ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
1 
BAB I PENDAHULUAN 
I.1. Latar Belakang 
Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) adalah sebuah bangunan terapung yang berfungsi sebagai terminal atau tempat penyimpanan sementara LNG yang akan didistribusikan pada kapal-kapal lain seperti LNG Carrier. Pada awalnya, terminal penyimpanan LNG dibangun di daratan. Seiiring berjalannya waktu, teknologi terus berkembang hingga dibuat terminal terapung yang disebut sebagai FLNG tersebut. Dibuatnya bangunan terapung ini dianggap lebih efisien, karena dalam proses pengiriman LNG, perusahaan yang berkepentingan tidak perlu menyimpan LNG ke terminal yang di daratan dan kemudian ditransfer kembali ke tempat tujuannya. 
Gambar 1.1 Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) (http://www.costain-floating-lng.com/) 
Namun dalam operasinya, FLNG tentu akan mendapat gaya eksternal dari gelombang, arus ataupun angin. Gaya-gaya yang mengenainya tentu membuat FLNG tersebut tidak diam, FLNG akan mengalami heaving, yawing, surging, rolling, pitching, atau swaying. Adanya gerakan tersebut membuat FLNG menjadi tidak stabil jika amplitudo gerakannya terlalu besar dan periode geraknya terlalu kecil atau terlalu besar. 
Untuk mengatasi ketidakstabilan tersebut, terdapat beberapa cara untuk menguranginya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
2 
menambahkan bilge keel. Pemasangan bilge keel ini telah banyak dilakukan pada 
jenis-jenis kapal lainnya. Pemasangan bilge keel cukup berpengaruh secara 
signifikan pada gerakan rolling. 
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh bilge keel 
terhadap gerakan rolling kapal. Chang (2008) menyatakan bahwa bilge keel 
mampu mengurangi rolling kapal hingga 25% dari kapal yang berlayar tanpa bilge 
keel. Bangun et al (2009) menunjukkan bahwa perbedaan konstruksi bilge keel 
pada kapal dapat mempengaruhi besarnya rolling kapal tersebut. Bangun et al 
(2009) memodelkan secara 2-Dimensi bagian tengah kapal (midship) dengan dua 
tipe bilge keel (dipasang secara horizontal dan vertikal) menggunakan 2-D Navier 
Stokes. Hasil yang didapat adalah keadaan bilge keel secara horizontal lebih 
efektif mengurangi besarnya rolling kapal daripada kondisi vertikal. 
Gerakan yang dialami oleh FLNG tentu saja dapat menyebabkan terjadinya 
distribusi tekanan dan selanjutnya menimbulkan konsentrasi tegangan pada bilge 
keel yang terpasang. 
Tugas akhir ini akan mempelajari bagaimana konsentrasi tegangan yang 
dialami oleh Bilge keel akibat gerakan rolling FLNG. Dari hasil yang akan 
didapat, akan dilihat bagaimana konsentrasi tegangan sehingga dapat diketahui 
bagianmanakah yang memiliki tegangan paling besar akibat gerakan rolling 
FLNG dan juga dapat diketahui berapa ketebalan bilge keel yang memiliki 
tegangan maksimum tidak melebihi tegangan yield-nya. 
I.2. Perumusan Masalah 
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 
1. Bagaimana RAO FLNG akibat adanya bilge keel? 
2. Bagaimana tekanan pada bilge keel akibat gerakan FLNG? 
3. Bagaimana konsentrasi tegangan yang terjadi pada bilge keel akibat 
gerakan FLNG pada kondisi gelombang ekstreem?
3 
I.3. Tujuan 
Tujuan dari tugas akhir ini adalah : 
1. Mengetahui RAO FLNG akibat adanya bilge keel 
2. Mengetahui tekanan pada bilge keel akibat gerakan FLNG 
3. Mengetahui konsentrasi tegangan yang terjadi pada bilge keel akibat gerakan FLNG pada kondisi gelombang ekstreem 
I.4. Manfaat 
Adanya tugas akhir ini dapat mengetahui berapa ketebalan bilge keel yang memiliki besar konsentrasi tegangan maksimum kurang dari tegangan yield akibat gerakan FLNG sehingga dapat dijadikan rekomendasi pada perancang FLNG dalam pertimbangan pemasangan bilge keel yang baik. 
