2. Definisi
ï‚— kelainan kongenital dimana tidak dijumpai
pleksus auerbach dan pleksus meisneri pada
kolon.
ï‚— Peregangan kolon sampai gatis tengahnya lebih
dari 6/7cm (megakolon).
4. Etiologi
ï‚— Mutasi gen RET dan ligan RET (merupakan jalur
sinyal yang diperlukan untuk membentuk pleksus
saraf mienterikus)
ï‚— Mutasi endotelin 3 dan reseptor endotelin
ï‚— penyakit ini mungkin warisan
5. Gambaran Klinis
ï‚— Kelambatan pengeluaran mekonium awal
ï‚— Muntah 48-72jam
ï‚— obstruksi usus dengan muntah empedu, distensi
abdominal, nafsu makan menurun, dan
pertumbuhan terhambat
6. Patofisiologi
ï‚— Tidak adanya ganglion yang meliputi pleksus
Auerbach yang terletak pada lapisan otot dan
pleksus Meisneri pada submukosa ïƒ serabut syaraf
mengalami hipertrofi dan didapatkan kenaikan kadar
asetilkolinesterase pada segmen yang aganglionik.
ïƒ ganguan inervasi parasimpatis akan
menyebabkan ïƒ kegagalan peristaltik sehingga
mengganggu propulsi isi usus. ïƒ Obstruksi usus
yang terjadi secara kronik akan menyebabkan
distensi abdomen yang sangat besar yang dapat
menyebabkan terjadinya enterokolitis (SPM sardjito).
Aganglionis kongenital pada usus bagian distal
merupakan pengertian penyakit Hirschsprung.
Aganglionosis bermula pada anus, yang selalu