Dokumen tersebut membahas survei pendapat publik mengenai pemerintahan SBY-Budiono, DPR-RI, elektabilitas partai politik dan calon presiden menjelang pemilu 2014. Dokumen ini menjelaskan latar belakang survei, variabel elektabilitas dan popularitas, empat strategi publisitas politik, tujuan survei, dan beberapa tahap respon pemilih terhadap stimulasi media dan kampanye politik.
1 of 42
Downloaded 43 times
More Related Content
Focus Survey INDONESIA
1. Hasil Survey
Pendapat Publik Tentang
Pemerintahan SBY Budiono,DPR -RI ,Elektabilitas
Partai Politik dan Calon President
Jelang Pemilu 2014
FOCUS SURVEY INDONESIA
1
2. Latar belakang
Pemilihan Umum (Pemilu) baik legislatif (Pileg) maupun presiden/wakil presiden (Pilpres)
sudah diambang pintu. Meski masih satu tahun lagi (2014), namun aroma persaingan antar
partai politik peserta pemilu, tampak semakin intensif dan terbuka.
Aroma persaingan juga tampak jelas saat beberapa Parpol tiba-tiba muncul dan melakukan
kampanye terselubung di sejumlah media massa, khususnya televisi. Beberapa isu dan
agenda diusung dalam tayangan berdurasi beberapa menit itu. Bahkan, momentum hari-hari
besar nasional dan hari-hari besar agama, dimanfaatkan untuk menyapa konstituen dengan
ucapan selamat melaksanakan ibadah (sesuai peringatan Hari Besar Agama) atau sekadar
ucapan selamat memperingati hari ... (sesuai peringatan Hari Besar Nasional).
Sekalipun tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik cenderung menurun, tetapi
gairah politikus untuk berkampanye terus meningkat. Indikasi ini secara kasat mata terlihat
dari maraknya atribut-atribut politikus dalam menjajakan dirinya. Melalui pemasangan iklan
layanan masyarakat di media massa, pemasangan spanduk, baliho, stiker, penerbitan buku
dan sebagainya; para politikus itu menawarkan janji untuk membuat hidup sejahtera.
Tentu saja apa yang dilakukan politikus memasang wajahnya di pinggir-pinggir jalan, ditempel
di tembok atau pepohonan, bukan tanpa dampak. Paling tidak, publik menjadi memiliki
awareness atau kesadaran atas keberadaan diri sang politikus itu. Hanya saja yang perlu
dicatat bahwa publik sebagai penerima informasi memiliki otoritas dalam mempersepsinya.
Dan pada gilirannya, perilaku kampanye semacam itu berpotensi melahirkan dampak
kesukaan, kemarahan, cemoohan, atau sama sekali tak peduli.
FOCUS SURVEY INDONESIA
2
3. Latar belakang
Pencitraan merupakan hal penting bagi setiap orang sebagai
makhluk sosial. Melalui pencitraan terhadap dirinya, manusia
memilih hal yang akan dilakukan dan juga apa yang seharusnya
tidak dilakukan atau ditinggalkan. Citra membantu manusia untuk
mengambil keputusan yang terbaik bagi dirinya dalam lingkungan
sosialnya.
Setiap orang selalu berusaha agar citranya selalu positif di hadapan
orang lain. Dengan pencitraan, seseorang berharap bisa terlihat
sempurna di mata orang lain. Karena itu, setiap langkah dan
tindakan mereka, selalu terukur dampak positif-negatifnya.Bahkan
tidak jarang, mereka melakukan kegiatan yang bersifat seolaholah. Semuanya menjadi seolah-olah baik, seolah-olah peduli, dan
seolah-olah dengan rakyat. Meski realitasnya, apa yang dilakukan
sekarang ini, belum pernah sekalipun ia kerjakan sebelumnya.
FOCUS SURVEY INDONESIA
3
4. Latar belakang
Karena itu, dalam berbagai kesempatan para calon presiden ataupun elit
politik baik yang duduk dipemerintahan maupun diluar pemerintahan
melakukan kunjungan ke berbagai kawasan yang diharapkan menjadi basis
massanya kelak. Tidak hanya permukiman penduduk, para Capres juga
berkunjung ke sejumlah fasilitas umum yang menjadi tempat
berkumpulnya masyarakat. Seperti, pasar-pasar tradisional, masjid dan
tempat peribadatan lainnya, serta tempat-tempat lain yang terkadang
sudah dipersiapkan oleh para tim pendukung.
Berbagai aktifitas yang dilakukan para Capres dan elit politik baik yang
duduk dipemerinthan maupun diluar pemerintahan sangat rajin
menghadiri berbagai acara seremoni yang kebetulan secara bersamaan
dilaksanakan, atau sengaja digelar dalam rangka kunjungan para Capres
ini. Dalam kesempatan itu, tidak jarang para Capres mencoba
menawarkan berbagai program kerja yang pro-rakyat dan berorientasi
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Mereka juga mencoba untuk
mendengarkan setiap keluhan dan permasalahan yang banyak dihadapi
oleh warga masyarakat.
