangga, bukit) atau mengeluarkan tenaga lain segera sesudah makan â–ª Lamanya serangan umumnya antara 5 dan 30 menit.
  • 33. Nitrat organik Ex: Amil nitrit, nitrogliserin, penta eritritol tetranitrat, isosorbid dinitrat, eritritil tetranitrat. Merupakan pro drug yang setelah dimetabolisme mengeluarkan zat aktif NO yang menyebabkan relaksasi otot polos. Mekanisme lain: bersifat endothelium-dependent, yang berakibat dilepaskannya prostasiklin (PGI) dari endothelium yang bersifat vasodilator. Pada keadaan endothelium mengalami kerusakan, seperti aterosklerosis dan iskemia, efek ini hilang. Sediaan: tablet oral, sublingual, salep, transdermal, lepas lambat (bukal), dan intravena
  • 34. β-bloker Efek samping: Blokade reseptor ß2 dapat menimbulkan bronkhospasme pada pasien dengan penyakit paru  dikontraindikasikan dengan pasien asma. ß-blockers juga menimbulkan vasokontriksi perifer  diatasi pemberian ß1-blocker (selektif). Menurunkan penggunaan oksigen otot jantung dengan cara menurunkan frekuensi denyut jantung (blok reseptor ß1), tekanan darah dan kontraktilitas. Suplai oksigen meningkat karena penurunan frekuensi denyut jantung sehingga perfusi coroner membaik saat diastole. Ex: asebutolol, atenolol, bisoprolol, nadolol, propranolol, dan lain-lain.
  • 35. Antagonis Ca/ CCB (Calsium Channel Blocker) Ex: diltiazem dan verapamil menghambat masuknya kalsium ke dalam sel  terjadi relaksasi otot polos vaskuler, menurunnya kontraksi otot jantung dan menurunnya kecepatan nodus SA serta konduksiAV. Efek samping: hipotensi, reflex takikardia.
  • 36. Terapi Kombinasi  meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek samping misalnya. Contoh terapi kombinasi: â–ª 1) nitrat organic dan beta-blocker: ß-blocker dapat menghambat reflex takikardia dan inotropic positip oleh nitrat organik; â–ª 2) penghambat kanal kalsium dan beta-blocker: ß-blocker dapat mengurangi reflex takikardia yang disebabkan oleh penghambat kanal kalsium; â–ª 3) penghambat kanal kalsium dan nitrat organic: bersifat aditif; â–ª 4) penghambat kanal kalsium, beta-blocker dan nitrat organic: bila serangan angina tidak membaik dengan 2 kombinasi obat.
  • 37. 3. Aritmia  gangguan ritme yang dapat berupa kelainan dalam frekuensi denyut jantung, dimana serambi atau bilik berdenyut lebih cepat atau lebih lambat dari normal. Begitu pula penyaluran impuls dapat terganggu karena hipertensi atau kebocoran katup jantung
  • 38. Antiaritmia Kerja antiaritmika berdasarkan penurunan frekuensi jantung (efek kronotop negatif) yang mencegah atau meniadakan gangguan tersebut dengan jalan menormalisasi frekuensi dan ritme pukulan jantung. Obat kelas I: zat stabilitasi membran dengan efek kinidin, yaitu zat anestetik lokal • Dibagi menjadi 3 kelompok: • a) Kelompok kinidin: memperpanjang masa refrakter dan aksipotensial sel-sel myocard contoh: kinidin, disopiramida, dan prokainamida. • b) Kelompok lidocain: bekerja mempersingkat masa refrakter dan aksipotensial sel-sel myocard. Contoh: lidokain, mexiletin, fenitoin, aprindin (Fiboran®), dan tocainide (Tonocard®).Obat epilepsi fenitoin khusus digunakan pada aritmia akibat keracunan digoxin. • c) Kelompok propafenon: memperpanjang sedikit masa refrakter dan aksipotensial. Contoh: propafenon dan flecainida (Tambocor®)
  • 39. 2) Obat kelas II ß-blockers: Mengurangi (hiper) aktivitas adenergik di myocard dengan penurunan frekuensi dan daya kontraksinya. • Contoh: atenolol, metoprolol, asebutolol, bisoprolol, nadolol, carteolol, dan lain-lain. 3) Obat kelas III (K-channels blockers): akibat blokade saluran kalium, masa refrakter dan lamanya aksipotensial diperpanjang. • Contoh: amiodaron, sotalol, ibutilide (Convert®) dan dofetilide (Tikosyn®). 4) Obat kelas IV (antagonis kalsium): akibat penghambatan pemasukkan ion Ca, yaitu memperlambat penyaluran impuls atrio ventrikuler (AV) dan memperpanjang masa refrakter. • Contoh: verapamil dan diltiazem. 5) Obat lainya: adenosin dan digoksin.
