ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Wiwin Kusuma Atmaja Putra, S.Pi., M.Si
PIGMENTASI LARVA IKAN
 Berbagai warna-warni indah pada ikan pada dasarnya dihasilkan oleh sel-sel pigmen
(chromatophore) yang terletak di dalam kulit ikan.
 Sel-sel tersebut masing-masing mempunyai nama sesuai dengan jenis-jenis pigmen
yang dikandungnya, yaitu:
a. Melanophores, (muncul 1-3 jam setelah pembuahan di embrio)
b. Erythophores (terdetek pertama di mata)
c. Xanthophores (terdetek pertama dipunggung)
d. Leucophore (pertama terlihat dipunggung)
Melanophores merupakan sel yang mengandung pigmen hitam, atau coklat-hitam yang
dikenal sebagai melanin.
Erythophores merupakan sel yang mengandung pigmen merah dan
Xanhothopores berisi pigmen kuning.
Berbeda dengan sel-sel sebelumnya guanophores atau iridophores tidak mengandung
pigmen. sel ini mengandung kristal-kristal guanin yang mampu memantulkan atau
memendarkan cahaya kedalam komponen warna penyusunnya. Apabila anda
melihat tampilan warna metalik pada ikan maskoki atau warna perak pada berbagai
jenis ikan tertentu, atau warna pelangi pada ikan cupang, itu merupakan salah satu
unjuk kerja dari iridophore. Warna yang dihasilkannya sering disebut sebagai
iridesence.
Pengatur warna ikan
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan pigmentasi larva ikan
Sumber pigmen yang baik adalah pakan yang mengandung karoten jenis:
 Xantofil (xantophyl) dengan konsentrasi 20-60 mg/kg pakan. Dapat
diperoleh dari udang rebon (tepung udang), rumput laut (kelp), daun
alfalfa, dan tepung kelopak bunga marigold.
 Astasantin (astaxanthin) dan xantaxanthin merupakan dua jenis pigmen
karoten yang juga berperan dalam pembentukan warna, selain itu dapat
membantu proses reproduksi dan meningkatkan proses metabolisme.
Xantophore
Leucophore
Melanophore
 Sel-sel penyadang pigmen ini berbentuk menyerupai bintang.
 Dalam lingkungan akuarium beberapa kondisi tertentu dapat
menyebakan sel-sel warna ikan berkontraksi sehinga menghasilkan
berbagai tampilan warna berbeda untuk sementara waktu, yaitu:
 • Peningkatan kadar bahan pencemar dalam air, seperti
ammonia, nitrit, dan nitrat menyebabkan sel warna berkonraksi
sehingga ikan cenderung akan berwarna pucat.
 • pH dan kesadahan. Pigmen merah cenderung akan
menyebar merata pada air berkesadah lebih rendah dan ber pH lebih
rendah. Sedangkan pimen hitam cenderung menyebar merata pada
air berkesadahan lebih tinggi dan ber pH lebih tinggi.
 • Warna latar. Pada warna latar pucat, sel warna ikan akan
cenderung berkontraksi agar ikan menyesuaikan warna tubuhnya
sepucat mungkin. Sedangkan pada kondisi sebaliknya ikan akan
bereaksi sebaliknya pula.
 • Penambahan garam kedalam akuarium dapat pula
menyebabkan sel warna ikan berkontraksi. Begitu pula dengan
pemberian obat-obatan seperti antibiotik, atau obat-obatan berbahan
dasar malchite green.
 • Temperatur. Pada temperatur lebih tinggi sel warna ikan
akan berkontraksi sehingga ikan cenderung berwarna lebih pucat.
 pola pigmen merupakan karakter fenotipe yang selalu diturunkan dari induk
pada turunannya.
 Selain faktor gen sebagai pengontrol pola pigmen, lingkungan juga
mempengaruhi fisiologi sel pigmen yang mendorong perubahan formasi pola
pigmen yang muncul.
