Cerita ini hanyalah sebuah coretan sederhana, bukan karena pengalaman pribadi namun pengalaman orang lain yang mungkin bisa menjadi hiburan untuk pembaca ;;)
1 of 4
Download to read offline
More Related Content
Hujan di bulan desember
1. Hujan di bulan Desember
Kenapa harus benci hujan? Kalo ada banyak hal indah yang bisa terjadi saat hujan.
Kalimat itu terus berulang-ulang ditelingaku. Membuatku selalu tersenyum bila
mengingatnya. Kata orang, hujan dapat meresonansikan ingatan masa lalu. Di dalam rintiknya, ada
lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu. Aku yang dulunya benci hujan. Aku yang
dulunya tidak pernah suka hujan. Kini sangat menyukainya. Entahlah, ada sesuatu yang membuatku
menyukainya. Karena ada banyak hal indah yang hanya bisa terjadi saat hujan. [{}]
***
aku merapatkan jaketku yang bahkan terasa dingin. Sudah hampir dua jam aku berdiri
ditempat ini menunggu hujan reda, rasanya seperti siksaan bagiku. Kurasakan tangan dan kakiku
mulai membeku. aku terus menggosokkan kedua tanganku untuk mendapatkan kehangatan sambil
mengamati tetes demi tetes air yang jatuh dari atap halte. Hari ini hujan. Hujan pertama dibulan
Desember. Dan aku bahkan tidak menyukai hujan. Hujan itu menyusahkan.
Lo kedinginan? kata anak disebelahku. nih pake hoodie gue.
nggak ,gue nggak kedinginan. Lagian gue udah pake jaket. Kataku ketus. Gengsi kalau
harus menerima bantuan dari.. yaa.... anak yang bisa dibilang paling menyebalkan sedunia. Tapi rasa
dingin ini benar-benar tidak bisa diajak kompromi. Dia kemudian melirik jaketku yang bahkan telah
basah oleh air hujan dengan pandangan meremehkan.
Gue gak mau kalo harus jadi saksi mata kalo lo mati beku disini. Katanya dengan nada
mengejek sambil melepas hoodie itu. Aku bisa mencium aroma lembut parfum Dafa. Entah ada
angin apa yang membuat anak ini baik padaku hari ini. tapi tetap saja menyebalkan. Aku menerima
hoodie yang tentu saja kebesaran di tubuhku itu dengan pasrah saat pemiliknya memberikannya.
Tak ingin mengajaknya berdebat karena saat ini aku tak bisa merasakan apapun selain rasa dingin
disekujur tubuhku. thanks Daf. Kataku akhirnya.
Aku kembali teringat saat aku pertama bertemu dengan Dafa beberapa bulan yang lalu. Saat
itu aku berjalan gontai melewati lorong panjang sekolahku. Bel pulang sudah berbunyi 2 jam yang
lalu. Hari sudah mulai sore. Sekolah bahkan sudah mulai sepi. aku berjalan tanpa memperhatikan
langkahku. Tiba-tiba.
bruukk. Aku menabrak sesuatu. Aku bisa jatuh tersungkur jika saja tidak ada yang
menarikku. Dan akibatnya kini membuat jarakku hanya beberapa senti dari anak yang menabrakku
ini. Dalam beberapa detik aku bertatap mata dengannya. Dia masih menopang tubuhku untuk
beberapa saat. Dalam sejenak mata cokelatnya menyihirku. Mata itu menatapku lembut. Entah aku
salah lihat atau apa tapi ,aku bersumpah wajahnya seperti artis-artis keren Hollywood. Aku
merasakan ada desiran aneh saat aku bertatap mata dengan cowok ini. Tapi tiba-tiba..
Woy cewek aneh! Lo kalo jalan pake mata!!
