Penelitian ini mengkaji hubungan antara tingkat kecemasan dan kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami kecemasan sedang hingga berat dan kualitas tidur yang buruk. Analisis statistik mengungkapkan adanya hubungan antara tingkat kecemasan yang lebih tinggi dengan kualitas tidur yang lebih buruk.
1 of 8
More Related Content
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trimester III
1. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati 2015
ABSTRAK
Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur
Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III
di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur
Tahun 2015
Oleh :
Gede Robin
Wanita hamil yang telah memasuki usia kandungan trimester III mengalami gangguan tidur akibat rasa cemas
menjelang proses persalinan. Khususnya ketika ibu hamil baru pertamakali mengalami kehamilan
(primigravida). Di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur jumlah ibu hamil primigravida mencapai 35 orang,
yang mengalami kecemasan sedang-berat sebanyak 24 (68,6 %) dan yang mengalmi kualitas tidur buruk
sejumlah 24 orang (68,6%). 20 orang (83,3%) yang mengalami kecemasan sedang-berat mengalami kualitas
tidur yang buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan
dengan kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur Tahun 2015.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain survey analitik. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan
cross-sectional. Total populasi ibu hamil primigravida di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur adalah 75 orang.
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 35 orang yaitu ibu hamil primigravida trimester III, dengan
menggunakan tekhnik purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner HARS untuk mengukur
tingkat kecemasan dan PSQI untuk mengukur kualitas tidur. Analisa bivariat yang digunakan yaitu
menggunakan rumus chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 35 ibu hamil primigravida trimester III, 65,7% menunjukan
tingkat kecemasan sedang sampai kecemasan berat dan 68,6% menunjukan kualitas tidur buruk. Hasil dari
penelitian ini diperoleh p-value = 0,015 yang berarti adanya hubungan antara tingkat kecemasan dengan
kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester III. Hasil penelitian didapatkan hasil OR = 8,750. Untuk peneliti
selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang gambaran faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur
pada ibu hamil trimester III.
Kata Kunci : Tingkat kecemasan; kualitas tidur; primigravida; kehamilan
trimester III.
Kepustakaan : 18 (2005 - 2015)
2. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati 2015
ABSTRACT
The Correlation Between Anxiety Levels and Sleep Quality
Maternal Primigravidae Trimester III
In PHC Sidorejo East Lampung
2015
By:
Gede Robin
Pregnant women when entering the third trimester of pregnancy will sleep disorders causes anxiety ahead of
the birth process. Especially when pregnant women is first pregnancy (primigravida). The PHC Sidorejo, East
Lampung number of primigravidae pregnant women reached 35 people, who experience moderate to severe
anxiety were 24 (68.6 %) a and those with poor sleep quality a number of 24 people (68.6 %) . 20 people (83.3
%) who experienced moderate to severe anxiety experienced poor sleep quality. The purpose of this study was
to determine the relationship between the level of anxiety with sleep quality third trimester pregnant women in
health centers Sidorejo East Lampung 2015.
This research was a quantitative analytical survey design. The design of the study using cross-sectional
approach. Total population in PHC Sidorejo, East Lampung is 75 Primigravidae pregnant women. The number
of samples in this study were 35 respondent thats primigravidae pregnant women in third trimester, using
purposive sampling techniques. The research instrument consisted of a questionnaire to measure the level of
anxiety Hars and the PSQI to measure sleep quality. Bivariate analysis using the formula used is chi-square
with a significance level of 0.05.
The results showed that as many as 35 primigravidae pregnant women in third trimester, 65.7% showed
moderate levels of anxiety to severe anxiety and 68.6% showed poor sleep quality. Results of this study was
obtained p-value = 0.015, which means there is a correlation between the level of anxiety in primigravidae
pregnant women sleep quality third trimester. Results of the study showed OR = 8.750. Suggested for further
research to examine the description of the factors that can affect the quality of sleep in the third trimester
pregnant women.
Keywords: Levels of anxiety; quality of sleep; primigravidae; gestation
the third trimester.
Bibliography: 18 (2005 - 2015)
3. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati 2015
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah proses bergabung nya sperma
dan ovum (gamet pria dan wanita) untuk menciptakan
suatu sel tunggal yang disebut dengan zigot, yang
kemudian menggandakan diri berkali-kali melalui
pembelahan sel untuk menjadi lahir (Papalia, 2008).