 Salah satu gen yang diketahui bertanggung jawab dalam mengkode pola
pigmen dari ikan adalah gen tyrosinase (Tyr) (Haffter et al., 1996; Inagaki et
al., 1998; Kusumawati, 2011).
 Secara spesifik gen tyrosinase bertanggung jawab terhadap sintesis enzim
tirosinase yang merupakan kunci utama untuk mensintesis melanocyte dan
mutasi pada gen tyrosinase memberikan dampak defisiensi pigmentasi pada
retina dan kulit embrio ikan rainbow trout (Boonanuntanasarn et al., 2004).
 Selain faktor gen sebagai pengontrol pola pigmen, pakan dan lingkungan
juga mempengaruhi fisiologi sel pigmen yang mendorong perubahan
formasi pola pigmen yang muncul.
 Hansen (2011), bahwa pemberian naupli kopepoda memberikan pigmen
warna yang lebih kuning pada larva ikan kod daripada perlakuan
(kopepoda dan pengkayaan rotifer), pengkayaan rotifer, dan rotifer
Chlorella.
 Menurut Setiawati et al., 2011, kopepoda merupakan pakan alami yang
umumnya ditemukan pada ikan klown asli yang dipelihara di karamba
jaring apung.
 Gouveia et al., (2003) menyatakan bahwa ekspresi pigmentasi dari beta-
karoten yang terkandung dalam daging atau kulit ikan merupakan
komponen biologi pembentuk warna merah pada ikan.
 Kusumawati (2011), yang
menyatakan adanya korelasi
positif terhadap migrasi pola
pigmen ikan badut pada
eksperimen pemeliharaan dengan
dua kondisi yang berbeda yaitu
outdoor dan indoor.
 Selanjutnya Said et al., (2005),
juga menyatakan bahwa selain
faktor makanan, lingkungan
pemeliharaan dapat
mempengaruhi penampakan
warna pada ikan. Ikan yang
dipelihara pada kondisi terang
akan memberikan reaksi warna
yang berbeda dengan ikan yang
dipelihara di tempat gelap karena
adanya reaksi melanosom yang
mengandung pigmen melanofor
terhadap rangsangan cahaya
yang ada.
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan pigmentasi larva ikan
 proses pigmentasi sirip kaudal ikan zebra selama berlangsungnya regenarasi
melalui empat tahap yaitu: munculnya sel pigmen hitam (melanofor) secara
menyebar dan merata di daerah blastema setelah proses penyembuhan luka
selesai, terbentuknya sel pigmen kuning (xanthofor) seiring dengan terbentuknya
ruas jari-jari sirip kaudal, terjadinya proses migrasi melanofor dari ujung distal ke
arah proksimal untuk membentuk pola pigmentasi seperti semula. Proses ini
selesai pada hari ke-55 setelah pemotongan sirip kaudal ikan zebra.
 Murray (1952) dalam Kusuma (2012), menyatakan karoten (pigmen warna) dalam
pakan akan diserap dan dialirkan melalui aliran darah dan disimpan dalam
jaringan lemak. Pigmen tersebut selanjutnya dideposit pada sel warna
(kromatofora) yang terdapat dalam dermis (Goodwin, 1984 dalam Amin, 2012).
Sel pigmen dalam tubuh ikan jumlahnya dapat berubah sehingga dapat
mempengaruhi warna pada ikan. Perubahan jumlah sel pigmen dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya karena stress lingkungan, kurangnya penyinaran,
kurangnya nutrisi pakan, dan kurangnya komponen warna pada ikan. Jika sel-sel
pigmen tersebar secara merata maka warna tubuh ikan akan tampak lebih pekat,
tetapi apabila sel-sel pigmen mengumpul di satu titik inti sel maka warna tubuh
akan menjadi pucat (Kusuma, 2012).
 Karoten merupakan salah satu zat pembentuk pigmen warna merah dan kuning
yang mendominasi pigmen pada ikan hias (Lesmana, 2002).