FOCUS SURVEY INDONESIA
4
5. Latar belakang
Bahkan untuk tetap menjaga citra positifnya Elit Parpol
maupun pejabat negara ini sering pula mengajak awak
media untuk melakukan peliputan. Tentunya, media yang
bisa diajak kerjasama untuk membangun citranya di mata
masyarakat, melalui publikasi dan pemberitaan yang positif.
Dan bisa ditebak, alur pemberitaan yang ditulis media
terhadap figur sang tokoh , menggambarkan kesemarakan
acara dan penyambutan terhadap sang tokoh yang luar
biasa.
Hal ini wajar terjadi. Karena memang tidak ada media
massa termasuk media on-line dan juga pribadi para
pemilik media -media massa, editor atau redakturnya, serta
jajaran redaksi lainnya yang benar-benar bebas dan
objektif.
FOCUS SURVEY INDONESIA
5
6. Variabel Elektabilitas dan Popularitas
1.
2.
Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria
pilihan. Elektabilitas bisa diterapkan kepada barang, jasa maupun orang,
badan atau partai. Elektabilitas sering dibicarakan menjelang pemilihan
umum. Elektabilitas partai politik berarti tingkat keterpilihan partai politik
di publik. Elektabilitas partai tinggi berarti partai tersebut memiliki daya
pilih yang tinggi. Untuk meningkatkan elektabilitas maka objek
elektabilitas harus memenuhi kriteria keterpilihan dan juga populer.
Popularitas adalah tingkat keterkenalan di mata publik. Meskipun populer
belum tentu layak dipilih. Sebaliknya meskipun punya elektabilitas
sehingga layak dipilih tapi karena tidak diketahui publik, maka rakyat tidak
memilih.
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
7. Empat Strategi bentuk publisitas yang dilakukan elit politik baik yang duduk
dipemerintahan maupun diluar pemerintahan dan Partaipolitik
Pure publicity yakni mempopulerkan diri melalui aktivitas masyarakat dengan setting sosial yang
natural atau apa adanya. Misalnya saja, bulan Ramadhan dan Idul Fitri merupakan siklus aktivitas
tahunan sehingga menjadi realitas yang apa adanya. Kandidat bisa memanfaatkan kesempatan
tersebut untuk memasarkan dirinya. Misalnya dengan mengucapkan Selamat Menjalani Bulan
Ramadhan atau Selamat Tahun Baru Imlek dengan embel-embel nama atau photo kandidat.
Semakin banyak jenis bentuk pure publicity yang digarap, maka akan semakin populer kandidat.
Free ride publicity yakni publisitas dengan cara memanfaatkan akses atau menunggangi pihak lain
untuk turut mempopulerkan diri. Misalnya saja dengan tampil menjadi pembicara di sebuah forum
yang diselenggarakan pihak lain, menjadi sponsor gerakan anti narkoba, turut berpartisipasi dalam
pertandingan olahraga di sebuah daerah kantung pemilih dan lain-lain.
Tie-in publicity yakni dengan memanfaatkan extra ordinary news (kejadian sangat luat biasa).
Misalnya saja peristiwa tsunami, gempa bumi atau banjir bandang. Kandidat dapat mencitrakan diri
sebagai orang atau partai yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi sehingga imbasnya
memperoleh simpati khalayak. Sebuah peristiwa luar biasa, dengan sendirinya memikat media
untuk meliput. Sehingga partisipasi dalam peristiwa semacam itu, sangat menguntungkan
kandidat.(seperti komunikasi politik yang dilakukan Jokowi dan Ahok ketika Jakarta Banjir
dengan membagi bagi bantuan dan menunggui tanggul yang jebol)
Paid publicity sebagai cara mempopulerkan diri lewat pembelian rubrik atau program di media
massa. Misalnya, pemasangan advertorial, Iklan spot, iklan kolom, display atau pun juga blocking
time program di media massa. Secara sederhananya dengan menyediakan anggaran khusus untuk
belanja media.
FOCUS SURVEY INDONESIA
7
8. TUJUAN SURVEY
Memberikan pencerahan kepada masyarakat agar
tidak terjebak serta terhipnotis oleh pencitraan elit
politik /tokoh nasional baik yang diluar
pemerintahan maupun didalam pemerintahan yang
ingin maju sebagai calon president pada pemilu 2014
Memberikan pencerahan kepada para pemilih agar
lebih cerdas dalam melakukan pilihan politik kepada
partai politik yang ikut dalam pemilu 2014
FOCUS SURVEY INDONESIA
8
9. Beberapa tahap respon yang dilakukan oleh pemilih terhadap stimulasi Iklan di media massa dan
Pemberitaan mengenai Partai Politik dan Elit Politik, Tokoh tokoh politik ,tokohmasyarakat ,birokrat
.Serta sosialisasi langsung kemasyarakat yang dilakukan oleh tokoh tokoh politik,tokoh masyarakat dan
birokrat dan partai politik :
1.
