Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa Mampu menjelaskan tatalaksana terapi pada hipertensi, Gagal jantung dan aritmia
Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme kerja pada obat-obat yang digunakan pada hipertensi, Gagal jantung dan aritmia
Tujuan Pembelajaran
Obat Anti Hipertensi
Obat Anti Hipertensi
Definisi
Definisi
Keadaan dimana tekanan darah sistol atau diastol melebihi standar dari yang telah di tentukan (120/80mmHg)
Faktor Risiko Hipertensi
Merokok
Hiperlipidemia
Diabetes Mellitus
Riwayat hipertensi pada keluarga
Manifestasi dari kerusakan organ pada awal diagnosis
Klasifikasi Tekana Darah
Etiologi
Etiologi
Pengaturan Tekanan Darah (RAA System)
Pengaturan Kontrol Tekanan Darah: Kontrol Saraf Simpatis
Diagnosis
Diagnosis
Didasarkan atas adanya peningkatan tekanan darah pada pengukuran yang berulang-ulang
Resiko kerusakan ginjal, Jantung dan otak berhubungan dengan tingginya kenaikan tekanan darah
Alat-Alat Pengukur Tekanan Darah
Sasaran Terapi Hipertensi
3 Pendektan utama dalam terapi hipertensi:
1. Menurunkan curah jantung
2. Menurunkan volume darah
3. menurunkan resistensi perifer
Tatalaksana Terapi
Diuretik
Diuretik
Terutama untuk jenis Thiazid dan Hidroklortiazid
Mekanisme Kerja
Diuretik Thiazid
Penghambatan reabsorbsi sodium pada daerah awal tubulus distal ginjal, meningkatkan ekskresi sodium dan volume urin.
Tiazid juga mempunyai efek vasodilatasi langsung pada arteriol, sehingga dapat mempertahankan efek antihipertensi lebih lama
Klasifikasi Obat Gol. Diuretik
Klasifikasi
ADME
A: baik pada pemberian oral, terdistribusi luas
M: di hati.
Efek diuretik terjadi dalam waktu 1-2 jam setelah pemberian dan bertahan sampai 12-24 jam.
Efek antihipertensi terjadi pada dosis rendah dan peningkatan dosis tidak memberikan manfaat pada tekanan darah, walaupun diuresis meningkat pada dosis tinggi.
Efek tiazid pada tubulus ginjal tergantung pada tingkat ekskresinya ïƒ KI :Peny. ginjal
ADME
Efek Samping Obat
↑ ekskresi urin oleh diuretik tiazid dapat mengakibatkan hipokalemia, hiponatremia, dan hipomagnesemia.
Hiperkalsemia dapat terjadi karena penurunan ekskresi kalsium.
Interfensi dengan ekskresi asam urat dapat mengakibatkan hiperurisemia--> penggunaan tiazid pada pasien yang menderita gout harus hati-hati.
Diuretik tiazid juga dapat mengganggu toleransi glukosa (resistensi terhadap insulin) yang mengakibatkan peningkatan risiko diabetes tipe 2.
ESO
CCB
Calcium Chanel Blocker
CCB
Mekanisme Kerja CCB
Mekanisme Kerja
Menurunkan influks ion kalsium kedalam sel miokard, sel-sel dalam sistem konduksi jantung, dan sel-sel otot polos pembuluh darah--> akan menurunkan kontraktilitas jantung, menekan pembentukkan dan propagasi inpuls elektrik dalam jantung dan memacu aktivitas vasodilatasi, intervensi dengan kontriksi otot polos pembuluh darah.
Semua hal diatas merupakan proses yang bergantung pada ion kalsium
Klasifikasi Obat Gol CCB
Klasifikasi
Farmakokinetik & Farmakodinamik
Terdapat tiga kelas dari golongan CCB:
Dihidropiridin (nivedipin
Dokumen tersebut membahas tentang obat-obat kardiovaskuler untuk penyakit jantung dan pembuluh darah seperti infark miokard, gagal jantung, angina, aritmia, dan hipertensi. Jenis-jenis obat yang dibahas meliputi trombolitik, antiaritmia, vasodilator, beta-blocker, ACE inhibitor, dan diuretik.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kardiovaskular dan obat-obat yang digunakan untuk mengobatinya. Jenis penyakit kardiovaskular yang dijelaskan meliputi gagal jantung, infark miokard, angina, aritmia, dan shock jantung beserta gejala dan pengobatannya. Berbagai macam obat seperti nitrogliserin, beta blocker, dan antiaritmia digunakan untuk mengobati kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, termasuk definisi, faktor risiko, klasifikasi, penatalaksanaan, dan obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Secara ringkas, hipertensi adalah kenaikan tekanan darah yang persisten dan berbahaya bagi kesehatan jika tidak diobati, dengan modifikasi gaya hidup dan obat-obatan sebagai penatalaksanaannya.