I.5. Batasan Masalah 
Dalam tugas akhir ini batasan masalah yang digunakan antara lain: 
1. Hanya menggunakan 1(satu) jenis FLNG dengan variasi bilge keel sebanyak 2 model unconventional, seperti pada gambar di bawah: 
a b 
c 
Gambar 1.2 Model Bilge keel yang akan diteliti: a. Model 1(90o), b. Model 2 (45o), c.(tampak isometri)
4 
2. FLNG dianggap terapung secara bebas tanpa tambatan 
3. Konsentrasi tegangan yang dihitung hanya pada bagian bilge keel 
akibat distribusi tekanan di sekitar bilge keel 
4. Gerakan FLNG yang diperhitungkan dalam perhitungan tekanan pada 
bilge keel adalah roll karena dianggap roll memiliki pengaruh besar 
terhadap gerakan FLNG. 
5. Bagian kapal yang dipasang bilge keel adalah bagian parallel middle 
body. 
6. Analisa dilakukan tanpa memperhitungkan sloshing yang terjadi pada 
tanki FLNG dan dianggap dengan adanya bilge keel, draft dan titik 
VCG tidak mengalami perubahan. 
7. Bilge keel frame berupa pipa, bukan silinder pejal 
8. Beban terbesar yang terjadi pada bilge keel akibat gelombang dari 
arah sisi (90o). 
9. Beban gelombang tidak diperhitungkan dalam analisa. 
I.6. Sistematika Penulisan 
Penulisan dalam Tugas Akhir ini disajikan dalam beberapa bab. Dalam 
paragar setelah ini akan penulis jelaskan uraian mengenai bab-bab yang tercantum 
dalam laporan tugas akhir ini. 
Isi laporan diawali dengan Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar 
belakang penulisan, permasalahan yang dibahas dalam penulisan, tujuan yang 
ingin dicapai, manfaat, serta batasan masalah yang digunakan dalam Tugas Akhir 
ini. 
Secara rinci, tinjauan pustaka yang menjadi acuan dari penelitian tugas 
akhir, dasar-dasar teori, dan rumus-rumus yang digunakan dalam penelitian tugas 
akhir ini dicantumkan dalam Bab II, yaitu Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori. 
Adapun penjelasan mengenai alur pengerjaan Tugas Akhir ini penulis 
sampaikan pada Bab Metodologi Penelitian yang disajikan dalam bentuk bagan 
alir maupun penjelasan dari bagan alir tersebut.
5 
Setelah penelitian selesai dilakukan, hasil dari penelitian tersebut 
dituangkan dalam Bab IV, yaitu Hasil dan Pembahasan. Selain itu pula dibahas 
apa yang terjadi dari hasil yang didapat. Selanjutnya dari Hasil dan Pembahasan 
yang telah dilakukan, diambil kesimpulan dan disajikan dalam BAB Kesimpulan..

More Related Content

FLNG

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) adalah sebuah bangunan terapung yang berfungsi sebagai terminal atau tempat penyimpanan sementara LNG yang akan didistribusikan pada kapal-kapal lain seperti LNG Carrier. Pada awalnya, terminal penyimpanan LNG dibangun di daratan. Seiiring berjalannya waktu, teknologi terus berkembang hingga dibuat terminal terapung yang disebut sebagai FLNG tersebut. Dibuatnya bangunan terapung ini dianggap lebih efisien, karena dalam proses pengiriman LNG, perusahaan yang berkepentingan tidak perlu menyimpan LNG ke terminal yang di daratan dan kemudian ditransfer kembali ke tempat tujuannya. Gambar 1.1 Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) (http://www.costain-floating-lng.com/) Namun dalam operasinya, FLNG tentu akan mendapat gaya eksternal dari gelombang, arus ataupun angin. Gaya-gaya yang mengenainya tentu membuat FLNG tersebut tidak diam, FLNG akan mengalami heaving, yawing, surging, rolling, pitching, atau swaying. Adanya gerakan tersebut membuat FLNG menjadi tidak stabil jika amplitudo gerakannya terlalu besar dan periode geraknya terlalu kecil atau terlalu besar. Untuk mengatasi ketidakstabilan tersebut, terdapat beberapa cara untuk menguranginya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
  • 2. 2 menambahkan bilge keel. Pemasangan bilge keel ini telah banyak dilakukan pada jenis-jenis kapal lainnya. Pemasangan bilge keel cukup berpengaruh secara signifikan pada gerakan rolling. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh bilge keel terhadap gerakan rolling kapal. Chang (2008) menyatakan bahwa bilge keel mampu mengurangi rolling kapal hingga 25% dari kapal yang berlayar tanpa bilge keel. Bangun et al (2009) menunjukkan bahwa perbedaan konstruksi bilge keel pada kapal dapat mempengaruhi besarnya rolling kapal tersebut. Bangun et al (2009) memodelkan secara 2-Dimensi bagian tengah kapal (midship) dengan dua tipe bilge keel (dipasang secara horizontal dan vertikal) menggunakan 2-D Navier Stokes. Hasil yang didapat adalah keadaan bilge keel secara horizontal lebih efektif mengurangi besarnya rolling kapal daripada kondisi vertikal. Gerakan yang dialami oleh FLNG tentu saja dapat menyebabkan terjadinya distribusi tekanan dan selanjutnya menimbulkan konsentrasi tegangan pada bilge keel yang terpasang. Tugas akhir ini akan mempelajari bagaimana konsentrasi tegangan yang dialami oleh Bilge keel akibat gerakan rolling FLNG. Dari hasil yang akan didapat, akan dilihat bagaimana konsentrasi tegangan sehingga dapat diketahui bagianmanakah yang memiliki tegangan paling besar akibat gerakan rolling FLNG dan juga dapat diketahui berapa ketebalan bilge keel yang memiliki tegangan maksimum tidak melebihi tegangan yield-nya. I.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana RAO FLNG akibat adanya bilge keel? 2. Bagaimana tekanan pada bilge keel akibat gerakan FLNG? 3. Bagaimana konsentrasi tegangan yang terjadi pada bilge keel akibat gerakan FLNG pada kondisi gelombang ekstreem?
