Dokumen tersebut membahas tentang teori groupthink yang dikembangkan oleh Irving Janis. Groupthink adalah kondisi ketika sebuah kelompok membuat keputusan yang tidak masuk akal untuk menolak opini publik yang sudah terbukti, dan memiliki nilai moral yang rendah. Terdapat empat konsep utama groupthink menurut Irving Janis yaitu kondisi pendorong, gejala, dampak negatif, dan cara mencegahnya.
1 of 32
Downloaded 84 times
More Related Content
Groupthink theory
1. Oleh: Ali Pasha Kusumah Mata Kuliah: Teori Komunikasi Semester 2
Kelas: Mankom A 2013 NPM:210110130089
Tim Dosen:
DR. Antar Venus, MA Comm. dan Meria Octavianti, S.Sos.,M.Si
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Padjadjaran
3. Pendahuluan
Kelompok merupakan kumpulan lebih dari dua orang yang berinteraksi dan
saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan dibentuk bersama
berdasarkan pada tujuan yang sama.
Aspek Individu
dalam Kelompok
Peran
Norma
Kekohesifan
Ukuran
Komposisi
Status
Jenis Kelompok:
Command Group
Task-oriented
Group
Interest Group
Friendship Group
4. Irving Janis dan Groupthink-nya
Definisi Asumsi Konsep
CONTOH
INDEX
5. Irving Janis
Irving Lester Janis (26 Mei 1918 15 Nov 1990)
lahir di Buffalo, New York. Ilmuan psikologi di Yale
University dan seorang profesor di University of
California, Berkeley.
Meninggal pada 15 Nov 1990 di Santa Rosa, California.
Buku: Psychological Stress (1958), Victims of Groupthink (1972), Decision Making
(1977), Groupthink (1982), dan Crucial Decisions (1989).
6. Sejarah Perkembangan
Groupthink Theory
Berkembang dari kajian tentang kohesivitas kelompok oleh Kurt Lewin
(1930). Lalu Irving Janis mencoba meneliti tentang 6 kasus nasional saat itu
di US.
Istilah dipakai di buku Irving L. Janis (1972), victims of Groupthink : A
psychological Study for foreign Decision and Fiascoes.
Back
to
Index
7. Definisi
Groupthink menurut Irving Janis (1972) adalah, Istilah untuk keadaan ketika
sebuah kelompok membuat keputusan yang tidak masuk akal untuk menolak
anggapan / opini publik yang sudah nyata buktinya, dan memiliki nilai moral
Suatu cara pertimbangan yang digunakan anggota kelompok ketika keinginan
mereka akan kesepakatan melampaui motivasi mereka untuk menilai semua
rencana tindakan yang ada.
8. Asumsi Groupthink
1. Terdapat kondisi-kondisi di dalam kelompok yang mempromosikan
kohesivitas tinggi.
2. Pemecahan masalah kelompok pada dasarnya merupakan proses terpadu.
3. Kelompok dan pengambilan keputusan oleh kelompok sering kali bersifat
kompleks.
Back
to
Index
9. Asumsi Groupthink:
1. Terdapat kondisi-kondisi di dalam kelompok yang mempromosikan
kohesivitas tinggi.
Menurut Ernest Browman (1996):
Anggota kelompok sering kali memiliki perasaan yang sama. Hal tersebut
menyebabkan seluruh kelompok memiliki hubungan baik atau kohesivitas
tinggi.
Kohesivitas = rasa kebersamaan kelompok
10. Asumsi Groupthink:
2. Pemecahan masalah kelompok pada dasarnya merupakan proses
terpadu.
Mereka rentan akan batasan afiliatif (affiliative constraints) = anggota
kelompok lebih memilih untuk tidak menyampaikan masukan.
Menurut Gouran, mereka akan cenderung untuk memberikan perhatian
lebih pada pemeliharaan kelompok daripada isu-isu yang sedang
dipertimbangkan.
Cenderung lebih tertarik mengikuti pemimpin saat pengambilan keputusan
tiba.
11. Asumsi Groupthink:
3. Kelompok dan pengambilan keputusan oleh kelompok sering kali
bersifat kompleks.
Usia, sifat kompetitif, ukuran,
kecerdasan, komposisi gender,
gaya kepemimpinan dan latar
belakang budaya = kompleks.
Maka pembuatan keputusan oleh
kelompok & dinamika kelompok
= kompleks.
Back
to
Index
13. Konsep Groupthink
I. Kondisi Pendorong Groupthink
1. Kohesivitas yang tinggi dari kelompok pengambil keputusan.
2. Karakteristik struktural spesifik dari lingkungan di mana kelompok ini
bekerja.
3. Karakteristik internal dan eksternal yang dapat menimbulkan tekanan,
dari situasi yang ada.
14. Kondisi Pendorong Groupthink
1. Kohesivitas Kelompok
Anggota dalam kelompok yang memiliki kohesivitas tinggi akan lebih
antusias mengenai tugas-tugas mereka, dan anggotanya merasa mampu
untuk melaksanakan tugas-tugas tambahan, karena kelompok mereka sangat
kompak.