Bentak cowok itu kasar dan melepaskan tangannya dariku. Seketika aku jatuh dengan
menyedihkan dan dia ngeloyor pergi begitu saja. aku melongo. Kaget, kesal. Aku ingin membalas
kata-katanya. Tapi suaraku tercekat di tenggorokan. Dan saat dia pergi aku baru menemukan
segudang kata untuk membalasnya tadi. Sialan nih anak. Kutarik semua image baik yang sempat
terlintas dikepalaku tadi.
huuuh dasar cowok sialan! Nggak tau sopan santun hiiih.. dumelku sambil mengamati
punggung cowok itu pergi dan menghilang dibelokan kelas dua belas.
siapa anak ini? Aku tak pernah melihatnya sebelumnya. Penampilannya serampangan
banget, apa iya dia anak sekolah ini? Pasti berandalan. Kataku pada diri sendiri. []
Entah mengapa aku merasa geli bila mengingatnya. Dan tanpa kusadari ternyata Dafa
mengamatiku dari tadi. Woy Lana, lo nggak lagi kesurupan kan? Ketawa-ketiwi gitu dari tadi. Ngeri
2. gue. Kalimatnya barusan berhasil menyadarkanku dan sekarang membuatku memicingkan mata
padanya. iya, gue lagi kesurupan. hantunya nenek gayung. Dan sekarang gue lagi pengen nyekik
lo! Kataku dengan nada ketus. Dia hanya menatapku nanar. Dasar cewek aneh. katanya barusan
benar-benar membuatku ingin mencekiknya.
Kalau aku tidak ingat pesan mama bahwa hari ini aku harus pulang sekolah dengannya, aku
lebih memilih menerobos hujan. Jadi, secara kebetulan, ternyata Dafa ini anak sahabat mama, Tante
Riris. Aku mengetahuinya saat diminta menemani mama ke pesta ulang tahun pernikahan orang
tuanya Dafa. Karena saat itu papa tidak bisa datang karena ada urusan mendadak. Mama dan Tante
Riris sangat girang setelah mengetahui ternyata anak mereka satu sekolah. Dan itu berarti mimpi
buruk buatku.
Aku melirik Dafa yang sepertinya mulai kedinginan. Aku mengamatinya yang saat ini tampak
menerawang mengamati tetes-tetes hujan. Dia terlihat sangat kesepian. Cowok ini sebenarnya imut
bila dia diam begini dan tidak cerewet. Saat aku sibuk mengamatinya tiba-tiba dia menengok
kearahku. Aku langsung memalingkan muka salah tingkah. Menatap langit-langit halte sambil
bersiul.
kenapa lo ngamatin gue? Naksir? katanya dengan senyuman narsis. Ya ampun.. aku
bahkan baru sadar kalau cowok ini mempunyai lesung pipi.
yee gak usah kege-eran lo. Gue nggak ngamatin lo. Kataku sambil memeletkan lidah.
Mungkin aku berkhayal, tapi aku bisa melihat Dafa tersenyum dari sudut mataku.
Lo kedinginan ya Daf? Nih hoodie lo, gue udah ngerasa hangat kok.
Nggak usah. Gue nggak kedinginan. Lo pake aja. Katanya cuek. Tapi itu justru
menimbulkan perasaan aneh itu lagi. Perasaan yang muncul saat pertamakali bertemu dengannya.
Tak lama kemudian hujan ini reda. Dan kami harus bergegas bila tak ingin terjebak hujan
lagi. Dafa segera memacu motornya meninggalkan halte dan mengantarku pulang. []
***
Pagi ini aku bangun dengan sangat menyedihkan. Gara-gara kehujanan kemarin, aku harus
lembur belajar untuk ulangan Fisika pagi ini. Akibatnya aku bangun terlalu siang seperti orang
kesurupan. Aku sempat ngedumel sama mama yang pagi itu nggak bangunin aku. Tapi aku yakin
bahwa mama tidak benar-benar mengerti kalimatku karena saat itu mulutku dipenuhi oleh roti
tawar yang dengan terburu-buru ku kunyah.
aku mengayuh sepedaku sekuat tenaga. Kulirik arlojiku yang ternyata menunjukkan bahwa
sekolah akan dimulai lima menit lagi. Namun apa daya usahaku sia-sia. Saat aku sampai disekolah
pagar telah ditutup. Dari kejauhan aku bisa melihat seorang anak cowok menaiki motornya yang
juga terlambat memohon kepada satpam agar dibukakan pintu gerbang. Aku terkikik melihatnya.
