Liver disease atau penyakit liver merupakan gangguan kesehatan yang terjadi karena adanya kerusakan pada organ hati. Umumnya, seseorang dapat dikatakan menderita penyakit ini jika kerusakan sel-sel dalam organ hatinya telah mencapai 75%.
Ìý
Penyakit hati dapat menyebabkan penurunan fungsi hati yang perkembangan penyakitnya melalui beberapa tahap, di antaranya:
Tahap 1: kondisi yang terjadi ketika terdapat peradangan pada sel-sel hati sehingga menyebabkan jaringan hati menjadi lunak dan membengkak.
Tahap 2: pada tahap ini, jaringan liver mulai terjadi fibrosis atau pembentukan jaringan parut sehingga turut memengaruhi fungsi hati.
Tahap 3: tahapan yang ditandai dengan sirosis atau kerusakan parah karena adanya penumpukan jaringan parut pada hati dan sudah berlangsung lama. Pada tahap ini, hati sudah tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat menimbulkan gejala yang lebih serius.
Tahap 4: kondisi ketika fungsi hati telah hilang sepenuhnya atau dikenal dengan gagal hati. Pada tahap ini, kerusakan hati sudah bersifat terminal atau tidak dapat disembuhkan lagi sehingga memerlukan penanganan khusus, salah satunya adalah transplantasi hati.
Artikel ini dibuat dan diterbitkan oleh Siloam Hospitals, baca selengkapnya di: *https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-penyakit-liver*
Dapatkan informasi atau layanan kesehatan terkini Siloam Hospitals di:
*Instagram*: https://instagram.com/siloamhospitals/
*Contact Center*: (021)1-500-181
*Siloam-At-Home*: https://wa.me/628111950181
Download aplikasi MySiloam untuk kemudahan pelayanan kesehatan Anda:
*IOS*: https://apple.co/3PYwuZK
*Android*: https://bit.ly/SiloamPS
hati merupakan organ yang dapat membantu proses kerja di dalam tubuh manusia, yang dimana salah satu fungsinya yaitu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh sehingga dapat menetralisir racun yang dapat membahayakan tubuh.
Teks tersebut membahas tentang definisi, etiologi, klasifikasi, gejala, patofisiologi, dan diagnosis hepatitis. Secara ringkas, hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh berbagai virus seperti virus hepatitis A, B, C, D, dan E, yang menimbulkan gejala seperti demam, nyeri perut, dan kuningnya kulit. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan fungsi hati, darah, dan biopsi hati.
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh infeksi virus atau racun. Terdapat beberapa jenis hepatitis seperti hepatitis A, B, C, dan E yang menyebabkan gejala seperti sakit kepala, demam, dan kuningnya kulit. Hepatitis dapat ditularkan melalui kontak darah, seks, atau makanan terkontaminasi. Pencegahannya melalui imunisasi dan menghindari paparan risiko penularan penyakit.
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus, menyebabkan kerusakan sel hati. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis virus seperti virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Gejalanya meliputi demam, nyeri otot, kuningnya kulit dan mata. Penularannya melalui kontak darah dan feses, sehingga pencegahannya meliputi sanitasi yang baik dan menghindari kontak dengan pasien hepatitis.
Identitas pasien menunjukkan gejala demam, mual dan muntah, serta mata dan kulit kuning. Pemeriksaan menemukan peningkatan enzim hati dan bilirubin, serta tes positif untuk hepatitis A. Diagnosis adalah hepatitis A akut yang umumnya sembuh sendiri meskipun dapat menimbulkan komplikasi pada kelompok berisiko.
Pasien berusia 19 tahun datang dengan keluhan mata kuning dan kencing berwarna coklat selama 3 hari. Seminggu sebelumnya pasien mengalami demam dan diare yang disembuhkan dengan obat sendiri. Hal ini menunjukkan hepatitis akut yang mungkin disebabkan infeksi virus.
1. Pasien laki-laki usia 55 tahun dengan keluhan sesak nafas, bengkak badan, dan asites yang didiagnosis menderita cardiac sirosis, sirosis hati, asites permagna, dan efusi perikardium berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan gambar thoraks dan USG abdomen.
Dokumen ini membahas tentang laporan kasus pasien dengan hepatoma rawat inap di RS Dr. Sardjito Yogyakarta. Hepatoma adalah kanker hati primer paling umum yang disebabkan hepatitis kronik virus B dan C, serta faktor risiko seperti sirosis hati. Gejala umumnya adalah pembesaran hati, asites, demam, dan peningkatan alfa-fetoprotein. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik, biokimia darah, ultrasonografi, CT scan, dan
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus, menyebabkan kerusakan sel hati. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis virus seperti virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Gejalanya meliputi demam, nyeri otot, kuningnya kulit dan mata. Penularannya melalui kontak darah dan feses, sehingga pencegahannya meliputi sanitasi yang baik dan menghindari kontak dengan pasien hepatitis.
Identitas pasien menunjukkan gejala demam, mual dan muntah, serta mata dan kulit kuning. Pemeriksaan menemukan peningkatan enzim hati dan bilirubin, serta tes positif untuk hepatitis A. Diagnosis adalah hepatitis A akut yang umumnya sembuh sendiri meskipun dapat menimbulkan komplikasi pada kelompok berisiko.
