Dokumen tersebut membahas tentang glomerulonefritis pada anak. Glomerulonefritis merupakan inflamasi pada glomerulus ginjal yang ditandai dengan hematuria dan dapat menyebabkan berbagai gejala klinis seperti proteinuria, hipertensi, dan gagal ginjal. Terdapat berbagai jenis glomerulonefritis yang berbeda secara patologi dan prognosanya.
10. Glomerulonefritis
Ditandai oleh inflamasi intraglomerulus dan proliferasi selular
yang berhubungan dengan hematuria
Manifestasi klinik dapat berupa hematuria asimtomatik, GN
akut, GN progresif cepat, sindrom nefrotik, atau GN kronik
11. Mekanisme inflamasi glomerulus
Antibodi dapat berikatan dengan struktur glomerulus
Kompleks antigen-antibodi dalam sirkulasi dapat mengendap
di glomerulus
Aktivasi imunitas selular melalui sel T yang tersensitisasi
jejas pada glomerulus
12. Terjadi aktivasi jalur mediator proinflamasi, aktivasi komplemen,
influks leukosit dari sirkulasi, sintesis sitokin, keluarnya enzim
proteolitik, aktivasi kaskade koagulasi dan terbentuk mediator lipid
proinflamasi
Proses destruksi dan restoratif
Terjadi remodelling matriks ekstraselular
Mekanisme adaptif: hiperfiltrasi, hipertensi intraglomerulus dan stress
and shear intravaskular yang abnormal
13. Klasifikasi
Etiologi:
Primer : Penyakit dasar dari ginjal sendiri
Secondary: Kelainan pada ginjal karena penyakit
sistemik
15. Tes Serologis untuk Glomerulonefritis
Test Diagnosis
Serum Complement
Low C3 Post-streptococal GN, mesangicapillary GN
Low C3 dan C4 SLE
Others
ANA, Anti ds-DNA,
ANCA
Microscopic polyangitis or Wegeners granulomatosis
Anti-GBM antibodi Goodpastures syndrome
ASTO Post-streptococal GN
HBsAg Hepatitis b
Anti-HCV Hepatitis C
HIV AIDS
VDLR Syphilis
16. Laboratorium
Gross hematuria pada 30-50% pasien
Lekosit ++ tanda tanda inflamasi
Proteinuria ringan-sedang
Silinder eritrosit/granuler
Gangguan elektrolit: hiperkalemi hipokalsemi, hiperfosfatemi,
asidosis metabolik.
Serologi ASTO pada 80%kasus
Komplemen c3 pada 90% pasien dan normal lagi 10hari-
8minggu setelah onset.
20. Pathology of glomerular disease: light
microscopy. Characteristic patterns of
glomerular disease illustrating the range of
histologicappearances and the descriptive
terms used.
A, Normal glomerulus: minimal change
disease.
B, Segmental sclerosis: focal segmental
glomerulosclerosis.
C, Diffuse mesangial hypercellularity:
IgA nephropathy.
D, Diffuse endocapillary
hypercellularity: poststreptococcal
glomerulonephritis.
E, Segmental necrosis: renal vasculitis.
F, Crescent formation: antiglomerular
basement membrane disease.
PATOLOGI
21. Diffuse Mesangial Proliferative GN
Ditemukan pada anak < 3%
90% mikroskopik hematuria
50% hipertensi
25% fungsi ginjal turun
35- 70% tidak respon terhadap kortikosteroid
Prognosis : Masih baik, dapat terjadi remisi spontan (10%
gagal ginjal)
22. Focal Segmental Glomeruloskerosis
10% dari kasus Sindrom Nefrotik
Hematuria (> 50%)
Hanya 20% responsif dengan steroid
Gagal ginjal terjadi 50% penderita
23. Membrano Proliferative Glomerulonefritis
Terjadi pada usia 8-20 tahun
10% dari Sindrom Nefrotik pada anak
30% kasus memiliki gejala mirip dengan APGSN (GNA)
Remisi spontan jarang
Prognosis : slow progressive ke ESRD, dalam waktu 10 tahun
50% jadi ESRD
24. Membranous Glomerulonefritis
Jarang terjadi pada anak (<6% kasus)
Pada remaja, 10-20% dari kasus Sindrom Nefrotik
Pada dewasa, sering terjadi sekitar 20-40% kasus
Pathology of glomerular disease: light microscopy. Characteristic patterns of glomerular disease illustrating the range of histologic
appearances and the descriptive terms used. A, Normal glomerulus: minimal change disease. B, Segmental sclerosis: focal segmental glomerulosclerosis.
C, Diffuse mesangial hypercellularity: IgA nephropathy. D, Diffuse endocapillary hypercellularity: poststreptococcal glomerulonephritis. E, Segmental
necrosis: renal vasculitis. F, Crescent formation: antiglomerular basement membrane disease. (A and B, Hematoxylin-eosin; C, D, and F,
periodic acidSchiff; E, trichrome.)