Teks tersebut membahas beberapa topik utama mengenai sistem kardiovaskular dan pengobatannya, termasuk:
1) Definisi cardiac output dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2) Jenis-jenis obat untuk gangguan jantung seperti glikosida jantung, obat antiangina, dan antiaritmia beserta cara kerja dan efek sampingnya.
3) Ringkasan tentang anatomi dan aliran darah pada sistem kardiovaskular.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok 7 yang beranggotakan 7 orang siswa yang menjelaskan pengertian hipertensi dan klasifikasinya, pengertian obat anti hipertensi dan klasifikasinya, serta beberapa contoh obat anti hipertensi beserta mekanisme kerja dan indikasinya.
Teks tersebut membahas tentang anatomi dan fisiologi jantung serta pengobatan gangguan jantung seperti angina dan aritmia. Secara ringkas, jantung berfungsi sebagai pompa darah yang berada di dalam rongga dada dan terdiri atas 4 bilik yang mengalirkan darah ke paru-paru dan seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi.
Dokumen tersebut merangkum beberapa poin penting tentang farmakologi obat hipertensi, termasuk kelompok obat antihipertensi (diuretik, simpatoplegia, vasodilator, penghambat angiotensin), mekanisme kerja, indikasi, kontraindikasi dan efek samping masing-masing kelompok obat, serta penggunaan obat pada masalah khusus seperti kehamilan, lanjut usia, diabetes, dan penyakit ginjal.
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)Sulistia Rini
Ìý
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan arteri koroner. Dokumen ini membahas pengertian, farmakologi obat, dan mekanisme pemberian obat pada pasien penyakit jantung koroner, khususnya ibu hamil. Beberapa golongan obat yang dibahas meliputi nitrat, beta bloker, dan antagonis kalsium.
Pasien berusia 45 tahun dengan hipertensi dan merokok yang mengeluh rasa sakit pada kaki. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 150/90 mmHg dan kreatinin di atas normal.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang dapat dibagi menjadi primer dan sekunder. Ada beberapa kategori hipertensi berdasarkan tingkat tekanan darah sistolik dan diastolik. Gejala hipertensi bervariasi mulai dari sakit kepala hingga gangguan penglihatan. Faktor risiko hipertensi meliputi genetik, usia, gaya hidup seperti asupan garam, stres, merokok, dan
Teks tersebut membahas beberapa topik utama mengenai sistem kardiovaskular dan pengobatannya, termasuk:
1) Definisi cardiac output dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2) Jenis-jenis obat untuk gangguan jantung seperti glikosida jantung, obat antiangina, dan antiaritmia beserta cara kerja dan efek sampingnya.
3) Ringkasan tentang anatomi dan aliran darah pada sistem kardiovaskular.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok 7 yang beranggotakan 7 orang siswa yang menjelaskan pengertian hipertensi dan klasifikasinya, pengertian obat anti hipertensi dan klasifikasinya, serta beberapa contoh obat anti hipertensi beserta mekanisme kerja dan indikasinya.
Teks tersebut membahas tentang anatomi dan fisiologi jantung serta pengobatan gangguan jantung seperti angina dan aritmia. Secara ringkas, jantung berfungsi sebagai pompa darah yang berada di dalam rongga dada dan terdiri atas 4 bilik yang mengalirkan darah ke paru-paru dan seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi.
Dokumen tersebut merangkum beberapa poin penting tentang farmakologi obat hipertensi, termasuk kelompok obat antihipertensi (diuretik, simpatoplegia, vasodilator, penghambat angiotensin), mekanisme kerja, indikasi, kontraindikasi dan efek samping masing-masing kelompok obat, serta penggunaan obat pada masalah khusus seperti kehamilan, lanjut usia, diabetes, dan penyakit ginjal.