  • 40. Efek samping â–ª a. dekompensasi â–ª b. efek aritmogen, menimbulkan atau memperburuk aritmia bilik, â–ª c. gangguan penerusan impuls (AV block) dan bradycardia; â–ª d. gangguan lambung-usus: nausea, mual, diare, anoreksia, dan lain- lain; â–ª e. efek neurologis: neuropati perifer, tremor, nyeri kepala, lelah, suka tidur, impian, khayal, dan lain-lain. Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan menggunakan antiaritmika kecuali lidokain yang dianggap aman selama masa hamil tapi sedikit mencapai air susu ibu.
  • 41. 4. Gagal Jantung (Decompensatio cordis) Penyebab penting dekompensasi antara lain adalah infark, kerusakan katup, gangguan ritme dan hipertensi. Gejala: • Terpenting berupa sesak napas(dyspnoe), yang semula pada waktu mengeluarkan tenaga, tetapi dalam kasus yang lebih berat, juga pada saat istirahat (berbaring). • udema di pergelangan kaki dengan vena memuai, karena darah balik terlambat kembalinyake jantung.
  • 42. Penanganan â–ª Keadaan insufisiensi ini umumnya di lakukan dengan 3 tindakan untuk meniadakan kelebihan cairan, yakni: – a. banyak istirahat untuk meringankan beban jantung; – b. pembatasan asupan garam; – c. pengobatan dengan diuretika untuk memperbesar ekskresi cairan.
  • 43. Pengobatan â–ª a. Diuretika – diuretikum kuat furosemida – maka dapat di tambahkan thiazida. â–ª b. Glikosida jantung (digoksin) memperkuat daya-kontraksi jantung yang lemah, sehingga memperkuat fungsi pompa. â–ª c. Penghanbat ACE. ACEI (enalapril, lisinopril, dan lain-lain) dan AT-II-blockers (losartan, valsartan, irbesartan, dan lain-lain). â–ª d. Vasodilator Koroner juga berefek mengurangi beban jantung, seperti nitroprusida (i.v), prazosin, dan hidralazin.
  • 44. 5. Shock Jantung â–ª Kekurangan pemasukan darah ke jaringan bergejala kulit pucat dan gelisah, denyut jantung cepat dan lemah, lalu pingsan. â–ª Penyebab: tachycardia hebat dan radang otot jantung (myocarditis). â–ª Pengobatan: – zat-zat vasopresor/inotrop (dopamin, dobutamin, ibopamin) yang menaikkan volume-menit jantung dan tekanan darah.Adakalanya dianjurkan pula pemberian kortison dalam dosis tinggi.
  • 45. 6. Kardiotonika â–ª Kardiotonika adalah obat-obat dengan khasiat memperkuat kontraktilitas otot jantung(efek inotrop positif) terutama digunakan pada gagal jantung (dekompensasi) untukmemperbaiki fungsi pompanya. â–ª Kelompok kardiotonika terdiri dari: – glikosida jantung (digoksin, metildigoksin, dan digitoksin) – dopaminergika (dopamin, ibupamin, dan dobutamin) – penghambat fosfodiesterase (amrinon dan milrinon).