2.
3.
4.
5.
Awareness yakni bila seseorang dapat mengingat atau menyadari bahwa sebuah
pihak tertentu merupakan tokoh /elit politik yang bisa menjadi calon president dan
partai politik yang menjadi peserta pemilu . Dengan jumlah kontestan Pemilu yang
sebanyak 12 Parpol dan tokoh tokoh nasional yang berambisi menjadi calon president
membangun awareness cukup sulit dilakukan, khususnya bagi partai partai baru.
Seperti sudah menjadi hukum besi political , secara umum para pemilih tidak akan
menghabiskan waktu dan energinya untuk menghafal nama nama kontestan
tersebut. Yang terang, seorang pemilih tidak akan memilih kontestan yan tidak
memiliki brand Awareness
Knowledge yakni ketika seorang pemilih mengetahui beberapa unsur penting
mengenai visi misi ,sepak terjang ,rekam jejak serta pengalaman pemilih terdari para
tokoh tokoh yang disodorkan dalam survey , baik substansi maupun presentasi.
Unsur unsur itu akan diinterpretasikan sehingga membentuk makna politis tertentu
dalam pikiran pemilih. Dalam pemasaran produk komersial, tahap ini disebut juga
sebagai tahap pembentuk brand association dan perceived quality
Liking yakni tahap di mana seorang pemilin menyukai tokoh dan parpol tertentu
karena satu atau lebih makna politis yang terbentuk di pikirannya sesuai dengan
aspirasinya.
Preference tahap di mana pemilih menganggap bahwa satu atau beberapa makna
politis yang terbentuk sebagai interpretasi terhadap produk politik sebuah kontestan
tidak dapat dihasilkan secara lebih memuaskan oleh kontestan lainnya. Dengan
demikian, peniilih tersebut memiliki kecenderungan unluk memilih kontestan
tersebut
Conviction pemilih tersebut sampai pada keyakinan untuk memilih parpol dan tokoh
tertentu
FOCUS SURVEY INDONESIA
9
11. KRITERIA DIMENSIONAL KETERKENALAN
(POPULARITAS)
TOKOH NASIONAL/ELIT POLITIK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dampak terpaan media (cetak dan elektronik) karena pemilikan
kredibilitas (keterpercayaan, keahlian, kecerdasan, status sosialekonomi dan ketokohan) yang dinilai layak untuk jadi sumber berita.
Kecenderungan media menjadikannya brand image karena sosok
personal yang layak jual.
Gagasan-gagasannya realistik dan solutif.
Kekhasan pada tampilan fisik.
Jejak rekam figur.
Popularitas karena keturunan dari orang yang terkenal.
Karakter populis
dan kesediannya menanggalkan ikatan-ikatan
formalitas.
Popularitas karena menjadi Media Darling
Kemampuannya sebagai komunikator yang bisa membentuk militansi
dan fanatisme pendukungnya.
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
12. KRITERIA DIMENSIONAL KETERPILIHAN
(ELEKTABILITAS)
Partai Politik
1. Mesin partai yang diisi oleh tokoh-tokoh dengan kredibilitasnya yang tinggi, kader
partai yang memiliki kompetensi individual yang kuat serta jaringan (network)
yang solid.
2. Gerakan partai selalu menunjukkan tanggungjawab sosial yang tinggi terhadap
masyarakat.
3. Para pelaku partai memiliki nilai-nilai etika dan sangat menghormati dan mematuhi
nilai-nilai tersebut untuk menghindari sanksi masyarakat.
4. Konsistensi partai dalam membela kepentingan rakyat sekalipun harus menjadi
oposisi.
5. Integritas dan komitmen terhadap peran sebagai linkage antara negara (state) dan
warganegara (citizen).
6. Tidak bersifat pragmatis yang mengorbankan kepentingan rakyat.
7. Pengelolaan partai menerapkan asas-asas penyelenggaraan partai yang bersih dan
bebas dari KKN antara lain: asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan partai,
mendahulukan kepentingan rakyat, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas,
dan akuntabilitas.
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
13. KRITERIA DIMENSIONAL KETERPILIHAN
(ELEKTABILITAS)
Partai Politik
1. Mesin partai yang diisi oleh tokoh-tokoh dengan kredibilitasnya yang tinggi, kader
partai yang memiliki kompetensi individual yang kuat serta jaringan (network)
yang solid.
2. Gerakan partai selalu menunjukkan tanggungjawab sosial yang tinggi terhadap
masyarakat.
3. Para pelaku partai memiliki nilai-nilai etika dan sangat menghormati dan mematuhi
nilai-nilai tersebut untuk menghindari sanksi masyarakat.
4. Konsistensi partai dalam membela kepentingan rakyat sekalipun harus menjadi
oposisi.
5. Integritas dan komitmen terhadap peran sebagai linkage antara negara (state) dan
warganegara (citizen).
