ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
H A M I A I N TA N S A N I 111 4 0 1 3 0 0 0 0 0 1 4
HIPOGRAMATIK CERITA WAYANG
DALAM PUISI INDONESIA
MODEREN
HIPOGRAMATIK
? Latar dalam penciptaan sebuah puisi, diantaranya adalah
cerita wayang.
? Berupa tangappan penyair terhdapa mitos didalamnya yang
diolah secara kreatif dan didekonstruksi sesuai persepsi
mereka.
? Biasanya cerita juga disesuaikan dengan masyarakat masa
kini.
? Pengangkatan cerita wayang beserta mitos-mitosnya tidak
hanya mengenalkan cerita wayang ke masyarakat yang lebih
luas tetapi membuktikan bahwa tradisi-tradisi lama dapat
memperkaya kesusastraan Indonesia modern khususnya
perpuisian. Selain itu, juga sebagai bentuk penafsiran kembali
nilai-nilai secara kontekstual dengan menyesuaikan kondisi
sosial budaya masyarakat masa kini.
? Cerita-cerita wayang yang menjadi sumber bagi
penciptaaan puisi dalam konsep interteks dipandang
sebagai bentuk hipogram (Rifatere dalam Nurgiyantoro,
1998 : 15). Hipogram merupakan karya, tradisi, dan
konvensi sebelumnya¡ªyang dipandang sebagai suatu
tantangan yang perlu disikapi¡ª yang dijadikan dasar
bagai penulisan karya lain sesudahnya.
? Hipogram sebagai induk yang akan melahirkan karya
baru ini, yang akan diidentifikasi pada bandingan karya
baru dengan induknya.
MACAM-MACAM HIPOGRAM:
? Hipogram potensial merupakan potensi sistem tanda pada
sebuah teks sehingga makna teks dapat dipahami pada karya
itu sendiri, tanpa mengacu pada teks yang sudah ada
sebelumnya.
? Hipogram aktual adalah teks nyata, yang dapat berupa kata,
frase, kalimat, peribahasa, atau seluruh teks, yang menjadi
latar penciptaan teks baru sehingga signifikasi teks harus
ditemukan dengan mengacu pada teks lain atau teks yang
sudah ada sebelumnya.
*hipogram yang menjadi latar penciptaan teks baru itu, bukan hanya
teks tertulis atau teks lisan, tetapi juga dapat berupa adat-istiadat,
kebudayaan, agama, bahkan dunia ini.
TOKOH WAYANG YANG SERING BICARAKAN PADA
BERBAGAI PUISI YANG BERLATAR WAYANG
? Tokoh Dewi Sinta atau Sita. Dalam pewayangan tokoh
Sinta adalah putri Prabu Janaka, Raja Negara Mantili.
Dewi Sinta diyakini sebagai titisan Batari Sri Widowati,
Istri Batara Wisnu, Dewa yang menitis pada Sri Rama.
Setiap turun ke Bumi, Dewa Wisnu selalu di dampingi
Batari Sri Widowati. Sosok Sinta selama ini dimitoskan
sebagai istri yang setia, jatmika (sopan santun), dan suci
trilaksita (ucapan, pikiran, dan hatinya). Ia mendampingi
suaminya, Sri Rama dalam suka dan duka.
KARYA YANG MEMBERONTAK
PEWAYANGAN TOKOH SINTA
? ¡°Elegi Sinta¡± karya Dorothea Rosa Herliany.
? elegi yang berarti sajak atau lagu yang mengungkapkan
rasa duka atau keluh kesah karena sedih, rindu atau
murung terutama karena kematian sesorang.
? Mitos pemberontakan terhadap kesetiaan Sinta, sosok
wanita ideal dan suci, diungkapkan oleh Sapardi dalam
¡°Sihir Sita¡¯.
ELEGI SINTA
aku sinta urung membakar diri.
demi darah suci
bagi lelaki paling pengecut bernama rama.
lalu aku basuh tubuhku, dengan darah
hitam.
agar hangat gelora cintaku.
tumbuh di padang pendakian yang paling
hina.
kuburu rahwana,
dan kuminta ia menyetubuhi nafasku
menuju kehampaan langit.
kubiarkan terbang, agar tangan yang
takut dan kalah itu tak mampu
menggapaiku.
siapa bilang cintaku putih? mungkin abu,
atau bahkan segelap hidupku.
tapi dengarlah ringkikku yang indah.
menggosongkan segala yang keramat dan
abadi.
kuraih hidupku, tidak dalam api
--rumah bagi para pendosa.
tapi dalam kesunyian yang sia-sia dan
papa.
agar sejarahku terpisah dari para penakut
dan pendusta. rama...