  • 46. a. Glikosida Jantung Semua obat ini berasal dari tumbuhan dan yang terpenting adalah digitalis • gangguan lambung-usus: anoreksia, mual, muntah, diare, dan nyeri perut. Efek sentral yang ditimbulkan: pusing, lemahotot, gelisah, dan konvulsi. • aritmia jantung Efek samping • berdasarkan kompetisi antara digoksin dan ion-ion kalium untuk reseptor pada bagian luar dari membran sel otot. Mekanisme kerjanya • dapat ditanggulangi dengan penghentian pemberian obat, memberikan suplemen kalium dan obat-obat anti aritmia dan wanita hamil diperbolehkan memakai digoksin dalam dosis normal. Efek samping • Metildigoksin (Lanitop) adalah derivat metil semi-sintesis. Di dalam hati zat ini dirombak menjadi digoksin. Ex:
  • 47. b. Dopaminergika Dopamin adalah neurotransmitter sentral yang dipakai sebagai precusor adrenalin. Di jaringan perifer terdapat dua jenis reseptor, yakni reseptor DA 1 dan DA Stimulasi reseptor oleh dopaminergika menghasilkan efek yang sama dengan khasiat dopamine. • Reseptor DA1 terutama berada di otot polos jantung, otak, dan ginjal. • Aktivasi menimbulkan vasodilatasi, memperkuat kontraktilitas jantung, menderaskan penyaluran darah, ekskresi Na, dan diuresis. • Dopaminergika DA 1 yang menstimulasi reseptor DA 1 adalah dopamin, dobutamin, dan ibopamin • Reseptor DA terdapat disaraf dan ganglia simpatis juga dalam jantung dan kulit. • Aktivasinya mengakibatkan penghambatan pelepasan adrenalin. Pada kulit anak ginjal stimulasi pelepasan aldosteron. Stimulasi reseptor DA2 di adenohipofisis dan chemotrigger zone (CTZ) menghambat pelepasan prolaktin dan menginduksi muntah.
  • 48. 1) Dopamin â–ª Neurotransmitter yang merupakan precusor langsung dari adrenalin dan noradrenalin yang diinaktifkan olem MAO. â–ª Dopamin digunakan pada keadaan shock, antara lain sesudah infark jantung dan bedah jantung terbuka. â–ª Efek sampingnya berupa gangguan ritme, nyeri kepala, muntah, dan rasa sesak. Dobutamin adalah derivat sintetis yang primer bekerja memperkuat daya kontraksi jantung akibat stimulasi reseptor ß-nya.
  • 49. 2) Ibopamin â–ª Khusus bekerja terhadap reseptor DA1 dengan vasodilatasi perifer. â–ª Digunakan khusus pada dekompensasi ringan dan dikombinasikan dengan diuretikum. â–ª Efek samping yang dihasilkan antara lain debar jantung, tachycardia, gangguan ritme dan lambung usus, nyeri kepala dan pusing, hipotensi dan hipertensi..
  • 50. c. Penghambat Fosfodiesterase. Obat-obat ini berkhasiat inotrop positif dan vasodilatasi. Mekanisme kerja menghambat phosphodiesterase type-3(PDE-3) di myocard dan pembuluh hingga kadar cAMP intraseluler dinaikkan  mengakibatkan peningkatan resorpsi kalsium dalam sel myocard dengan efek perbaikan kontraktilitas jantung. Di jaringan otot polos, kadar cAMP yang meningkat dapat menurunkan penyerapan kalsium dengan efek vasodilatasi. Contoh Obat : amrinon dan milrinon, sedangkan dipiridamol tidak digunakan pada dekompensasi melainkan pada angina pectoris. Zat ini juga berkhasiat menghambat agregasi.

Editor's Notes

  • #9: Jantung menguncup (kontraksi) darah dengan pesat dipompa ke dalam pembuluh nadi besar (aorta) dengan tekanan agak tinggi. Selanjutnya melalui arteri dan arteriole tekanan akan semakin berkurang. Tekanan ini perlu agar darah dapat mencapai seluruh organ dan jaringan dan kemudian untuk bisa kembali ke jantung melalui vena. hipertensi diperlukan minimal 3 pengukuran pada waktu yang berlainan (berselang minimal 1 minggu). Pengulangan ini perlu untuk meniadakan factor yang dapat meningkatkan tensi
  • #11: ginjal dapat membentuk dan melepaskan enzim proteolitis renin. Dalam plasma renin menghidrolisa protein angiotensinogen (yang terbentuk dalam hati) menjadi angiotensin I ((AT I). Zat ini diubah oleh enzim Angiotensin Converting Enzyme (ACE, yang disintesis antara lain di paru-paru) menjadi zat aktif angiotensin II (AT II). AT II ini antara lain berdaya vasokonstriktif kuat dan menstimulasi sekresi hormone aldosterone oleh anak ginjal dengan sifat retensi garam dan air. Akibatnya, volume darah dan TD naik lagi menjadi normal. Sistem saraf simpatis melepas neurotransmitter adrenalin dan nor-adrenalin, bersifat antara lain menciutkan arteri perifer hingga TD naik. Ex: gelisah, takut, marah , olah raga dan merokok
  • #12: Beberapa zat, misalnya garam dapur (NaCl), hormone pria/wanita (pil antihamil) dan kortikosteroid dapat mengikat air, sehingga volume darah total meningkat. Sebagai efeknya, tekanan atas dinding arteri meningkat dan jantung harus memompa lebih keras untuk menyalurkan volume darah yang bertambah. Hasilnya TD akan naik.
