ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Wiwin Kusuma Atmaja Putra S.Pi, M.Si
PERKEMBANGAN HORMON
PADA LARVA IKAN
Prinsip beberapa hormon
 Konsentrasi jaringan hormon tiroid menurun selama
perkembangan embrio dan tidak terdeteksi sampai
selesainya penyerapan kuning telur.
 Selama awal hidup kadar hormon tiroid meningkat
secara bertahap dan signifikan selama transformasi
ke tahap juvenil.
 Jaringan konsentrasi kortisol hampir menunjukkan
pola perkembangan yang sama, namun naik sebelum
kadar hormon tiroid.
 GH dan PRL menunjukkan pola perkembangan yang
berbeda. GH terus meningkat selama pertumbuhan
larva sementara PRL terlihat hampir sama dengan
pola kortisol.
 Berdasarkan temuan ini disimpulkan bahwa sistem
endokrin menjadi fungsional sebelum penyelesaian
penyerapan kuning telur pada ikan di laut.
Hormon Tiroid
Pentingnya hormon tiroid (TSH), tiroksin (T4)
dan triodothyronine (T3) pada perkembangan
vertebrata. Aktivitas kelenjar thyroid terutama
diatur oleh TSH (thyrotrophs) di hipofisis.
Dengan demikian, TSH memainkan peran
penting dalam perkembangan sistem endokrin
larva ikan dan dapat bertindak sebagai indikator
awal dan tingkat aktivitas folikel tiroid.
Pada ikan, TSH berperan penting dalam proses
transisi dari larva ke tahap juvenil.
Hormon Pertumbuhan
 Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon pituitari yang
mengatur perkembangan dan pertumbuhan somatis hewan
bertulang belakang.
 Mediator utama dari fungsi GH adalah IGF-I (Insulin Growth
Faktor)
 Pada ikan, hormon-hormon somatotropik (hormon pertumbuhan
(GH) dan insulin seperti pertumbuhan faktor-I dan II (IGF-I dan
IGF-II), bersama dengan reseptor dan plasma mengikat protein,
berkaitan erat dengan proliferasi (pertumbuhan yang sangat
cepat ) sel dan differensiasi, pertumbuhan, beberapa aspek
perilaku, fungsi sistem kekebalan tubuh dan fungsi saluran
usus, regulasi ionik dan osmotik, reproduksi dan smoltification.
 Reseptor IGF-I (IGFR-I) AAA pada ikan zebra telah diamati dan
memainkan peran penting dalam perkembangan dan
pertumbuhan embrio.
Prolaktin dan Somatolaktin
 Fungsi Prolaktin adalah
- osmoregulasi pada ikan air tawar dan ikan yang bersifat euryhalin.
- mengontrol pertumbuhan, perkembangan, stimulasi metabolisme kelenjar
endokrin, tingkah laku, reproduksi dan fungsi kekebalan tubuh.
Somatolaktin (SL) adalah hormon pituitari yang terdapat pada ikan dan merupakan
bagian dari hormon pertumbuhan atau prolaktin (GH/PRL).
 Pada ikan Rainbow Trout (Oncorhyncus mykiss), hormon ini juga terdapat pada
jaringan ekstra pituitari seperti pada jaringan otak, insang, jantung, ginjal, hati
dan otot rangka, spleen (limfa), ovari, testis dan oosit muda dan diberbagai area
dari otak ikan nila, (Oreochromis mossambicus). Somatolaktin terlibat dalam
berbagai proses fisiologis seperti pada pengaturan beberapa aspek reproduksi
dan respon terhadap stress.
 Beberapa hasil penelitian melaporkan keterlibatan SL dalam pengaturan asam
basa dan kalsium, metabolisme fosfat dan lemak dan adaptasi background pada
spesies bukan salmonid. Somatolaktin terlibat dalam pengaturan adipositas dan
fungsi gonad salmonids dan ikan sparid, memiliki aksi hypercalcemic di ikan
trout, proliferasi 9 fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel tanpa
hambatan) dan morfogenesis sel pigmen chromatophore di medaka serta
perkembangan gas kandung kemih di ikan zebra.
Hormon Cortisol
 Kortisol merupakan produk utama dari kelenjar interrenal di
teleostei Perubahan secara temporal tingkat kortisol pada awal
kehidupan teleostei sama di beberapa spesies.
 Deposisi awal kortisol induk dalam kuning telur digunakan
selama embriogenesis dan mencapai level konsentrasi terendah
pada waktu penetasan, lalu larva mulai mensintesis kortisol.
 Kortisol memiliki efek langsung terhadap perkembangan,
metabolisme, sistem kekebalan dan stress. Kortisol juga dapat
berinteraksi dengan hormon lain selama perkembangan
(Misalnya THS, PRL dan GH).
 Lebih khusus, kortisol meningkat seiring dengan metamorfosis
dan berperan selama transformasi larva THS. Penggunaan THS
dengan kortisol berpengaruh pada kecepatan metamorphosis
larva ikan dibandingkan dengan penggunaan THS saja.
Perkembangan sistem corticoid selama tahap-tahap awal larva
ikan, belum dipahami dengan baik.
 Secara khusus, sedikit yang diketahui tentang pengaruh induk
terhadap kortisol yang diendapkan pada perkembangan embrio.
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan perkembangan hormon pada larva ikan

