3. Hotspot adalah titik-titik panas di permukaan bumi, dimana
titik-titik tersebut merupakan indikasi adanya kebakaran
hutan dan lahan.
Menurut LAPAN (2004) Hotspot atau titik panas adalah
parameter yang diturunkan dari data satelit dan di
indikasikan sebagai lokasi kebakaran hutan dan lahan.
4. Pemantauan titik panas/hotspot adalah salah satu
kegiatan pengendalian kebakaran lahan/hutan dan kebun
dengan melakukan deteksi titik panas melalui bantuan
Citra Satelit dengan teknologi komputer dan perangkat
Geografic Information System (GIS) untuk mendapatkan
data lokasi terjadinya titik panas/kebakaran.
The MODIS active fire data is provided by the MODIS Rapid
Response System. For more information about
MODIS Rapid Response, see http://rapidfire.sci.gsfc.nasa.gov
5. Salah satu yang sangat terkenal adalah satelit NOAA-AVHRR
(National Oceanic and Atmospheric Administration –
Advanced Very High Resolution radiometer) yang
dikembangkan oleh lembaga antariksa Amerika (NASA) sejak
tahun 1978 untuk pemantauan iklim dan kelautan global.
Namun seiring dengan pengembangan teknologi, citra satelit
NOAA, mulai diolah untuk mendeteksi adanya anomali panas
permukaan bumi untuk mendapatkan titik panas atau
hotspot.
Lalu pada tahun 1999, NASA kembali memperbaiki
teknologinya dan meluncurkan satelit Terra dan Aqua yang
membawa sensor MODIS (Moderate Resolution Imaging
Spectro-radiometer). Kedua satelit tersebut melengkapi
sistem pemantauan hotspot menggunakan satelit, sehingga
dapat diperoleh informasi pada jam-jam yang berbeda.
6. Dengan resolusi atau tingkat ketelitian sebesar 1,1 kilometer
persegi, satelit-satelit tersebut mampu mendatangi lokasi
yang sama sebanyak 1 kali tiap harinya. Untuk sebuah satelit
pamantau global, hal ini merupakan tingkat kunjungan
dengan frekuensi tinggi atau dikenal dengan resolusi temporal
yang tinggi.
Karena itu kita bisa mendapatkan informasi penyebaran hotspot
setiap hari. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan penting
digunakannya citra satelit dengan resoulsi temporal harian di
dalam pemantauan kebakaran secara global
7. Layaknya sebuah kamera, satelit-satelit tersebut menangkap
citra atau memotret bumi dengan sensor-sensor optiknya.
Namun sensor yang digunakan memotret bumi dengan
gelombang infra merah dan thermal infra merah, karena itu
suhu permukaan bumilah yang terpantau oleh sensor
tersebut. Dengan berbagai formula yang diterapkan di
berbagai stasiun pemantau, jumlah hotspot yang terpantau
juga cenderung berbeda-beda.
8. Sebagai contoh data hotspot NOAA yang dikeluarkan oleh
Departemen Kehutanan saat ini menerapkan ambang batas
318 derajat kelvin atau setara dengan 45 derajat celsius.
Artinya adalah jika suatu daerah yang dipantau oleh satelit
memiliki suhu diatas ambang batas tersebut, maka areal
tersebut terdeteksi sebagai hotspot.
Sementara itu MODIS menerapkan ambang batas suhu yang
lebih tinggi yaitu sebesar 320 derajat kelvin atau sekitar 47
derajat celsius
9. Berdasarkan sebuah penelitian NASA disebutkan bahwa luasan
minimal areal yang terbakar di wilayah tropis yang dapat
terdeteksi sebagai sebuah hotspot adalah 100 meter persegi
dengan suhu minimal diatas 1100 derajat kelvin (Giglio et al,
2003)
10. Prediksi kebakaran hutan dapat dibuat berdasarkan pola
penyebaran titik panas, perubahan koordinat titik panas
dan jangka waktu adanya titik panas.