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)Sulistia Rini
Ìý
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan arteri koroner. Dokumen ini membahas pengertian, farmakologi obat, dan mekanisme pemberian obat pada pasien penyakit jantung koroner, khususnya ibu hamil. Beberapa golongan obat yang dibahas meliputi nitrat, beta bloker, dan antagonis kalsium.
Pasien berusia 45 tahun dengan hipertensi dan merokok yang mengeluh rasa sakit pada kaki. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 150/90 mmHg dan kreatinin di atas normal.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang dapat dibagi menjadi primer dan sekunder. Ada beberapa kategori hipertensi berdasarkan tingkat tekanan darah sistolik dan diastolik. Gejala hipertensi bervariasi mulai dari sakit kepala hingga gangguan penglihatan. Faktor risiko hipertensi meliputi genetik, usia, gaya hidup seperti asupan garam, stres, merokok, dan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
2. Pendahuluan
Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara obat
dengan makhluk hidup
Farmakologi berasal dari bahasa yunani yaitu pharmakon yang berarti
senyawa bioaktif dan logos yang berarti ilmu.
Secara umum, farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
efek dan nasib obat dalam tubuh
3. Ruang Lingkup Farmakologi
â–ª Farmakokinetik adalah apa yang dialami obat yang diberikan pada
suatu makhluk hidup, yaitu absorbsi (A), distribusi (D), metabolisme
(M) dan ekskresi (E)
â–ª Farmakodinamik merupakan pengaruh obat terhadap sel hidup,
organ atau makhluk hidup
â–ª Toksikologi merupakan suatu ilmu farmakologi yang berhubungan
dengan efek samping atau sifat toksik suatu senyawa kimia
5. Obat Penyakit Jantung dan Pembuluh
â–ª Diuretika
â–ª Vasodilator (obat-obatan untuk melebarkan pembuluh darah)
â–ª Antihipertensi (obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah
tinggi)
â–ª Antilipemika (obat yang menurunkan kadar lipid plasma)
â–ª Obat-obat jantung
8. Tekanan Darah
â–ª Satuan: mmHg
â–ª TD systolis adalah tekanan pada dinding arteriol sewaktu jantung
menguncup (systole).
â–ª TD diastolis adalah tekanan pada dinding arteriol sewaktu jantung
mengendur kembali (diastole).
â–ª TD bervariasi:
– Rendah: Malam hari ketika tidur
– Tinggi: Siang ketika banyak aktivitas
– Faktor meningkatkan tensi: stress, emosi, letih
9. Faktor fisiologi yang mempengaruhi TD
â–ª a. Regulasi normal tekanan darah oleh RAAS yang sinergis
dengan sistem saraf simpatis
â–ª b.Volume pukulan jantung (stroke volume)
â–ª c. Kelenturan dinding arteri.
10. Regulasi normal tekanan darah oleh RAAS yang
sinergis dengan sistem saraf simpatis
â–ª Sistem Renin Angiotensin Aldosteron (RAAS) ïƒ ginjal
11. Stroke volume
â–ª Arti: jumlah darah yang pada setiap kontraksi dipompa keluar
jantung.
â–ª Semakin besar volume, ini semakin tinggiTD.
â–ª Contoh: garam dapur (NaCl), hormone pria/wanita (pil antihamil) dan
kortikosteroid
12. Kelenturan dinding arteri
â–ª Endapan kolesterol dan kapur (atheroma) mengakibatkanTD lebih
tinggi dibandingkan dinding yang masih elastis.
– Karena : dinding pembuluhnya sudah mengeras
14. Hipertensi
â–ª Hipertensi primer atau idiopatik (90%)
– Faktor genetik: kepekaan terhadap natrium, stress, reaktivitas pembuluh darah
terhadap vasokonstriktor, resistensi insulin dan lain-lain.
– Faktor lingkungan yang berperanan antara lain diet, merokok, stress emosi,
obesitas
▪ Hipertensi sekunder (5 – 10%)
– penyakit ginjal (hipertensi renal)
– endokrin
– kelainan saraf pusat
– obat-obatan (efedrin, fenilpropanolamin, fenilefrin,amfetamin, kokain,
siklosporin, eritropoetin)
15. Gejala & Resiko Hipertensi
â–ª Gejala ïƒ nyeri kepala pagi dan
hilang setelah bangun
â–ª Setelah beberapa tahun baru
dikenali dengan pengukuran
tekanan darah
â–ª Resiko ïƒ kerusakan pada
jantung, otak dan mata.
