(1) Filsafat ilmu membahas berbagai aspek tentang ilmu pengetahuan seperti hakikat ilmu, metode ilmiah, serta hubungan antara teori dan eksperimen;
(2) Terdapat berbagai pendekatan dalam memahami filsafat ilmu seperti positivisme, fenomenologi, rasionalisme, dan realisme metafisika;
(3) Filsafat ilmu berfungsi untuk memberikan landasan filosofis dalam memahami konsep dan teori ilmu s
1 of 31
Downloaded 183 times
More Related Content
Filsafat ilmu
2. Michael V. Berry
The study of the inner logic if scientific theories, and
the relations between experiment and theory, i.e. of
scientific methods. (Penelaahan tentang logika
interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-
hubungan antara percobaan dan teori, yakni
tentang metode ilmiah.)
3. Lewis White Beck Philosophy of science
questions and evaluates the methods of scientific
thinking and tries to determine the value and
significance of scientific enterprise as a whole.
(Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi
metode-metode pemikiran ilmiah serta
mencoba menemukan dan pentingnya upaya
ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
4. Peter Caws , Filsafat ilmu merupakan suatu bagian
filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang
filsafat seumumnya melakukan pada seluruh
pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua
macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-
teori tentang manusia dan alam semesta, dan
menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi
keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat
memeriksa secara kritis segala hal yang dapat
disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan
atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri,
dengan harapan pada penghapusan ketakajegan
dan kesalahan
5. filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan
yang ingin menjawab pertanyaan mengenai
hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi
ontologis, epistemelogis maupun
aksiologisnya.
6. Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana
ujud yang hakiki dari obyek tersebut?
Bagaimana hubungan antara obyek tadi
dengan daya tangkap manusia yang
membuahkan pengetahuan ? (Landasan
ontologis
7. Bagaimana proses yang memungkinkan
ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang
harus diperhatikan agar mendakan
pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya?
Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah
kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang
membantu kita dalam mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan
epistemologis)
8. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah
moral? Bagaimana penentuan obyek yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ?
Bagaimana kaitan antara teknik prosedural
yang merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dengan norma-norma
moral/profesional ? (Landasan aksiologis).
(Jujun S. Suriasumantri, 1982)
9. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala
fenomena yang ada.
Mempertahankan, menunjang dan melawan
atau berdiri netral terhadap pandangan
filsafat lainnya.
Memberikan pengertian tentang cara hidup,
pandangan hidup dan pandangan dunia
10. Memberikan ajaran tentang moral dan etika
yang berguna dalam kehidupan
Menjadi sumber inspirasi dan pedoman
untuk kehidupan dalam berbagai aspek
kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi,
politik, hukum dan sebagainya. Disarikan
dari Agraha Suhandi (1989)
11. fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan
landasan filosofik dalam memahami berbagi
konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan
membekali kemampuan untuk membangun
teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa
filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu:
sebagai confirmatory theories yaitu berupaya
mendekripsikan relasi normatif antara
hipotesis dengan evidensi dan theory of
explanation yakni berupaya menjelaskan
berbagai fenomena kecil ataupun besar secara
sederhana
12. (1) fakta atau kenyataan,
(2) kebenaran (truth),
(3) konfirmasi dan
(4) logika inferensi.
13. Bergantung dari sudut pandang filosofis yang
melandasinya.
Positivistik berpandangan bahwa sesuatu yang
nyata bila ada korespondensi antara yang sensual
satu dengan sensual lainnya.
Fenomenologik memiliki dua arah perkembangan
mengenai pengertian kenyataan ini. Pertama,
menjurus ke arah teori korespondensi yaitu
adanya korespondensi antara ide dengan
fenomena. Kedua, menjurus ke arah koherensi
moralitas, kesesuaian antara fenomena dengan
sistem nilai.
14. Rasionalistik menganggap suatu sebagai
nyata, bila ada koherensi antara empirik
dengan skema rasional, dan
Realisme-metafisik berpendapat bahwa
sesuatu yang nyata bila ada koherensi antara
empiri dengan obyektif.
Pragmatisme memiliki pandangan bahwa
yang ada itu yang berfungsi
15. Membedakan adanya fakta obyektif dan fakta
ilmiah.
Fakta obyektif yaitu peristiwa, fenomen atau
bagian realitas yang merupakan obyek
kegiatan atau pengetahuan praktis manusia.
Fakta ilmiah merupakan refleksi terhadap
fakta obyektif dalam kesadaran manusia. Yang
dimaksud refleksi adalah deskripsi fakta
obyektif dalam bahasa tertentu. Fakta ilmiah
merupakan dasar bagi bangunan teoritis.
16. Secara tradisional, kita mengenal 3 teori
kebenaran yaitu koherensi, korespondensi
dan pragmatik (Jujun S. Suriasumantri, 1982).
