際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
HALUSINASI

A. Pengertian.
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) pasca indera tanpa
adanyarangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan di
mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik.
Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi. Bentuk
halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi yang
paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak
sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sedih
atau yang dialamatkan pada pasien itu. Akibatnya pasien bisa bertengkar atau
bicara dengan suara halusinasi itu. Bisa pula pasien terlihat seperti bersikap
dalam mendengar atau bicara keras-keras seperti bila ia menjawab pertanyaan
seseorang atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap
halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang-
kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran, ancaman dan lain-lain.
Menurut May Durant Thomas (1991) halusinasi secara umum dapat ditemukan
pada pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi
yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lingkungan.
Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien dirumah sakit jiwa ditemukan 85%
pasien dengan kasus halusinasi. Sehingga penulis merasa tertarik untuk menulis
kasus tersebut dengan pemberian Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi.


B. Klasifikasi
Klasifikasi halusinasi sebagai berikut :
   1. Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar suara yang
        membicarakan, mengejek, menertawakan, atau mengancam padahal
        tidak ada suara di sekitarnya.
   2. Halusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandangan orang, binatang
        atau sesuatu yang tidak ada.
   3. Halusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang di dapatkan. Pasien
        yang mengalami mengatakan mencium bau-bauan seperti bau bunga,
        bau kemenyan, bau mayat, yang tidak ada sumbernya.
   4. Halusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaan dengan
        halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap) suatu rasa di
        mulutnya.
   5. Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yang bersangkutan
        merasa ada seseorang yang meraba atau memukul. Bila rabaab ini
        merupakan rangsangan seksual halusinasi ini disebut halusinasi heptik.


C. Etiologi
Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan
gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan delirium, demensia dan
AKPER PPNI Surakarta, Jl. Let Jend Sutoyo, Mojosongo, Solo Telp : (0271) 852073
Email : akperppni.solojateng@gmail.com http://askep-akper.blogspot.com
kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lainnya.
Halusinasi adapat juga terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan
gangguan metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari
berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti inflamasi
dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat membuat terjadinya
halusinasi sama seperti pemberian obat diatas. Halusinasi dapat juga terjadi
pada saat keadaan individu normal yaitu pada individu yang mengalami isolasi,
perubahan sensorik seperti kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya
permasalahan pada pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara
spesifik tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti
faktor biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah
stress lingkungan , biologis , pemicu masalah sumber-sumber koping dan
mekanisme koping.

D. Psikopatologi
Psikopatologi dari halusinasi yang pasti belum diketahui. Banyak teori yang
diajukan yang menekankan pentingnya faktor-faktor psikologik, fisiologik dan
lain-lain. Ada yang mengatakan bahwa dalam keadaan terjaga yang normal otak
dibombardir oleh aliran stimulus yang yang datang dari dalam tubuh ataupun dari
luar tubuh. Input ini akan menginhibisi persepsi yang lebih dari munculnya ke
alam sadar.Bila input ini dilemahkan atau tidak ada sama sekali seperti yang kita
jumpai pada keadaan normal atau patologis, maka materi-materi yang ada dalam
unconsicisus atau preconscious bisa dilepaskan dalam bentuk halusinasi.
Pendapat lain mengatakan bahwa halusinasi dimulai dengan adanya keinginan
yang direpresi ke unconsicious dan kemudian karena sudah retaknya
kepribadian dan rusaknya daya menilai realitas maka keinginan tadi
diproyeksikan keluar dalam bentuk stimulus eksterna.

E. Tanda dan Gejala
Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering di dapatkan duduk
terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau bicara
sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan
gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri
tentang halusinasi yang di alaminya (apa yang di lihat, di dengar atau di
rasakan).

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara :
    1. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
       Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien
       akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan
       secara individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa
       pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik
       atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien,
       bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya
       hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di
AKPER PPNI Surakarta, Jl. Let Jend Sutoyo, Mojosongo, Solo Telp : (0271) 852073
Email : akperppni.solojateng@gmail.com http://askep-akper.blogspot.com
lakukan.
        Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang
        perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas,
        misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan
        permainan.
   2.   Melaksanakan                  program              terapi          dokter
        Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan
        rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara
        persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang di
        berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.
   3.   Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang
        ada
        Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali
        masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta
        membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga
        dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat
        dengan pasien.
   4.   Memberi                   aktivitas              pada              pasien
        Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya
        berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat
        membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk
        hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan
        dan memilih kegiatan yang sesuai.
   5.   Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
        Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data
        pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses
        keperawatan, misalny dari percakapan dengan pasien di ketahui bila
        sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila
        ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat
        menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam
        permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya di
        beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak membiarkan
        pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak bertentangan.