Sebagai gambaran dalam kerawanan kebakaran atau titik
panas pada peta pemantauan sebaran titik panas dari
satelit pemantau Satelit adalah sebagai berikut :
11. Penyebaran Titik
No. Koordinat Waktu Prediksi Pemantauan
Panas
1. Tetap Tetap Terus-menerus Gn. berapi, panas bumi dan
sumber panas lainnya
2. Tetap Tetap Berubah-rubah Perindustrian, tempat
pembakaran
3. Tetap Tetap Siang hari Permukaan yang peka
terhadap sinar
matahari
4. Berubah-rubah Menyebar Tidak tentu Terjadi kebakaran lahan
hutan/kebun
12. Kelemahan :
- Sensor optik satelit-satelit tersebut tidak mampu menembus
awan, sehingga kebakaran yang terjadi di bawahnya tidak
dapat terdeteksi.
- Jumlah hotspot yang berkurang drastis pada saat musim
kemarau, belum tentu mengindikasikan berkurangnya
kebakaran di lapangan.
- Kesalahan penentuan posisi atau koordinat sebuah hotspot
juga mungkin terjadi pada saat operator melakukan kesalahan
di dalam melakukan registrasi citra
15. • Search, download data from WIST:
• Register or login as guest: https://wist.echo.nasa.gov/api/
• Other places for real-time fire monitoring:
• FIRMS: http://maps.geog.umd.edu/firms/
• EUMETSTAT:
http://www.eumetsat.int/Home/Main/Access_to_Data/Met
eosat_Meteorological_Products/Product_List/SP_11454318
48902?l=en
• http://firealerts.conservation.org/
• http://rapidfire.sci.gsfc.nasa.gov/
16. Hasil pemantauan titik panas akan sangat bermanfaat bila pihak-
pihak yang terkait dan masyarakat, saling mengisi untuk tindak
lanjutnya dengan koordinasi yang baik atas dasar prinsip
kemitraan untuk memberikan dukungan.
Hal yang lebih penting setelah mendapatkan informasi data titik
panas adalah bagaimana menganalisa sesuai kondisi daerah
terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran yang lebih besar dan
bagaimana menindaklanjuti atau upaya mencegahnya sesuai
dengan kondisi masyarakat sekitar lokasi dan infastruktur yang
ada, antara lain dengan memberikan penyuluhan kepada
masyarakat sekitar hutan dan kebun, memasyarakatkan kegiatan
pencegahan kebakaran lahan/hutan dan kebun, memasang tanda-
tanda peringatan akan bahaya kebakaran lahan/hutan dan kebun,
dan lain-lain.
17. Proses analisis dan monitoring hotspot
MODIS active fire data
Kondisi Cuaca
Download text file sebaran hotspot dan Musim
Proeses generate
text file ke shapefile Kejadian kebakaran
Hotspot harian, Analisis
Sebaran Hotspot mingguan, Bulanan Penyebab Kebakaran
Konsesi perkebunan Situasi kabut asap
Batas Provinsi Batas kabupaten
dan HPH
Kegiatan terkait
Analisis Sebaran
Analisis Sebaran Analisis Sebaran
Hotspot
Hotspot Hotspot
Kabupaten
Provinsi Di kawasan Konsesi