6. Tidak bersifat pragmatis yang mengorbankan kepentingan rakyat.
7. Pengelolaan partai menerapkan asas-asas penyelenggaraan partai yang bersih dan
bebas dari KKN antara lain: asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan partai,
mendahulukan kepentingan rakyat, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas,
dan akuntabilitas.
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
14. Metodologi Survey
Survey ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian untuk membuat
gambaran mengenai situasi atau kejadian.Jenis survey ini memberikan peluang yang besar
akan munculnya interpretasi interpretasi alternatif Metode ini juga mampu mendekatkan
antara relawan survey dengan objek yang dikaji.
Cara kerja proses penelitian ini berlangsung serempak dan dilakukan dalam bentuk
pengumpulan, pengolahan dan menginterpretasikan sejumlah data yang bersifat kualitatif.
Yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa
sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta ( fact finding).
Hasil penelitian survey ditekankan pada memberikan gambaran secara obyektif tentang
keadaan sebenarnya dari obyek yang disurvey Akan tetapi guna mendapatkan manfaat yang
lebih luas dalam penelitian ini, kerap kali di samping pengungkapan fakta sebagaimana
adanya dilakukan juga pemberian interpretasi interpretasi yang kuat
Survey ini memberikan gambaran bagaimana persepsi dan sikap pilihan masyarakat
.Terhadap popularitas ,tindakan tindakan ,program yang ditawarkan dan sepak terjang tokoh
tokoh nasional serta partai politik peserta pemilu 2014 yang disodorkan dalam survey untuk
dapat memperbaiki kondisi negara serta keadaan ekonomi dan sosial masyarakat selama
dalam pemerinthan SBY Budiono dengan tanpa menggunakan uji hipotesis atau prediksi. Di
mana informasi diperoleh dengan membandingkan hasil wawancara dari masing- masing
responden, observasi lalu baru kemudian menarik kesimpulan dari persepsi dan sikap pilihan
responden terhadap tokoh nasional dan parpol
FOCUS SURVEY INDONESIA
14
15. Metodologi Survey
Populasi survei ini adalah seluruh warganegara Indonesia yang tinggal di Pulau
Jawa , Bali ,NTB ,NTT,Sulawesi Selatan ,Sulawesi Utara ,Kalimantan Barat
,Kalimantan Timur ,Kalimantan Selatan,Lampung ,Sumatera Selatan,Sumatera
Utara ,NAD,Riau,Maluku,Papua
yang punya hak pilih dalam pemilihan umum,
yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika
survei dilakukan
Survey diadakan pada tanggal 10- 28 Juli 2013
Sampel berasal dari 21 Provinsi 200 kapubaten dan Kota yang dibagi dalam 420
Kecamatan dan 5000 kelurahan /desa yang terdistribusi secara proporsional.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka dengan mengisi quisioner oleh
pewawancara yang telah dilatih.
Dengan jumlah sample sebanyak 10000 maka toleransi kesalahan (margin of
error) sebesar +/- 2.5% pada tingkat kepercayaan 98 persen.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 42 %
dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih
(spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti
FOCUS SURVEY INDONESIA
15
16. Alur Penarikan Sampel
Populasi desa/kelurahan
tingkat Nasional
Provinsi 1
Provinsi
Kuota
Ds 1 Ds m
Ds 1 Ds n
RT1 RT2 RT3 .
RT5
Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5
RT dengan cara random
Di masing-masing RT/Lingkungan
dipilih secara random dua KK
KK1 KK2
Perempuan
Desa/kelurahan di tingkat
Provinsi dipilih secara random dengan
jumlah proporsional
Laki-laki
Di KK terpilih dipilih secara random
Satu orang yang punya hak pilih
laki-laki/perempuan
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
18. Apakah Ibu/Bapak melihat keadaan ekonomi RUMAH TANGGA IBU/BAPAK
SEKARANG menjadi buruk, Tetap , baik dalam pemerintahan SBY -Budiono?(%)
74.80%
17.90%
7.30%
Buruk
Tetap
Baik
FOCUS SURVEY INDONESIA
18
19. Temuan Survey
Dari temuan survey 74,8 % Saat ini ekonomi rumah tangga masyarakat tambah parah
/buruk akibat dampak kenaikan BBM dan ditambah lagi memasuki bulan Suci
Ramadhan, biaya kebutuhan anak masuk sekolah dan naiknya harga sembilan bahan
pokok (Sembako), hal ini membuat semakin terpuruk ekonomi masyarakat , bukan itu
saja, malahan Tarif Dasar Listrik (TDL) PLN juga mengalami kenaikan sekitar 11 persen,
sehingga menyebabkan penderitaan masyarakat semakin kompleks.
Daya beli masyarakat menurun dimana Daya beli masyarakat kecil dengan
penghasilannya yang tetap akan mengurangi kemampuannya untung membeli
kebutuhan hidupnya.
