FDD menggunakan dua frekuensi terpisah untuk komunikasi dua arah antara stasiun basis dan stasiun mobile secara simultan, sedangkan TDD membagi waktu pada satu frekuensi untuk komunikasi dua arah secara bergantian. UMTS menggunakan baik FDD maupun TDD dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode untuk area pelayanan yang sesuai.
1 of 3
Download to read offline
More Related Content
Fdd & tdd
1. a) Frequency Division Duplex (FDD)
FDD mempunyai kemampuan untuk menyelenggarakan suatu
komunikasi yang simultan antara mobile station dengan base
station. Untuk keperluan ini maka FDD menyediakan dua
band frekuensi sebagai channel yang terpisah untuk masing-
masing pengguna. Satu band frekuensi digunakan untuk
melayani trafik dari base station ke mobile station yang
dikenal dengan sebutan forward band, satu band lagi
digunakan unuk melayani trafik dari mobile station ke base
station, yang biasa disebut dengan reverse band. Suatu base
station menggunakan dua antenna yang terpisah, yaitu antenna
untuk keperluan transmisi dan satu antenna lagi yang
digunakan untuk keperluan penerimaan sinyal. Penggunaan
dua antenna yang terpisah pada base station diperlukan untuk
mengakomodasi dua channel yang terpisah.
Sedangkan pada mobile station hanya menggunakan satu
antenna yang difungsikan baik untuk keperluan transmisi
ataupun untuk keperluan penerimaan sinyal. Karena hanya
menggunakan sebuah antenna saja untuk menghandle dua
kepentingan yang berbeda maka pada mobile station
menggunakan suatu alat yang dinamakan duplexer. Duplexer
ini diletakkan didalam mobile unit yang digunakan untuk
mengaktifkan antenna yang sama agar dapat digunakan secara
simultan untuk keperluan transmisi maupun penerimaan
sinyal.
b) Time Division Duplex (TDD)
Dalam suatu komunikasi radio dimungkinkan penggunaan
secara bersama suatu channel berdasarkan pembagian yang
dilakukan pada domain waktu. Atas dasar pemikiran inilah
yang membuat TDD dapat digunakan sebagai metode full
2. duplex dalam menyelenggarakan suatu komunikasi dua arah
yang bersifat simultan.
Masing-masing pengguna mempunyai dua channel yaitu
forward dan reverse yang terbentuk dari alokasi slot-slot
waktu, sehingga TDD mengijinkan dua channel tersebut
terletak pada band frekuensi yang sama. Suatu slot waktu
akan dipisahkan untuk digunakan sebagai channel forward
dan channel reverse . Sehingga dengan demikian dua
keperluan yang berbeda yaitu transmisi dan penerimaan sinyal
dapat ditangani oleh dua channel. Sebenarnya TDD bukan
merupakan full duplex secara penuh, lebih tepat jika
dikatakan bahwa TDD merupakan semi full duplex. Hal ini
dikarenakan bahwa TDD tidak dapat melayani komunikasi
yang simultan pada saat waktu yang bersamaan.
Syarat agar metode duplex TDD dapat digunakan dalam suatu
sistem komunikasi adalah bahwa laju data transmisi pada
suatu channel harus lebih besar dari laju data dari pengguna.
Sesuai dengan standar IMT-2000, maka UMTS menggunakan
metode duplex baik FDD maupun TDD. Metode duplex FDD
dan TDD masing-masing mempunyai kelemahan dan
kelebihan tersendiri apabila diaplikasikan dalam suatu area.
UMTS akan mengambil keunggulan dari masing-masing
metode duplex tersebut untuk diterapkan pada area
pelayanannya yang sesuai sehingga dengan demikian efisiensi
akan didapatkan.
Untuk memberikan pelayanan terhadap suatu area secara
maksimal dan efisien maka area pelayanan dari UMTS terbagi
atas sel-sel kecil dan sel-sel besar. Dimulai dari pikosel,
mikrosel, makrosel hingga sel yang bersifat global yang
pelayanannya menggunakan satelit. Penggunaan dua metode
duplex tersebut didasarkan atas pembagian ruang lingkup
pelayanan dari UMTS.
3. Keuntungan menggunakan teknik Multiplexing yaitu biaya
komunikasi semakin murah dan terjangkau, karena pada
intinya :
1. Irit biaya implementasi jaringan fisik. Diperbaharui dan
diperkompleks adalah ada sisi perangkat terminalnya
saja, baik terminal receiver dan transmitter yang intinya
lagi berfungsi sebagai DECODER dan ENCODER
sinyal.
2. Perangkat terminal semakin portable dan irit tempat dan
rak. Sehingga mengurangi biaya alokasi perangkat
menghemat biaya implementasi fisik.
3. Predictable. Mudah di expand dan dikembangkan kearah
yang lebih luas dalam jangka panjang, tanpa terlalu
signifikan merubah-rubah lagi installatir dan topologi
fisik jaringannya.
4. Perangkat terminal (ENCODER dan DECODER) sinyal
yang semakin kompleks dan canggih, menggunakan
prosessor dan chipset yang semakin cepat processingnya
sehingga memungkinkan MAPPING Time Slot yang
lebih kompleks lebih cepat timing miltitaskingnya.