Dokumen ini membahas hormon sintetik oksitosin yang digunakan untuk persalinan. Hormon sintetik ini disebut pitosin atau syntocinon dan digunakan untuk merangsang kontraksi rahim selama persalinan. Dokumen menjelaskan cara kerja, dosis, indikasi, efek samping, dan kontraindikasi dari hormon sintetik oksitosin ini.
4. SYNTOCINON
Obat ini merangsang otot polos uterus dan
kelenjar mamae, fungsi perangsangan ini
bersifat selektif dan cukup kuat.
Syntocinon dianggap memberi kemudahan
dalam persalinan serta memegang peranan
penting dalam refleks ejeksi susu (laktogen)
yang menyebabkan keluaran air susu.
5. PITOCIN
Pitocin adalah Oksitosin versi sintetik yang
dibuat manusia yang mana Pitocin ini
digunakan untuk menginduksi, merangsang
atau menambah kontraksi dalam persalinan.
Di Indonesia nama dagang untuk Pitocin
antara lain: Syntocinon.
9. FARMAKOKINETIK
Oksitosin (pitocin, syntocinon) diabsorpsi
dengan baik oleh mukosa hidung ketika
diberikan secara intranasal untuk
mengeluarkanASI. Kemampuan meningkat
proteinnya rendah, dan waktu paruhnya 1-9
menit. Dimetabolisasi dengan cepat dan
diekskresikan oleh hati.
10. FARMAKODINAMIK
Masa kerja dari oksitosin ( pitocin,syntocinon) yang diberikan secara IM
timbul 3-5 menit, waktu untuk mencapai puncak konsentrasi belum
diketahui, dan lama kerjanya 2-3 jam. Masa kerja yang diberikan secara
IV terjadi segera, waktu untuk mencapai puncak konsentrasinya tidak
diketahui, dan lama kerjanya 20 menit.
Obat diberikan secara intravena untuk menginduksi kehamilan atau
mempercepat persalinan. Pitocin dicairkan dalam 1000 ml larutan
Ringer laktat sampai konsentrasinya 10 mU/mL. cairan campuranini
diberikan melalui jalur IV kedua dari cairan IV control. Dosis awal adalah
0,5 mU/menit dititrasi dengan kecepatan 0,2-2,5 mU setiap 15-30 menit
sampai kontraksi kira-kira terjadi setiap 3 menit dengan kualitas yang
cukup.
Untuk pencegahan dan pengendalian pendarahan karena atoni uterus,
10 U oksitosin ditambahkan ke dalam 1 L larutan dekstrose atau
elektoilit (10 mU/mL) diinfuskan dengan kecepatan yang dapat
mengendalikan atoni. Oksitosin deberikan secara intramuscular (10 U)
setelah plasenta lahir.
11. DOSIS
Induksi persalinan pada lemah uterus:
1. Infus intravena 1-4 mu/menit dinaikkan dalam interval
tak kurang dari 20 menit sampai dicapai pola persalinan
mirip persalinan normal (biasanya kurang dari 10
mu/menit untuk persalinan aterm).
2. Dosis maksimum 20 mu/menit (bila dibutuhkan dosis
tinggi, gunakan larutan 10 unit/500 ml)
3. Jangan menggunakan total lebih dari 5 unit per hari
(pengulangan pada hari berikutnya mulai lagi dengan 1-4
mu/menit). Monitor DJJ dan kuatnya kontraksi penting
untuk menyesuaikan dosis dengan respon klinik. Bila ada
gawat janin atau hipereaksi uterus, infus harus
dihentikan.
13. EFEK SAMPING
intoksikasi air karena pemberian infus yang
terlalu cepat.
Mual, muntah, kram, dan nyeri perut
efek samping yang serius terjadi pada ibu:
detak jantung tidak teratur, pusing, sakit kepala
ringan, pembengkakan, pendarahan parah
(setelah melahirkan), kejang, penglihatan
kabur, kelemahan/kelumpuhan di satu sisi
bagian tubuh.