18. No Nama Provinsi 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 140 245 497 500 526 403 571
2 SUMATERA UTARA 558 1,428 2,161 3,100 1,835 1,152 785
3 SUMATERA BARAT 174 665 898 320 1,612 429 864
4 RIAU 4,097 4,242 7,457 22,285 10,684 3,694 5,135
5 JAMBI 411 1,414 3,310 1,412 4,647 1,674 1,598
6 SUMATERA SELATAN 2,491 2,328 6,145 1,817 16,681 3,438 2,262
7 BENGKULU 83 379 399 213 702 251 283
8 LAMPUNG 622 604 1,232 401 2,616 650 408
9 KEP. BANGKA BELITUNG 175 642 662 203 1,090 347 462
10 KEPULAUAN RIAU 56 68 209 319 225 163 97
11 DKI JAKARTA 6 6 12 5 13 7 9
12 JAWA BARAT 400 803 624 485 893 544 755
13 JAWA TENGAH 251 329 265 177 593 233 269
14 DI YOGYAKARTA 14 7 18 8 90 22 11
15 JAWA TIMUR 909 693 1,133 1,018 1,096 649 763
16 BANTEN 46 157 141 106 260 136 143
17 BALI 23 5 10 4 26 7 11
18 NUSA TENGGARA BARAT 691 606 883 492 810 649 564
19 NUSA TENGGARA TIMUR 2,236 2,648 3,398 2,792 4,211 2,961 2,820
20 KALIMANTAN BARAT 2,327 4,113 8,008 3,437 12,957 2,241 2,745
21 KALIMANTAN TENGAH 6,445 6,265 14,052 5,586 29,273 2,691 1,302
22 KALIMANTAN SELATAN 1,683 1,553 3,702 1,494 4,640 646 299
23 KALIMANTAN TIMUR 1,685 1,380 5,146 1,897 4,161 1,714 994
24 SULAWESI UTARA 214 132 240 177 318 199 140
25 SULAWESI TENGAH 1,199 641 1,281 413 1,137 502 195
26 SULAWESI SELATAN 1,078 650 1,718 770 1,193 715 553
27 SULAWESI TENGGARA 1,588 819 1,965 733 2,387 728 389
28 GORONTALO 287 148 254 184 408 117 30
29 SULAWESI BARAT 274 145 406 154 332 111 50
30 MALUKU 1,364 508 879 399 1,216 286 281
31 MALUKU UTARA 457 108 220 56 320 90 55
32 PAPUA 2,681 2,387 6,362 1,394 3,373 619 966
33 PAPUA BARAT 276 126 130 33 128 47 41
19. HOTSPOT TAHUN 2002
No Provinsi Jumlah Hotspot No Provinsi Jumlah Hotspot
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 140 18 NUSA TENGGARA BARAT 691
2 SUMATERA UTARA 558 19 NUSA TENGGARA TIMUR 2,236
3 SUMATERA BARAT 174 20 KALIMANTAN BARAT 2,327
4 RIAU 4,097 21 KALIMANTAN TENGAH 6,445
5 JAMBI 411 22 KALIMANTAN SELATAN 1,683
6 SUMATERA SELATAN 2,491 23 KALIMANTAN TIMUR 1,685
7 BENGKULU 83 24 SULAWESI UTARA 214
8 LAMPUNG 622 25 SULAWESI TENGAH 1,199
9 KEP. BANGKA BELITUNG 175 26 SULAWESI SELATAN 1,078
10 KEPULAUAN RIAU 56 27 SULAWESI TENGGARA 1,588
11 DKI JAKARTA 6 28 GORONTALO 287
12 JAWA BARAT 400 29 SULAWESI BARAT 274
13 JAWA TENGAH 251 30 MALUKU 1,364
14 DI YOGYAKARTA 14 31 MALUKU UTARA 457
15 JAWA TIMUR 909 32 PAPUA 2,681
16 BANTEN 46 33 PAPUA BARAT 276
17 BALI 23 Total 34,941
20. Grafik hotspot 2002
1200
1000
jumlah hotspot
800
600
400
200
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
bulan
21. HOTSPOT TAHUN 2003
No Nama Provinsi Jumlah Hotspot No Nama Provinsi Jumlah Hotspot