Kehamilan merupakan episode dramatis dari kondisi
biologis maupun psikis yang tentunya memerlukan
adaptasi bagi wanita yang sedang mengalaminya.
Perubahan psikis pada ibu hamil trimester pertama
diantaranya ; ketidakyakinan/ ketidakpastian, ambivalen,
seksual yang menurun, perubahan emosional, guncangan
psikologis pada ibu hamil primigravida, dan stress.
Keadaan psikis pada trimester kedua pada ibu hamil
akan tampak lebih tenang dan mulai beradaptasi, namun
terkadang ibu akan merasa khawatir dengan janin yang
dikandung, dan mencemaskan akan kondisi janinnya
apakah akan dilahirkan sehat atau cacat. Pada trimester
III, perubahan psikologi ibu terkesan lebih kompleks dan
meningkat kembali dibanding trimester sebelumnya, dan
ini tidak lain dikarenakan kondisi kehamilan yang
semakin membesar dan akan dilakukannya persalinan
dan memikirkan tugas-tugas apa yang akan dilakukan
setelah kelahiran (Janiwanti & Pieter, 2013).
Pada trimester III wanita hamil mengalami
kecemasan semakin bertambah yang disebabkan karena
munculnya rasa takut untuk melahirkan dan
kekhawatiran semakin membesar terhadap anak yang
akan dilahirkan nanti (Detiana, 2010). Banyak calon ibu
sering berkhayal atau bermimpi tentang hal-hal negatif
akan terjadi pada bayinya saat melahirkan nanti.
Khayalan-khayalan tersebut seperti kelainan letak bayi,
tidak dapat melahirkan, atau bahkan janin akan lahir
dengan kecacatan. Calon ibu menjadi sangat merasa
bergantung pada pasangannya. Perasaan bahwa janin
merupakan bagian yang terpisah semakin kuat dan
meningkat. Peningkatan keluhan somatik dan ukuran
tubuh pada trimester III dapat menyebabkan kenikmatan
dan rasa tertarik terhadap aktivitas seksual menurun (
Bobak, 2005).
National Institute of Mental Health (2005) di
Amerika Serikat terdapat 40 juta orang berusia < 20
tahun mengalami gangguan kecemasan menjelang
persalinan (Pikirdong, 2008). Penelitian yang berkaitan
dengan kejadian persalinan lama, 65% disebabkan
karena kontraksi uterus yang tidak efisien. Menurut
Oldetal (2000), adanya disfungsional kontraksi uterus
sebagai respon terhadap kecemasan sehingga
menghambat aktifitas uterus. Respon tersebut adalah
bagian dari komponen psikologis, sehingga dapat
dinyatakan bahwa faktor psikologis mempunyai
pengaruh terhadap terjadinya gangguan proses
persalinan.
Gangguan tidur selalu menyerang ibu hamil tanpa
alasan yang jelas. Gangguan tidur lebih banyak
berkaitan dengan masalah psikis, seperti rasa
kekhawatiran (cemas). Sulit tidur sering terjadi pada ibu
yang baru pertama kali hamil (primigravida) dan
menjelang kelahiran (trimestrer III) (Janiwanty & Pieter,
2013). Pada trimester III pada umumnya wanita
mengalami sulit tidur dapun penyebabnya yaitu
perubahan hormon, stress, pergerakan janin yang
berlebihan, posisi tidur yang tidak nyaman, sering buang
air kecil dan sakit pada pinggang karena terjadi
peregangan tulang-tulang terutama di daerah pinggang
yang sesuai dengan bertambah besarnya kehamilan
(Huliana, 2007).
Menurut Janiwanty dan Pieter (2013), dampak
buruk tidur bagi kesehatan adalah dapat mengakibatkan
depresi, kurang konsentrasi dalam beraktivitas,
gangguan pembelajaran verbal, gangguan memori,
gangguan artikulasi bicara, gangguan pengindraan,
kondisi emosi yang gampang meledak, stress, denyut
jantung cepat (hipertensi), dan gangguan motorik. Dan
jika depresi, stress dan hipertensi terjadi pada wanita
hamil, dapat berakibat buruk bagi ibu dan janinnya.