? Dorothea membuka puisinya dengan penolakan Sinta untuk
melompat ke dalam api. Tidak hanya menolak, ia juga memaki
Rama sebagai¡°lelaki yang paling pengecut¡± dan ¡°para penakut dan
pendusta¡±. Hal tersebut wajar bagi seorang perempuan yang
bersungguh-sungguh setia, tetapi justru diragukan oleh laki-laki
yang diikutinya dengan berbagai pengorbanan. Berkalikali Rama
meminta untuk membuktikan kesuciannya termasuk lompat ke
kobaran api. Dalam pakem cerita Ramayana, Sinta sebelumnya
pernah diminta mengenakan cincin saat dalam tawanan Rahwana
untuk menguji kesetiaannya.
? Dorothea melalui tokoh Sinta berusaha menyampaikan bahwa
wanita tidak selemah yang selama ini dibayangkan. Namun, dalam
puisi ini digambarkan Sinta tidak ia berani menantang sosok
Rahwana.
SAPARDI- ¡°SIHIR SITA¡±
Terbebas juga akhirnya aku-
Entah dari cakar garuda
Atau lengan Dasamuka.
Sendiri,
di menara tinggi,
kusaksikan di atas
langit
yang tak luntur dingin-birunya;
dan di bawah
api
yang disulut Rama ¨C
berkobar bagi rindu abadi.
? Sapardi memberikan awal yang baik bagi Sinta karena ia dapat bebas baik dari cakar
garuda yang ingin menyelamatkannya maupun dari Dasamuka (sebutan lain Rahwana).
Terungkap keinginan Sita untuk bebas pula dari sihir Rama. Sihir yang memaksanya
tunduk pada keraguan Rama. Rama seakan tidak sabar untuk melihat Sinta melompat dari
atas menara. Menurutnya hanya dengan cara itu kesucian atau kemurnian Sinta dapat
kembali.
Subagio memberi judul
¡°asmaradana¡± yang merupakan
tembang atau macapat sastra jawa
klasik sebagai ungkapan suasana
rindu dendam karena api asmara
(rindu dendam berahi). Tembang
tersebut menceritakan kisah cinta
sedih antara anjasmara dan
damarwulan. Kisah cinta antara
rama dan sita dengan kisah cinta
antara anjasmara dan damarwulan
memang sama-sama mengalami
akhir yang sedih. Keduanya tidak
dapat merasakan akhir yang indah
dari sebuah kisah cinta.
SUBAGIO ¨C ASMARADANA
Sita di tengah nyala api
tidak menyangkal
betapa indah cinta berahi.
Raksasa yang melarikannya ke
hutan
Begitu lebat bulu jantannya
dan sita menyerahkan diri.
Dewa tak melindunginya dari
neraka
tapi Sita tak merasa berlaku
dosa
sekadar menurut naluri
Pada geliat sekarat terlompat
doa
Jangan juga hangus dalam api
Sisa mimpi dari sanggama

More Related Content

Hipogramatik Cerita Wayang dalam Puisi Indonesia Moderen

  • 1. H A M I A I N TA N S A N I 111 4 0 1 3 0 0 0 0 0 1 4 HIPOGRAMATIK CERITA WAYANG DALAM PUISI INDONESIA MODEREN
  • 2. HIPOGRAMATIK ? Latar dalam penciptaan sebuah puisi, diantaranya adalah cerita wayang. ? Berupa tangappan penyair terhdapa mitos didalamnya yang diolah secara kreatif dan didekonstruksi sesuai persepsi mereka. ? Biasanya cerita juga disesuaikan dengan masyarakat masa kini. ? Pengangkatan cerita wayang beserta mitos-mitosnya tidak hanya mengenalkan cerita wayang ke masyarakat yang lebih luas tetapi membuktikan bahwa tradisi-tradisi lama dapat memperkaya kesusastraan Indonesia modern khususnya perpuisian. Selain itu, juga sebagai bentuk penafsiran kembali nilai-nilai secara kontekstual dengan menyesuaikan kondisi sosial budaya masyarakat masa kini.
  • 3. ? Cerita-cerita wayang yang menjadi sumber bagi penciptaaan puisi dalam konsep interteks dipandang sebagai bentuk hipogram (Rifatere dalam Nurgiyantoro, 1998 : 15). Hipogram merupakan karya, tradisi, dan konvensi sebelumnya¡ªyang dipandang sebagai suatu tantangan yang perlu disikapi¡ª yang dijadikan dasar bagai penulisan karya lain sesudahnya. ? Hipogram sebagai induk yang akan melahirkan karya baru ini, yang akan diidentifikasi pada bandingan karya baru dengan induknya.
  • 4. MACAM-MACAM HIPOGRAM: ? Hipogram potensial merupakan potensi sistem tanda pada sebuah teks sehingga makna teks dapat dipahami pada karya itu sendiri, tanpa mengacu pada teks yang sudah ada sebelumnya. ? Hipogram aktual adalah teks nyata, yang dapat berupa kata, frase, kalimat, peribahasa, atau seluruh teks, yang menjadi latar penciptaan teks baru sehingga signifikasi teks harus ditemukan dengan mengacu pada teks lain atau teks yang sudah ada sebelumnya. *hipogram yang menjadi latar penciptaan teks baru itu, bukan hanya teks tertulis atau teks lisan, tetapi juga dapat berupa adat-istiadat, kebudayaan, agama, bahkan dunia ini.