Michel William mengenalkan 5 teori kebenaran
dalam ilmu, yaitu : kebenaran
koherensi, kebenaran
korespondensi, kebenaran
performatif, kebenaran pragmatik dan
kebenaran proposisi. Bahkan, Noeng Muhadjir
menambahkannya satu teori lagi yaitu
kebenaran paradigmatik. (Ismaun; 2001)
17. Muhadjir menambahkannya satu teori lagi
yaitu kebenaran paradigmatik. (Ismaun; 2001)
18. Kebenaran koherensi yaitu adanya kesesuaian
atau keharmonisan antara sesuatu yang lain
dengan sesuatu yang memiliki hirarki yang
lebih tinggi dari sesuatu unsur tersebut, baik
berupa skema, sistem, atau pun nilai.
Koherensi ini bisa pada tatanan sensual
rasional mau pun pada dataran transendental.
19. Berfikir benar korespondensial adalah berfikir
tentang terbuktinya sesuatu itu relevan
dengan sesuatu lain.
Koresponsdensi relevan dibuktikan adanya
kejadian sejalan atau berlawanan arah antara
fakta dengan fakta yang diharapkan, antara
fakta dengan belief yang diyakini, yang
sifatnya spesifik
20. Ketika pemikiran manusia menyatukan
segalanya dalam tampilan aktual dan
menyatukan apapun yang ada
dibaliknya, baik yang praktis yang
teoritik, maupun yang filosofik, orang
mengetengahkan kebenaran tampilan aktual.
Sesuatu benar bila memang dapat
diaktualkan dalam tindakan.
21. Yang benar adalah yang konkret, yang
individual dan yang spesifik dan memiliki
kegunaan praktis.
22. Proposisi adalah suatu pernyataan yang berisi
banyak konsep kompleks, yang merentang
dari yang subyektif individual sampai yang
obyektif.
Suatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-
proposisinya benar. Dalam logika
Aristoteles, proposisi benar adalah bila sesuai
dengan persyaratan formal suatu proposisi.
Pendapat lain yaitu dari Euclides, bahwa
proposisi benar tidak dilihat dari benar
formalnya, melainkan dilihat dari benar
materialnya.
23. perkembangan dari kebenaran
korespondensi. Sampai sekarang analisis
regresi, analisis faktor, dan analisis statistik
lanjut lainnya masih dimaknai pada
korespondensi unsur satu dengan lainnya.
Padahal semestinya keseluruhan struktural tata
hubungan itu yang dimaknai, karena akan
mampu memberi eksplanasi atau inferensi
yang lebih menyeluruh.
24. Fungsi ilmu adalah menjelaskan,
memprediksi proses dan produk yang akan
datang, atau memberikan pemaknaan.
Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan
sebagai konfirmasi absolut atau probalistik
absolut biasanya menggunakan asumsi,
postulat, atau axioma yang sudah dipastikan
benar.
25. membuat penjelasan, prediksi atau
pemaknaan untuk mengejar kepastian
probabilistik dapat ditempuh secara
induktif, deduktif, ataupun reflektif.
26. adalah logika matematika, yang menguasai
positivisme. Positivistik menampilkan
kebenaran korespondensi antara fakta.
Fenomenologi Russel menampilkan
korespondensi antara yang dipercaya dengan
fakta.
tidak general sehingga inferensi penelitian
berupa kesimpulan kasus atau kesimpulan
ideografik
27. Post-positivistik dan rasionalistik
menampilkan kebenaran koheren antara
rasional, koheren antara fakta dengan skema
rasio, Fenomena Bogdan dan Guba
menampilkan kebenaran koherensi antara
fakta dengan skema moral. Realisme metafisik
Popper menampilkan kebenaran struktural
paradigmatik rasional universal dan Noeng
Muhadjir mengenalkan realisme metafisik
dengan menampilkan kebenaranan struktural
paradigmatik moral transensden.
(Ismaun,200:9)
28. Penarikan kesimpulan baru dianggap sahih
kalau penarikan kesimpulan tersebut
dilakukan menurut cara tertentu, yakni
berdasarkan logika.
Secara garis besarnya, logika terbagi ke dalam
2 bagian, yaitu logika induksi dan logika
deduksi
29. Filsafat ilmu-ilmu sosial yang berkembang
dalam tiga ragam, yaitu : (1) meta ideologi, (2)
meta fisik dan (3) metodologi disiplin ilmu.
Filsafat teknologi yang bergeser dari C-E
(conditions-Ends) menjadi means. Teknologi
bukan lagi dilihat sebagai ends, melainkan
sebagai kepanjangan ide manusia
30. Filsafat seni/estetika mutakhir menempatkan
produk seni atau keindahan sebagai salah satu
tri-partit, yakni kebudayaan, produk domain
kognitif dan produk alasan praktis.
Produk domain kognitif murni tampil
memenuhi kriteria: nyata, benar, dan logis.
Bila etik dimasukkan, maka perlu ditambah
koheren dengan moral. Produk alasan praktis
tampil memenuhi kriteria oprasional, efisien
dan produktif