Terjadi stagnasinya pertumbuhan ekonomi pascakenaikan BBM lebih dipicu oleh arus
inflasi masyarakat. Akibatnya arus pengembalian pinjaman bank pun oleh masyarakat
mulai ikut berpengaruh atau tersendat
Hanya 7,3 persen responden yang puas dengan pengendalian harga bahan pangan oleh
pemerintah, sedangkan hampir 74,8 persen menyatakan sebaliknya. Persoalan yang
dirasakan di tingkat mikro itu tampaknya paling direspons negatif ketimbang aspek
persoalan makro seperti soal pengendalian kurs rupiah dan pengawasan perbankan.
Jajak pendapat triwulan ini belum mengukur dampak rencana pemberlakuan harga
bahan bakar minyak bersubsidi yang akan diterapkan.
FOCUS SURVEY INDONESIA
19
21. Apakah Ibu/Bapak melihat keadaan Keamanan dan ketertiban SEKARANG
menjadi buruk, tidak ada perubahan(TETAP), Baik selama pemerintahan SBY
Budiono (%)
72.30%
11.80%
Buruk
15.90%
Tetap
Baik
FOCUS SURVEY INDONESIA
21
22. Temuan Survey
keadaan sosial dan keamanan dalam negeri sepanjang pemerintahan SBYBudiono sangat tidak menggembirakan dimana Masyarakat merasa tidak
puas dengan penanganan masalah hukum dan keamanan dimana 72,3%
menyatakan tidak puas dengan keamanan dalam negeri
Banyak ekskalasi kondisi keamanan, benturan horizontal, dan konflik
komunal di tengah masyarakat. Kondisi itu terjadi di berbagai daerah di
Indonesia.
Muncul kesan dari masyarakat bahwa pemerintah melakukan pembiaran
atas kondisi tersebut. "Masih ada penilaian bahwa ada keterlambatan dan
ketidaktuntasan dalam menyelesaikan permasalahan gangguan
keamanan, termasuk gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat,
Menarik dicermati, persoalan jaminan dan keamanan merupakan hal yang
dinilai paling mendesak diatasi pemerintah, termasuk di dalamnya kasuskasus bentrokan anggota TNI dengan anggota Polri. Di peringkat
berikutnya, persoalan yang dinilai mendesak adalah kerusuhan sosial dan
ancaman disintegrasi bangsa.
FOCUS SURVEY INDONESIA
22
24. Apakah pendapat dan pandangan Ibu/Bapak tentang
SBY Budiono (%)
97.50%
93.20%
pemerintahan
98.30%
80.50%
74.30%
65.80%
Terkorup
Tidak Konsisten
Penakut
Ragu-Ragu
FOCUS SURVEY INDONESIA
Pencitraan
Tidak Pro Rakyat
24
25. Temuan Survey
Dalam survey ditemukan bahwa pemerintahan SBY Budiono menampilkan gambaran
ketidakpuasan, apresiasi publik terhadap kinerja pemerintah di bidang politik,
hukum,hal ini tergambar bahwa masyarakat berpendapat bahwa pemerintahan SBY
Budiono terkorup dengan prosentase 97,5 %
Dalam bidang politik dan ketidak konsistenan SBY Budiono dalam menjalankan
pemerintahan sangat seperti ketidak beranian SBY untuk megeluarkan PKS dari Koalisi
kabinet Indonesia bersatu hal ini terlihat dengan jawaban respoden yang hampir 80,5 %
menyatakan SBY penakut ,
bertahannya apresiasi publik terhadap ketidak konsistenan SBY dalam memciptakan
kebebasan beragama di indonesia terlihat dari persentase tingkat ketidak kepuasan
responden yang relatif tetap, yaitu di angka 65,8 persen. Aspek kebebasan sipil, seperti
kebebasan beribadah, dinilai tetap negative sebagian besar responden
Responden juga menilai pemerintahan SBY Budiono hanya melakukan pencitraan dan
wacana saja tanpa ada realisasinya hal ini tergambar dengan jawaban Responden yang
mengatakan dengan presentase 98,3 % ,hal ini tergambar dengan jumlah anggaran
belanja yang dikeluarkan pemerintah untuk advertising sangat besar ,serta banyak
menterinya yang melakukan iklan yang tak bermanfaat .