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 245 18 NUSA TENGGARA BARAT 606
2 SUMATERA UTARA 1,428 19 NUSA TENGGARA TIMUR 2,648
3 SUMATERA BARAT 665 20 KALIMANTAN BARAT 4,113
4 RIAU 4,242 21 KALIMANTAN TENGAH 6,265
5 JAMBI 1,414 22 KALIMANTAN SELATAN 1,553
6 SUMATERA SELATAN 2,328 23 KALIMANTAN TIMUR 1,380
7 BENGKULU 379 24 SULAWESI UTARA 132
8 LAMPUNG 604 25 SULAWESI TENGAH 641
9 KEP. BANGKA BELITUNG 642 26 SULAWESI SELATAN 650
10 KEPULAUAN RIAU 68 27 SULAWESI TENGGARA 819
11 DKI JAKARTA 6 28 GORONTALO 148
12 JAWA BARAT 803 29 SULAWESI BARAT 145
13 JAWA TENGAH 329 30 MALUKU 508
14 DI YOGYAKARTA 7 31 MALUKU UTARA 108
15 JAWA TIMUR 693 32 PAPUA 2,387
16 BANTEN 157 33 PAPUA BARAT 126
17 BALI 5 Total 36,244
23. HOTSPOT TAHUN 2004
No Nama Provinsi Jumlah Hotspot No Nama Provinsi Jumlah Hotspot
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 497 18 NUSA TENGGARA BARAT 883
2 SUMATERA UTARA 2,161 19 NUSA TENGGARA TIMUR 3,398
3 SUMATERA BARAT 898 20 KALIMANTAN BARAT 8,008
4 RIAU 7,457 21 KALIMANTAN TENGAH 14,052
5 JAMBI 3,310 22 KALIMANTAN SELATAN 3,702
6 SUMATERA SELATAN 6,145 23 KALIMANTAN TIMUR 5,146
7 BENGKULU 399 24 SULAWESI UTARA 240
8 LAMPUNG 1,232 25 SULAWESI TENGAH 1,281
9 KEP. BANGKA BELITUNG 662 26 SULAWESI SELATAN 1,718
10 KEPULAUAN RIAU 209 27 SULAWESI TENGGARA 1,965
11 DKI JAKARTA 12 28 GORONTALO 254
12 JAWA BARAT 624 29 SULAWESI BARAT 406
13 JAWA TENGAH 265 30 MALUKU 879
14 DI YOGYAKARTA 18 31 MALUKU UTARA 220
15 JAWA TIMUR 1,133 32 PAPUA 6,362
16 BANTEN 141 33 PAPUA BARAT 130
17 BALI 10 Total 73,817
24. Grafik Hotspot 2004
3000
2500
Jumlah Hotspot
2000
1500
1000
500
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
25. HOTSPOT TAHUN 2005
Jumlah
No Nama Provinsi No Nama Provinsi Jumlah Hotspot
Hotspot
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 497 18 NUSA TENGGARA BARAT 883
2 SUMATERA UTARA 2,161 19 NUSA TENGGARA TIMUR 3,398
3 SUMATERA BARAT 898 20 KALIMANTAN BARAT 8,008
4 RIAU 7,457 21 KALIMANTAN TENGAH 14,052
5 JAMBI 3,310 22 KALIMANTAN SELATAN 3,702
6 SUMATERA SELATAN 6,145 23 KALIMANTAN TIMUR 5,146
7 BENGKULU 399 24 SULAWESI UTARA 240
8 LAMPUNG 1,232 25 SULAWESI TENGAH 1,281
9 KEP. BANGKA BELITUNG 662 26 SULAWESI SELATAN 1,718
10 KEPULAUAN RIAU 209 27 SULAWESI TENGGARA 1,965
11 DKI JAKARTA 12 28 GORONTALO 254
12 JAWA BARAT 624 29 SULAWESI BARAT 406
13 JAWA TENGAH 265 30 MALUKU 879
14 DI YOGYAKARTA 18 31 MALUKU UTARA 220
15 JAWA TIMUR 1,133 32 PAPUA 6,362
16 BANTEN 141 33 PAPUA BARAT 130
17 BALI 10 Total 73,817
26. Grafik Hotspot 2005
1400
1200
1000
Jumlah Hotspot
800
600
400
200
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
27. HOTSPOT TAHUN 2006
Jumlah
