Pasien wanita berusia 72 tahun datang dengan keluhan bintil-bintil berisi cairan di kelopak mata kiri dan dahi kiri disertai nyeri dan gatal. Didiagnosis menderita herpes zoster oftalmikus sinistra berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang. Dilakukan penatalaksanaan dengan obat antivirus, analgesik, dan antiseptik serta menjaga kebersihan dan istirahat. Prognosis umumnya baik asalkan mendapat peng
1 of 23
Downloaded 106 times
More Related Content
Herpes zoster
1. LAPORAN KASUS
HERPES ZOSTER OFTALMIKUS
SINISTRA
Oleh:
Usqi Krizdiana
Pembimbing:
dr. Boedhy Setyanto, Sp.KK
Fakultas Kedokteran UNISMA
Laboratorium Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
RSUD Kanjuruhan Kepanjen 2014
2. Identitas
Nama : Ny.S
Usia : 72 th
Pekerjaan : Petani
Alamat : Bantur
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 22 Februari 2014
3. ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Kanjuruhan dengan
keluhan timbul bintil-bintil berisi cairan jernih di kelopak mata sebelah
kiri disertai rasa gatal dan nyeri sejak 2 hari yang lalu. Kemudian bintil-
bintil tersebut bertambah dan menyebar ke dahi sebelah kiri.
Keluhan disertai perih, panas seperti terbakar, gatal dan nyeri di
daerah bintil tersebut. Rasa nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk,
terutama jika disentuh. Pasien mengaku demam, pusing, dan sakit
kepala beberapa hari sebelumnya.
Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah digigit oleh serangga,
tidak pernah mempunyai luka sebelumnya dan tidak adanya kontak
alergi terhadap bahan pelarut, deterjen, minyak, asam, dan serbuk
Keluhan Utama
Timbul bintil bintil kemerahan berisi cairan di kelopak mata
sebelah kiri.
Keluhan Tambahan
Perih, panas seperti terbakar, gatal, nyeri
4. RPD
Tidak pernah menderita penyakit
yang sama sebelumnya
Riwayat cacar (+) saat masih muda
RPK
Tidak ada keluarga yang menderita
keluhan yang sama
R.Atopi
Tidak ada riwayat penderita
maupun keluarga yang menderita
asma, rhinitis maupun dermatitis.
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: tampak sakit
sedang
Kesadaran: compos mentis
Umum
TD :-
HR : -
Suhu : -
RR : -
Tanda
vital tdk dilakukan pemeriksaan
6. Kepala : terdapat kelainan kulit
Mata : terdapat kelainan kulit
Telinga : dbn
Mulut : dbn
GIT : dbn
Leher : dbn
Thorax : dbn
Axilla : dbn
Abdomen : dbn
Sistem genetalia : dbn
Ekstremitas atas : dbn
Ekstremitas bawah : dbn
Pemeriksaan
Fisik
7. Regio Effloresensi
Regio Ophtalmicus
Sinistra
Tampak vesikel bergerombol diatas
kulit yang eritematous, unilateral,
dipisahkan oleh kulit normal, sesuai
dermatom. Di beberapa tempat
terdapat krusta.
Skuama (-), pustula (-), ulkus (-), urtika
(-), hipopigmentasi (-), kulit kering (-),
sikatriks (-), fissure (-).