FOCUS SURVEY INDONESIA
25
26. Temuan Survey
Dalam survey juga ditemukan bahwa pemerintah SBY Budiono
kurang pro rakyat hal ini tergambar dengan prosentase 74,3
dengan tidak ada upaya SBY untuk melindungi produk produk
pertanian dari serbuan produk pertanian Import
FOCUS SURVEY INDONESIA
26
27. Sikap dan Pilihan Publik terhadap
Tokoh Tokoh Nasional Yang Jadi Object Survey
FOCUS SURVEY INDONESIA
27
28. Tingkat Pengenalan nama Tokoh Tokoh Nasional
97.30% 97.30% 99.50%
99%
93.90%
79.50%
96.20%
90.60%
77.90%
91.40%
87.40%
86.30%
90.50%
90.30%
87.30%
80.40%
76.30% 78.10%
58.40%
53.10%
FOCUS SURVEY INDONESIA
28
29. Tingkat pengenalan Tokoh Tokoh
Any Yudhoyono
Yusril Izha.M
Sutiyoso
Mahfud MD
Ahok /Basuki.T
Jokowi
Megawati SP
Hatta.R
Wiranto
Din Syamsudin
Yusup Kala
Srimulyani
Aburizal B
Prabowo .S
Sri Sultan
Gita W
Marzuki Ali
Surya Paloh
Pramono Edhie
Jumhur Hidayat
99.0%
79.50%
93.90%
77.90%
97.30%
97.30%
99.50%
90.60%
87.40%
80.40%
91.40%
86.30%
90.50%
96.20%
90.30%
53.10%
76.30%
78.10%
58.40%
87.30%
FOCUS SURVEY INDONESIA
29
30. Temuan Survey
Tingkat Awarness Masyarakat terhadap untuk dapat mengingat atau menyadari bahwa
sebuah pihak tertentu merupakan tokoh /elit politik atau birokrat adalah pada
Megawati Soekarnoputri yang tertinggi dengan 99,5% dan Any Yudhoyono dengan 99%
karena Megawati adalah mantan president dan keturunan mantan President Sukarno
sedangkan Any Yudhoyono dikenal karena istri president .
Sedangkan Tingkat Awarness Publik /Masyarakat terhadap Jokowi dan Ahok sama yaitu
97,3 % hal ini dikarena mereka berdua tidak bisa dipisahkan yang merupakan pasangan
Temuan Survey
yang sangat sering menjadi pemberitaan walaupun hanya sebagai kepala daerah
provinsi ,tetapi media yang meliput adalah media nasional yang paling banyak
beroperasi di Jakarta dan mereka berdua selalu menjadi media darling
Prabowo subianto menpunyai tingkat awarness 96,2 persen padahal jarang sekali
kegiatan Prabowo Subianto ditayangkan di media massa walaupun sering diliput oleh
media massa ,hal ini menjadi maklum karena pemilik pemilik media massa besar
khususnya televisi dikuasai oleh pengurus parpol dan elit politik yang akan bersaing
dengan Prabowo Subianto .Tingkat Awarness masyrakat terhadap Prabowo Subianto
lebih didasarkan kepada gaya kepemimpinannya tegas dan berani dan visi misinya yang
pro kepada rakyat kecil serta berpihak pada ekonomi kerakyatan .
FOCUS SURVEY INDONESIA
30
31. Temuan Survey
Sedangkan awarness masyarakat terhadap Hatta rajasa, Sutiyoso , Aburizal
Bakrie,Yusup Kala , dan Sri Sultan diatas 90 % dimana Hatta rajasa dikenal
karena besan dari Sby dan menteri di kabinet SBY , Sutiyoso mantan
Gubenur DKI Jakarta yang membangun Busway , Aburizal Bakrie karebna
sering kegiatannya diliput oleh media massa miliknyas serta persoalan
Lapindonya sedangkan Yusup Kalla dikenal karena mantan wakil president
yang sangat berpengaruh dan aktive selama memerintah dibandingkan
president
Sedangkan untuk Tokoh muda yang sangat dikenal oleh masyarakat adalah
Jumhur Hidayat ketua BNP2TKI dan satu satunya tokoh yang berdarah
Jawa Barat dengan tingkat awarness mencapai 87,3 % ,tingkat Awarness
Jumhur di atas tokoh seperti Gita Wiryawan, Mahfud MD , Yusril Izha.M,
Din Syamsudin, Marzuki Ali,Surya Paloh, Sri Mulyani ,Pramono Edhie ,
FOCUS SURVEY INDONESIA
31
32. Tertarik Dengan Nama Tokoh Tokoh Karena mampu meyelesaikan
permasalahan pemerintahan dan persoalan ekonomi sosial rakyat
98.70%
87.30% 85.30% 89.50%
69.10% 68.90%
58%
88.30%
87.40%
82.60% 81.40%
79.50%
65.40%
80.70%
66.70%
57.90%
50.30% 52.40%
FOCUS SURVEY INDONESIA
54.20% 56.20%
32
33. Tingkat Ketertarikan Pada Tokoh yang dianggap mampu meyelesaikan permasalahan pemerintahan dan persoalan ekonomi
sosial rakyat
Any Yudhoyono
Yusril Izha.M
Sutiyoso
Mahfud MD
Ahok /Basuki.T
Jokowi
Megawati SP
Hatta.R
Wiranto