TD ↑ ïƒ jantung
memompa lebih
keras
Gagal jantung
(sesak, udem
kaki)
Pembuluh darah
mengeras
Resiko pemb.
Darah kapiler
pecah ataupun
infark miokard
Gangguan ginjal
dan mata
23. Obat Hipertensi
Gol. Obat hipertensi ïƒ daya hipotensif
dan efektivitas kurang lebih sama
Diuretic tiazid, alfa bloker, beta bloker, antagonis
kalsium, ACE-inhibitor, vasodilator dan ATII-
receptorblockers.
24. Mekanisme Kerja Obat Antihipertensi
• diuretik.
a. Meningkatkan pengeluaran air dari tubuh
• b-blokers.
b. Memperlambat kerja jantung
• vasodilator langsung (hidralazin, minoksidil), antagoniskalsium, ACEI, dan AT-II blokers.
c. Memperlebar pembuluh
• a-2 agonis sentral (klonidin, metildopa, guanfasin, reserpin).
d. Menstimulasi SSP
• 1) a-1 blokers (prazosin, doxazosin, terazosin, ketanserin, urapidil).
• 2) a-1 dan a-2 blokers : fentolamin.
• 3) b-blokers : propanolol, atenolol, metoprolol, pindolol.
• 4) a,b-blokers : labetolol dan karvedilol.
e. Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh:
25. Efek Samping (ES) Obat Antihipertensi
ES umum:
– hidung mampat (akibat vasodilatasi mukosa)
– mulut kering
– Bradikardia (kecuali vasodilator langsung: justru tachycardia)
– rasa letih dan lesu
– gangguan penglihatan,
– gangguan lambung usus (mual, diare)
– adakalanya impotensi (terutama obat-obat sentral)
ES ini sering bersifat SEMENTARA, hilang dalam 1-2 minggu, dapat dihindari
dengan dosis rendah yang berangsur-angsur dinaikkan.
Sebaiknya obat diminum sesudah makan (p.c.) agar kadar obat dalam plasma
jangan mendadak mencapai puncak tinggi (dengan akibat hipotensi kuat).
26. ES khusus
â–ª a. Hipotensi ortostatis, yakni turunnyaTD lebih kuat bila tubuh tegak
daripada dalam keadaan berbaring.
▪ b. Depresi (obat yang bekerja sentral): reserpin dan metildopa juga pada β-
blokers yang bersifat lipofil (propranolol, alprenolol, dan metoprolol).
â–ª c. Retensi garam dan air menyebabkan bertambahnya berat badan atau
udema (antagonis Ca, reserpin, hidralazin, metildopa).
– ES ini dapat diatasi dengan kombinasi bersama suatu diuretik.
▪ d. Penurunan ratio HDL: LDL (tiazid, klortalidon, dan β-blokers).
â–ª e. Batuk kering (ACEI).
30. 1.Infark jantung (heart attack)
Melemahnya daya
pompa jantung
secara akut
akibat sumbatan
akut (misalnya,
oleh kolesterol-
kapur,
atherosclerosis)
pada salah satu
arteri utama otot
jantung
berakibat bagian
jantung yang
bersangkutan
tidak bisa lagi
menerima darah,
gizi, dan oksigen
dalam 6-12
jam
berangsur-
angsur mati.
31. Pengobatan
Trombolitika : Steptokinase, Alteplase, Urokinase, Antitrombotik (heparin)
- Antiaritmika : Lidokain,amiodaron,sotalol
- Analgetik narkotik : Morfin, petidin, fentanil dan tranquilizer (diazepam, droperidol)
Post medikasi: untuk menghindari infark kedua digunakan:
- Antikoagulansia (zat pengencer darah): asenokumarol, warfarin, dan penghambat thrombin
- Antitrombotik (merintangi penggumpalan trombosit): asetosal, indobufen
- Beta blokers: propanolol, metoprolol, timolol
- Penghambat ACE
- Antilipemika (dianjurkan pada pasien dengan kolesterol tinggi): atorvastatin, simvastatin, lovastatin, pravastatin
32. 2.Angina pectoris
â–ª Serangan nyeri hebat di bawah tulang dada
– Penyempitan satu atau lebih arteri koroner sampai penyaluran darah ke otot
jantung berkurang
â–ª Terutama timbul bila berjalan (naik tangga, bukit) atau
mengeluarkan tenaga lain segera sesudah makan
â–ª Lamanya serangan umumnya antara 5 dan 30 menit.
