2. Obsesi (obsession) adalah :
pikiran, ide atau dorongan yang intrusif dan
berulang yang sepertinya berada di luar
kemampuan seseorang untuk
mengendalikannya.
Contoh obsesi :
• Ketakutan terinfeksi kuman .
• Rasa cemas akan kemalingan.
• Rasa cemas memiliki kelebihan berat badan.
3. Kompulsi (Compulsion) adalah :
• tingkah laku yang repetitif (misalnya :
mencuci tangan, memeriksa pintu atau
gembok) atau
• tindakan mental repetitif (misalnya : berdoa,
mengulang-ulang kata tertentu, menghitung)
yang dirasakan seseorang sebagai suatu
keharusan atau dorongan yang harus
dilakukan.
4. Gangguan Obsesif-kompulsif
(Obsessive-Compulsive Disorder = OCD)
• gangguan kecemasan di mana dalam kehidupan
individu didominasi oleh repetatif pikiran-pikiran
(obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan
secara berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan
kecemasannya.
• Kompulsi seringkali terjadi sebagai jawaban terhadap
pikiran obsesif, dan muncul dengan cukup sering dan
kuat sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari
atau menyebabkan distres yang signifikan.
5. Sebagian besar kompulsi dapat dibagi
menjadi 2 kategori, yaitu :
• Ritual pengecekan (checking).
• Ritual bersih-bersih (cleaning).
7. • Mandi dan menggosok badan berkali-kali
dengan sabun disinfektan (cemas akan
bakteri atau kuman yang dapat membuat
terinfeksi).
• Memeriksa kompor berulang-ulang
apakah sudah dimatikan (cemas akan
kebakaran).
• Memeriksa toilet apakah ada binatang
atau serangga hidup di dalamnya atau
terjatuh kedalam toilet (cemas untuk
membunuh makhluk hidup).
8. • Berkali-kali mengulang pekerjaan apakah
sudah bagus (kecemasan perfeksionis).
• Memeriksa mobilnya berkali-kali selama
perjalanan (kecemasan untuk tidak
melukai orang lain).
• Menyisir berkali-kali di depan cermin
(cemas akan penampilan tidak rapi).
• Mengulang berhitung berkali-kali (cemas
akan kesalahan pada urutan bilangan).
10. Lalu apa perbedaan orang yang berkepribadian
obsesif-kompulsif dengan orang yang mengalami
gangguan obsesif-kompulsif ?
11. .Individu yang memiliki kepribadian obsesif-kompulsif cenderung
untuk bangga dengan ketelitian, kerapian dan perhatian terhadap
hal-hal kecil.
Pada gangguan obsesif-kompulsif, individu merasa tertekan dengan
kemunculan perilakunya yang tidak dapat dikontrol.
Mereka merasa malu bila perilaku-perilaku tersebut dipertanyakan
oleh orang yang melihatnya karena melakukan pekerjaan yang
secara berulang-ulang.
Mereka berusaha mati-matian untuk menghilangkan kebiasaan
tersebut.
12. Penyebab Obsesif-Kompulsif adalah:
• Genetik (Keturunan).
Mereka yang mempunyai anggota keluarga
yang mempunyai sejarah penyakit ini
kemungkinan beresiko mengalami OCD
(Obsesif-Compulsive Disorder).
• Organik.
Masalah organik seperti terjadi masalah
neurologi dibagian - bagian tertentu otak juga
merupakan satu faktor bagi OCD.
Kelainan saraf seperti yang disebabkan oleh
meningitis dan ensefalitis juga adalah salah
satu penyebab OCD.
13. • Kepribadian .
Mereka yang mempunyai kepribadian obsesif
lebih cenderung mendapat gangguan OCD.
Ciri-ciri mereka yang memiliki kepribadian ini
ialah seperti keterlaluan mementingkan aspek
kebersihan, seseorang yang terlalu patuh pada
peraturan, cerewet, sulit bekerja sama dan
tidak mudah mengalah.
• Pengalaman masa lalu.
Pengalaman masa lalu/lampau juga mudah
mencorakkan cara seseorang menangani
masalah di antaranya dengan menunjukkan
gejala OCD.
14. • Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan
depresi atau riwayat kecemasan sebelumnya.
• Konflik.
Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya
menghadapi konflik jiwa yang berasal dari
masalah hidup. Contohnya hubungan antara
suami-istri, di tempat kerja, keyakinan diri.
15. Individu yang beresiko mengalami
gangguan obsesif-kompulsif adalah :
• Individu yang mengalami permasalahan dalam
keluarga (misalnya : broken home, kesalahan atau
kehilangan masa kanak-kanaknya).
• Faktor neurobiologi dapat berupa kerusakan pada
lobus frontalis, ganglia basalis dan singulum.
• Individu yang memilki intensitas stress yang
tinggi.
• Riwayat gangguan kecemasan.
• Depresi .
• Individu yang mengalami gangguan seksual.
16. TREATMENT/PENANGANAN
Psikoterapi
• Cognitive-behavioural therapy (CBT) adalah terapi yang
sering digunakan dalam pemberian treatment untuk
pelbagai gangguan kecemasan termasuk OCD.
• Dalam CBT penderita OCD pada perilaku mencuci
tangan diatur waktu kapan ia mesti mencuci tangannya
secara bertahap. Bila terjadi peningkatan kecemasan
barulah terapis memberikan izin untuk individu OCD
mencuci tangannya. Terapi ini efektif menurunkan rasa
cemas dan hilang secara perlahan kebiasaan-
kebiasaannya itu.
17. • Dalam CBT terapis juga melatih pernafasan,
latihan relaksasi dan manajemen stres pada
individu ketika menghadapi situasi konflik yang
memberikan kecemasan, rasa takut atau stres
muncul dalam diri individu.
• Pemberian terapi selama 3 bulan atau lebih.
19. • Pemberian obat-obatan medis berserta
psikoterapi sering dilakukan secara bersamaan
dalam masa perawatan penderita OCD.
• Pemberian obat medis hanya bisa dilakukan
oleh dokter atau psikiater atau social
worker yang terjun dalam psikoterapi.
• Pemberian obat-obatan haruslah melalui
kontrol yang ketat karena beberapa dari obat
tersebut mempunyai efek samping yang
merugikan.
21. • Berpikir bahwa tangannya kotor meski
sudah dicuci berkali-kali.
• Membersihkan atau mencuci tangan.
• Memeriksa atau mengecek .
• Kesulitan menghilangkan pikiran
bahwa orang yang dicintainya cedera.
• Mengkoleksi atau menimbun barang.
22. • Takut terkontaminasi penyakit/kuman.
• Takut membahayakan orang lain.
• Takut salah.
• Takut dianggap tidak sopan.
• Bingung atau keraguan yang berlebihan.
• Mengulang berhitung berkali-kali (cemas
akan kesalahan pada urutan bilangan).