Din Syamsudin
Yusup Kala
Srimulyani
Aburizal B
Prabowo .S
Sri Sultan
Gita Wiryawan
Marzuki Ali
Surya Paloh
Pramono Edhie
Jumhur Hidayat
58%
69.10%
68.90%
57.90%
87.30%
80.30%
89.50%
92.60%
91.40%
65.40%
87.40%
66.70%
79.50%
98.70%
80.70%
50.30%
52.40%
54.20%
56.20%
88.30%
FOCUS SURVEY INDONESIA
33
34. Temuan survey
Dalam survey di temukan bahwa 98,7 persen memilih Prabowo Subianto sebagai Tokoh yang
sangat diminati serta dipercaya oleh masyarakat untuk dapat meyelesaikan permasalah
keterpurukan ekonomi masyarakat kecil, stabilitas keamanan dalam negeri ,serta bahaya ancaman
disintegrasi ,serta pemberantasan korupsi Hal ini dikarenakan sosok yang tegas dan berani dan tidak
mudah disepelekan oleh negara tetangga
Kemudia disusul Megawati sukarnoputri 89,5 % juga dianggap bisa meyelesaikan persoalan diatas
Sedangkan ketertarikan dan kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi dan Ahok
untuk
meyelesaikan persoalan nasional dianggap belum waktunya , masyarakat masih menginginkan
Jokowi Untuk meyelesaikan tugasnya sebagi Gubenur DKI Jakarta sesuai dengan program dan
janjinya ketika bertarung di PilGUB ,sebab program program Jokowi ahok belum semua terealisasi
baru dalam tatanan program dan perencanaan . Seperti mengatasi kemacetan ,Sungai Kotor
,penataan Pedagang Kaki Lima yang manusiawi dan pembangunan MRT diJakarta
Jumhur Hidayat menjadi tokoh muda yang dianggap oleh masyarakat dapat meyelesaikan persoalan
persoal nasional karena Jumhur Hidayat merupakan Pejabat negara yang sangat baik dalam
mengelolah departemen yang dipimpinya ,hal ini tercermin dengan makin tertatanya perlindungan
TKI yang bekerja di Luar negeri serta tidak ada tidak adanya korupsi didepartemen yang
dipimpinnya ,selain itu umhur adalah mantan aktivis buruh yang sangat dikenal dikalangan buruh
yang dipastikan akan berpihak pada rakyat kecil
FOCUS SURVEY INDONESIA
34
35. Tahapan di mana pemilih menganggap bahwa satu atau beberapa makna politis yang
terbentuk sebagai interpretasi terhadap Tokoh yang tidak dapat dihasilkan secara
lebih memuaskan oleh tokoh lainnya nya. Dengan demikian, pemilih tersebut memiliki
kecenderungan unluk memilih tokoh tertentu
95.70%
89.30% 91.50%
81.70%
72.60%
58%
71.30%
69.30%
57.30%
57.10% 56.70%
51.20%
46.20%
37.70%
35.20%
29.20% 28.70%
FOCUS SURVEY INDONESIA
30.30% 32.40% 28.20%
35
36. Tahapan pada keyakinan untuk memilih tokoh tertentu jika pemilihan Prseident
dilakukan hari ini
27.40%
12.70%
11.30%
8.40%
6.30%
5.80%
4.90%
3.30%
1.00% 1.10%
1.90%
3.20%
1.00%
1.30%
FOCUS SURVEY INDONESIA
2.30%
3.30%
1.20% 1.10% 1.10% 1.40%
36
37. Temuan survei
Dalam tahapan masyarakat untuk memilih tokoh yang layak sebagai President maka Prabowo
Subianto mempunyai ting keterpilihan yang tertinggi yaitu 27,4% hal ini tergambar dari keinginan
masyarakat yang menginginkan pemimpin yang tidak peragu, tegas ,pemberani ,tidak mengeluh
,hal ini terlihat dengan keberhasilan Prabowo membawa partai Gerindra menjadi partai yang
konsisten memperjuangkan rakyat dan bersih dari korupsi
Sedangkan megawati Sukarnoputri hanya 12,7 persen masyarakat yang memilih hal ini tercermin
dalam survei , keterpilihan Megawati hanya oleh masyarakat yang menjadi simpatisan PDIP
Sedangkan Jokowi tingkat keterpilihannya hanya mencapai 11,3 persen karena masyarakat masih
sangat menginginkan Jokowi membuktikan kinerja kepemimpinanya di Jakarta selama 5 tahun
untuk membuat Jakarta tertib ,aman ,tidak macet dan tidak Banjir .
Tingkat keterpilihan Wiranto hanya 8,4 % karena dianggap wiranto adalah sosok yang tidak berani
mengambil resiko dalam situasi tertentu .
Sedangkan Hatta Rajasa hanya mempunyai tingkat keterpilihan oleh masyarakat 5,8 % karena
dianggap Hatta Rajasa gagal sebagi menko perekonomian untuk mensejahterakan rakyat , dan
dianggap Hatta akan menjadi bemper SBY setelah SBY tidak memimpin .