33. Nitrat organik
Ex: Amil nitrit, nitrogliserin, penta eritritol tetranitrat, isosorbid dinitrat,
eritritil tetranitrat.
Merupakan pro drug yang setelah dimetabolisme mengeluarkan zat aktif
NO yang menyebabkan relaksasi otot polos.
Mekanisme lain: bersifat endothelium-dependent, yang berakibat
dilepaskannya prostasiklin (PGI) dari endothelium yang bersifat vasodilator.
Pada keadaan endothelium mengalami kerusakan, seperti aterosklerosis
dan iskemia, efek ini hilang.
Sediaan: tablet oral, sublingual, salep, transdermal, lepas lambat (bukal),
dan intravena
34. β-bloker
Efek samping:
Blokade reseptor ß2 dapat menimbulkan bronkhospasme pada
pasien dengan penyakit paru ïƒ dikontraindikasikan dengan
pasien asma.
ß-blockers juga menimbulkan vasokontriksi perifer ïƒ
diatasi pemberian ß1-blocker (selektif).
Menurunkan penggunaan oksigen otot jantung dengan cara menurunkan frekuensi denyut jantung (blok reseptor ß1),
tekanan darah dan kontraktilitas.
Suplai oksigen meningkat karena penurunan frekuensi denyut jantung sehingga perfusi coroner membaik saat diastole.
Ex:
asebutolol, atenolol, bisoprolol, nadolol, propranolol, dan lain-lain.
35. Antagonis Ca/ CCB (Calsium Channel
Blocker)
Ex: diltiazem dan verapamil
menghambat masuknya kalsium
ke dalam sel ïƒ terjadi relaksasi
otot polos vaskuler, menurunnya
kontraksi otot jantung dan
menurunnya kecepatan nodus SA
serta konduksiAV.
Efek samping: hipotensi, reflex
takikardia.
36. Terapi Kombinasi
ïƒ meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek samping misalnya.
Contoh terapi kombinasi:
▪ 1) nitrat organic dan beta-blocker: ß-blocker dapat menghambat
reflex takikardia dan inotropic positip oleh nitrat organik;
▪ 2) penghambat kanal kalsium dan beta-blocker: ß-blocker dapat
mengurangi reflex takikardia yang disebabkan oleh penghambat
kanal kalsium;
â–ª 3) penghambat kanal kalsium dan nitrat organic: bersifat aditif;
â–ª 4) penghambat kanal kalsium, beta-blocker dan nitrat organic: bila
serangan angina tidak membaik dengan 2 kombinasi obat.
37. 3. Aritmia
ïƒ gangguan ritme yang dapat berupa kelainan dalam
frekuensi denyut jantung, dimana serambi atau bilik
berdenyut lebih cepat atau lebih lambat dari normal.
Begitu pula penyaluran impuls dapat terganggu
karena hipertensi atau kebocoran katup jantung
38. Antiaritmia
Kerja antiaritmika berdasarkan penurunan frekuensi jantung (efek
kronotop negatif) yang mencegah atau meniadakan gangguan
tersebut dengan jalan menormalisasi frekuensi dan ritme pukulan
jantung.
Obat kelas I: zat stabilitasi membran dengan efek kinidin, yaitu zat anestetik lokal
• Dibagi menjadi 3 kelompok:
• a) Kelompok kinidin: memperpanjang masa refrakter dan aksipotensial sel-sel myocard contoh: kinidin, disopiramida, dan
prokainamida.
• b) Kelompok lidocain: bekerja mempersingkat masa refrakter dan aksipotensial sel-sel myocard. Contoh: lidokain, mexiletin, fenitoin,
aprindin (Fiboran®), dan tocainide (Tonocard®).Obat epilepsi fenitoin khusus digunakan pada aritmia akibat keracunan digoxin.
• c) Kelompok propafenon: memperpanjang sedikit masa refrakter dan aksipotensial. Contoh: propafenon dan flecainida (Tambocor®)
39. 2) Obat kelas II ß-blockers: Mengurangi (hiper) aktivitas adenergik di myocard dengan
penurunan frekuensi dan daya kontraksinya.
• Contoh: atenolol, metoprolol, asebutolol, bisoprolol, nadolol, carteolol, dan lain-lain.
