Dokumen tersebut membahas pentingnya kerjasama tim yang efektif dalam mencapai tujuan bersama, meliputi pembentukan tim, peran penting anggota tim, serta tahapan pengembangan tim agar dapat bekerja secara sinergis."
1 of 19
Download to read offline
More Related Content
How to be Excellence Team
2. All for one and
one for all
Tim adalah sekelompok
orang yang saling terikat
dengan komitmen yang
sama, memiliki tujuan
bersama dan mereka
bekerjasama
4. Kepercayaan atau trust adalah hal
pertama yang harus dibangun oleh semua
anggota tim. Munculnya ketidakpercayaan
akan menghasilkan sikap saling
mencurigai diantara anggota tim. Sikap
saling curiga akan menghambat kerjasama
antar anggota tim, dan akibatnya tim akan
gagal terbentuk.
6. Kerjasama yang diharapkan adalah
kerjasama yang sinergis. Kerjasama
yang sinergis adalah kerjasama yang
menghasilkan hasil yang lebih besar
dari jumlah bagian-bagiannya. Untuk
membangunnya diperlukan
pembagian tugas dan peran yang jelas
sesuai dengan karakter dan
kemampuan masing-masing personal.
7. Proses membangun tim yang solid
Starting/Forming (Pembentukan)
Storming (Badai)
Satisfying/Norming (Pemuasan/Pemulihan)
Stabilizing/Performing (Kestabilan)
Conforming (Penyesuaian diri)
8. Starting/Forming (Pembentukan)
Fase ini sering disebut juga sebagai fase
pembentukan tim. Dalam fase ini semua
anggota cenderung berpikir ideal dan masih
mengutamakan persamaan-persamaan
daripada perbedaan. Selain itu, tantangan dan
kendala belum terlihat. Fase ini bisa dibilang
sebagai masa-masa indah sebuah tim.
9. Storming (Badai)
Pada fase ini mulai timbul konflik, baik itu antara personil tim
maupun dengan pihak luar. Pada saat pendefinisian kerja,
maka mulai terlihat perbedaan-perbedaan dalam tim.
Perbedaan paling dominan disebabkan karena perbedaan
latar belakang pemahaman, karakter, dan gaya kerja. Fase ini
merupkan fase yang terberat yang dirasakan oleh anggota
tim, jika tim tidak bisa melewati fase ini, maka tim yang
terbentuk akan berada di ambang kehancuran.
10. Satisfying/Norming
(Pemuasan/Pemulihan)
Fase ini adalah fase kesepakatan setelah melawati konflik.
Aturan dan kode etik mulai dibuat. Pada fase ini mulai timbul
saling pengertian dan kesepakatan dari angota tim.
Kesepakatan ini dapat dicapai dalam waktu yang relatif
singkat atau sebaliknya. Tergantung kualitas orang-orang yang
berada dalam tim tersebut. Semakin baik kualitasnya maka
semakin cepat kesepakatan ini dicapai.
11. Stabilizing/Performing (Kestabilan)
Fase kestabilan, merupakan fase dimana tim berada
dalam kondisi puncak. Hubungan kerja berlangsung
dalam suasana yang sinergis dan harmonis. Semua
aturan diterapkan dan banyak prestasi didapatkan.
Pada saat ini, tim berada pada performa yang sangat
baik, stabil dengan intensitas kerja dan optimalisasi
potensi SDM yang sangat tinggi.
12. Conforming (Penyesuaian diri)
Pada fase ini ada tiga hal yang dapat terjadi pada tim.
Pertama, performa tim akan menjadi lebih baik apabila tim
mampu menjaga kualitas, terus meningkatkan kapasitas
dirinya dan dapat mengelola konflik dengan baik. Kedua,
performa tim akan stagnan, terjadi kejenuhan, dan tim
berjalan apa adanya. Ini terjadi karena tim cepat puas
terhadap hasil yang dicapai. Ketiga, performa tim akan
menurun jika tim terkecoh akan prestasinya. Jika tim cepat
puas maka kinerjanya tidak akan meningkat. Karena tim
merasa telah mencapai tujuannya
13. Kerjasama tim yang efektif
Visi dan tujuan bersama yang jelas
Orientasi pada hasil
Kreatif
Memaksimalkan potensi semua anggota tim
Komunikasi yang baik
Diorganisasikan dengan baik/delegasi yang jelas
Terbuka dan tidak ada sekat birokrasi
Mampu meredam dan menyelesaikan konflik
Mengevaluasi diri
14. Peran-peran kunci dalam tim
Peran Karakteristik
Pemimpin tim
Mencari anggota baru dan membangun
semangat kerjasama
Handal menilai talenta dan pribadi
anggota timnya
Handal dalam menemukan kelemahan
Seorang komunikator 2 arah yang baik
Pandai membangkitkan dan
mempertahankan antusiasme
Pengkritik
Pelindung dan penilai keefektifan tim
dalam jangka panjang
Tak pernah puas dengan solusi yang
bukan terbaik
Ahli dalam menganalisa solusi dan
menemukan kelemahannya
Tanpa ampun dalam memperbaiki
kekurangan
Konstruktif dalam menunjukkan
kemungkinan jalan keluar
15. Pelaksana
Memastikan momentum dan kegiatan tim
Disiplin dan berpikir metodis
Tepat waktu
Bermental bisa dan suka
menyelesaikan masalah
Mampu mencari dukungan dan
mengatasi kekalahan
Pengawas
Memastikan tim mencapai dan
mempertahankan standar tinggi
Tegas dan terkadang keras dalam
menetapakan standar dalam tim
Pandai menilai kinerja orang
Tidak ragu-ragu mengemukakan
masalah
Mampu memuji maupun mencela
Penghubung ke luar
Menjaga hubungan tim dengan elemen
luar tim
Diplomatis dan pandai menilai
kebutuhan orang lain
Mempunyai penampilan meyakinkan
dan berwibawa
Mempunyai gambaran menyeluruh atas
kerja tim tersebut
Dapat menjaga kerahasiaan informasi
16. Koordinator
Mempersatukan kerja tim menjadi suatu
kesatuan rencana
Paham akan sulitnya tugas-tugas
dihubungkan
Tajam dalam menentukan prioritas
Mampu menangkap beberapa hal
sekaligus
Pandai mempertahankan hubungan
Terampil menghalau kemungkinan
timbulnya masalah
Pembangkit ide
memepertahankan vitalitas dan energi
inovatif tim
Antusias, semangat dan suka ide-ide
baru
Bersemangat dan siap menerima ide
orang lain
Memandang masalah sebagai
kesempatan berinovasi, bukan bencana
Tidak pernah kehilangan ide dan saran
yang melegakan