Anggota kelompok cenderung
tidak bersedia untuk
mengemukakan keberatan
mereka mengenai solusi yang
diambil.
15. Kondisi Pendorong Groupthink
2. Faktor Struktural
Isolasi kelompok
Kemampuan kelompok untuk tidak terpengaruh dengan pengaruh-pengaruh
dari luar kelompok.
Kurangnya kepemimpinan imparsial (tidak memihak)
Kelompok yang dipimpin oleh individu yang mementingkan agenda
pribadinya.
Kurangnya prosedur yang jelas dalam mengambil keputusan.
Kegagalan untuk mempunyai atau membuat prosedur pemecahan masalah
kelompok.
Homogenitas latar belakang anggota kelompok.
16. Kondisi Pendorong Groupthink
3. Tekanan Kelompok Eksternal dan Internal
Tekanan emosi, sehingga mencari segala cara agar masalah dapat cepat
diselesaikan tanpa memikirkan akal sehat.
Ditambah apabila
ada pemimpin yang
memiliki argumen,
kemungkinan besar
argumennya akan
diterima tanpa
berpikir panjang.
Back to
konsep
18. II. Gejala Groupthink menurut Irving Janis
1. Penilaian berlebihan terhadap kelompok
Keyakinan yang keliru bahwa kelompoknya lebih dari dirinya yang
sebenarnya
Ilusi Akan Ketidakrentanan (illusion of invulnerability).
Keyakinan bahwa kelompok ini cukup istimewa untuk mengatasi rintangan-
rintangan.
Keyakinan akan moralitas yang tertanam di dalam Kelompok.
Asumsi bahwa anggota-anggota kelompok bijaksana dan baik, karenanya
keputusan dianggap akan baik.
19. II. Gejala Groupthink menurut Irving Janis
2. Ketertutupan pikiran.
Tidak mengindahkan pengaruh-pengaruh dari luar terhadap kelompok.
Stereotip Kelompok Luar (out group stereotypes)
Presepsi stereotip mengenai kelompok musuh atau kompetitor.
Rasionalisasi Kolektif (collective rationalization)
Situasi di mana para anggota kelompok tidak mengindahkan peringatan-
peringatan mengenai keputusan mereka
20. II. Gejala Groupthink menurut Irving Janis
3. Tekanan untuk mencapai keseragaman
Berusaha menjaga keharmonisan kelompok.
Sensor diri (self-censorship)
Setiap anggota meminimalkan keraguan mereka dan adanya argumen-
argumen yang menentang.
Ilusi akan adanya kebulatan suara (illusion of unanimity)
Meyakini bahwa diam artinya setuju.
Self-Appointed Mindguards
Anggota-anggota yang melindungi kelompoknya dari argumen yang
menentang.
Tekanan terhadap para penentang (pressures on dissenters)
Pengaruh langsung berupa tekanan kepada mereka yang mengajukan opini
berlawanan.
Back to
konsep
21. Konsep Groupthink
III. Dampak Negatif Groupthink
1. Cenderung tidak
memperkirakan tentangan dari
kelompok lain.
2. Sasaran kebijakan (jika ada)
tidak disurvei secara lengkap.
3. Cenderung mengulangi apa
yang sudah dibicarakan.
Back to
konsep
4. Diskusi sangat terbatas,
cenderung memilih solusi
yang kualitasnya rendah tapi
menjaga kekohesivan.
5. Solusi yang sudah dipilih dan
tidak dipilih cenderung tidak
dipertimbangkan kembali.
6. Cenderung tidak meminta
pendapat para ahli dari luar
anggota.
7. Pertimbangan dari luar
diseleksi secara subjektif.
22. Konsep Groupthink
IV. Mencegah terjadinya Groupthink
Menurut Hart (1990)
1. Dibutuhkannya supervisi dan kontrol.
2. Mendukung adanya pelaporan kecurangan (whistle-blowing).
3. Menerima adanya keberatan di dalam kelompok.
4. Menyeimbangkan konsensus dan suara mayoritas.
Lebih lanjut
23. Mencegah terjadinya Groupthink menurut Hart (1990)
REKOMENDASI TINDAKAN
Ada supervisi & kontrol Menunjuk orang yang memonitor proses
pembuatan kebijakan.
Mendukung adanya pelaporan kecurangan Suarakan keraguan: hindari menekan
kekhawatiran mengenai proses-proses
dalam kelompok, pertanyakan asumsi, jika
jawaban tidak memuaskan terus
mendebat.
Menerima adanya keberatan di dalam
kelompok.
Lindungi concentious objector: berikan
jalan keluar, dengarkan kekhawatiran tiap
anggota,
Menyeimbangkan konsensus dan suara
mayoritas.
Mengubah pilihan pengaturan peraturan:
mencegah pembentukan subkelompok,
kurangi tekanan pada minoritas
24. Keputusan yg
berpotensi
gagal
Model Proses Groupthink
Kondisi
Pendahulu
Gejala
Groupthink
Pencarian
persetujuan
Kohesivitas yang
tinggi dari keompok
pengambil keputusan.