3) Obat kelas III (K-channels blockers): akibat blokade saluran kalium, masa refrakter dan
lamanya aksipotensial diperpanjang.
• Contoh: amiodaron, sotalol, ibutilide (Convert®) dan dofetilide (Tikosyn®).
4) Obat kelas IV (antagonis kalsium): akibat penghambatan pemasukkan ion Ca, yaitu
memperlambat penyaluran impuls atrio ventrikuler (AV) dan memperpanjang masa refrakter.
• Contoh: verapamil dan diltiazem.
5) Obat lainya: adenosin dan digoksin.
40. Efek samping
â–ª a. dekompensasi
â–ª b. efek aritmogen, menimbulkan atau memperburuk aritmia bilik,
â–ª c. gangguan penerusan impuls (AV block) dan bradycardia;
â–ª d. gangguan lambung-usus: nausea, mual, diare, anoreksia, dan lain-
lain;
â–ª e. efek neurologis: neuropati perifer, tremor, nyeri kepala, lelah, suka
tidur, impian, khayal, dan lain-lain.
Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan menggunakan
antiaritmika kecuali lidokain yang dianggap aman selama masa
hamil tapi sedikit mencapai air susu ibu.
41. 4. Gagal Jantung (Decompensatio cordis)
Penyebab penting dekompensasi antara lain
adalah infark, kerusakan katup, gangguan
ritme dan hipertensi.
Gejala:
• Terpenting berupa sesak napas(dyspnoe), yang semula
pada waktu mengeluarkan tenaga, tetapi dalam kasus
yang lebih berat, juga pada saat istirahat (berbaring).
• udema di pergelangan kaki dengan vena memuai,
karena darah balik terlambat kembalinyake jantung.
42. Penanganan
â–ª Keadaan insufisiensi ini umumnya di lakukan dengan 3 tindakan
untuk meniadakan kelebihan cairan, yakni:
– a. banyak istirahat untuk meringankan beban jantung;
– b. pembatasan asupan garam;
– c. pengobatan dengan diuretika untuk memperbesar ekskresi cairan.
43. Pengobatan
â–ª a. Diuretika
– diuretikum kuat furosemida
– maka dapat di tambahkan thiazida.
â–ª b. Glikosida jantung (digoksin) memperkuat daya-kontraksi
jantung yang lemah, sehingga memperkuat fungsi pompa.
â–ª c. Penghanbat ACE. ACEI (enalapril, lisinopril, dan lain-lain) dan
AT-II-blockers (losartan, valsartan, irbesartan, dan lain-lain).
â–ª d. Vasodilator Koroner juga berefek mengurangi beban jantung,
seperti nitroprusida (i.v), prazosin, dan hidralazin.
44. 5. Shock Jantung
â–ª Kekurangan pemasukan darah ke jaringan bergejala kulit pucat dan
gelisah, denyut jantung cepat dan lemah, lalu pingsan.
â–ª Penyebab: tachycardia hebat dan radang otot jantung (myocarditis).
â–ª Pengobatan:
– zat-zat vasopresor/inotrop (dopamin, dobutamin, ibopamin) yang menaikkan
volume-menit jantung dan tekanan darah.Adakalanya dianjurkan pula
pemberian kortison dalam dosis tinggi.
45. 6. Kardiotonika
â–ª Kardiotonika adalah obat-obat dengan khasiat memperkuat
kontraktilitas otot jantung(efek inotrop positif) terutama digunakan
pada gagal jantung (dekompensasi) untukmemperbaiki fungsi
pompanya.
â–ª Kelompok kardiotonika terdiri dari:
– glikosida jantung (digoksin, metildigoksin, dan digitoksin)
– dopaminergika (dopamin, ibupamin, dan dobutamin)
– penghambat fosfodiesterase (amrinon dan milrinon).
46. a. Glikosida Jantung
Semua obat ini berasal dari tumbuhan dan yang terpenting adalah digitalis
• gangguan lambung-usus: anoreksia, mual, muntah, diare, dan nyeri perut. Efek sentral yang ditimbulkan: pusing,
lemahotot, gelisah, dan konvulsi.
• aritmia jantung
Efek samping
• berdasarkan kompetisi antara digoksin dan ion-ion kalium untuk reseptor pada bagian luar dari membran sel otot.
Mekanisme kerjanya
• dapat ditanggulangi dengan penghentian pemberian obat, memberikan suplemen kalium dan obat-obat anti aritmia
dan wanita hamil diperbolehkan memakai digoksin dalam dosis normal.