Karena bisa mengakibatkan prematur dan BBLR pada
bayi, preeklamsi pada ibu hamil bahkan bisa
mengakibatkan terjadinya abortus pada bayi
Data hasil polling tidur di Amerika oleh National
Sleep Foundation didapat bahwa ternyata wanita lebih
banyak mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan
laki laki, yaitu 63% : 54 % (National Sleep
Foundation, 2007). Menurut data hasil survei National
sleep Foundation (2007), 78% wanita hamil di Amerika
mengalami gangguan tidur dan 97,3% dan wanita hamil
trimester tiga selalu terbangun dimalam hari. Rata-rata
3-11 kali setiap malam.Penelitian yang dilakukan
University of California di San Francisco menemukan
fakta, wanita yang tidur kurang dari 6 jam per malam
memiliki kemungkinan menjalani operasi caesar 4,5 kali
lebih besar. Menurut penelitian yang dilakukan
University of Medicine and Dentistry of New jersey, New
Brunswick, gangguan tidur ini meningkatkan risiko
meningginya tekanan darah saat hamil menjadi empat
4. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati 2015
kali lipat. Studi yang dilakukan University of Pittsburgh
School of Medicine menunjukkan kualitas dan kuantitas
tidur yang buruk akan mengganggu proses kekebalan
tubuh. Pada ibu hamil, hal itu akan memperbesar risiko
berat bayi lahir rendah, pre-eklamsi dan komplikasi
kesehatan lain. Badan kesehatan dunia memperkirakan
ada sekitar 145.000.000 wanita hamil diseluruh dunia
dan sekitar 289.000 wanita hamil meninggal saat
melakukan persalinan (WHO, 2013). Menurut survey
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional, data Ibu hamil di Indonesia mencapai
5.192.427 dan khusus untuk provinsi Lampung 186.372
ibu hamil (BKKBN, 2011). Menurut Depkes RI tahun
2008 angka kematian ibu di Indonesia mencapai 420
kasus. Di Indonesia, sekitar 28% kematian ibu
disebabkan karena perdarahan, 13% ekslampsi atau
gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan,
9% partus lama, 11% komplikasi aborsi dan 10% akibat
infeksi (Depkes RI, 2010). Berdasarkan kasus kematian
yang ada di Provinsi Lampung tahun 2012 kasus
kematian ibu hamil seluruhnya sebanyak 179 kasus
dimana kasus kematian ibu terbesar ( 59,78% ) terjadi
pada saat persalinan dan 70,95% terjadi pada usia 20
34 tahun. Penyebab kasus kematian ibu di Provinsi
lampung tahun 2012 disebabkan oleh perdarahan,
eklamsi, infeksi dan lain-lain (Depkes RI, 2012).
Dari data yang di peroleh jumlah ibu hamil di
puskesmas Sidorejo Lampung Timur tahun 2014
berjumlah 185 orang. Ibu hamil primigravida mencapai
78 orang, dan jumlah ibu hamil primigravida trimester
III mencapai 38 orang. Berdasarkan studi pendahuluan
di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur dengan survey
dan wawancara, data yang peneliti peroleh dari 10 orang
ibu hamil primigravida trimester III, 4 orang diantaranya
mengeluhkan sulit untuk bernafas dan merasa tidur nya
tidak nyenyak karena posisi tidur yang serba salah
karena perut yang besar, sehingga berpengaruh pada
kegiatan ibu keesokan harinya seperti menurunya
konsentrasi kegiatan ibu disiang hari, serta merasa
pusing. Sedangkan 5 ibu hamil yang lain sulit tidur
karena mengkhawatiran nasib janin yang sedang dia
kandung, mereka mengeluhkan cemas dan takut pada
saat memasuki trimester III jika nanti anaknya dilahirkan
tidak normal. Hanya seorang ibu yang tidak mengalami
kecemasan dan gangguan tidur.
Tujuan penelitian ini dalah diketahui tingkat
kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ke III
di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur , diketahui
kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester ke
III di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur Diketahui
hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas
tidur pada ibu hamil primigravida trimester ke III di
Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan
menggunakan desain penelitian survey analitik. Desain
penelitian cross-sectional dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan
kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester ke III di
Puskesmas Sidorejo Lampung Timur.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien
ibu hamil primigravida di Puskesmas Sidorejo, Lampung
Timur berjumlah 78 orang. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan cara Purposive Sampling. Sampel
penelitian ini adalah pasien ibu hamil primigravida
trimester ke III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur
dengan jumlah 35 orang.
Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur
kala kecemasan adalah menggunakan kuesioner amilton
Anxiety Rating Scale (HARS). Sedangkan instrumen
pengumpulan data nilai kualitas tidur berupa lembar
kuesioner Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tingkat kecemasan
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Primigravida Trimester III di Puskesmas Sidorejo
Lampung Timur Tahun 2015
No Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)
1
Tidak ada kecemasan
sampai kecemasan
ringan
12 31,4%
2
Kecemasan sedang
sampai kecemasan
berat
23 68,6%
Total 35 100,0%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 35
responden yang diteliti, ternyata sebagian besar dari
responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 24 orang
(68,6%) termasuk kepada kecemasan sedang sampai
keceamasan berat dan sebanyak 11 orang (31,4%) tidak
mengalami kecemasan sampai kecemasan ringan.
5. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati 2015
Kualitas Tidur
Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil
Primigravida Trimester III Di Puskesmas Sidorejo
Lampung Timur Tahun 2015
No Kualitas Tidur Frekuensi Persentasi
1 Baik 11 31,4%
2 Buruk 24 68,6%
Total 35 100,0%
Dari tabel 4.2 dapat diketahui mayoritas ibu hamil
primigravida trimester III memiliki kualitas tidur yang
buruk (68,6%), dan sebanyak (31,4%) ibu memiliki
kualitas tidur yang baik.
Analisa Bivariat
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur
Ibu Hamil Primigravida Trimester III di Puskesmas
Sidorejo Lampung Timur Tahun 2015
Tingkat
Kecemasan
Kualitas Tidur
Total P
Value
OR
CI
Baik Buruk
n % n % n %
Tidak ada
Kecemasan
Kecemasan
Ringan
7 63,5 4 36,4 11 100
0,015
8,750
1.712
44.723Kecemasan
Sedang -
kecemasan
Berat
4 16,7 20 83,3 24 100
Total 11 31,4 24 68,6 35 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa
sebanyak 7 responden (63,5%) tidak mengalami
kecemasan sampai kecemasan ringan dengan kualitas
tidur yang baik, sedangkan responden dengan
kecemasan sedang sampai kecemasan berat dan
memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 20 orang
(83,3%), hal ini dikarenakan kehamilan yang baru
pertamakali dan semakin dekatnya waktu persalinannya
serta iu hamil akan sering terbangun dimalam hari untuk
berkemih. Sedangkan responden dengan kualitas
kecemasan sedang- kecemasan berat dan memiliki
kualitas tidur baik sebanyak 4 orang (16,7), hal ini
disebabkan karena pemenuhan nutrisi terckupi, motivasi
dan dukungan dari keluarga, dan pengetahuan yang
cukup dari responden. Hal ini menunjukkan semakin
tinggi tingkat kecemasan maka akan semakin buruk
kualitas tidur yang dimiliki ibu hamil.
Uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p-value
= 0,015 (P value < 0,05) yang berarti bahwa ada
hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan
dengan kualitas tidur Ibu hamil primigravida trimester
III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur tahun 2015.
Kemudian didapatkan OR = 8,750 yang berarti bahwa
ibu hamil primigravida trimester III yang mengalami
tingkat kecemasan sedang-berat mempunyai peluang
mengalami kualitas tidur yang buruk 8,750 kali lebih
besar, dibandingkan ibu hamil primigravida trimester III
yang tidak mengalami kecemasan sampai kecemasan
ringan yang mengalami kualitas tidur buruk.
PEMBAHASAN UNIVARIAT
Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida
Trimester III
Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk
variabel kecemasan ibu hamil primigravida trimester III
diperoleh bahwa sebanyak 11 orang (31,4 %), tidak
mengalami kecemasan sampai kecemasan ringan, dan 24
orang (68,6 %) mengalami kecemasan sedang sampai
kecemasan berat.