Sedangkan Aburizal Bakrie yang gencar beriklan dan diliput media massa miliknya hanya mencapai
tingkat keterpilihan 4,9 % karena masih terjebak oleh Kasus Lapindo
Tokoh Muda yang punya tingkat keterpilihan tertinggi adalah Jumhur Hidayat dengan 6,3 % persen
melewati Gita Wiyawan ,juga Hatta Rajasa ,Yusup Kala dan Aburizal Bakrie
Dalam survei dapat ditarik kesimpulan bahwa Masyarakat masih menginginkan kepemimpinan
Nasional dipimpin oleh tokoh keturunan dari Pulau Jawa
FOCUS SURVEY INDONESIA
37
38. RESPON TERHADAP PARTAI POLITIK
100.00%
94.43%
90.00%
97.69%
91.97%
87.90% 89.50%
80.47%
80.00%
77.51%
70.00%
60.95% 61.76%
60.00%
60.42%
54.27%
57.01%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Nasde
PKB
PKS
PDIP
Golkar Gerindr
PD
PAN
PPP
Hanura
PBB
PKPI
m
a
Response 54.27% 60.95% 61.76% 94.43% 91.97% 97.69% 87.90% 89.50% 80.47% 77.51% 60.42% 57.01%
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
39. SIKAP MEMILIH TERHADAP PARTAI POLITIK(%)
30
24.2
25
19.7
20
14.1
15
9.4
10
5
4.3
2.7
10.8
4.1
2.9
4.9
1.3
0
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
1.6
40.
Dalam survey ditemukan bahwa Respon dan sikap memilih terhadap
partai politik berhubungan erat dengan figur pemimpin partainya serta
keberpihakan partai politik kepada kepentingan rakyat serta kasus kasus
hukum yang berhubungan dengan tindak pidana korupsi yang menimpa
kader partai politik , dari respon dan dan sikap memilih responden
ditemukan dalam survei keterpilihan Partai Gerindra menempati urutan
pertama dengan 24,20% karena dianggap ketokohan Prabowo Subianto
yang tegas dalam memimpin partai Gerindra serta program partai yang
berpihak pada rakyat khusunya kaum tani, buruh dan nelayan dengan
mengusung Ekonomi Kerakyatan,serta partai Gerindra hingga survei ini
dilakukan belum ada Kader Gerindra yang terlibat dalam kasus pidana
korupsi
PDIP didalam survey juga mengalami kenaikan keterpilihan dengan 19,70
% hal dikarenakan kekonsistenan PDIP yang selalu berseberangan
dengan pemerintah serta kinerja mesin partai dan loyalitas kader PDIP
yang cendeung menjadi partai Kader ,namun keenganan pemilih untuk
memilih PDIP karena banyak Kader Kader PDIP yang duduk
dipemerintahan maupun parlemen ada yang terlibat tindak pidan
korupsi
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
41.
Survey ini menemukan bahwa ada 3 partai berbasis Islam yaitu PKB, PKS dan PBB
yang menempati posisi yang sama dalam urutan sikap pilihan responden.
Generalisasi responden terhadap fenomena ketidakkonsistenan partai-partai
berbasis agama Islam terhadap nilai-nilai AMAR MARUF NAHI MUNKAR (yang
terbukti dari kasus-kasus korupsi dari tokoh-tokoh partai
khususnya PKS)
menyebabkan munculnya stereotip responden terhadap partai-partai berbasis Islam
tersebut.
Akibatnya pemilih partai yang berbasis agama Islam banyak beralih pilihan ke Partai
Amanah Nasional dengan tingkat keterpilihan hingga 10,86%
Bergabungnya Hary Tanoe ke partai Hanura, membawa dampak meningkatnya afek
positif responden terhadap Wiranto maupun keterpilihan Hanura yang mencapai 4,9
% . Hal ini terlihat dari posisi Hanura dan Wiranto yang cukup baik dalam urutan sikap
pemilihan dari responden.dan disebabkan oleh pemberitaan media yang dimiliki oleh
Harry Tanoe
Responden masih memiliki question mark terhadap Nasdem yang hanya meperoleh
tingkat keterpilihan 4,3 % sebagai partai pendatang baru cukup baik dan
mengejutkan ,pencapian 4,3 % karena gencarnya pemberitaan Nasdem di metro TV
yang nota bene milik Surya Paloh , demikian juga terhadap PBB dan PKPI tentang
kiprahnya dalam membangun dan memperbaiki negeri ini. Demikian juga terhadap
tokoh-tokoh dari partai-partai tersebut. Tanda tanya ini menyebabkan posisi partai
maupun tokoh-tokohnya seperti Surya Paloh, Yusril Ihza Mahendra dan Sutiyoso
masih belum secara signifikan menjadi sikap pilihan reponden.
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
42.
Survey Ini dibiayai oleh Indonesia Focus Survey Indonesia .Dilarang
Mempublikasikan hasil survey ini kecuali sepengetahuan dan seijin Focus
Survey Indonesia
Terima Kasih
Kepala Bidang Survey dan Pengolahan data
Widodo Trisakmekto,SE.MBA
FOCUS SURVEY INDONESIA
42