No Nama Provinsi No Nama Provinsi Jumlah Hotspot
Hotspot
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 526 18 NUSA TENGGARA BARAT 810
2 SUMATERA UTARA 1,835 19 NUSA TENGGARA TIMUR 4,211
3 SUMATERA BARAT 1,612 20 KALIMANTAN BARAT 12,957
4 RIAU 10,684 21 KALIMANTAN TENGAH 29,273
5 JAMBI 4,647 22 KALIMANTAN SELATAN 4,640
6 SUMATERA SELATAN 16,681 23 KALIMANTAN TIMUR 4,161
7 BENGKULU 702 24 SULAWESI UTARA 318
8 LAMPUNG 2,616 25 SULAWESI TENGAH 1,137
9 KEP. BANGKA BELITUNG 1,090 26 SULAWESI SELATAN 1,193
10 KEPULAUAN RIAU 225 27 SULAWESI TENGGARA 2,387
11 DKI JAKARTA 13 28 GORONTALO 408
12 JAWA BARAT 893 29 SULAWESI BARAT 332
13 JAWA TENGAH 593 30 MALUKU 1,216
14 DI YOGYAKARTA 90 31 MALUKU UTARA 320
15 JAWA TIMUR 1,096 32 PAPUA 3,373
16 BANTEN 260 33 PAPUA BARAT 128
17 BALI 26 Total 110,453
28. Grafik Hotspot 2006
3500
3000
2500
Jumlah Hotspot
2000
1500
1000
500
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
29. HOTSPOT TAHUN 2007
Jumlah Jumlah
No Nama Provinsi No Nama Provinsi
Hotspot Hotspot
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 403 18 NUSA TENGGARA BARAT 649
2 SUMATERA UTARA 1,152 19 NUSA TENGGARA TIMUR 2,961
3 SUMATERA BARAT 429 20 KALIMANTAN BARAT 2,241
4 RIAU 3,694 21 KALIMANTAN TENGAH 2,691
5 JAMBI 1,674 22 KALIMANTAN SELATAN 646
6 SUMATERA SELATAN 3,438 23 KALIMANTAN TIMUR 1,714
7 BENGKULU 251 24 SULAWESI UTARA 199
8 LAMPUNG 650 25 SULAWESI TENGAH 502
9 KEP. BANGKA BELITUNG 347 26 SULAWESI SELATAN 715
10 KEPULAUAN RIAU 163 27 SULAWESI TENGGARA 728
11 DKI JAKARTA 7 28 GORONTALO 117
12 JAWA BARAT 544 29 SULAWESI BARAT 111
13 JAWA TENGAH 233 30 MALUKU 286
14 DI YOGYAKARTA 22 31 MALUKU UTARA 90
15 JAWA TIMUR 649 32 PAPUA 619
16 BANTEN 136 33 PAPUA BARAT 47
17 BALI 7 Total 28,115
30. Grafik Hotspot 2007
1400
1200
1000
Jumlah Hotspot
800
600
400
200
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
31. HOTSPOT TAHUN 2008
Jumlah
No Nama Provinsi No Nama Provinsi Jumlah Hotspot
Hotspot
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 571 18 NUSA TENGGARA BARAT 564
2 SUMATERA UTARA 785 19 NUSA TENGGARA TIMUR 2,820
3 SUMATERA BARAT 864 20 KALIMANTAN BARAT 2,745
4 RIAU 5,135 21 KALIMANTAN TENGAH 1,302
5 JAMBI 1,598 22 KALIMANTAN SELATAN 299
6 SUMATERA SELATAN 2,262 23 KALIMANTAN TIMUR 994
7 BENGKULU 283 24 SULAWESI UTARA 140
8 LAMPUNG 408 25 SULAWESI TENGAH 195
9 KEP. BANGKA BELITUNG 462 26 SULAWESI SELATAN 553
10 KEPULAUAN RIAU 97 27 SULAWESI TENGGARA 389
11 DKI JAKARTA 9 28 GORONTALO 30
12 JAWA BARAT 755 29 SULAWESI BARAT 50
13 JAWA TENGAH 269 30 MALUKU 281
14 DI YOGYAKARTA 11 31 MALUKU UTARA 55
15 JAWA TIMUR 763 32 PAPUA 966
16 BANTEN 143 33 PAPUA BARAT 41
17 BALI 11 25,850