Hemoglobin berperan penting dalam transportasi oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbon dioksida kembali ke paru-paru. Hemoglobin terdiri dari heme dan globin yang membentuk kompleks dengan oksigen untuk membentuk oks hemoglobin. Kurva disosiasi hemoglobin dipengaruhi oleh pH, karbon dioksida, dan oksigen terlarut yang memungkinkan transfer oksigen sesuai kebutuhan jaringan. Efek Bohr dan Root mempengaruhi
1 of 4
Download to read offline
More Related Content
Fha hemoglobin
1. Andi Lia Fadhilah
230110120092 Fisiologi Hewan Air
B
HEMOGLOBIN
1. Pengertian
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di
dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen di bawa dari paru-paru
ke jaringan-jaringan (Evelyn,2000). Hemoglobin merupakan molekul yang
terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan rantai polipeptida globin (alfa,beta,gama,
dan delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas
darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb dinyatakan dengan menyebut
jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asama amino pada
rantai alfa, dan 146 mol asam amino pada rantai beta, gama dan delta. Nama
Hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin. Heme adalah gugus
prostetik yang terdiri dari atom besi, sedang globin adalah protein yang dipecah
menjadi asam amino. Hemoglobin terdapat dalam sel-sel darah merah dan merupakan
pigmen pemberi warna merah sekaligus pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh
sel-sel tubuh.
2. Fungsi
Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan
tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk
dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen : menerima,
menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang lebih 80%
besi tubuh berada di dalam hemoglobin (Sunita, 2001).
Menurut Depkes RI adapun guna hemoglobin antara lain :
ï‚· Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan
tubuh.
ï‚· Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan
tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
2. ï‚· Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah
kekurangan darah atau tidak.
3. Kurva Disosiasi
Sifat penting darah dalam transport oksigen adalah ikatan yang reversibel oksigen
dengan Hb: Hb + O2 ↔ HbO2
Pada konsentrasi tinggi Hb berkombinasi dgn O2 untuk membentuk Oksihemoglobin
(HbO2)dan reaksi bergeser ke kanan. Tiap atom Fe dalam mol. Hb mengikat satu mol O2.
Bila kita plot jumlah Oksihemoglobin yang ada pada tiap konsentrasi O2 diperoleh
kurvadisosiasi oksigen – hemoglobin.
pH turun dari 7,5 menjadi 7,2 tanpa merubah PCO2, afinitas hemoglobin terhadap
oksigen turun,kurva bergeser kekanan
• Kurva disosiasi oksigen pada ikan berhubungan dengan aktivitasnya. Pada ikanyang
aktif dan berenang cepat, seperti misalnya ikan tuna, dan biasanya hidup di air yang
kaya oksigen, kurva disosiasinya lebih kekanan dibandingkan ikan-ikanlain. Afinitas
3. oksigen yang rendah tersebut diperlukan untuk pelepasan oksigen ke jaringan pada
aktivitas metabolik tinggi.
• Sebaliknya, pada ikan yang bergerak lamban dan berada di dasar perairan
yangkandungan oksigennya rendah biasanya toleran terhadap kekurangan oksigen.
4. Efek Root
Efek Root didefinisikan sebagai penurunan kadar oksigen dalam darah, pada level O2
atmosfer, pada saat pH darah menurun. Root efek hanya ditemukan di ikan teleost
[dengan pengecualian Amia calva] dan level Hb, efek root dipikirkan secara berlebih
sebagai efek Bohr. Dasar lengkap tentang efek Root yang tersisa masih belum
terpecahkan. Secara pisiologi, Efek root implikasi yang sangat berbeda untuk
transportasi gas dibandingkan efek Bohr. Efek Root dikarenakan angka kecepatan O2
dari Hb ke mata dan sirip. Dengan demikian, karakteristik Hb dan bentuk sistem laju
dalam ikan teleost membentuk perkalian O2 yang tidak ada bandingnya di kerajaan
bintang dan mampu membagkitkan tekanan darah hampir 20 kali yang ditemukan
dalam arteri darah.
