ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
FRAMING
Muhammad Reza Hanafi 140904137
Jovie Samuel Lubis 140904
Ahmad Rafiqi Lubis 140904145
Dody Yogasworo 140904146
Eryanda Ayat Anugrah 140904198
1.SEJARAH ANALISIS FRAMING
 Analisis framing merupakan versi terbaru dari pendekatan analisis
wacana, khususnya untuk menganalisis teks media.
 Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson
pada tahun 1955.
 Mulanya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat
kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan
wacana, serta yang menyediakan ktegori-kategori standar untuk
mengapresiasi realitas.
 Namun, kemudian pengertian framing berkembang yaitu ditafsirkan
untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan aspek-
aspek khusus sebuah realita oleh media. Dalam ranah studi komunikasi,
analisis framing mewakili tradisi yang mengedepankan pendekatan atau
perspektif multidisipliner untuk menganalisis fenomena atau aktivitas
komunikasi.
 Analisis framing sebagai suatu metode analisis
isi media, terbilang baru.
 Ia berkembang terutama berkat pandangan
kaum konstruksionisme.
 Paradigma ini mempunyai posisi dan
pandangan tersendiri terhadap media dan teks
berita yang dihasilkannya.
 Konsep mengenai konstruksionisme
diperkenalkan oleh sosiolog interpretatif, Peter
L. Beger bersama Thomas Luckman, yang
banyak menulis karya dan menghasilkan tesis
mengenai konstruksi sosial dan realitas.
 Tesis utama dari Berger adalah manusia dan masyarakat
adalah produk yang dialektis, dinamis, dan plural secara
terus-menerus. Bagi Berger, realitas itu tidak dibentuk
secara ilmiah tidak juga sesuatu yang diturunkan Tuhan,
tetapi ia dibentuk dan direkonstruksi.
 Dengan pemahaman seperti itu, realitas berwajah ganda /
plural. Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang
berbeda-beda atas suatu realitas. Selain plural,
konstruksi sosial juga bersifat dinamis. Sebagai hasil dari
konstruksi sosial maka realitas dapat merupakan realitas
subyektif dan realitas objektif.
 Realitas subyektif, menyangkut makna, interpretasi, dan
hasil relasi antar individu dengan objek. Sedangkan
realitas objektif, merupakan sesuatu yang dialami,
bersifat eksternal, berada di luar atau dalam istilah
Berger, tidak dapat kita tiadakan
2.KONSEP ANALISIS FRAMING
 Konsep tentang framing atau frame sendiri bukan
murni konsep ilmu komunikasi, akan tetapi dipinjam
dari ilmu kognitif (psikologis). Dalam praktiknya,
analisis framing juga membuka peluang bagi
implementasi konsep-konsep sosiologis, politik, dan
kultural untuk menganalisis fenomena komunikasi,
sehingga suatu fenomena dapat diapresiasi dan
dianalisis berdasarkan konteks sosiologis, politis,
atau kultural yang melingkupinya.
 Banyak model dalam analisis framing ini seperti
Robertn N. Entman, William Gamson dan Andre
Mogdialini yaitu :
2.1 MODEL ANALISI FRAMING ROBERT ENTMAN
 Entman melihat framing dalam dua dimensi yaitu : selesi isu dan
penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas
atau isu. Seleksi isu berkaitan dengan pemilihan fakta. Maka dari
proses ini ada bagian berita yang di masukkan dan ada yang
dikeluarkan. Maka dari itu tidak semua aspek dan isu ditampilkan
semua.
 Dari pemikiran di atas Entman merumuskannya dalam bentuk
model Framing berikut ini :
 a. Defenisi Masalah (Defining problem)
 b.Memperkirakan sumber masalah (Diagnose Cause)
 c.Membuat keputusan Moral (Make Moral Judgement)
 d.Menekankan Penyelesaian (Treatment Recommendation)
2.2.MODEL ANALISI FRAMING WILLIAM GAMSON DAN ANDRE
MODIGLIANI
 Model ini menganggap Frame sebagai cara bercerita atau
gugusan ide-ide yang tersusun sedemikian rupa dan
menghadirkan konstruksi makna dari peristiwa yang
berkaitan dengan suatu wacana.