   Daftar pustaka:

   http://askep-akper.blogspot.com




AKPER PPNI Surakarta, Jl. Let Jend Sutoyo, Mojosongo, Solo Telp : (0271) 852073
Email : akperppni.solojateng@gmail.com http://askep-akper.blogspot.com
Ad

Recommended

Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Jurnal Halusinasi
Jurnal Halusinasi
immachilles
Emosi dan afek kelompok 6
Emosi dan afek kelompok 6
Rizman Aji
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
Dhian Khikmah
asuhan keperawatan klien dengan halusinasi
asuhan keperawatan klien dengan halusinasi
UNMER Surabaya n SMK Roudlotul Hikmah
Kel 3 halusinasi
Kel 3 halusinasi
Irwan Syah
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
Feri Prilopandi
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Phil Adit R
Psychiatry nursing
Psychiatry nursing
wahidaaa
metode pemeriksaan 2 menit
metode pemeriksaan 2 menit
Joni Iswanto
Tugas jiwa halusinas
Tugas jiwa halusinas
nomisilalahi
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Lena Setianingsih
Kb 1 gangguan sensori persepsi halusinasi
Kb 1 gangguan sensori persepsi halusinasi
pjj_kemenkes
Teknik komunikasi
Teknik komunikasi
adityajtkln
3. psikiatri anak dan remaja
3. psikiatri anak dan remaja
fikri asyura
Arisanti chandradewi
Arisanti chandradewi
Yabniel Lit Jingga
Adiksi
Adiksi
Musa Hutauruk
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Phil Adit R
Leaflet halusinasi AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet halusinasi AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Leaflet halusinasi
Leaflet halusinasi
askep33
Pemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatri
fikri asyura
Case Presentation 2009
Case Presentation 2009
Simon Blun blun
Panduan koas jiwa (1)
Panduan koas jiwa (1)
ratriayu1
testttt
testttt
Istore15
Halusinasi sp
Halusinasi sp
Heri Zalmes Dodge Tomahawk
Asuhan keperawatan pada pasien Halusinasi.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien Halusinasi.pptx
iskandar186656
Lp Halusinasi.docx
Lp Halusinasi.docx
JenabjejeAs
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4-20000.pptx
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4-20000.pptx
ResitaSiregar
widya.pptx
widya.pptx
LizaErmita1
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4.new pptx.pptx
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4.new pptx.pptx
ResitaSiregar

More Related Content

What's hot (15)

Psychiatry nursing
Psychiatry nursing
wahidaaa
metode pemeriksaan 2 menit
metode pemeriksaan 2 menit
Joni Iswanto
Tugas jiwa halusinas
Tugas jiwa halusinas
nomisilalahi
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Lena Setianingsih
Kb 1 gangguan sensori persepsi halusinasi
Kb 1 gangguan sensori persepsi halusinasi
pjj_kemenkes
Teknik komunikasi
Teknik komunikasi
adityajtkln
3. psikiatri anak dan remaja
3. psikiatri anak dan remaja
fikri asyura
Arisanti chandradewi
Arisanti chandradewi
Yabniel Lit Jingga
Adiksi
Adiksi
Musa Hutauruk
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Phil Adit R
Leaflet halusinasi AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet halusinasi AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Leaflet halusinasi
Leaflet halusinasi
askep33
Pemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatri
fikri asyura
Case Presentation 2009
Case Presentation 2009
Simon Blun blun
Panduan koas jiwa (1)
Panduan koas jiwa (1)
ratriayu1
Psychiatry nursing
Psychiatry nursing
wahidaaa
metode pemeriksaan 2 menit
metode pemeriksaan 2 menit
Joni Iswanto
Tugas jiwa halusinas
Tugas jiwa halusinas
nomisilalahi
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Lena Setianingsih
Kb 1 gangguan sensori persepsi halusinasi
Kb 1 gangguan sensori persepsi halusinasi
pjj_kemenkes
Teknik komunikasi
Teknik komunikasi
adityajtkln
3. psikiatri anak dan remaja
3. psikiatri anak dan remaja
fikri asyura
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Phil Adit R
Leaflet halusinasi
Leaflet halusinasi
askep33
Pemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatri
fikri asyura
Case Presentation 2009
Case Presentation 2009
Simon Blun blun
Panduan koas jiwa (1)
Panduan koas jiwa (1)
ratriayu1

Similar to Halusinasi (20)