Efek samping
• Metildigoksin (Lanitop) adalah derivat metil semi-sintesis. Di dalam hati zat ini dirombak menjadi digoksin.
Ex:
47. b. Dopaminergika
Dopamin adalah neurotransmitter sentral yang dipakai sebagai precusor adrenalin.
Di jaringan perifer terdapat dua jenis reseptor, yakni reseptor DA 1 dan DA
Stimulasi reseptor oleh dopaminergika menghasilkan efek yang sama dengan khasiat
dopamine.
• Reseptor DA1 terutama berada di otot polos jantung, otak, dan ginjal.
• Aktivasi menimbulkan vasodilatasi, memperkuat kontraktilitas jantung, menderaskan penyaluran
darah, ekskresi Na, dan diuresis.
• Dopaminergika DA 1 yang menstimulasi reseptor DA 1 adalah dopamin, dobutamin, dan ibopamin
• Reseptor DA terdapat disaraf dan ganglia simpatis juga dalam jantung dan kulit.
• Aktivasinya mengakibatkan penghambatan pelepasan adrenalin. Pada kulit anak ginjal stimulasi
pelepasan aldosteron. Stimulasi reseptor DA2 di adenohipofisis dan chemotrigger zone (CTZ)
menghambat pelepasan prolaktin dan menginduksi muntah.
48. 1) Dopamin
â–ª Neurotransmitter yang merupakan precusor langsung dari adrenalin
dan noradrenalin yang diinaktifkan olem MAO.
â–ª Dopamin digunakan pada keadaan shock, antara lain sesudah infark
jantung dan bedah jantung terbuka.
â–ª Efek sampingnya berupa gangguan ritme, nyeri kepala, muntah, dan
rasa sesak. Dobutamin adalah derivat sintetis yang primer bekerja
memperkuat daya kontraksi jantung akibat stimulasi reseptor ß-nya.
49. 2) Ibopamin
â–ª Khusus bekerja terhadap reseptor DA1 dengan vasodilatasi perifer.
â–ª Digunakan khusus pada dekompensasi ringan dan dikombinasikan
dengan diuretikum.
â–ª Efek samping yang dihasilkan antara lain debar jantung, tachycardia,
gangguan ritme dan lambung usus, nyeri kepala dan pusing,
hipotensi dan hipertensi..
50. c. Penghambat Fosfodiesterase.
Obat-obat ini berkhasiat inotrop positif dan vasodilatasi.
Mekanisme kerja menghambat phosphodiesterase type-3(PDE-3) di myocard dan pembuluh hingga kadar
cAMP intraseluler dinaikkan ïƒ mengakibatkan peningkatan resorpsi kalsium dalam sel myocard dengan
efek perbaikan kontraktilitas jantung.
Di jaringan otot polos, kadar cAMP yang meningkat dapat menurunkan penyerapan kalsium dengan efek
vasodilatasi.
Contoh Obat : amrinon dan milrinon, sedangkan dipiridamol tidak digunakan pada dekompensasi
melainkan pada angina pectoris. Zat ini juga berkhasiat menghambat agregasi.
Editor's Notes
#9: Jantung menguncup (kontraksi) darah dengan pesat dipompa ke dalam pembuluh nadi besar (aorta) dengan tekanan agak tinggi. Selanjutnya melalui arteri dan arteriole tekanan akan semakin berkurang. Tekanan ini perlu agar darah dapat mencapai seluruh organ dan jaringan dan kemudian untuk bisa kembali ke jantung melalui vena.
hipertensi diperlukan minimal 3 pengukuran pada waktu yang berlainan (berselang minimal 1 minggu). Pengulangan ini perlu untuk meniadakan factor yang dapat meningkatkan tensi
#11: ginjal dapat membentuk dan melepaskan enzim proteolitis renin. Dalam plasma renin menghidrolisa protein angiotensinogen (yang terbentuk dalam hati) menjadi angiotensin I ((AT I). Zat ini diubah oleh enzim Angiotensin Converting Enzyme (ACE, yang disintesis antara lain di paru-paru) menjadi zat aktif angiotensin II (AT II). AT II ini antara lain berdaya vasokonstriktif kuat dan menstimulasi sekresi hormone aldosterone oleh anak ginjal dengan sifat retensi garam dan air. Akibatnya, volume darah dan TD naik lagi menjadi normal.