 Framing adalah pendekatan untuk mengetahui
bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan
oleh wartawan ketika menyeleksi dan menulis berita.
 Cara pandang inilah yang akhirnya menentukan fakta
apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan
dihilangkan dan kemana arah berita tersebut.
3.ANALISIS FRAMING
 Analisi Framing adalah salah satu metode analisis media,
seperti halnya analisis isi dan semiotik. Framing secara
sederhana adalah membingkai sebuah peristiwa.
 Menurut Sobur bahwasanya Framing digunakan untuk
mengetahui bagaimana cara pandang yang digunakan
wartawan dalam menyeleksi isu dan menulis berita,
 Framing merupakan metode penyajian realitas dimana
kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara
total , melainkan dibelokkan secara halus dengan
menggunakan istilah yang punya konotasi tertentu
menurut Sudibyo
 Dengan kata lain bagaimana realitas
dibingkai, dikonstruksi, dan dimaknai oleh
media
 Hal penting dalam Framing , ketika sesuatu
diletakkan dalam Frame, maka ada bagian
yang terbuang dan ada bagian yang terlihat.
Kita bisa menghadirkan analogi ketika
memfoto suatu pemandanganan.
 Analisis framing digunakan untuk mengkaji
pembingkaian realitas (peristiwa, individu, kelompok,
dan lainnya) yang dilakukan oleh media massa.
 Pembingkaian tersebut merupakan
proses konstruksi, yang berarti realitas dimaknai dan
direkonstruksi dengan cara dan makna tertentu.
 Framing digunakan media untuk memberikan
penekanan aspek tertentu sesuai kepentingan media
tersebut. Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang
lebih bermakna, lebih diperhatikan, dianggap penting,
dan lebih mengena dalam pikiran khalayak.
KESIMPULAN
 Analisis framing adalah analisis untuk
mengetahui perspektif atau cara pandang yang
digunakan wartawan ketika menseleksi isu dan
menulis berita.Asumsi dasar dari framing adalah
individu wartawan selalu menyertakan
pengalaman hidup, pengalaman sosial dan
kecenderungan psikologisnya ketika
menafsirkan pesan yang datang kepadanya.
Dampak dari aktivitas ini adalah adanya
perbedaan makna berita meskipun
fakta/kejadiannya sama.

More Related Content

Framing

  • 1. FRAMING Muhammad Reza Hanafi 140904137 Jovie Samuel Lubis 140904 Ahmad Rafiqi Lubis 140904145 Dody Yogasworo 140904146 Eryanda Ayat Anugrah 140904198
  • 2. 1.SEJARAH ANALISIS FRAMING  Analisis framing merupakan versi terbaru dari pendekatan analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media.  Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson pada tahun 1955.  Mulanya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, serta yang menyediakan ktegori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas.  Namun, kemudian pengertian framing berkembang yaitu ditafsirkan untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan aspek- aspek khusus sebuah realita oleh media. Dalam ranah studi komunikasi, analisis framing mewakili tradisi yang mengedepankan pendekatan atau perspektif multidisipliner untuk menganalisis fenomena atau aktivitas komunikasi.
  • 3.  Analisis framing sebagai suatu metode analisis isi media, terbilang baru.  Ia berkembang terutama berkat pandangan kaum konstruksionisme.  Paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkannya.  Konsep mengenai konstruksionisme diperkenalkan oleh sosiolog interpretatif, Peter L. Beger bersama Thomas Luckman, yang banyak menulis karya dan menghasilkan tesis mengenai konstruksi sosial dan realitas.
