Cerita berlatar belakang zaman dahulu di Tanah Jawa, menceritakan empat bersaudara yang menjadi raja di Kuripan, Daha, Gegelang, dan Singasari. Nata Kuripan dan permaisurinya memiliki anak bernama Raden Banjar Ketapang. Permaisuri juga ingin anak laki-laki, lalu bersama Nata menyembah dewa selama 40 hari 40 malam untuk memohon.
1 of 2
Download to read offline
More Related Content
Hikayat panji semirang
1. Hikayat Panji Semirang
Sinopsis
Alkisah pada zaman dahulu hiduplah seorang raja di Tanah Jawa yang merupakan empat
bersaudara. Yang tua menjadi raja di Kuripan, yang muda menjadi raja di Daha, yang tengah
menjadi raja di Gegelang, dan yang bungsu menjadi rajadi Singasari. Empat orang bersaudara itu
sangat menyayangi satu sama lain. Negeri tempat mereka tinggal sangat ramai dan termasyur.
Banyak pedagang asing yang masuk untuk berniaga di dalam negeri itu.
Bermula dari seseorang yang bernama Nata Kuripan dengan selirnya yang bernama Paduka
Mahadewi. Mereka memiliki anak laki-laki yang sangat tampan rupanya. Dari wajahnya sudah
terlihat jejak-jejak keagungan dari ayahnya. Maka, diberinyalah inang pengasuh serta tanah di
Karang Banjar Ketapang. Orang-orang menyebut anak tersebut dengan sebutan Raden Banjar
Ketapang.
Permaisuri Kuripan yang mengetahui itu, juga ingin mempunyai anak laki-laki yang baik
parasnya. Ia pun mendiskusikannya dengan suaminya. Setelah beberapa lama, mereka
memutuskan untuk menyembah segala dewa-dewa selama 40 hari 40 malam agar keinginannya
dikabulkan.
Unsur-Unsur Intrinsik Tema Silsilah Panji Semirang Latar Suasana
Bahagia ( Terlalu amat berkasih-kasihan empat bersaudara,)
Latar Waktu
Zaman dahulu ( Sebermula pada zaman dahulu kala ada raja di Tanah Jawa empat
bersaudra)
Latar Tempat
Tanah Jawa ( Sebermula pada zaman dahulu kala ada raja di Tanah Jawa empat
bersaudra,)
Kuripan ( Yang tua menjadi ratu di Kuripan)
Daha ( yang tengah menjadi ratu di Daha)
Gegelang ( yang bungsu menjadi ratu di Gegelang)
Karang Banjar Ketapang ( , maka dipungutkan inang pengasuh dengan sepertinya dan
diberi pekarangan oleh Baginda di Karang Banjar Ketapang.)
Watak Tokoh
Raja: periang ( ..pada segenap tahun utus-mengutus, empat buah negeri itu terlalu amat baik
perintahnya dan periksanya akan segala rakyatnya,..Dan termasyurlah pada segala negeri di
Tanah Jawa akan raja empat buah negeri itu, terlalu baik perintahnya,..)
2. Nata Kuripan: agung ( .dan sikapnya dan jejak keagung-agungan), mau menerima pendapat (
Setelah sang nata mendengar kata Permaisuri demikian maka dipikirkan sang Nata, benarlah
seperti kata Permaisuri.), tekun (Maka sang Nata dan Permaisuri pun memujalah dua laki istri
kepada segala macam Dewa-Dewa siang dan malam empat puluh hari empat puluh malam.)
Permaisuri: tekun (Maka sang Nata dan Permaisuri pun memujalah dua laki istri kepada segala
macam Dewa-Dewa siang dan malam empat puluh hari empat puluh malam.), berkeinginan kuat
(ingin rasanya ia hendak berputera laki-laki yang baik parasnya.)
Sudut Pandang
Orang ketiga tunggal ( Karena tidak melibatkan sang pencerita di dalamnya)
Gaya bahasa
Menggunakan majas repetisi (terdapat dalam kata maka)
Menggunakan majas hiperbola (..dan mendam kula dan menghabiskan segala
rerawitan isi laut dan darat.)
Nilai-Nilai
Religi ( terdapat dalam pemujaan dewa)
Kesabaran dan ketekunan (ketika sang Nata dan Permaisuri menyembah dewa selama 40
hari 40 malam)
Kerukunan ( terdapat dalam empat bersaudara yang berkasih-kasihan)
Pengharapan ( terdapat dalam keinginan Nata dan Permaisuri dalam mendapatkan anak)