  • 5. TOKOH WAYANG YANG SERING BICARAKAN PADA BERBAGAI PUISI YANG BERLATAR WAYANG ? Tokoh Dewi Sinta atau Sita. Dalam pewayangan tokoh Sinta adalah putri Prabu Janaka, Raja Negara Mantili. Dewi Sinta diyakini sebagai titisan Batari Sri Widowati, Istri Batara Wisnu, Dewa yang menitis pada Sri Rama. Setiap turun ke Bumi, Dewa Wisnu selalu di dampingi Batari Sri Widowati. Sosok Sinta selama ini dimitoskan sebagai istri yang setia, jatmika (sopan santun), dan suci trilaksita (ucapan, pikiran, dan hatinya). Ia mendampingi suaminya, Sri Rama dalam suka dan duka.
  • 6. KARYA YANG MEMBERONTAK PEWAYANGAN TOKOH SINTA ? ¡°Elegi Sinta¡± karya Dorothea Rosa Herliany. ? elegi yang berarti sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih, rindu atau murung terutama karena kematian sesorang. ? Mitos pemberontakan terhadap kesetiaan Sinta, sosok wanita ideal dan suci, diungkapkan oleh Sapardi dalam ¡°Sihir Sita¡¯.
  • 7. ELEGI SINTA aku sinta urung membakar diri. demi darah suci bagi lelaki paling pengecut bernama rama. lalu aku basuh tubuhku, dengan darah hitam. agar hangat gelora cintaku. tumbuh di padang pendakian yang paling hina. kuburu rahwana, dan kuminta ia menyetubuhi nafasku menuju kehampaan langit. kubiarkan terbang, agar tangan yang takut dan kalah itu tak mampu menggapaiku. siapa bilang cintaku putih? mungkin abu, atau bahkan segelap hidupku. tapi dengarlah ringkikku yang indah. menggosongkan segala yang keramat dan abadi. kuraih hidupku, tidak dalam api --rumah bagi para pendosa. tapi dalam kesunyian yang sia-sia dan papa. agar sejarahku terpisah dari para penakut dan pendusta. rama...
  • 8. ? Dorothea membuka puisinya dengan penolakan Sinta untuk melompat ke dalam api. Tidak hanya menolak, ia juga memaki Rama sebagai¡°lelaki yang paling pengecut¡± dan ¡°para penakut dan pendusta¡±. Hal tersebut wajar bagi seorang perempuan yang bersungguh-sungguh setia, tetapi justru diragukan oleh laki-laki yang diikutinya dengan berbagai pengorbanan. Berkalikali Rama meminta untuk membuktikan kesuciannya termasuk lompat ke kobaran api. Dalam pakem cerita Ramayana, Sinta sebelumnya pernah diminta mengenakan cincin saat dalam tawanan Rahwana untuk menguji kesetiaannya. ? Dorothea melalui tokoh Sinta berusaha menyampaikan bahwa wanita tidak selemah yang selama ini dibayangkan. Namun, dalam puisi ini digambarkan Sinta tidak ia berani menantang sosok Rahwana.
  • 9. SAPARDI- ¡°SIHIR SITA¡± Terbebas juga akhirnya aku- Entah dari cakar garuda Atau lengan Dasamuka. Sendiri, di menara tinggi, kusaksikan di atas langit yang tak luntur dingin-birunya; dan di bawah api yang disulut Rama ¨C berkobar bagi rindu abadi. ? Sapardi memberikan awal yang baik bagi Sinta karena ia dapat bebas baik dari cakar garuda yang ingin menyelamatkannya maupun dari Dasamuka (sebutan lain Rahwana). Terungkap keinginan Sita untuk bebas pula dari sihir Rama. Sihir yang memaksanya tunduk pada keraguan Rama. Rama seakan tidak sabar untuk melihat Sinta melompat dari atas menara. Menurutnya hanya dengan cara itu kesucian atau kemurnian Sinta dapat kembali.
  • 10. Subagio memberi judul ¡°asmaradana¡± yang merupakan tembang atau macapat sastra jawa klasik sebagai ungkapan suasana rindu dendam karena api asmara (rindu dendam berahi). Tembang tersebut menceritakan kisah cinta sedih antara anjasmara dan damarwulan. Kisah cinta antara rama dan sita dengan kisah cinta antara anjasmara dan damarwulan memang sama-sama mengalami akhir yang sedih. Keduanya tidak dapat merasakan akhir yang indah dari sebuah kisah cinta. SUBAGIO ¨C ASMARADANA Sita di tengah nyala api tidak menyangkal betapa indah cinta berahi. Raksasa yang melarikannya ke hutan Begitu lebat bulu jantannya dan sita menyerahkan diri. Dewa tak melindunginya dari neraka tapi Sita tak merasa berlaku dosa sekadar menurut naluri Pada geliat sekarat terlompat doa Jangan juga hangus dalam api Sisa mimpi dari sanggama