Dokumen ini membahas sebaran titik panas (hotspot) pada lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan antara tahun 2000-2015 berdasarkan data satelit NASA. Lahan gambut mencakup 20,6 juta hektar di Indonesia yang sebagian besar terletak di dua pulau tersebut. Pada periode Agustus-Oktober 2015, terdeteksi 9.444 hotspot di Sumatera dan 40.714 hotspot di Kalimantan, dimana sebagian besar berada di lahan gambut yang digunakan untuk
1 of 17
Downloaded 17 times
More Related Content
Hotspot di sumatra dan kalimantan
1. Sebaran Titik Panas (Hotspot)
Pada Lahan Gambut di
Sumatera dan Kalimantan
WWF Indonesia
21 Oktober 2015
2. Latar Belakang
• Luas lahan gambut di Indonesia diperkirakan 20,6 juta
hektar, tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan,
Papua dan Sulawesi.
– Sumatera: 7,2 Juta Ha (16,2% luas Sumatera)
– Kalimantan: 6,3 Juta Ha (11,8%)
– Papua: 6,18 juta Ha (14,6%)
(Sumber: data RePPProT 1990)
3. Sebaran Hotspot pada Gambut di Riau-Jambi-Sumsel
Periode Agustus - Oktober 2015
Diolah dari data NASA FIRMS EOSDIS 2015
4. Peta Sebaran Lahan Gambut di Kalimantan
Diolah dari data NASA FIRMS EOSDIS 2015
5. Penyebab & Dampak Kerusakan
Lahan Gambut
Penyebab :
• Pembangunan
Pertanian
• Perkebunan Kelapa
Sawit
• Pembangunan HTI
• Pembalakan Liar
• Perambahan
Dampak :
• Kebakaran hutan
dan lahan
• Banjir
• Kekeringan
• Emisi Karbon
6. Histori Sebaran Hotspot di Indonesia
Tahun 2000-2015
• Sumber hotspot : Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan
Kalimantan Selatan
• Tahun 2005, hotspot terbanyak di Riau (+ 8.000)
• Tahun 2006, terbanyak di Kalteng (+ 8400),
Sumsel (5800) diikuti Kalbar, Riau, Kalsel dan
Jambi.
• Secara umum hotspot lebih banyak terdeteksi
pada lahan Gambut di bawah 3 mtr.
9. Sebaran Hotspot pada Gambut di Riau-Jambi-Sumsel
Periode Agustus - Oktober 2015
• Jumlah titik panas: 9.444
• Dari total titik panas yang terdeteksi satelit NASA, 7.461
(79%) di lahan gambut & 1.983 titik (21%) di non gambut
• Paling banyak berada dalam izin IUPHHK-HTI sebanyak
5.434 titik, HPH 132 titik dan HGU 88 titik.
Diolah dari data NASA FIRMS EOSDIS 2015
10. Sebaran Hotspot pada Gambut di Riau-Jambi-Sumsel
Periode Agustus - Oktober 2015
Diolah dari data NASA FIRMS EOSDIS 2015
11. Sebaran Hotspot pada Gambut di Kalimantan
Periode Agustus - Oktober 2015
• Jumlah titik panas: 40.714 titik, masing-masing 19.908 titik di lahan
gambut (48,9%) dan 20.806 titik di non gambut (51,1%)
– Kalimantan Tengah : 15.584 titik (78,3%)
– Kalimantan Barat: 2.338 titik (11,71%)
– Kalimantan Selatan : 1.002 titik (0,5%)
– Kalimantan Timur/Utara : 990 titik (0,49%)
• Berdasarkan peruntukkan kawasan:
– Kaw Budidaya Kehutanan : 7.895 titik (39,7%)
1. Di dalam izin konsesi (HPH/HTI) : 424 titik
2. Di luar izin konsesi : 7.471 titik
– Kaw Budidaya Non Kehutanan/APL: 4.380 titik (22%)
1. Di dalam izin konsesi (HGU) : 2.065 titik
2. Di luar izin konsesi : 2.315 titik Diolah dari data NASA FIRMS EOSDIS 2015
12. Sebaran Hotspot pada Gambut di Riau-Jambi-Sumsel
Periode Agustus - Oktober 2015
Diolah dari data NASA FIRMS EOSDIS 2015
13. Sebaran Hotspot pada Gambut di Riau-Jambi-Sumsel
Periode Agustus - Oktober 2015
Diolah dari data NASA FIRMS EOSDIS 2015
14. Sebaran Hotspot pada Gambut di Riau-Jambi-Sumsel
Periode Agustus - Oktober 2015
Diolah dari data NASA FIRMS EOSDIS 2015
15. Rekomendasi-rekomendasi
• Melaksanakan moratorium di seluruh lahan gambut
yang belum dibebani izin.
• Memperbaiki fungsi lahan gambut terdegradasi,
antara lain melalui penanaman kembali dan
penutupan jaringan kanal.
• Memperkuat pengawasan dan tindakan hukum
terhadap pengrusakan ekosistem gambut.