Karakteristik
struktural
Kondisi yang
menimbulkan tekanan
Penilaian
berlebihan
terhadap
kelompok.
Ketertutupan
pikiran.
Tekanan untuk
mencapai
keseragaman.
Back to
konsep
25. Contoh
Sekitar 3 minggu lagi, akan diadakan Malam Keakraban bagi anggota
baru klub sinematografi Fikom Unpad. Koordinator angkatan 2013 yang
baru, Rasyid, harus segera menentukan di mana tempat acara ini akan
berlangsung. Sore itu ada 11 orang yang duduk melingkar untuk
membicarakan perihal ini. Rasyid, seorang ketua acara, dan 9 orang
koordinator divisi yang telah ditunjuk untuk mengatur setiap divisi di acara
ini.
Diskusi ini dimulai pukul 16.00 WIB. Rasyid, berkata bahwa jika kita
menentukan tempat pelaksanaan dengan cepat maka kita bisa langsung
bekerja sesuai divisi masing-masing. Dia yakin bahwa masalah ini mudah
untuk dipecahkan karena kelompok ini ia yakini sebagai orang-orang yang
kredibel. Rasyid langsung mengusulkan tempat yaitu di Lembang dengan
pertimbangan tempatnya cukup dekat, suasananya sejuk & nyaman.
Kemudian Ben yaitu ketua acara yang baru saja dipilih kemarin tidak
setuju, dia mengusulkan untuk pergi ke pantai. Karena suasana baru,
permintaan senior-senior, dan karena ini merupakan gebrakan baru dari
tradisi malam keakraban tahun-tahun sebelumnya.
Back
to
Index
26. Contoh
Rasyid mengemukakan pendapatnya mengenai rencana Ben. Mereka
terus berdebat. Sementara anggota lain hanya diam dan sesekali
menganggukan kepala atau bergumam. Karena mereka tidak begitu
mengetahui tempat-tempat yang cocok untuk malam keakraban yang
diinginkan.
Hingga waktu menunjukan pukul 18.00 WIB masalah ini belum
terpecahkan. Lalu seorang koordinator Logistik tiba-tiba menyarankan
untuk segera memutuskan tempat karena jika tidak maka setiap divisi
kerjanya akan terhambat dan tidak akan bisa bergerak leluasa.
Kemudian pendapat dari anggota mulai bermunculan dalam
mendukung pendapat Rasyid, akhirnya Ben memutuskan untuk mengalah
agar tidak terjadi perpecahan di antara kelompok koordinator malam
keakraban ini.
Back
to
Index
27. Kesimpulan Contoh
1. Kondisi pendorong
Kohesivitas yang tinggi:
Walau baru terbentuk tapi anggota-anggota ini pernah bekerja sama
dalam produksi dan tergabung dalam klub yang sama.
Faktor struktural:
Homogenitas latar belakang anggota. Mereka adalah anak-anak
komunikasi angkatan 2013 dan sama-sama angkatan klub sinematografi
yang baru
Tekanan kelompok:
Jarak waktu yang sangat singkat dengan acara menyebabkan anggota-
anggota kelompok tertekan.
28. Kesimpulan Contoh
2. Gejala dalam kelompok
Penilaian berlebihan terhadap kelompok
Ilusi Akan Ketidakrentanan (illusion of invulnerability).
Keyakinan akan moralitas yang tertanam di dalam Kelompok.
Ketertutupan pikiran
Rasionalisasi Kolektif (collective rationalization).
Tekanan untuk mencapai keseragaman.
Sensor diri
Ilusi akan adanya kebulatan suara (illusion of unanimity).
29. Sumber
West Richard and Turner Lynn.Terjemahan Introducing Communication
Theory - Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. NY : Mc
Graw Hill
http://www.slideshare.net/bumnbersatu/groupthink-teori
Diakses tanggal 15/03/2014 pukul 22.10 WIB
30. Profil Dosen Pengampu
AntarVenus adalah Pakar Komunikasi yang yang terobsesi membumikan
ilmu komunikasi. Sebagai pembina mata kuliah teori-teori Komunikasi di
Universitas Padjadjaran, Dosen ini menyebarkan motto
Learning communication theories in practical way.
Nama:
DR.AntarVenus, MA Comm.
TTL:
Serang, 2 juni 1968
31. Profil Mahasiswa
Nama:
Ali Pasha Kusumah
NPM:
210110130089
Saat ini sedang melanjutkan studi S1
Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu
Komunikasi di Universitas Padjadjaran.
Ternyata banyak sekali fenomena komunikasi di lingkungan sekitar yang
berkaitan dengan GroupthinkTheory. Saya kemudian menjadi mampu
mengidentifikasi fenomena-fenomena Groupthink dan berusaha untuk
meluruskan komunikasi kelompok yang terjadi di sekitar saya agar tidak
menjurus ke arah Groupthink