際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
HAKIM ?
Roma 14 : 1 - 12
Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi ? (Roma 14 : 4)
Pepatah ini mungkin pernah kita dengar selumbar di mata orang dapat kita lihat,
tetapi balok di mata kita tidak kita lihat. Dari pepatah ini, alangkah lebih mudah melihat
sesuatu yang salah yang dilakukan orang lain daripada melihat bahkan mengakui
kesalahan diri sendiri. Padahal sebenarnya, barangsiapa mulai membicarakan kesalahan-
kesalahan orang lain, biasanya itu disebabkan oleh karena dia sendiri enggan
membicarakan kesalahan-kesalahannya sendiri. Penghakiman yang ditimpakan kepada
orang lain, sebenarnya timbul dari ketidaksanggupan melihat dosa-dosanya sendiri.
Biasanya penghakiman manusia terhadap orang lain adalah sombong, selalu berubah,
keras, kasar, sepi akan kasih. Makin merosot kesusilaan orang, makin tajam
penghakimannya atas orang lain. Penghakiman-penghakiman yang tajam dan tiada
berperasaan terhadap sesama manusia hampirlah selalu merupakan gejala inflasi moral.
Dengan sederhana; orang yang menghakimi sesamanya sebenarnya menunjukkan bahwa
dia lebih buruk dari orang yang dihakiminya.
Namun apabila kita cermati tentang arti kata menghakimi menurut istilah dalam
bahasa Yunani maka jelaslah bukanlah supaya kita menolak setiap penghakiman
manusiawi. Kita ini adalah manusia, maka termasuk pada hakikat kitalah bahwa kita
menyusun suatu penghakiman, dalam arti membuat suatu kesimpulan atau
pandangan tentang sesuatu. Seekor binatang tak mempunyai kesadaran tentang yang
baik dan yang jahat. Binatang tak dapat membedakan yang baik dan yang jahat. Tetapi
manusia dapat. Tuhan Yesus sendiri telah mengajar kita membedakan yang baik dari
yang jahat, membedakan kebenaran dari kebohongan. Jadi apakah maksud janganlah
menghakimi? Maksudnya janganlah membuat dirimu sendiri menjadi hakim atas orang
lain.
Tuhan tidak menempatkan manusia sebagai hakim diatas kursi pengadilanNya.
Penghakiman atas yang hidup maupun yang mati dipegang Yesus. Kita tidak ditempatkan
di dunia ini, supaya memainkan peranan seorang hakim. Tuhan Yesus menginginkan kita
hanya boleh membuat suatu kesimpulan atau pandangan tentang sesuatu. Membedakan
yang baik dari yang jahat. Penghakiman atau menghakimi yang dilakukan manusia
hanyalah untuk membedakan yang baik dari yang jahat.
Nah sekarang siapa yang mau menjadi orang yang tidak bermoral, silahkanlah
menghakimi orang lainSebab penghakiman yang adil dan benar adalah milik Yesus.
Dan hanya Yesuslah yang menjadi hakim bagi manusia yang hidup maupun mati.
Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas
untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu (Mat. 7 : 5).
Doa ; Ya, Tuhan, biarlah saya lebih dahulu mengkoreksi diriku sendiri dan jika boleh
kemudian saya mengkoreksi diri sesamaku. Amin.
Tulisan Shalom
05 Juli 2003

More Related Content

Hakim

  • 1. HAKIM ? Roma 14 : 1 - 12 Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi ? (Roma 14 : 4) Pepatah ini mungkin pernah kita dengar selumbar di mata orang dapat kita lihat, tetapi balok di mata kita tidak kita lihat. Dari pepatah ini, alangkah lebih mudah melihat sesuatu yang salah yang dilakukan orang lain daripada melihat bahkan mengakui kesalahan diri sendiri. Padahal sebenarnya, barangsiapa mulai membicarakan kesalahan- kesalahan orang lain, biasanya itu disebabkan oleh karena dia sendiri enggan membicarakan kesalahan-kesalahannya sendiri. Penghakiman yang ditimpakan kepada orang lain, sebenarnya timbul dari ketidaksanggupan melihat dosa-dosanya sendiri. Biasanya penghakiman manusia terhadap orang lain adalah sombong, selalu berubah, keras, kasar, sepi akan kasih. Makin merosot kesusilaan orang, makin tajam penghakimannya atas orang lain. Penghakiman-penghakiman yang tajam dan tiada berperasaan terhadap sesama manusia hampirlah selalu merupakan gejala inflasi moral. Dengan sederhana; orang yang menghakimi sesamanya sebenarnya menunjukkan bahwa dia lebih buruk dari orang yang dihakiminya. Namun apabila kita cermati tentang arti kata menghakimi menurut istilah dalam bahasa Yunani maka jelaslah bukanlah supaya kita menolak setiap penghakiman manusiawi. Kita ini adalah manusia, maka termasuk pada hakikat kitalah bahwa kita menyusun suatu penghakiman, dalam arti membuat suatu kesimpulan atau pandangan tentang sesuatu. Seekor binatang tak mempunyai kesadaran tentang yang baik dan yang jahat. Binatang tak dapat membedakan yang baik dan yang jahat. Tetapi manusia dapat. Tuhan Yesus sendiri telah mengajar kita membedakan yang baik dari yang jahat, membedakan kebenaran dari kebohongan. Jadi apakah maksud janganlah menghakimi? Maksudnya janganlah membuat dirimu sendiri menjadi hakim atas orang lain. Tuhan tidak menempatkan manusia sebagai hakim diatas kursi pengadilanNya. Penghakiman atas yang hidup maupun yang mati dipegang Yesus. Kita tidak ditempatkan di dunia ini, supaya memainkan peranan seorang hakim. Tuhan Yesus menginginkan kita hanya boleh membuat suatu kesimpulan atau pandangan tentang sesuatu. Membedakan yang baik dari yang jahat. Penghakiman atau menghakimi yang dilakukan manusia hanyalah untuk membedakan yang baik dari yang jahat. Nah sekarang siapa yang mau menjadi orang yang tidak bermoral, silahkanlah menghakimi orang lainSebab penghakiman yang adil dan benar adalah milik Yesus. Dan hanya Yesuslah yang menjadi hakim bagi manusia yang hidup maupun mati. Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu (Mat. 7 : 5). Doa ; Ya, Tuhan, biarlah saya lebih dahulu mengkoreksi diriku sendiri dan jika boleh kemudian saya mengkoreksi diri sesamaku. Amin. Tulisan Shalom 05 Juli 2003