testttt
testttt
Istore15
Halusinasi sp
Halusinasi sp
Heri Zalmes Dodge Tomahawk
Asuhan keperawatan pada pasien Halusinasi.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien Halusinasi.pptx
iskandar186656
Lp Halusinasi.docx
Lp Halusinasi.docx
JenabjejeAs
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4-20000.pptx
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4-20000.pptx
ResitaSiregar
widya.pptx
widya.pptx
LizaErmita1
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4.new pptx.pptx
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4.new pptx.pptx
ResitaSiregar
Standar asuhan keperawatan klien dengan halusinasi
Standar asuhan keperawatan klien dengan halusinasi
Aang Triyadi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Yusuf Saktian
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
Yusuf Saktian
HALUSINASI.ppt
HALUSINASI.ppt
andri465263
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
antoniareong
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran
Operator Warnet Vast Raha
Halusinasi Jek Amidos Pardede
Halusinasi Jek Amidos Pardede
Jek Amidos Pardede
laporn pendahuluan halusinasi
laporn pendahuluan halusinasi
Mas Mawon
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptx
RisqiyaUlandari
Pengenalan materi halusinasi pada jiwa.ppt
Pengenalan materi halusinasi pada jiwa.ppt
indahsriwahyuningsih1
halusinasi
halusinasi
Arian ArTa
Askep halusinasi perseptual
Askep halusinasi perseptual
f' yagami
Askep jiwa
Askep jiwa
puskesmastawangharjo
testttt
testttt
Istore15
Asuhan keperawatan pada pasien Halusinasi.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien Halusinasi.pptx
iskandar186656
Lp Halusinasi.docx
Lp Halusinasi.docx
JenabjejeAs
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4-20000.pptx
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4-20000.pptx
ResitaSiregar
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4.new pptx.pptx
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4.new pptx.pptx
ResitaSiregar
Standar asuhan keperawatan klien dengan halusinasi
Standar asuhan keperawatan klien dengan halusinasi
Aang Triyadi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Yusuf Saktian
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
Yusuf Saktian
HALUSINASI.ppt
HALUSINASI.ppt
andri465263
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
antoniareong
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran
Operator Warnet Vast Raha
Halusinasi Jek Amidos Pardede
Halusinasi Jek Amidos Pardede
Jek Amidos Pardede
laporn pendahuluan halusinasi
laporn pendahuluan halusinasi
Mas Mawon
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptx
RisqiyaUlandari
Pengenalan materi halusinasi pada jiwa.ppt
Pengenalan materi halusinasi pada jiwa.ppt
indahsriwahyuningsih1
Askep halusinasi perseptual
Askep halusinasi perseptual
f' yagami
Ad

Halusinasi

  • 1. HALUSINASI A. Pengertian. Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) pasca indera tanpa adanyarangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik. Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi. Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sedih atau yang dialamatkan pada pasien itu. Akibatnya pasien bisa bertengkar atau bicara dengan suara halusinasi itu. Bisa pula pasien terlihat seperti bersikap dalam mendengar atau bicara keras-keras seperti bila ia menjawab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang- kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran, ancaman dan lain-lain. Menurut May Durant Thomas (1991) halusinasi secara umum dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lingkungan. Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien dirumah sakit jiwa ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Sehingga penulis merasa tertarik untuk menulis kasus tersebut dengan pemberian Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. B. Klasifikasi Klasifikasi halusinasi sebagai berikut : 1. Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau mengancam padahal tidak ada suara di sekitarnya. 2. Halusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandangan orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada. 3. Halusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang di dapatkan. Pasien yang mengalami mengatakan mencium bau-bauan seperti bau bunga, bau kemenyan, bau mayat, yang tidak ada sumbernya. 4. Halusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaan dengan halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap) suatu rasa di mulutnya. 5. Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yang bersangkutan merasa ada seseorang yang meraba atau memukul. Bila rabaab ini merupakan rangsangan seksual halusinasi ini disebut halusinasi heptik. C. Etiologi Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan delirium, demensia dan AKPER PPNI Surakarta, Jl. Let Jend Sutoyo, Mojosongo, Solo Telp : (0271) 852073 Email : akperppni.solojateng@gmail.com http://askep-akper.blogspot.com
  • 2. kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi adapat juga terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas. Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah stress lingkungan , biologis , pemicu masalah sumber-sumber koping dan mekanisme koping. D. Psikopatologi Psikopatologi dari halusinasi yang pasti belum diketahui. Banyak teori yang diajukan yang menekankan pentingnya faktor-faktor psikologik, fisiologik dan lain-lain. Ada yang mengatakan bahwa dalam keadaan terjaga yang normal otak dibombardir oleh aliran stimulus yang yang datang dari dalam tubuh ataupun dari luar tubuh. Input ini akan menginhibisi persepsi yang lebih dari munculnya ke alam sadar.Bila input ini dilemahkan atau tidak ada sama sekali seperti yang kita jumpai pada keadaan normal atau patologis, maka materi-materi yang ada dalam unconsicisus atau preconscious bisa dilepaskan dalam bentuk halusinasi. Pendapat lain mengatakan bahwa halusinasi dimulai dengan adanya keinginan yang direpresi ke unconsicious dan kemudian karena sudah retaknya kepribadian dan rusaknya daya menilai realitas maka keinginan tadi diproyeksikan keluar dalam bentuk stimulus eksterna. E. Tanda dan Gejala Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering di dapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau bicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi yang di alaminya (apa yang di lihat, di dengar atau di rasakan). F. Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara : 1. Menciptakan lingkungan yang terapeutik Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di AKPER PPNI Surakarta, Jl. Let Jend Sutoyo, Mojosongo, Solo Telp : (0271) 852073 Email : akperppni.solojateng@gmail.com http://askep-akper.blogspot.com
  • 3. lakukan. Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan permainan. 2. Melaksanakan program terapi dokter Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan. 3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien. 4. Memberi aktivitas pada pasien Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai. 5. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak bertentangan. Daftar pustaka: http://askep-akper.blogspot.com AKPER PPNI Surakarta, Jl. Let Jend Sutoyo, Mojosongo, Solo Telp : (0271) 852073 Email : akperppni.solojateng@gmail.com http://askep-akper.blogspot.com