STATUS DERMATOLOGIS
11. PENATALAKSANAAN
NON
FARMAKOTERAPI
Istirahat yang cukup
Makan makanan yang bergizi
Menjaga kebersihan diri dengan
tetap mandi
Tidak menggaruk dan
memecahkan bintil-bintil
tersebut
FARMAKOTERAPI
Acyclovir 5x800 mg tab
Ketorolac inj 3x1 amp
Amoxicillin inj 3x1 amp
Bedak salicyl 2%
Multivitamin 1x1
13. Herpes
Zoster
Penyakit yang disebabkan
virus Varisela-zoster yang
sifatnya localized, menyerang
orang dewasa
Ciri khas:
Nyeri radikuler
Unilateral
Gerombolan vesikel tersebar sesuai
dermatom
EPIDEMIOLOGI
Penyebarannya sama dengan
varicella
Kadang varicella berlangsung
subklinis
15. Gatal
Nyeri pada
dermatom yg
terserang
Panas
Malaise
Nyeri kepala
St. Prodromal
Mula-mula timbul
papul/plakat
Timbul vesikel di atas
kulit eritematous, kulit di
antara gerombolan tetap
normal
Usia lesi pada satu
gerombolan sama, usia
lesi dengan gerombolan
lain tidak sama
Lokasi lesi sesuai
dermatom, unilateral
Tidak melewati garis
tengah tubuh
St. Erupsi Vesikel menjadi
purulen,
krustasi lepas
dalam waktu 1-2
minggu
Sering terjadi
Post Herpetic
Neuralgia
St. Krustasi
Gejala Klinis
17. Sel raksasa berinti banyak dan
sel epitel yang mengandung
badan inklusi intranuklear
yang asidofilik
18. PENATALAKSANAAN
NONFARMAKOTERAPI
Dianjurkan tidak keluar rumah, karena dapat
menularkan kepada orang lain yang defisiensi
imun.
Jangan memakai handuk bersama-sama dengan
keluarga.
Usahakan agar bintil tidak pecah, misalnya jangan
digaruk dan pakai baju yang longgar. Untuk
mencegah infeksi sekunder jaga kebersihan badan
Lesi boleh dibersihkan dengan air, tapi jangan
digosok agar bintil tidak pecah
Istirahat dan konsumsi makanan yang bergizi
Kontrol ke Poliklinik
19. FARMAKOTERAPI
A. UMUM
1. Analgesik: Metampiron 4x1 tab/hari
2. Bila ada sekunder infeksi:
Eritromisin 4x25500 mg/hari
Dikloksasilin 3x125-250 mg/hari
3. Lokal:
Bila basah: kompres larutan garam faali
Bila erosi: salep sodium fusidat
Bila kering: bedak salicyl 2%
20. B. KHUSUS
1. Asiklovir
Dewasa: 5x800 mg/hari selama 7-10 hari
Anak: 20 mg/kgBB/kali sampai 800 mg/kali, 4 kali/hari
Asiklovir tidak dapat menghilangkan PHN
2. PHN
a. Aspirin 3x1 tablet (500 mg)/hari
b. Antidepresan trisiklin (Amitriptyiline) 50-100 mg/hari
hari 2: 1 tablet (25 mg)
hari 2: 2x1 tablet
hari 3: 3x1 tablet
c. Karbamazepin (Tegretol): 1-2 x 1 tablet (200 mg)/hari
khusus untuk trigeminal neuralgia
3. Pada Herpes Zoster Oftalmikus perlu konsul ke spesialis mata atau
dapat diberikan
a. Asiklovir salep mata 5 kali/4 jam
b. Dan juga Ofloxacin/Ciprofloxacin obat tetes mata
hari 1 dan 2: 1 tetes/2-4 jam
hari 3-7: 1 tetes 4x/hari
21. Pencegahan
Vaksin Varicella virus vaccine (oka strain). Indikasi:
- usia tua >60 tahun
- pasien imunocompromize dengan penyakit kronis
22. Komplikasi
Infeksi sekunder
PHN
Kerato-konjungtivitis pada Herpes Zoster
Ophtalmikus
umumnya baik, selama pengobatan
tepat dan adekuat.
Prognosis kurang baik dan menjadi
kronis bila terjadi bersamaan
dengan penyakit lain
(imunocompromized)
Prognosis
Editor's Notes
#9: Pada pemeriksaan menunjukkan sel raksasa berinti banyak dan sel epitel yang mengandung badan inklusi intranuklear yang asidofilik
#16: Herpes viruses are ubiquitous and associated with a number of infectious diseases particularly in children. For example, varicellazoster virus (VZV) is responsible for the disease varicella (chickenpox), which is both very common and very contagious. Like herpes simplex types 1 and 2 viruses (which between them are responsible for a number of infections, but particularly oral and genital herpes), VZV is an a-herpes virus and these pathogens have features in common such as being neurotropic and, following resolution of the primary infection, they become latent for extended periods prior to reactivation. Following varicella (primary infection) the virus migrates to the dorsal root and cranial ganglia of sensory nerves where it can remain dormant for several decades before being reactivated in later life to cause HZ (shingles) (Figure 1).