Penelitian ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Detiana (2010), bahwa kehamilan
primigravida trimester III adalah merupakan pengalaman
pertama kali, ibu akan cenderung merasa cemas dengan
kehamilannya, merasa gelisah dan mengkhawatirkan
tentang keselamatan dirinya dan nasib anak yang akan
dilahirkan nanti. Kecemasan merupakan respon individu
terhadap suatu keadaan yang keadaannya mempengaruhi
bawah sadar. Kecemasan yang sudah memengaruhi atau
terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi
saraf maka akan terlihat gejala-gejala yang akan
ditimbulkan diantaranya tidak dapat tidur, jantung
berdebar-debar, keluar keringat berlebih, sering mual,
gemetar, muka merah, dan sukar bernafas. Selain itu,
menurut teori Janiwanty & Pieter (2013) kecemasan
akan berdampak buruk terhadap kesejateraaan janin dan
ibu yang akan mengakibatkan bayi lahir kurang dari
normal, prematur dan bahkan bisa terjadi keguguran.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Utami dan
Lestari (2009) didapatkan primigravida mayoritas berada
pada tingkat kecemasan berat (46,7%). sedangkan
multigravida mayoritas berada pada tingkat kecemasan
sedang (72.3%). Terdapat perbedaan tingkat kecemasan
primigravida dengan multigravida dalam menghadapi
6. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati 2015
kehamilan (p value= 0,001). Penelitiannya juga
menyebutkan bahwa pada masa trimester III adalah
masa yang kompleks bagi ibu hamil, ibu akan merasa
lebih cemas untuk menghadapi persalinan. Rasa cemas
akibat perubahan fisik yang dialami ibu dan juga kondisi
psikologis dan kesiapan emosional calon ibu dalam
menghadapi persalinan turut mempengaruhi kecemasan.
Menurut pendapat peneliti bahwa kecemasan ini
disebabkan karena ibu hamil belum pernah mengalami
pengalaman bersalin mengingat kehamilannya adalah
kehamilan yang pertama (primigravida). Pada saat
melakukan penelitian, peneliti mendapatkan beberapa
ibu hamil yang mengatakan sering merasa jantung
berdebar-debar lebih dari biasanya, hal tersebut terjadi
pada saat ibu merasakan atau memikirkan akan
bagaimana tentang kehamilan dan melahirkan anaknya
nanti. Selain itu, wawancara peneliti juga mendapatkan
salah satu tanda-tanda kecemasan dimana responden
mengeluhkan sering merasa muka merah. Penelitipun
mendapatkan tanda dan gejala kecemasan lainnya yaitu
tiga orang ibu hamil tangannya gemetar saat rasa cemas
menghampiri dan tidak bisa berkonsentrasi dengan baik.
Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trimester
III
Untuk variabel kualitas tidur dari hasil penelitian
didapatkan data bahwa 24 orang (68,6%) ibu hamil
memiliki kualitas tidur yang buruk, dan hanya 11 orang
(34,1 %) ibu hamil yang memiliki kualitas tidur yang
baik.
Penelitian ini sesuai dengan teori Bobak dkk.
(2005) yang menyatakan bahwa trimester ketiga adalah
tahap tidur yang paling menantang dari kehamilan,
dengan meningkatnya frekuensi dari buang air kecil,
ketidak mampuan untuk merasa nyaman dan gangguan
psikis seperti kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Selain itu terdapat beberapa hal lain yang dapat
menyebabkan kualitas tidur ibu hamil trimester III
terganggu yaitu gerakan janin yang mengganggu
istirahat ibu, dispnea, nyeri punggung, konstipasi dan
varises. Sesak napas disebabkan karena ekspansi
diafraghma yang terbatas sebagai akibat dari uterus yang
membesar. Nyeri pinggang pada ibu hamil trimester III
disebabkan karena membesarnya uterus yang
menyebabkan pergeseran pusat gravitasi dan postur
tubuh ibu hamil sehingga tubuh ibu cenderung menjadi
lordosis yang akan meregangkan otot punggung dan
menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Sering berkemih
disebabkan karena berkurangnya kapasitas kandung
kemih akibat pembesaran uterus dan bagian presentasi
janin sehingga kandung kemih menjadi lebih cepat untuk
penuh (Hamilton, 2009).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Komalasari
(2012) tentang kecemasan dengan kualitas tidur ibu
hamil trimester III di Puskesmas Jatinagor Sumedang,
yang menyatakan 72,2% ibu hamil trimester III
mengalami kualitas tidur yang buruk dan dari hasil
analisa data diketahui bahwa p-value (0,016) < taraf
kekeliruan (留 =0,05). Penelitian diatas diperkuat dengan
data hasil survei National Sleep Foundation (2007),
bahwa 78% wanita hamil di Amerika mengalami
gangguan tidur.
