2. BEST FIRST SEARCH
ï‚— Merupakan kombinasi kelebihan teknik depth first
search dan breadth first search
ï‚— Pencarian diperkenankan mengunjungi node yang ada
di level yg lebih rendah jika ternyata node pada level
yg lebih tinggi ternyata memiliki nilai heuristik yg
buruk
4. Best First Search
ï‚— Best First Search akan membangkitkan node
berikutnya dari semua node yg pernah dibangkitkan
ï‚— Pertanyaannya :
Bagaimana menentukan sebuah node terbaik saat
ini?
Dilakukan dengan menggunakan biaya perkiraan
Bagaimana caranya menentukan biaya perkiraan?
Biaya perkiraan dapat ditentukan dengan fungsi
heuristic
5. FUNGSI HEURISTIC
ï‚— Suatu fungsi heuristic dikatakan baik jika bisa
memberikan biaya perkiraan yang mendekati biaya
sebenarnya.
ï‚— Semakin mendekati biaya sebenarnya, fungsi heuristic
tersebut semakin baik.
6. Contoh
A B C D
16
100
10
( 20 , 10 ) ( 35 , 10 ) ( 55 , 10 ) ( 65 , 10 )
Dalam kasus pencarian rute terpendek, biaya sebenarnya adalah panjang jalan
Raya yang sebenarnya. Sedangkan fungsi heuristiknya adalah garis lurus dari
1 kota ke kota lainnya. Untuk itu,bisa digunakan rumus berikut :
dab = ( yb – ya )2 + ( xb – xa )2
dAB = 15
dBC = 20
dCD = 10
8. Greedy Best First Search
ï‚— Algoritma ini merupakan jenis algoritma Best First
Search yg paling sederhana
ï‚— Algoritma ini hanya memperhitungkan biaya
perkiraan saja
f(n) = h’(n)
ï‚— Karena hanya memperhitungkan biaya perkiraan yang
belum tentu kebenarannya, maka algoritma ini
menjadi tidak optimal
14. PENJELASAN
ï‚— Dari contoh di atas, Greedy akan menemukan solusi
S-B-K-G dengan total jarak 105
ï‚— Padahal ada solusi lain yg lebih optimal, yakni
S-A-B-F-K-G dengan total jarak hanya 95
ï‚— Dari situ bisa disimpulkan bahwa Greedy Best First
Search tidak bisa menemukan solusi yang optimal
15. Algoritma A*
ï‚— Berbeda dg Greedy, algoritma ini akan menghitung
fungsi heuristic dengan cara menambahkan biaya
sebenarnya dengan biaya perkiraan. Sehingga
didapatkan rumus :
f(n) = g(n) + h’(n)
g(n) = Biaya sebenarnya dari Node Awal ke Node n
h’(n) = Biaya perkiraan dari Node n ke Node Tujuan
18. Langkah 2
n A B C D J
h’(n) 80 60 70 85 100
g(n) 10 25 30 25 30
f(n) 90 85 100 110 130
S
A
B
C
D
E
J
10
10
25
30
35
15
20
19. Langkah 3
n A C D J F K
h’(n) 80 70 85 100 70 30
g(n) 10 30 25 30 30 75
f(n) 90 100 110 130 100 105
S
A
B
C
D
E
F
K
J
10
10
25
30
35
15
20
50
510
20. Langkah 4
n C D J F K G
h’(n) 70 85 100 70 30 0
g(n) 30 25 30 25 70 100
f(n) 100 110 130 95 100 100
S
A
B
C
D
E
F
K
J
10
10
25
30
35
15
20
50
510
90
G
21. Langkah 5
n C D J K G
h’(n) 70 85 100 30 0
g(n) 30 25 30 65 100
f(n) 100 110 130 95 100
S
A
B
C
D
E
F
K
J
10
10
25
30
35
15
20
50
510
90
G
40
22. Langkah 6
n C D J G
h’(n) 70 85 100 0
g(n) 30 25 30 95
f(n) 100 110 130 95
S
A
B
C
D
E
F
K
J
10
10
25
30
35
15
20
50
510
90
G
40
30
24. Kesimpulan
ï‚— Algoritma A* lebih baik dalam melakukan pencarian
heuristic daripada Greedy Best First Search karena
dapat mengasilkan solusi yang optimal