際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Gastroenteritis
OLEH KELOMPOK 5
DEFINISI...
Gastroenteritis (GE) adalah radang pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering
kali disertai peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah buang
air besar berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses
yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir) (Suratun dan Lusianah,
2010).
Penggunaan istilah diare sebenarnya lebih tepat
daripada gastroenteritis, karena istilah gastroenteritis
memberikan kesan seolah-olah penyakit ini hanya
disebabkan oleh infeksi dan walaupun disebabkan
oleh infeksi, lambung tidak selalu mengalami
peradangan (Staf Pengajar IKA FKUI, 2000).
ETIOLOGI..
1. Faktor infeksi
2. Faktor malabsorbsi
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis
1. Faktor infeksi
A. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi:
 Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shinghella,
Campylobacter, Yersina, Aeromonas, dll.
 Infeksi Virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll.
 Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichuiris, Oxyuris,
Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia
lambia, Tricomonas hominis), Jamur (Candida albicans).
Cont...
B. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat
pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis,
bronkopneumonia, ensefalitis. Keadaan ini terutama terdapat
pada bayi dan anak berusia dibawah 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak
yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa.
 Malabsorbsi lemak
 Malabsrobsi protein
3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat
menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.
Manifestasi klinis
Gambaran awal dimulai dengan bayi atau anak menjadi cengeng,
gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau
tidak ada, kemudian timbul diare. Feses makin cair, mungkin
mengandung darah dan atau lendir, dan warna feses berubah
menjadi kehijauan karena bercampur empedu. Akibat seringnya
defekasi, anus dan area sekitarnya menjadi lecet karena sifat feses
makin lama menjadi asam, hal ini terjadi akibat banyaknya asam
laktat yang dihasilkan dari pemecahan laktosa yang tidak dapat
diabsorbsi oleh usus. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau
sesudah diare. Apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan
air dan elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi. Gejala klinis
biasanya menyesuaikan dengan derajat atau banyaknya kehilangan
cairan (Sodikin : 227, 2011).
Cont..
Menurut Suratun dan Lusianah (2010) manifestasi klinis dari gastroenteritis (GE)
sebagai berikut :
 Muntah-muntah dan/atau suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair, tenesmus, hematochezia,
nyeri perut atau kram perut
 Tanda-tanda dehidrase muncul bila intake cairan lebih kecil daripada
outputnya. Tanda-tanda tersebut adalah perasaan haus, berat badan
menurun, mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit
menurun dan suara serak. Hal ini disebabkan deplesi air yang isotonik
 Frekuensi napas lebih cepat dan dalam (pernapasan kussmaul) terjadi bila
syok berlanjut dan terdapat asidosis.
 Anuria karena penurunan perfusi ginjal dan menimbulkan nekrosis tubulus
ginjal akut, dan bila tidak teratasi, klien beresiko menderita gagal ginjal akut.
Pemeriksaan penunjang
Menurut Suratun dan Lusianah (2010) pemeriksaan diagnostik yang diperlukan untuk
gastroenteritis adalah :
 Pemeriksaan tinja
 pemeriksaan kimiawi darah (ureum, kreatinin), kadar elektrolit darah (natrium, kalium, klorida,
fosfat), analisa gas darah dan pemeriksaan darah lengkap perlu dilakukan pada kasus diare
berat
Pemeriksaan colok dubur dan sigmoidoskopi (Sodikin : 230, 2010).
Pemeriksaan Laboratorium yang dapat dilakukan menurut Staff Pengajar IKA FKUI (2000) :
 Pemeriksaan tinja : pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila
diduga terdapat intoleransi gula
 Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah, dengan menentukan pH dan
cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP
 Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif
dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik
Penatalaksanaan
 Penggantian cairan dan elektrolit
 Pemberian Antibiotik
 Pemberian ASI ekslusif (pemberian makanan berupa ASI saja pada bayi umur 4-
6 bulan).
 Menghindari penggunaan susu botol
 Memperbaiki cara penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI
(untuk mengurangi paparan ASI dan perkembangbiakan bakteri).
 Penggunaan air bersih untuk minum
 Mencuci tangan baik sesudah buang air besar dan membuang feses bayi
sebelum menyiapkan makanan atau saat makan
Komplikasi
 Kehilangan cairan / dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik)
dan kelainan elektrolit memicu syok hipovolemik dan kehilangan elekttolit seperti
hipokalemia (kalium <3 Meq/liter) dan asidosis metabolik
 Tubular nekrosis akut dan gagal ginjal pada dehidrasi yang berkepanjangan.
 Artritis
 Disritmia jantung berupa takikardi atrium dan ventrikel, fibrilasi ventrikel dan kontraksi
ventrikel prematur akibat gangguan elektrolit terutama oleh karena hipokalemia
 Intoleransi laktosa sekunder
 Kejang
 Malnutrisi energi protein.
Diagnosa Keperawatan
 Ketidakseimbangan volume cairan: Kurang dari kebutuhan tubuh b/d
output melalui rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik
dan pemasukan cairan yang terbatas.
 Diare b/d inflamasi, iritasi dan malasorbsi usus, adanya toksin dan
penyempitan segemental usus.
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan
absorbsi nutrien, status hipermetabolik.
Patofisiologi
 Klik disini
NIC-NOC
Klik disini.
Thank kyu...