  • 3. 3 I.3. Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah : 1. Mengetahui RAO FLNG akibat adanya bilge keel 2. Mengetahui tekanan pada bilge keel akibat gerakan FLNG 3. Mengetahui konsentrasi tegangan yang terjadi pada bilge keel akibat gerakan FLNG pada kondisi gelombang ekstreem I.4. Manfaat Adanya tugas akhir ini dapat mengetahui berapa ketebalan bilge keel yang memiliki besar konsentrasi tegangan maksimum kurang dari tegangan yield akibat gerakan FLNG sehingga dapat dijadikan rekomendasi pada perancang FLNG dalam pertimbangan pemasangan bilge keel yang baik. I.5. Batasan Masalah Dalam tugas akhir ini batasan masalah yang digunakan antara lain: 1. Hanya menggunakan 1(satu) jenis FLNG dengan variasi bilge keel sebanyak 2 model unconventional, seperti pada gambar di bawah: a b c Gambar 1.2 Model Bilge keel yang akan diteliti: a. Model 1(90o), b. Model 2 (45o), c.(tampak isometri)
  • 4. 4 2. FLNG dianggap terapung secara bebas tanpa tambatan 3. Konsentrasi tegangan yang dihitung hanya pada bagian bilge keel akibat distribusi tekanan di sekitar bilge keel 4. Gerakan FLNG yang diperhitungkan dalam perhitungan tekanan pada bilge keel adalah roll karena dianggap roll memiliki pengaruh besar terhadap gerakan FLNG. 5. Bagian kapal yang dipasang bilge keel adalah bagian parallel middle body. 6. Analisa dilakukan tanpa memperhitungkan sloshing yang terjadi pada tanki FLNG dan dianggap dengan adanya bilge keel, draft dan titik VCG tidak mengalami perubahan. 7. Bilge keel frame berupa pipa, bukan silinder pejal 8. Beban terbesar yang terjadi pada bilge keel akibat gelombang dari arah sisi (90o). 9. Beban gelombang tidak diperhitungkan dalam analisa. I.6. Sistematika Penulisan Penulisan dalam Tugas Akhir ini disajikan dalam beberapa bab. Dalam paragar setelah ini akan penulis jelaskan uraian mengenai bab-bab yang tercantum dalam laporan tugas akhir ini. Isi laporan diawali dengan Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang penulisan, permasalahan yang dibahas dalam penulisan, tujuan yang ingin dicapai, manfaat, serta batasan masalah yang digunakan dalam Tugas Akhir ini. Secara rinci, tinjauan pustaka yang menjadi acuan dari penelitian tugas akhir, dasar-dasar teori, dan rumus-rumus yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini dicantumkan dalam Bab II, yaitu Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori. Adapun penjelasan mengenai alur pengerjaan Tugas Akhir ini penulis sampaikan pada Bab Metodologi Penelitian yang disajikan dalam bentuk bagan alir maupun penjelasan dari bagan alir tersebut.
  • 5. 5 Setelah penelitian selesai dilakukan, hasil dari penelitian tersebut dituangkan dalam Bab IV, yaitu Hasil dan Pembahasan. Selain itu pula dibahas apa yang terjadi dari hasil yang didapat. Selanjutnya dari Hasil dan Pembahasan yang telah dilakukan, diambil kesimpulan dan disajikan dalam BAB Kesimpulan..