Menurut pendapat peneliti bahwa sebagian besar
ibu hamil yang mengalami gangguan tidur dikarenakan
merasakan kecemasan akan mengahadapi persalinan,
sering terbangun untuk berkemih, kontraksi janin dan
sukar untuk bernafas. Pada saat peneliti melakukan
penelitian, didapatkan sebagian besar ibu hamil
mengatakan bahwa sebelum tidur ia selalu terbayang-
bayang akan persalinan yang akan dihadapinya nanti dan
mencemasakan akan nasib anak dan dirinya kelak ketika
dilakukan persalinan sehingga ibu hamil sukar untuk
memulai masuk tidur. Karena perut ibu yang sudah
membesar, ada sebagian ibu hamil mengeluhkan
kesukaran untuk menentukan posisi tidur.. Melihat dari
hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa ibu hamil memiliki kualitas tidur yang buruk
mungkin dapat dipicu oleh adanya peningkatan
frekuensi BAK meningkat, kesulitan untuk bernafas,
kecemasan menghadapi persalinan, nyeri punggung dan
kontraksi janin.
PEMBAHASAN BIVARIAT
Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan
Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Primigravida
Trimester III
Dari hasil analisa data diketahui bahwa p-value
(0,015) < taraf kekeliruan (留 =0,05). Dari hasil
perbandingan dalam analisis data, apabila nilai p-value
< 留 =5%, maka H0 ditolak atau Ha diterima. Sehingga
dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat hubungan yang berarti/bermakna antara tingkat
kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil Primigravida
trimsester III.
7. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati 2015
Berdasarkan pendapat Kozier et al. (2010),
yang menyatakan ansietas atau kecemasan seringkali
mengganggu tidur. Ansietas meningkatkan kadar
norepinefrin dalam darah melalui sistem saraf simpatis.
Sehingga perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya
waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih
banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih
sering terbangun. Faktor-faktor yang menyebabkan
adanya hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas
tidur yang buruk adalah karena kecemasan semakin
tinggi pada saat mendekati proses melahirkan dan hal itu
yang menyebabkan ibu sulit memulai tidur dan sering
terbangun pada malam hari (Janiwanty & Pieter, 2010).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Iriana
(2013), yang menyatakan bahwa responden dengan
kecemasan ringan lebih banyak yang memiliki kualitas
tidur yang baik yaitu 25 responden (36%), dan 21
responden (30,4%) mengalami kecemasan sedang dan
memiliki kualitas tidur yang buruk, serta responden
dengan kecemasan berat dan memiliki kualitas tidur
buruk dua kali lebih banyak dibandingkan dengan
responden yang memiliki kualitas tidur baik yaitu
(2,9%). Pada uji analisa data didapatkan p-value = 0,00
(a=<0,05).
Menurut pendapat peneliti, kecemasan dapat
mempengaruhi kualitas tidur karena ibu hamil kerap
memikirkan proses persalinan yang semakin dekat.
Sehingga hal itu menyebabkan ibu hamil sulit untuk
memulai tidur dan sering terbangun di malam hari. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
kecemasan maka akan semakin buruk kualitas tidur yang
dimiliki ibu hamil. Selain kecemasan menjelang
persalinan, bahwa seluruh responden sering menyatakan
sering terbangun dimalam hari karena sering buang air
kecil, nyeri punggung, sulit untuk bernafas (sesak),
merasa gerah dan kontraksi janin. Hal ini menunjukkan
bahwa bukan hanya karena kecemasan saja yang
mempengaruhi kualitas tidur, namun dipengaruhi juga
oleh faktor-faktor fisik ibu hamil itu sendiri. Masalah ini
tidak bisa dibiarkan terjadi, karena kualitas tidur yang
buruk bisa memicu terjadinya depresi dan tekanan darah
ibu hamil meningkat, mengingat depresi dan tekanan
darah tinggi dapat menyebabkan preeklamsi pada ibu
hamil dan BBLR, prematur hingga abortus pada bayi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
kesimpulan dari hubungan tingkat kecemasan dengan
kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester III di
Puskesmas Sidorejo Lampung Timur tahun 2015,
sebagai berikut:
1. Tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester
III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur dari 35
responden rata-rata mengalami kecemasan sedang
sampai berat yaitu sebanyak 24 orang (68,6%),
sedangkan yang tidak mengalami sampai kecemasan
ringan sebanyak 11 orang (31,4%).
2. Kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester
III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur dari 35
responden rata-rata mengalami kualitas tidur yang
buruk sebanyak 24 orang (68,6%), sedangkan yang
mengalami kualitas tidur yang baik sebanyak 11
orang (31,4%).