More Related Content

Gastroenteritis

  • 2. DEFINISI... Gastroenteritis (GE) adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir) (Suratun dan Lusianah, 2010). Penggunaan istilah diare sebenarnya lebih tepat daripada gastroenteritis, karena istilah gastroenteritis memberikan kesan seolah-olah penyakit ini hanya disebabkan oleh infeksi dan walaupun disebabkan oleh infeksi, lambung tidak selalu mengalami peradangan (Staf Pengajar IKA FKUI, 2000).
  • 3. ETIOLOGI.. 1. Faktor infeksi 2. Faktor malabsorbsi 3. Faktor makanan 4. Faktor psikologis
  • 4. 1. Faktor infeksi A. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi: Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shinghella, Campylobacter, Yersina, Aeromonas, dll. Infeksi Virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll. Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichuiris, Oxyuris, Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lambia, Tricomonas hominis), Jamur (Candida albicans).
  • 5. Cont... B. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berusia dibawah 2 tahun.
  • 6. 2. Faktor malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa. Malabsorbsi lemak Malabsrobsi protein 3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan 4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.
  • 7. Manifestasi klinis Gambaran awal dimulai dengan bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Feses makin cair, mungkin mengandung darah dan atau lendir, dan warna feses berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu. Akibat seringnya defekasi, anus dan area sekitarnya menjadi lecet karena sifat feses makin lama menjadi asam, hal ini terjadi akibat banyaknya asam laktat yang dihasilkan dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi. Gejala klinis biasanya menyesuaikan dengan derajat atau banyaknya kehilangan cairan (Sodikin : 227, 2011).
  • 8. Cont.. Menurut Suratun dan Lusianah (2010) manifestasi klinis dari gastroenteritis (GE) sebagai berikut : Muntah-muntah dan/atau suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair, tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kram perut Tanda-tanda dehidrase muncul bila intake cairan lebih kecil daripada outputnya. Tanda-tanda tersebut adalah perasaan haus, berat badan menurun, mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun dan suara serak. Hal ini disebabkan deplesi air yang isotonik Frekuensi napas lebih cepat dan dalam (pernapasan kussmaul) terjadi bila syok berlanjut dan terdapat asidosis. Anuria karena penurunan perfusi ginjal dan menimbulkan nekrosis tubulus ginjal akut, dan bila tidak teratasi, klien beresiko menderita gagal ginjal akut.
  • 9. Pemeriksaan penunjang Menurut Suratun dan Lusianah (2010) pemeriksaan diagnostik yang diperlukan untuk gastroenteritis adalah : Pemeriksaan tinja pemeriksaan kimiawi darah (ureum, kreatinin), kadar elektrolit darah (natrium, kalium, klorida, fosfat), analisa gas darah dan pemeriksaan darah lengkap perlu dilakukan pada kasus diare berat Pemeriksaan colok dubur dan sigmoidoskopi (Sodikin : 230, 2010). Pemeriksaan Laboratorium yang dapat dilakukan menurut Staff Pengajar IKA FKUI (2000) : Pemeriksaan tinja : pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah, dengan menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik
  • 10. Penatalaksanaan Penggantian cairan dan elektrolit Pemberian Antibiotik Pemberian ASI ekslusif (pemberian makanan berupa ASI saja pada bayi umur 4- 6 bulan). Menghindari penggunaan susu botol Memperbaiki cara penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI (untuk mengurangi paparan ASI dan perkembangbiakan bakteri). Penggunaan air bersih untuk minum Mencuci tangan baik sesudah buang air besar dan membuang feses bayi sebelum menyiapkan makanan atau saat makan
  • 11. Komplikasi Kehilangan cairan / dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik) dan kelainan elektrolit memicu syok hipovolemik dan kehilangan elekttolit seperti hipokalemia (kalium <3 Meq/liter) dan asidosis metabolik Tubular nekrosis akut dan gagal ginjal pada dehidrasi yang berkepanjangan. Artritis Disritmia jantung berupa takikardi atrium dan ventrikel, fibrilasi ventrikel dan kontraksi ventrikel prematur akibat gangguan elektrolit terutama oleh karena hipokalemia Intoleransi laktosa sekunder Kejang Malnutrisi energi protein.
  • 12. Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan volume cairan: Kurang dari kebutuhan tubuh b/d output melalui rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik dan pemasukan cairan yang terbatas. Diare b/d inflamasi, iritasi dan malasorbsi usus, adanya toksin dan penyempitan segemental usus. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik.