Dokumen tersebut membahas tentang atmosfer dan iklim. Atmosfer terdiri dari lima lapisan yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan ekosfer. Iklim dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, curah hujan, angin, tekanan udara, dan awan. Ada beberapa klasifikasi iklim menurut Koppen, Schmidt-Ferguson, Oldeman, dan Junghuhn.
1 of 8
Downloaded 27 times
More Related Content
Geo atmosfer
1. ATMOSFER
A. Lapisan Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh
dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi
terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran
bumi. Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga
terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang
dapat menimbulkan arus angin.
Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki
arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka
bumi. Fungsi atmosfer antara lain :
1. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari
dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.
2. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi
3. Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.
4. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.
TROPOSFER
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi
sampai pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 – 19 km pada daerah
ekuator. Pada lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya
ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 oC. Lapisan
ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan
langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis
mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim
berlangsung pada lapisan troposfer. Di dalam lapisan ini berlangsung semua hal
yang berhubungan dengan iklim. Di lapisan inilah terbentuknya awan, jatuhnya
hujan, salju, hujan es dan lain-lain.
STRATOSFER
Terletak di atas lapisan troposfer pada ketinggian 50 – 60 km. Pada lapisan
stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan meningkatnya ketinggian.
lapisan troposfer. Ciri penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan
ozon yang berguna untuk menyerap radiasi ultraviolet. Batas lapisan stratosfer
disebut stratopouse.
MESOSFER
Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di lapisan
ini akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Daerah transisi antara
lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse . Kebanyakan meteor yang
sampai ke bumi terbakar lapisan ini.
TERMOSFER
Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada
ketinggian sekitar 650 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur
yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar . Perubahan ini terjadi
karena serapan radiasi sinar ultra violet. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia
sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama
ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era
satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio.
2. EKSOSFER
Eksosfer adalah lapisan bumi yang terletak paling luar. Pada lapisan ini terdapat refleksi cahaya matahari
yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga dikenal
sebagai cahaya Zodiakal. Batas antara ekosfer dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk
ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi
ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.
B. Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat dan pada suatu
tempat/daerah yang sempit. Misalnya : cuaca y cerah,
banyaknya awan, tekanan angin yang tinggi, panas atau sejuk.
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah yang
relatif luas dan waktu yang relatif lama (puluhan tahun), ilmu
yang mempelajarinya adalah meteorologi dan ilmu yang
mempelajari iklim adalah klimatologi.
Unsur-unsur cuaca dan iklim
1. Suhu/temperatur: panas dinginnya udara.
Alat pengukur suhu disebut termometer.
Pemanasan udara dibedakan atas:
a) Langsung
• o Absorbsi: penyerapan radiasi matahari.
• o Refleksi: pemantulan sinar matahari.
• o Difusi: penghamburan sinar matahari.
b) Tidak langsung
• o Konduksi: penerusan energi.
• o Konveksi: pemanasan udara secara vertikal.
• o Adveksi: pemanasan udara secara hori-zontal.
• o Turbulensi: pemanasan udara yang tidak teratur.
2. Kelembapan/lengas udara: jumlah uap air yang terkandung dalam udara.
Alat pengukur kelembapan disebut higrometer.
• o Kelembapan relatif/nisbi: perbandingan jumlah uap air yang dikandung dengan jumlah maksimal
uap air yang dapat dikandung pada suhu dan tekanan yang sama.
• o Kelembapan mutlak/absolut: jumlah uap air setiap 1 m3 udara (gram/m3).
3. Curah hujan: banyaknya hujan yang jatuh.
• o Hujan zenithal/naik ekuator: di daerah khatu-listiwa, uap air naik secara vertikal.
• o Hujan orografis: uap air naik di pegunungan, hujan di lereng gunung.
• o Hujan siklonal: pengaruh angin siklon, udara naik dan menjadi dingin.
• o Hujan muson: pengaruh angin muson barat, bulan Oktober – April.
• o Hujan frontal: pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin.
3. 4. Angin: udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi → rendah.
Alat pengukur kecepatan angin: anemometer.
• o Angin pasat: maksimum subtropik → minimum khatulistiwa.
• o Angin antipasat: khatulistiwa bagian atas →maksimum subtropik.
• o Angin muson: berganti arah setiap 6 bulan sekali.
• o Angin siklon: tekanan minimum dikelilingi tekanan maksimum, berlawanan arah jarum jam pada
belahan bumi utara dan searah pada belahan bumi selatan.
• o Angin antisiklon: tekanan maksimum dike-lilingi tekanan minimum, searah jarum jam pada belahan
bumi utara dan berlawanan arah pada belahan bumi selatan.
• o Angin lokal: angin darat dan angin laut, angin gunung dan angin lembah, angin fohn (panas dan
kering), contoh angin fohn: angin gending di Probolinggo, angin kumbang di Cirebon, angin wambrau
di Biak, angin brubu di Makasar, angin bahorok di Deli.
5. Tekanan udara: massa udara.
• o Alat pengukur tekanan udara disebut barometer.
• o Semakin tinggi tempat semakin kecil tekanan udaranya.
6. Awan
Awan merupakan kumpulan partikel air yang melayang-layang di udara, sedangkan yang dekat dengan
permukaan bumi disebut kabut. Inti kondensasi merupakan titik air yang mengumpul pada sekeliling partikel-
partikel kecil. Inti- inti tersebut biasanya terdiri atas asap, benda mikroskopik yang bersifat menyerap, dan
kristal garam. Jenis awan didasarkan pada bentuk awan dan ketinggiannya didalam atmosfer. Awan yang
bergumpal disebut kumulus, awan yang berlapis disebut stratus, dan awan yang berserat disebut sirus.
Sedangkan awan tinggi yang tidak memberikan hujan dinamakan alto, dan awan rendah yang memeberikan
hujan dinamakan nimbus. Berdasarkan golongan utama awan dibagi menjadi sepuluh, yaitu:
Ï– Stratus
Ï– Stratokumulus
Ï– Kumulus
Ï– Nimbostratus
Ï– Kumolonimbus
Ï– Altokumulus
Ï– Altostratus
Ï– Sirus
Ï– Sirokumulus
Ï– Sirostratus
C. Pembagian Iklim
Persebaran
Tipe Iklim Ciri-ciri iklim Vegetasi Persebaran
· Af = iklim Memunyai temperatur yang Hutan Hujan Tropis Berada di wilayah ekuator
hujan tropic sangat seragam tinggi antara (daerah yang beriklim tropis).
25o-44oC. Hutan musiman Asia, amerika selatan dan
afrika (kongo).
Hujan lebat dan merata sepanjag
4. tahun
· Aw = Iklim Mempunyai jumlah hujan yang Savanna Berada di wilayah perbatasan
savana tropic lebih sedikit antara iklm subtopis dan iklim
tropis. ( Afrika)
Hujan tidak merata dan tidak
teratur sepanjang tahun (ada
musim hujan dan musim
kemarau)
· BS = iklim Mempunyai iklim ekstremStepa Peralihan antara iklim lembab
stepa (kering) dan padang pasir.
Temperatur dibatasi oleh iklim
Aw pada arah ekuator
Hujan lebih sedikit
· BW = iklim Mempunyai iklim ekstrem Padang pasir (gurun) Berada pada iklim tropis dan
gurun subtropis. (australia utara, arab,
kelembaban udara rendah cina)
Pada siang hari suhu mencapai
45 C, malam bisa mencapai 0 C
· Cs = iklim Pada bulan-bulan musim dinginStepa Berada di iklim subtropis (chili,
hutan sedang, temperatur rata-rata antara 4- kalifornia tengah, Afrika
panas dengan 10oC dan musim panas 21-26Oc selatan)
musim panas
yang kering Curah hujan pada musim dingin
sangat kecil (375-625 mm) dan
pada musim panas sama sekali
kering.
· Da = iklim Musim panas panjang, hangatPadang rumput (prairi) Berada pada wilayah yang
kontinental dan lembab memiliki iklim kontinental
lembab, seperti amerika serikat, dan
musim panas Temperatur pada musim dingin Eropa
yang hangat rendah
Curah hujan lebih sedikit
· Et = iklim Temperatur bulan terpanas antaraTundra (lumut) Berada di wilayah yang
tundra 0o-10oC berbatasan antara iklim
pertengahan dengan iklim es
Curah hujan sangat rendah abadi. (Amerika Utara dan
Greenland)
· Ef = iklim es Tenperatur paling rendah (< –Tidak ada vegetasi Berada di wilayah antartika
abadi 20)
Curah hujan turun sebagai salju
Kelasifikasi menurut para ahli yaitu :
1. Menurut koppen
Menurut koppen didasarkan pada curah hujan dan temperature. Koppen membagi iklim menjadi lima
tipe iklim yaitu :
• A = iklim tropical, ditandai dengan rata-rata suhu setiap bulan adalah lebih besar dari 18oC, curah
hujan tahunan lebih tinggi daripada evapotransiprasi tahunan
• B = iklim hujan kering/gurun, Evapotranspirsi tahunan lebih tinggi daripada curah hujan
• C = iklim sedan atau hangat/mesothermalg, rata-rata suhu di atas -3oC kurang dari 18oC.
5. • D = iklim dingin/iklim salju, rata-rata bulan terdingin di bawah -3oC,bulan terpanas 10oC
• E = iklim kutub/Es , bulan panas kurang dari 10oC
2. Menurut Schmidt-ferguson
Klesifikasi ini berdasarkan pada perhitungan indeks nilai Q dengan cara menghitung jumlah curah
hujan tiap-tiap bulan.
Rumus penghitungan Q :
Q = rata-rata bulan kering x 100%rata-rata bulan basah
Schmidt-Fergushon membagi iklim Indonesia menjadi delapan tipe yaitu :
1. Iklim A; sangat basah, qilai Q = 0-14,3%
2. Iklim B; basah, nilai Q = 14,3-33,3%
3. Iklim C; agak basah, nilai Q = 33,3-60%
4. Iklim D; sedang, nilai Q = 60-100%
5. Iklim E; agak kering, nilai Q = 100-167%
6. Iklim F; kering; nilai Q = 167-300%
7. Iklim G; sangat kering, nilai Q = 300-700%
8. Iklim H; luar biasa kering, nilai Q = >700%
3. Menurut Oldeman
Menurut dia didasarkan atas jumlah bulan basah secara berurutan dan jumlah bulan kering.
1. A = jika terdapat 9 bulan basah berurutan
2. B = jika terdapat 7-9 bulan basah berurutan
3. C = jika terdapat 5-6 bulan basah berurutan
4. D = jika terdapat 3-4 bulan basah berurutan
5. E = jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan
4. Menurut F.W.Junghuhn
Menurutnya diklasifikasi dengan cara menghitung ketinggian tempat dan jenis tanaman. Junghuhn
membagi iklim menjadi empat zona yaitu :
• Daerah panas
• Daerah sedang
• Daerah sejuk
• Daerah dingin
Gejala-gejala cuaca
Gejala cuaca adalah serangkaian gejala alam yang terbentuk karena temperature, kelembaban dan tekanan
udara. gejala-gejala cuaca yaitu:
1. Kilat, Guntur dan petir
2. Kabut
3. Awan
D. Curah Hujan di Indonesia
• 1. Pola hujan monsun, yang wilayahnya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim hujan
dan periode musim kemarau kemudian dikelompokan dalam Zona Musim (ZOM), tipe curah hujan
yang bersifat unimodial (satu puncak musim hujan,DJF musim hujan,JJA musim kemarau).
• 2. Pola hujan equatorial, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan bimodial dengan dua
puncak musim hujan maksimum dan hampir sepanjang tahun masuk dalam kreteria musim hujan. Pola
ekuatorial dicirikan oleh tipe curah hujan dengan bentuk bimodial (dua puncak hujan) yang biasanya
terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober atau pada saat terjadi ekinoks.
6. 5. Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan
permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.
6. Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan
terumbu karang di seluruh dunia
7. Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
8. Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah -daerah baru karena bertambahnya
populasi serangga (nyamuk)
9. Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
Apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara di dunia untuk menghentikan Pemanasan Global?
Pada intinya negara-negara di dunia berusaha melakukan efisiensi energi dan memasyarakatkan
penggunaan energi yang dapat diperbaharui (renewable energy) untuk mengurangi atau bahkan
menghentikan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Denmark adalah salah satu negara yang tetap
menikmati pertumbuhan ekonomi yang kuat meskipun harus mengurangi emisi Gas Rumah Kaca.
El Nino dan La Nina
El Nino dan La Nina
sesungguhnya adalah kondisi abnormal
iklim pada area Samudra Pasifik yang
terletak pada daerah ekuatorial. Kedua
gejala alam ini mempunyai kondisi
anomali yang berbeda, El Nino dicirikan
dengan naiknya suhu permukaan laut
(warm phase) sedangkan La Nina
mempunyai kondisi yang sebaliknya
yaitu turunnya suhu permukaan air laut
(cold phase) pada area katulistiwa
Samudra Pasifik.
El Nino dan La Nina sendiri baru dimasukkan
kedalam istilah bahasa ilmiah pada tahun 1997, dalam
bahasa asli (Amerika Selatan) La Nina berarti si gadis
kecil sedangkan El Nino berarti si buyung kecil.
Sesungguhnya fenomena ini sudah berjalan dalam
waktu yang panjang, tetapi baru dapat diidentifikasi
dalam beberapa tahun terakhir. Selama kurun 78 tahun
telah terjadi 23 kali gejala El Nino dan 15 kali La Nina.
El Nino sendiri terjadi dengan selang antara 3 sampai 7
tahun.
Dampak yang ditimbulkan oleh anomali alam ini
memang cukup luar biasa dalam rentang area yang luas
antara lain kekeringan, kekurangan pangan dan banjir.
Beberapa bencana kekeringan dan banjir yang terjadi di
Indonesia juga disebabkan oleh El Nino atau La Nina.
Akan tetapi penelitian lebih lanjut menemukan bahwa tidak semua anomali ini menimbulkan dampak negatif.
Sebuah riset menunjukkan bahwa El Nino menurunkan intensitas dan jumlah badai Atlantik dan tornado yang
melintasi bagian tengah Amerika Serikat. (edy yuvera:nationalgegraphic dan internet source)
7. • 3. Pola hujan lokal, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan kebalikan dengan pola
monsun. Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodial (satu puncak hujan), tetapi bentuknya
berlawanan dengan tipe hujan monsun.
Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak geografis. Secara rinci pola umum
hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai
sebelah timur.
2. Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur. Sebagai contoh,
deretan pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah
curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat.
3. Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak umumnya
berada pada ketinggian antara 600 – 900 m di atas permukaan laut.
4. Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga
halnya di daerah-daerah rawa yang besar.
5. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.
6. Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur seperti:
1) Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu mendapat hujan terbanyak pada bulan November.
2) Lampung-Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada bulan Desember.
3) Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan Januari – Februari.
7. Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah, musim hujannya berbeda,
yaitu bulan Mei-Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang mengalami musim kering. Batas daerah hujan
Indonesia barat dan timur terletak pada kira-kira 120( Bujur Timur.
F. Perubahan Iklim Global
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah
emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti
meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan , di
belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang berhubungan
dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan
dengan hutan, pertanian , dan peternakan. Aktivitas manusia di kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung
maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas
Rumah Kaca secara global.
Dampak-dampak:
1. Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati
2. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
3. Mencairnya es dan glasier di kutub
4. Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang
berkepanjangan
8. • D = iklim dingin/iklim salju, rata-rata bulan terdingin di bawah -3oC,bulan terpanas 10oC
• E = iklim kutub/Es , bulan panas kurang dari 10oC
2. Menurut Schmidt-ferguson
Klesifikasi ini berdasarkan pada perhitungan indeks nilai Q dengan cara menghitung jumlah curah
hujan tiap-tiap bulan.
Rumus penghitungan Q :
Q = rata-rata bulan kering x 100%rata-rata bulan basah
Schmidt-Fergushon membagi iklim Indonesia menjadi delapan tipe yaitu :
1. Iklim A; sangat basah, qilai Q = 0-14,3%
2. Iklim B; basah, nilai Q = 14,3-33,3%
3. Iklim C; agak basah, nilai Q = 33,3-60%
4. Iklim D; sedang, nilai Q = 60-100%
5. Iklim E; agak kering, nilai Q = 100-167%
6. Iklim F; kering; nilai Q = 167-300%
7. Iklim G; sangat kering, nilai Q = 300-700%
8. Iklim H; luar biasa kering, nilai Q = >700%
3. Menurut Oldeman
Menurut dia didasarkan atas jumlah bulan basah secara berurutan dan jumlah bulan kering.
1. A = jika terdapat 9 bulan basah berurutan
2. B = jika terdapat 7-9 bulan basah berurutan
3. C = jika terdapat 5-6 bulan basah berurutan
4. D = jika terdapat 3-4 bulan basah berurutan
5. E = jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan
4. Menurut F.W.Junghuhn
Menurutnya diklasifikasi dengan cara menghitung ketinggian tempat dan jenis tanaman. Junghuhn
membagi iklim menjadi empat zona yaitu :
• Daerah panas
• Daerah sedang
• Daerah sejuk
• Daerah dingin
Gejala-gejala cuaca
Gejala cuaca adalah serangkaian gejala alam yang terbentuk karena temperature, kelembaban dan tekanan
udara. gejala-gejala cuaca yaitu:
1. Kilat, Guntur dan petir
2. Kabut
3. Awan
D. Curah Hujan di Indonesia
• 1. Pola hujan monsun, yang wilayahnya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim hujan
dan periode musim kemarau kemudian dikelompokan dalam Zona Musim (ZOM), tipe curah hujan
yang bersifat unimodial (satu puncak musim hujan,DJF musim hujan,JJA musim kemarau).
• 2. Pola hujan equatorial, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan bimodial dengan dua
puncak musim hujan maksimum dan hampir sepanjang tahun masuk dalam kreteria musim hujan. Pola
ekuatorial dicirikan oleh tipe curah hujan dengan bentuk bimodial (dua puncak hujan) yang biasanya
terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober atau pada saat terjadi ekinoks.