Ini adalah penelitian dari 56 generasi ikan amazon, yang pertama diindinkasikan
bahwa efek root ialah korelasi yang terbaik dengan presentase dari koroid
dibandingkan dengan sirip. Efek Root efek terbesar diobservasi dengan spesies ini
dengan kedua retia. Tidak nyata hubungan antara presentase Root efek dan jumlah
Hb, level aktifitas, toleransi hypoxia, level presentase habitat tropikal, Pada
umumnya, efek Root tidak ada atau sangat kecil pada Gymotodea dan Siliroidea,
sama pada ikan penghirup udara. Efek Root telah didemostrasikan sekurang-kurang
pada 2 ikan penghirup udara. A Gigas dan H. Unitaenatus. Karena Ikan penghirup
udara ini tipikalnya mempunyai lebih tinggi darah PCO2 dan pH rendah dibandingkan
Penghirup air, ini telah diusulkan pada wal tahun 1931 bahwa ikan penghirup udara
akan memiliki Hb relatif tidak sensitif dibandingkan pHnya. Dengan demikian tidak
diharapkan untuk memiliki efek Root. Unruk kebanyak bagian, pada kasus ini. Untuk
Gigas dan H. Unitaenaitus, presentase efek Root telah dikomfirmasi dalam
hemolizates pada pH = 5,5. Pada penelitian lainnya. Nyata bahwa efek Root pada
hemolyzates dari Gigas tidak diteliti sebelum pH menurun dibawah 6,2 tidak seperti
terjadi pada Vivo dimana sel darah merah beristirahat pada pH 7,22 ± 0,02. Dengan
demikian tidak heran bahwa ikan penghirup udara memiliki efek Root. Disajikan
4. tidak diperbaikan O2 pada insang atau ABO pada di vivo. Seharusnya ditandai bahwa
presentase efek Root pada ikan penghirup udara ini yang telah dikonfirmasi pada
tidak adanya organik pospat yang merawat pontensial terhadap efek Root dan
pengningkatan pH.
5. Efek Bohr
Efek Bohr ialah pengaruh Karbon dioksida terhadap kurva oksigen terlarut dari darah.
Pergeseran kurva ke sebelah kanan berarti suatu pengurangan dalam afinitas dari
hemoglobin untuk oksigen.
Efek Bohr ialah sifat dari hemoglobin yang pertama kali digambarkan oleh psikologis
Denmark Christian Bohr pada 1904, yang menyatakan bahwa dalam persentasi karbon
dioksida, keafinitasan oksigen untuk pigmen respirasi disosiasi, yaitu hemoglobin;
karena efek bohr, peningkatan level karbon dioksida dalam darah atau penunrunan pH
menyebabkan hemoglobin bergabung dengan oksigen dengan afinitas lemah.
Efek fasilitas transport oksigen seperti hemoglobin membungkus oksigen di dalam
paru-paru, tetapi kemudian melepaskan ke jaringan-jaringan yang paling
membutuhkan oksigen. Ketika jaringan tersebut metabolismnya meningkatan.
Produksi karbon dioksidanyapun meningkat. Karbon dioksida dengan cepat dijadikan
molekul bikarbonat dan proton asam oleh enzim karbonik anhydrase
CO2+ H2O Gagal bereaksi
H+ + HCO3
−
Hal ini menyebabkan pH jaringan menurun dan juga meningkatkan oksigen terlarut
dari hemoglobin, memperbolehkan jaringan tersebut memperoleh oksigen yang cukup
sesuai kebutuhannya.
Kurva disosiasi bergeser ke kanan ketika karbon dioksida atau konsentrasi ion
hydrogen meningkat. Membuat masuk akal karena peningkatan konsentrasi karon
dioksida dan pembuatan asam laktat terjadi ketika otot memperlukan lebih banyak
oksigen. Merubah keafinitasan oksigen hemoglobin ialah tubuh yang cepat
beradaptasi dengan masalah ini.