  • 4.  Tesis utama dari Berger adalah manusia dan masyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis, dan plural secara terus-menerus. Bagi Berger, realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah tidak juga sesuatu yang diturunkan Tuhan, tetapi ia dibentuk dan direkonstruksi.  Dengan pemahaman seperti itu, realitas berwajah ganda / plural. Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Selain plural, konstruksi sosial juga bersifat dinamis. Sebagai hasil dari konstruksi sosial maka realitas dapat merupakan realitas subyektif dan realitas objektif.  Realitas subyektif, menyangkut makna, interpretasi, dan hasil relasi antar individu dengan objek. Sedangkan realitas objektif, merupakan sesuatu yang dialami, bersifat eksternal, berada di luar atau dalam istilah Berger, tidak dapat kita tiadakan
  • 5. 2.KONSEP ANALISIS FRAMING  Konsep tentang framing atau frame sendiri bukan murni konsep ilmu komunikasi, akan tetapi dipinjam dari ilmu kognitif (psikologis). Dalam praktiknya, analisis framing juga membuka peluang bagi implementasi konsep-konsep sosiologis, politik, dan kultural untuk menganalisis fenomena komunikasi, sehingga suatu fenomena dapat diapresiasi dan dianalisis berdasarkan konteks sosiologis, politis, atau kultural yang melingkupinya.  Banyak model dalam analisis framing ini seperti Robertn N. Entman, William Gamson dan Andre Mogdialini yaitu :
  • 6. 2.1 MODEL ANALISI FRAMING ROBERT ENTMAN  Entman melihat framing dalam dua dimensi yaitu : selesi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Seleksi isu berkaitan dengan pemilihan fakta. Maka dari proses ini ada bagian berita yang di masukkan dan ada yang dikeluarkan. Maka dari itu tidak semua aspek dan isu ditampilkan semua.  Dari pemikiran di atas Entman merumuskannya dalam bentuk model Framing berikut ini :  a. Defenisi Masalah (Defining problem)  b.Memperkirakan sumber masalah (Diagnose Cause)  c.Membuat keputusan Moral (Make Moral Judgement)  d.Menekankan Penyelesaian (Treatment Recommendation)
  • 7. 2.2.MODEL ANALISI FRAMING WILLIAM GAMSON DAN ANDRE MODIGLIANI  Model ini menganggap Frame sebagai cara bercerita atau gugusan ide-ide yang tersusun sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna dari peristiwa yang berkaitan dengan suatu wacana.  Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi dan menulis berita.  Cara pandang inilah yang akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan dan kemana arah berita tersebut.
  • 8. 3.ANALISIS FRAMING  Analisi Framing adalah salah satu metode analisis media, seperti halnya analisis isi dan semiotik. Framing secara sederhana adalah membingkai sebuah peristiwa.  Menurut Sobur bahwasanya Framing digunakan untuk mengetahui bagaimana cara pandang yang digunakan wartawan dalam menyeleksi isu dan menulis berita,  Framing merupakan metode penyajian realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total , melainkan dibelokkan secara halus dengan menggunakan istilah yang punya konotasi tertentu menurut Sudibyo
  • 9.  Dengan kata lain bagaimana realitas dibingkai, dikonstruksi, dan dimaknai oleh media  Hal penting dalam Framing , ketika sesuatu diletakkan dalam Frame, maka ada bagian yang terbuang dan ada bagian yang terlihat. Kita bisa menghadirkan analogi ketika memfoto suatu pemandanganan.
  • 10.  Analisis framing digunakan untuk mengkaji pembingkaian realitas (peristiwa, individu, kelompok, dan lainnya) yang dilakukan oleh media massa.  Pembingkaian tersebut merupakan proses konstruksi, yang berarti realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan cara dan makna tertentu.  Framing digunakan media untuk memberikan penekanan aspek tertentu sesuai kepentingan media tersebut. Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih diperhatikan, dianggap penting, dan lebih mengena dalam pikiran khalayak.
  • 11. KESIMPULAN  Analisis framing adalah analisis untuk mengetahui perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menseleksi isu dan menulis berita.Asumsi dasar dari framing adalah individu wartawan selalu menyertakan pengalaman hidup, pengalaman sosial dan kecenderungan psikologisnya ketika menafsirkan pesan yang datang kepadanya. Dampak dari aktivitas ini adalah adanya perbedaan makna berita meskipun fakta/kejadiannya sama.