3. Secara statistik ada hubungan yang signifikan antara
tingkat kecemasan dengan kualitas tidur Ibu hamil
primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo
Lampung Timur dengan P value = 0,015 (P<0,05)
dan Odds Ratio(OR) = 8,750.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi petugas kesehatan
Untuk tenaga kesehatan disarankan agar dapat lebih
optimal dalam melakukan asuhan keperawatan
mengenai kualitas tidur yang buruk serta melakukan
penyuluhan yang mendalam tentang pentingnya
nutrisi, pengetahuan dan dukungan keluarga untuk
memotivasi terhadap ibu hamil agar ibu bisa
mengatasi kecemasan serta dapat dengan mudah
untuk melakukan aktifitas tidur pada malam hari.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk
meneliti tentang gambaran faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas tidur pada ibu hamil
trisemester III. Karena pada saat melakukan
penelitian bukan hanya kecemasan saja yang peneliti
dapatkan mengenai penyebab dari kualitas tidur yang
buruk pada ibu hamil trisemester III, juga pada saat
melakukan penelitian sebaiknya diteliti karakteristik
dari responden.
3. Bagi Primigravida
Diharapkan dapat menambah informasi tentang
kehamilan khususnya ibu hamil primigravida
trimester III dalam menghadapi persalinan dan agar
ibu hamil tidak berpikir negatif tentang persalinan
sehingga akan mengurangi kecemasan menghadapi
persalinan nanti.
8. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati 2015
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
BKKBN. 2013. Jumlah Ibu Hamil yang Melakukan
Pemeriksaan Kehamilan.
http://www.bkkbn.go.id/kependudukan/Pages/
DataLainlain/Profil_kesehatan_indonesia/keseh
atan_ibu/Jumlah_Ibu_Hamil/Nasional.aspx.
diakses 15 Januari 2015.
Carney, E.C & Edinger, J.D. 2010. Insomnia and
Anxiety.. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. New
York: Springer
Detiana, Prillia. 2010. Hamil Aman dan Nyaman
diatas Usia 30 Tahun. Jakarta: Media
Pressindo
E-Jurnal. 2013. Proses Terjadinya Kehamilan.
www.e-jurnal.com/2013/09/proses-terjadinya-
kehamilan.html. diakses 15 Maret 2015
Huliana, Mellyna. 2010. Panduan Menjalani
Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara
Iriana, D.K. 2014. Hubungan Kecemasan dan
Gangguan Kenyamanan Fisik dengan Kualitas
tidur Ibu Hamil di Puskesmas Helvetia Medan
(Skripsi). Medan: FK USU
Janiwanty, B & Pieter H.Z. 2013. Pendidikan
Psikologi untuk Bidan. Yogyakarta: ANDI
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.
Yogyakarta: ANDI
Komalasari, Dewi. 2012. Hubungan Antara Tingkat
Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Ibu
Hamil Trimester III di Puskesmas Jatinangor
Kabupaten Sumedang (Jurnal Universitas
Padjadjaran). Bandung: Unpad
Mansur, H. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Manuaba, I.B.G. 2009. Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: EGC
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Solehati, Tetti & Kosasih, C.E. 2015. Relaksasi
dalam Keperawatan Maternitas. Bandung: PT.
Refika Aditma
Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa,
Edisi 5, Penerjemah Ramona P Kapoh, Egi
komara Yudha. Jakarta: EGC
Prasadja, A.P 2009. Ayo Bangun dengan Bugar
Karena Tidur yang Benar. Jakarta: Hikmah
Puri, B.K dkk. 2011. Buku Ajar Psikiatri, Edisi 2.
Jakarta: EGC
SehatFresh.com. 2014. Gangguan Tidur pada Masa
Kehamilan.
http://www.sehatfresh.com/gangguan-tidur-
pada-masa-kehamilan/, diakses 15 Januari 2015
Siallagan, A.M. 2010. Pola Tidur Ibu pada Masa
Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji
Adam Malik Medan (Skripsi). Medan: FK
Universitas Sumatera Utara
Uliyah, Musrifatul & Hidayat, A.A.A.
Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan,
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
World Health Organisation. 2013. Trend in
Maternal Mortality 2013.
http://www.who.int/reproductivehealth/publicat
ions/monitoring/maternal-mortality-2013/en/,
diakses 17 Maret 2015