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan pigmentasi larva ikan
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan pigmentasi larva ikan

More Related Content

fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan pigmentasi larva ikan

  • 1. Wiwin Kusuma Atmaja Putra, S.Pi., M.Si PIGMENTASI LARVA IKAN
  • 2.  Berbagai warna-warni indah pada ikan pada dasarnya dihasilkan oleh sel-sel pigmen (chromatophore) yang terletak di dalam kulit ikan.  Sel-sel tersebut masing-masing mempunyai nama sesuai dengan jenis-jenis pigmen yang dikandungnya, yaitu: a. Melanophores, (muncul 1-3 jam setelah pembuahan di embrio) b. Erythophores (terdetek pertama di mata) c. Xanthophores (terdetek pertama dipunggung) d. Leucophore (pertama terlihat dipunggung) Melanophores merupakan sel yang mengandung pigmen hitam, atau coklat-hitam yang dikenal sebagai melanin. Erythophores merupakan sel yang mengandung pigmen merah dan Xanhothopores berisi pigmen kuning. Berbeda dengan sel-sel sebelumnya guanophores atau iridophores tidak mengandung pigmen. sel ini mengandung kristal-kristal guanin yang mampu memantulkan atau memendarkan cahaya kedalam komponen warna penyusunnya. Apabila anda melihat tampilan warna metalik pada ikan maskoki atau warna perak pada berbagai jenis ikan tertentu, atau warna pelangi pada ikan cupang, itu merupakan salah satu unjuk kerja dari iridophore. Warna yang dihasilkannya sering disebut sebagai iridesence. Pengatur warna ikan
  • 4. Sumber pigmen yang baik adalah pakan yang mengandung karoten jenis:  Xantofil (xantophyl) dengan konsentrasi 20-60 mg/kg pakan. Dapat diperoleh dari udang rebon (tepung udang), rumput laut (kelp), daun alfalfa, dan tepung kelopak bunga marigold.  Astasantin (astaxanthin) dan xantaxanthin merupakan dua jenis pigmen karoten yang juga berperan dalam pembentukan warna, selain itu dapat membantu proses reproduksi dan meningkatkan proses metabolisme. Xantophore Leucophore Melanophore
  • 5.  Sel-sel penyadang pigmen ini berbentuk menyerupai bintang.  Dalam lingkungan akuarium beberapa kondisi tertentu dapat menyebakan sel-sel warna ikan berkontraksi sehinga menghasilkan berbagai tampilan warna berbeda untuk sementara waktu, yaitu:  • Peningkatan kadar bahan pencemar dalam air, seperti ammonia, nitrit, dan nitrat menyebabkan sel warna berkonraksi sehingga ikan cenderung akan berwarna pucat.  • pH dan kesadahan. Pigmen merah cenderung akan menyebar merata pada air berkesadah lebih rendah dan ber pH lebih rendah. Sedangkan pimen hitam cenderung menyebar merata pada air berkesadahan lebih tinggi dan ber pH lebih tinggi.  • Warna latar. Pada warna latar pucat, sel warna ikan akan cenderung berkontraksi agar ikan menyesuaikan warna tubuhnya sepucat mungkin. Sedangkan pada kondisi sebaliknya ikan akan bereaksi sebaliknya pula.  • Penambahan garam kedalam akuarium dapat pula menyebabkan sel warna ikan berkontraksi. Begitu pula dengan pemberian obat-obatan seperti antibiotik, atau obat-obatan berbahan dasar malchite green.  • Temperatur. Pada temperatur lebih tinggi sel warna ikan akan berkontraksi sehingga ikan cenderung berwarna lebih pucat.