More Related Content

fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan perkembangan hormon pada larva ikan

  • 1. Wiwin Kusuma Atmaja Putra S.Pi, M.Si PERKEMBANGAN HORMON PADA LARVA IKAN
  • 2. Prinsip beberapa hormon  Konsentrasi jaringan hormon tiroid menurun selama perkembangan embrio dan tidak terdeteksi sampai selesainya penyerapan kuning telur.  Selama awal hidup kadar hormon tiroid meningkat secara bertahap dan signifikan selama transformasi ke tahap juvenil.  Jaringan konsentrasi kortisol hampir menunjukkan pola perkembangan yang sama, namun naik sebelum kadar hormon tiroid.  GH dan PRL menunjukkan pola perkembangan yang berbeda. GH terus meningkat selama pertumbuhan larva sementara PRL terlihat hampir sama dengan pola kortisol.  Berdasarkan temuan ini disimpulkan bahwa sistem endokrin menjadi fungsional sebelum penyelesaian penyerapan kuning telur pada ikan di laut.
  • 3. Hormon Tiroid Pentingnya hormon tiroid (TSH), tiroksin (T4) dan triodothyronine (T3) pada perkembangan vertebrata. Aktivitas kelenjar thyroid terutama diatur oleh TSH (thyrotrophs) di hipofisis. Dengan demikian, TSH memainkan peran penting dalam perkembangan sistem endokrin larva ikan dan dapat bertindak sebagai indikator awal dan tingkat aktivitas folikel tiroid. Pada ikan, TSH berperan penting dalam proses transisi dari larva ke tahap juvenil.
  • 4. Hormon Pertumbuhan  Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon pituitari yang mengatur perkembangan dan pertumbuhan somatis hewan bertulang belakang.  Mediator utama dari fungsi GH adalah IGF-I (Insulin Growth Faktor)  Pada ikan, hormon-hormon somatotropik (hormon pertumbuhan (GH) dan insulin seperti pertumbuhan faktor-I dan II (IGF-I dan IGF-II), bersama dengan reseptor dan plasma mengikat protein, berkaitan erat dengan proliferasi (pertumbuhan yang sangat cepat ) sel dan differensiasi, pertumbuhan, beberapa aspek perilaku, fungsi sistem kekebalan tubuh dan fungsi saluran usus, regulasi ionik dan osmotik, reproduksi dan smoltification.  Reseptor IGF-I (IGFR-I) AAA pada ikan zebra telah diamati dan memainkan peran penting dalam perkembangan dan pertumbuhan embrio.
  • 5. Prolaktin dan Somatolaktin  Fungsi Prolaktin adalah - osmoregulasi pada ikan air tawar dan ikan yang bersifat euryhalin. - mengontrol pertumbuhan, perkembangan, stimulasi metabolisme kelenjar endokrin, tingkah laku, reproduksi dan fungsi kekebalan tubuh. Somatolaktin (SL) adalah hormon pituitari yang terdapat pada ikan dan merupakan bagian dari hormon pertumbuhan atau prolaktin (GH/PRL).  Pada ikan Rainbow Trout (Oncorhyncus mykiss), hormon ini juga terdapat pada jaringan ekstra pituitari seperti pada jaringan otak, insang, jantung, ginjal, hati dan otot rangka, spleen (limfa), ovari, testis dan oosit muda dan diberbagai area dari otak ikan nila, (Oreochromis mossambicus). Somatolaktin terlibat dalam berbagai proses fisiologis seperti pada pengaturan beberapa aspek reproduksi dan respon terhadap stress.  Beberapa hasil penelitian melaporkan keterlibatan SL dalam pengaturan asam basa dan kalsium, metabolisme fosfat dan lemak dan adaptasi background pada spesies bukan salmonid. Somatolaktin terlibat dalam pengaturan adipositas dan fungsi gonad salmonids dan ikan sparid, memiliki aksi hypercalcemic di ikan trout, proliferasi 9 fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan) dan morfogenesis sel pigmen chromatophore di medaka serta perkembangan gas kandung kemih di ikan zebra.
  • 6. Hormon Cortisol  Kortisol merupakan produk utama dari kelenjar interrenal di teleostei Perubahan secara temporal tingkat kortisol pada awal kehidupan teleostei sama di beberapa spesies.  Deposisi awal kortisol induk dalam kuning telur digunakan selama embriogenesis dan mencapai level konsentrasi terendah pada waktu penetasan, lalu larva mulai mensintesis kortisol.  Kortisol memiliki efek langsung terhadap perkembangan, metabolisme, sistem kekebalan dan stress. Kortisol juga dapat berinteraksi dengan hormon lain selama perkembangan (Misalnya THS, PRL dan GH).  Lebih khusus, kortisol meningkat seiring dengan metamorfosis dan berperan selama transformasi larva THS. Penggunaan THS dengan kortisol berpengaruh pada kecepatan metamorphosis larva ikan dibandingkan dengan penggunaan THS saja. Perkembangan sistem corticoid selama tahap-tahap awal larva ikan, belum dipahami dengan baik.  Secara khusus, sedikit yang diketahui tentang pengaruh induk terhadap kortisol yang diendapkan pada perkembangan embrio.