Sistem saraf simpatis melepas neurotransmitter adrenalin dan nor-adrenalin, bersifat antara lain menciutkan arteri perifer hingga TD naik. Ex: gelisah, takut, marah , olah raga dan merokok
#12: Beberapa zat, misalnya
garam dapur (NaCl), hormone pria/wanita (pil antihamil) dan kortikosteroid dapat
mengikat air, sehingga volume darah total meningkat. Sebagai efeknya, tekanan atas
dinding arteri meningkat dan jantung harus memompa lebih keras untuk menyalurkan
volume darah yang bertambah. Hasilnya TD akan naik.
#16: TD yang terlalu tinggi menyebabkan jantung memompa lebih keras yang akhirnya mengakibatkan gagal-jantung (decompensatio) dengan rasa sesak dan udema di kaki. Pembuluh juga akan lebih mengeras guna menahan TD yang meningkat. Pada umumnya risiko terpenting adalah serangan otak (stroke, dengan kelumpuhan separuh tubuh) akibat pecahnya suatu kapiler dan mungkin juga infark jantung, cacat pada ginjal dan pembuluh mata yang dapat mengakibatkan kemunduran penglihatan.
#31: Di jaringan mati terbentuk parut, terutama parut besar dapat mengganggu fungsi pompa jantung. Bila daerah infark kecil, sisa otot jantung
yang sehat memiliki cukup tenaga cadangan untuk menanggulangi kehilangan tersebut. Sebaliknya jika infark terlalu luas, detak jantung akan berhenti total.
Berlainan dengan angina pectoris serangan nyeri pada infark sering kali timbul dalam
keadaan istirahat dan bertahan lebih lama (sampai beberapa jam), juga bersifat lebih hebat dan tidak dapat diatasi dengan nitrogliserin.
#33: Jenis-jenis angina:
Angina stabil. Merupakan angina yang paling umum ditemukan dan terjadi akibat penciutan arteri jantung (stenosis) yang terjadi sesudah mengeluarkan tenaga atau emosi. Juga terdapat pola tertentu mengenai sakit dan frekuensi serangannya.
Angina tidak stabil. Serangan angina berulang dengan frekuensi dan lama serangan yang progresif, serangan infark jantung akut dan kematian yang mendadak (kematian terjadi dalam 1 jam sejak timbulnya gejala). Serangan terjadi baik waktu kerja fisik maupun waktu istirahat.
Angina varian atau angina Prinzmetal. Serangan angina yang terjadi saat istirahat dan diikuti dengan peningkatan segmen ST pada EKG karena vasospasme koroner
#39: Periode refrakter adalah waktu. antara akhir kontraksi dan kembalinya sel jantung ke keadaan siap.
#41: Dekompensasi : kehilangan kemampuan dalam menjaga fungsinya
Decompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk mempertahankan peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung
#44: Diuretika mengeluarkan kelebihan cairan sehingga pembebanan jantung berkurang
Sering kali diuretika dikombinasi dengan digoksin, yang juga berdaya mengatasi resistensi diuretika dengan jalan memperbaiki Volume-menit jantung.
Zat-zat inotrop positif lainnya, seperti dopaminergika (dopamin, ibopamin, dan lain-lain, tidak di anjurkan. Penghambat fosfodiesterase pun tidak di anjurkan berhubung efek buruknya terhadap sel-sel jantung.
ACE I dan ARB ïƒ Obat-obat ini berkasiat vasodilatasi perifer dan mengurangi preload maupun afterload darah yakni beban darah masing-masing sebelum dan sesudah mencapai jantung.
. Vasodilator Koroner juga berefek mengurangi beban jantung, seperti nitroprusida (i.v), prazosin, dan hidralazin.
Obat-obat ini menurunkan afterload dengan jalan vasodilatasi arteri. Nitrat sebagai dilator vena mengurangi preload darah. Mengenai penggunaan antagonis-Ca tidak dapat kesepakatan berhubung dengan efek inotrop negatifnya.
#45: Komplikasi infark jantung ini sangat ditakuti, karena sering kali fatal.
#51: Amrinon
Obat ini terutama digunakan untuk penanganan singkat (maksimal 48 jam) dekompensasi kronis yang sukar dikendalikan dengan obat lain.
Efek samping yang ditimbulkan berupa gangguan lambung-usus, demam, hipotensi, dan aritmia.