2. DEFINISI HIDRAMNION
Hidramnion adalah suatu keadaan dimana
jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari
normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter.
Beberapa ahli ada yang berpendapat sampai 4
ayau 5 liter, sedangkan kustner mendapatkan
sampai 15 liter pada kehamilan baru 5 bulan
(Prof. Dr. Rustam,1998).
3. KLASIFIKASI HIDRAMNION
– Hidramnion kronis.
Banyak dijumpai. Pertambahan air ketuban
terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa
minggu atau bulan, dan biasanya terjadi pada
kehamilan yang lanjut.
4. Cont…
– Hidramnion akut.
Terjadi pertambahan air ketuban yang sangat
tiba-tiba dan cepat dalam waktu beberapa
hari saja. Biasanya terdapat pada kehamilan
yang agak muda, bulan ke 5 dan ke 6.
Komposisi dari air ketuban pada hidramnion,
menurut penyelidikan, serupa saja dengan air
ketuban yang normal.
5. ETIOLOGI
Etiologi hidramnion belum jelas, Secara teori
hidramnion bisa terjadi karena:
1. Pengaliran air ketuban terganggu
Diduga menghasilkan air tuban ialah epitel amnion,
tetapi air tuban dapat juga bertambah karena cairan
lain masuk ke dalam ruangan amnion misalnya air
kencing anak atau cairan otak pada anencephalus.
2. Produksi air ketuban bertambah
karena tertutupnya peredaran darah karena anak tidak
menelan seperti pada atresia aesophagei,
anencephalus atau tumor-tumor placenta.
6. MENURUT DR. HENDRA GUNAWAN
WIJANARKO, SP.OG DARI RSIA HERMINA
PASTEUR, BANDUNG (2007) HIDRAMNION
TERJADI KARENA
 Produksi air seni janin berlebihan.
 Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban
menumpuk, yaitu hidrosefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal
dan saluran kencing kongenital.
 Ada sumbatan/penyempitan saluran cerna pada janin sehingga ia
tak bisa menelan air ketuban. Alhasil, volume air ketuban meningkat
drastis.
 Kehamilan kembar, karena ada dua janin yang menghasilkan air
seni.
 Ada proses infeksi.
 Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut
sistem saraf pusat sehingga fungsi gerakan menelan mengalami
kelumpuhan.
 Ibu hamil menderita diabetes yang tidak terkontrol.
 Inkompatibilitas/ketidakcocokan Rhesus.
7. PREDISPOSISI
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
hidromnion, antara lain:
 Penyakit jantung
 Nefritis
 Edema umum (anasarka)
 Anomali kongenintal (pada anak), seperti anensefali,
spina bifida, atresia atau striktur esofagus,
hidrosefalus, dan struma bloking oesaphagus. Dalam
hal ini terjadi karena :
 Tidak ada stimulasi dari anak dan spina
 Exscressive urinary secration
 Tidak berfungsinya pusat menelan dan haus
 Transudasi pusat langsung dari cairan meningeal
keamnion
8. CONT…
 Simpul tali pusat
 Diabetes melitus
 Gemelli uniovulair
 Malnutrisi
 Penyakit kelenjar hipofisis
 Pada hidromnion biasanya placenta lebih besar
dan terasa lebih berat dari biasa karena itu
transudasi menjadi lebih banyak dan timbul
hidromnion
9. MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama yang menyertai hidramnion
terjadi semata-mata akibat factor mekanis dan
terutama disebabkan oleh tekanan di dalam
dan disekitar uterus yang mengalami
overdistensi terhadap organ-organ di
dekatnya.
10. Adapun gejala dari manifestasi klinis
1. Sesak nafas.
2. Oedem labia, vulva dan dinding perut.
3. Regangan dinding rahim sendiri menimbulkan
nyeri.
Gejala-gejala lebih menonjol pada hidramnion
yang akut.
4. Palpasi anak sulit.
5. Bunyi jantung sering tidak terdengar.
11. SKEMA IBU HAMIL DENGAN
HIDRAMNION-MELAHIRKAN
• HIDRAMNION.doc
12. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan ultrasonografi (USG): berguna
untuk mencegah adanya volume cairan
amnion yang besar relatif terhadap ukuran
janin.
• Pemeriksaan sinar-X: diperlukan untuk
mengkonfirmasi diagnosa.
14. 1. Waktu hamil (di BKIA)
• Hidromnion ringan jarang diberi terapi
klinis, cukup diobservasi dan berikan
terapi simptomatis.
• Pada hidromnion yang berat dengan
keluhan-keluhan, harus dirawat dirumah
sakit untuk istirahat sempurna. Berikan
diet rendah garam.
15. 2. Waktu partus
• Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap
kita menunggu.
• Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis
maka lakukan pungsi transvaginal melalui serviks
bila sudah ada pembukaan
• Bila sewaktu pemeriksaan dalam, ketuban tiba-
tiba pecah, maka untuk menghalangi air ketuban
mengalir keluar dengan deras, masukan tinju
kedalam vagina sebagai tampon beberapa lama
supaya air ketuban keluar pelan-pelan.
16. 3. Post partum
• Harus hati-hati akan terjadinya perdarahan post
partum, jadi sebaiknya lakukan pemeriksaan
golongan dan transfusi darah serta sediakan obat
uterotonika.
• Untuk berjaga-jaga pasanglah infus untuk
pertolongan perdarahan post partum.
• Jika perdarahan banyak, dan keadaan ibu setelah
partus lemah, maka untuk menghindari infeksi
berikan antibiotika yang cukup.
17. KOMPLIKASI
Komplikasi-komplikasi yang harus diantisipasi meliputi
malformasi janin, presentasi janin yang abnormal,
persalinan prematur, ketuban pecah dini dan prolaps
tali pusat, yang kesemuanya menambah peningkatan
mortalitas perinatal. Komplikasi-komplikasi maternal
meliputi solusio plasenta, disfungsi uteri dan
perdarahan postpartum.