Pasien berusia 19 tahun datang dengan keluhan mata kuning dan kencing berwarna coklat selama 3 hari. Seminggu sebelumnya pasien mengalami demam dan diare yang disembuhkan dengan obat sendiri. Hal ini menunjukkan hepatitis akut yang mungkin disebabkan infeksi virus.
1. Pasien laki-laki usia 55 tahun dengan keluhan sesak nafas, bengkak badan, dan asites yang didiagnosis menderita cardiac sirosis, sirosis hati, asites permagna, dan efusi perikardium berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan gambar thoraks dan USG abdomen.
Dokumen ini membahas tentang laporan kasus pasien dengan hepatoma rawat inap di RS Dr. Sardjito Yogyakarta. Hepatoma adalah kanker hati primer paling umum yang disebabkan hepatitis kronik virus B dan C, serta faktor risiko seperti sirosis hati. Gejala umumnya adalah pembesaran hati, asites, demam, dan peningkatan alfa-fetoprotein. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik, biokimia darah, ultrasonografi, CT scan, dan
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
2. Anatomi dan Fisiologi
Hati
âš«Merupakan organ intestinal paling
besar dalam tubuh manusia. Berat
rata-rata 1,2-1,8 kg atau kira-kira
2,5% berat tubuh.
âš«Merupakan organ penting
dalam pengaturan
homeostasis tubuh.
âš«Sel hati (hepatosit) mempunyai
8. Klasifikasi Penyakit
Hati • Semua jenis peradangan pada
hati.
• Penyebab : obat dan virus.
Hepatiti
s
• Parut/bekas luka yang merupakan
cara hati pemperbaiki kondisinya
setelah terjadi peradangan
Sirosi
s
hati
• Terbanyak adalah Hepatocellular
carcinoma
• Penyebab hepatitis B atau C
kronis,
Hemocchromatosis
Kanke
r
hati
9. Lanjutan klasifikasi
penyakit hati
• Penimbunan lemak > 5% dari berat
hati/mengenai > dari separuh
jaringan hati
• Terdiri atas Alcoholic steatohepatitis
dan non Alcoholic steatohepatitis.
Perlemakan
hati
• Keadaan akibat kegagalan
produksi/pengeluaran empedu.
• Menyebabkan tidak terjadinya
penyerapan lemak dan vitamin A D E
K.
• Gejala Jaundice timbul bila
kadar bilirubin dalam darah >
3 mg/dl.
Kolestasis/
Jaundice
10. Lanjutan klasifikasi
penyakit hati
• Kelainan metabolisme besi
yang ditandai pengendapan
besi berlebihan pada jaringan
• Uji laboratorium transferin
dan feritin.
Abses
Hati
• Disebabkan oleh infeksi
bakteri atau amuba.
Hemochromatos
is
15. Lanjutan Gejala Penyakit
Hati
Mual
muntah
Nyeri abdomen, kadang disertai pendarahan
usus
Tungkai dan abdomen
membengkak
Di bawah kulit tampak pembuluh darah kecil dan merah
(spider navy) telapak tangan memerah dan kulit mudah
memar
16. Lanjutan Gejala Penyakit
Hati
Darah keluar melalui rektum dan
mulut
(hemetemesis& melena
Gangguan mental (encephalopathy
hepatic)
Demam yang persisten, menggigil dan
berat badan turun abses hati
18. Perbandingan Virus
Hepatitis
Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis D Hepatitis E
Inkubas
i
2-4
minggu
1-6
bulan
2 minggu-
6 bulan
3 minggu-
3 bualn
3-6
minggu
Penulara
n
Fekal-oral
Jarang
terjadi
melalui
darah/sek
s
- Darah
- Seksual
-
Perinatal
-Seksual
Sering
pada
penderita
yang
sering
berganti
-Darah
-Seksual
-Fekal
oral
-
Kontamina
si
makanan
19. Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis D Hepatitis E
Kelompok - Militer -Pecandu Pecandu -Pecandu - Pelancung
beresiko - Penitipan -Homo – -Tenaga -Penderita daerah
anak seksual kesehatan hepatitis B. endemik
-Tenaga - Resipien
kesehatan darah
- Resipien
darah
Diagnosis IgM anti -IgM antii Klinis - IgM anti Klinis
akut HAV HBc HDV
-HBs Ag
Diagnosis -Anti HBc HCV Ag HDV Ag
Kronis total
-HBs Ag
21. Terapi non
Farmakologi
Diet seimbang. Bila bertambah
parah diperlukan diet rendah
protein.
Segera beristirahat bila merasa
lelah
Menghindari minum alkohol
25. Terapi hepatitis
A
âš«Menggunakan Imunoglobulin A
âš«Dosis anak-anak dan dewasa sama
âš«Setelah terpapar virus dan untuk
pencegahan < 3 bulan adalah
dosis tunggal 0.02 mL/kg secara
intramuskular.
⚫Untuk pencegahan ≤ 5 bulan,
dosis tunggal 0.06 mL/kg
pada ototgluteal.
âš«Pada usia kurang dari 24 bulan, Ig
bisa diberikan pada anterolateral