  • #16: TD yang terlalu tinggi menyebabkan jantung memompa lebih keras yang akhirnya mengakibatkan gagal-jantung (decompensatio) dengan rasa sesak dan udema di kaki. Pembuluh juga akan lebih mengeras guna menahan TD yang meningkat. Pada umumnya risiko terpenting adalah serangan otak (stroke, dengan kelumpuhan separuh tubuh) akibat pecahnya suatu kapiler dan mungkin juga infark jantung, cacat pada ginjal dan pembuluh mata yang dapat mengakibatkan kemunduran penglihatan.
  • #31: Di jaringan mati terbentuk parut, terutama parut besar dapat mengganggu fungsi pompa jantung. Bila daerah infark kecil, sisa otot jantung yang sehat memiliki cukup tenaga cadangan untuk menanggulangi kehilangan tersebut. Sebaliknya jika infark terlalu luas, detak jantung akan berhenti total. Berlainan dengan angina pectoris serangan nyeri pada infark sering kali timbul dalam keadaan istirahat dan bertahan lebih lama (sampai beberapa jam), juga bersifat lebih hebat dan tidak dapat diatasi dengan nitrogliserin.
  • #33: Jenis-jenis angina: Angina stabil. Merupakan angina yang paling umum ditemukan dan terjadi akibat penciutan arteri jantung (stenosis) yang terjadi sesudah mengeluarkan tenaga atau emosi. Juga terdapat pola tertentu mengenai sakit dan frekuensi serangannya. Angina tidak stabil. Serangan angina berulang dengan frekuensi dan lama serangan yang progresif, serangan infark jantung akut dan kematian yang mendadak (kematian terjadi dalam 1 jam sejak timbulnya gejala). Serangan terjadi baik waktu kerja fisik maupun waktu istirahat. Angina varian atau angina Prinzmetal. Serangan angina yang terjadi saat istirahat dan diikuti dengan peningkatan segmen ST pada EKG karena vasospasme koroner
  • #39: Periode refrakter adalah waktu. antara akhir kontraksi dan kembalinya sel jantung ke keadaan siap.
  • #41: Dekompensasi : kehilangan kemampuan dalam menjaga fungsinya Decompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk mempertahankan peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh. Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung
  • #44: Diuretika mengeluarkan kelebihan cairan sehingga pembebanan jantung berkurang Sering kali diuretika dikombinasi dengan digoksin, yang juga berdaya mengatasi resistensi diuretika dengan jalan memperbaiki Volume-menit jantung. Zat-zat inotrop positif lainnya, seperti dopaminergika (dopamin, ibopamin, dan lain-lain, tidak di anjurkan. Penghambat fosfodiesterase pun tidak di anjurkan berhubung efek buruknya terhadap sel-sel jantung. ACE I dan ARB  Obat-obat ini berkasiat vasodilatasi perifer dan mengurangi preload maupun afterload darah yakni beban darah masing-masing sebelum dan sesudah mencapai jantung. . Vasodilator Koroner juga berefek mengurangi beban jantung, seperti nitroprusida (i.v), prazosin, dan hidralazin. Obat-obat ini menurunkan afterload dengan jalan vasodilatasi arteri. Nitrat sebagai dilator vena mengurangi preload darah. Mengenai penggunaan antagonis-Ca tidak dapat kesepakatan berhubung dengan efek inotrop negatifnya.
  • #45: Komplikasi infark jantung ini sangat ditakuti, karena sering kali fatal.
  • #51: Amrinon Obat ini terutama digunakan untuk penanganan singkat (maksimal 48 jam) dekompensasi kronis yang sukar dikendalikan dengan obat lain. Efek samping yang ditimbulkan berupa gangguan lambung-usus, demam, hipotensi, dan aritmia.