  • 6.  pola pigmen merupakan karakter fenotipe yang selalu diturunkan dari induk pada turunannya.  Selain faktor gen sebagai pengontrol pola pigmen, lingkungan juga mempengaruhi fisiologi sel pigmen yang mendorong perubahan formasi pola pigmen yang muncul.  Salah satu gen yang diketahui bertanggung jawab dalam mengkode pola pigmen dari ikan adalah gen tyrosinase (Tyr) (Haffter et al., 1996; Inagaki et al., 1998; Kusumawati, 2011).  Secara spesifik gen tyrosinase bertanggung jawab terhadap sintesis enzim tirosinase yang merupakan kunci utama untuk mensintesis melanocyte dan mutasi pada gen tyrosinase memberikan dampak defisiensi pigmentasi pada retina dan kulit embrio ikan rainbow trout (Boonanuntanasarn et al., 2004).
  • 7.  Selain faktor gen sebagai pengontrol pola pigmen, pakan dan lingkungan juga mempengaruhi fisiologi sel pigmen yang mendorong perubahan formasi pola pigmen yang muncul.  Hansen (2011), bahwa pemberian naupli kopepoda memberikan pigmen warna yang lebih kuning pada larva ikan kod daripada perlakuan (kopepoda dan pengkayaan rotifer), pengkayaan rotifer, dan rotifer Chlorella.  Menurut Setiawati et al., 2011, kopepoda merupakan pakan alami yang umumnya ditemukan pada ikan klown asli yang dipelihara di karamba jaring apung.  Gouveia et al., (2003) menyatakan bahwa ekspresi pigmentasi dari beta- karoten yang terkandung dalam daging atau kulit ikan merupakan komponen biologi pembentuk warna merah pada ikan.
  • 8.  Kusumawati (2011), yang menyatakan adanya korelasi positif terhadap migrasi pola pigmen ikan badut pada eksperimen pemeliharaan dengan dua kondisi yang berbeda yaitu outdoor dan indoor.  Selanjutnya Said et al., (2005), juga menyatakan bahwa selain faktor makanan, lingkungan pemeliharaan dapat mempengaruhi penampakan warna pada ikan. Ikan yang dipelihara pada kondisi terang akan memberikan reaksi warna yang berbeda dengan ikan yang dipelihara di tempat gelap karena adanya reaksi melanosom yang mengandung pigmen melanofor terhadap rangsangan cahaya yang ada.
  • 10.  proses pigmentasi sirip kaudal ikan zebra selama berlangsungnya regenarasi melalui empat tahap yaitu: munculnya sel pigmen hitam (melanofor) secara menyebar dan merata di daerah blastema setelah proses penyembuhan luka selesai, terbentuknya sel pigmen kuning (xanthofor) seiring dengan terbentuknya ruas jari-jari sirip kaudal, terjadinya proses migrasi melanofor dari ujung distal ke arah proksimal untuk membentuk pola pigmentasi seperti semula. Proses ini selesai pada hari ke-55 setelah pemotongan sirip kaudal ikan zebra.  Murray (1952) dalam Kusuma (2012), menyatakan karoten (pigmen warna) dalam pakan akan diserap dan dialirkan melalui aliran darah dan disimpan dalam jaringan lemak. Pigmen tersebut selanjutnya dideposit pada sel warna (kromatofora) yang terdapat dalam dermis (Goodwin, 1984 dalam Amin, 2012). Sel pigmen dalam tubuh ikan jumlahnya dapat berubah sehingga dapat mempengaruhi warna pada ikan. Perubahan jumlah sel pigmen dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya karena stress lingkungan, kurangnya penyinaran, kurangnya nutrisi pakan, dan kurangnya komponen warna pada ikan. Jika sel-sel pigmen tersebar secara merata maka warna tubuh ikan akan tampak lebih pekat, tetapi apabila sel-sel pigmen mengumpul di satu titik inti sel maka warna tubuh akan menjadi pucat (Kusuma, 2012).  Karoten merupakan salah satu zat pembentuk pigmen warna merah dan kuning yang mendominasi pigmen pada ikan hias (Lesmana, 2002).