Aku bisa mengenali anak itu. Penampilannya seperti biasa, berantakan. bahkan lebih mirip
berandalan. Siapa lagi? Dafa.
Terlambat juga lo? sapaku dengan senyum mengejek. Dia hanya balas menatapku datar
Heh Lana si cewek aneh, lo nggak nyadar ya sekarang posisi lo sama kayak gue? katanya sambil
menoyor jidatku dengan jari telunjuknya. Aku hanya balas memicingkan mata dan mengelus jidatku.
Nggak, gue nggak sama kayak lo. Bedanya gue nggak ngemis-ngemis ke satpam buat
dibukain pintu.
Gak usah cari ribut deh lo pagi-pagi, dasar cewek stress.
Emosiku hampir meledak saat dia mengataiku cewek stress. Wajahku pasti sekarang sudah mirip
udang rebus. Aku hampir menghantamnya dengan tinjuku kalau dia tidak menangkap tanganku, dan
tiba-tiba.
Ehm.. ada apa ini ribut-ribut? benar saja, Pak Harin muncul. Dia adalah hiu terganas di
SMA ini. Dia yang bagian menangani anak-anak bandel dan terlambat. Pantas saja jarang ada yang
terlambat, kalau tidak mau jadi sarapan paginya.
3. Sontak kami berdua menengok bersamaan. Wah-wah pasangan kompak ternyata. Pak
Harin tersenyum dengan senyum seringai yang membuat bulu kudukku merinding.
Benar saja, ternyata firasatku tidak salah. Mungkin hari ini memang hari sialku. Disinilah aku
akhirnya. Terjebak hukuman dari Pak Harin untuk membersihkan toilet cewek dekat gedung
olahraga. Hukuman yang paling mengerikan. Dafa sendiri juga mendapat hukuman yang sama
denganku, membersihkan toilet cowok. Tepatnya kami mendapat hukuman yang sama. Kata Pak
Harin karena kami pasangan yang kompak ,jadi ini merupakan hukuman yang paling tepat. Berarti
secara tidak langsung ini gara-gara Dafa. Padahal biasanya anak-anak yang terlambat hanya disuruh
mencabuti rumput dan membersihkan halaman belakang. Itu setidaknya lebih baik daripada toilet.
Aku benar-benar shock saat melihat keadaan dalam toilet itu, sangat menjijikan. Apa saja
memangnya yang dilakukan cewek-cewek di sekolah ini? Dengan cepat aku mengakhiri hukuman itu.
Sekarang parfumku telah berubah bau menjadi bau keringat pastinya. saat ini aku pasti terlihat
sangat menyedihkan. Saat aku keluar toilet dengan menenteng ember dan kain pel, aku mendengar
suara-suara gaduh dari dalam toilet yang disusul dengan umpatan-umpatan. Itu pasti Dafa, mungkin
dia bukannya membersihkan toilet tapi malah menghancurkannya. Daf, lo udah selesai belum.
Teriakku dari luar. eh Lana sini deh lo, pliiiis bantuin gue.
Alangkah shocknya aku melihat toilet yang dibersihkan Dafa malah banjir air sabun. Dia
sendiri penampilannya berantakan, lebih berantakan dari yang tadi.
Gila lo Daf, lo apain nih toilet?!
Dia hanya membalasku nyengir lebar Gue nggak biasa ngelakuin tugas kayak gini Lan.
Sini gue bantuin. Daripada lo sendirian bukannya beres malah hancur semua Dan akhirnya
aku tidak membantunya tapi malah mengerjakan semuanya. Dia hanya mengambilkan benda-benda
yang kuperlukan saja. Nyebelin nih anak, kenapa malah aku yang ngerjain?
Dafa ternyata memperhatikanku dari tadi Lo ternyata bakat juga ya jadi tukang bersih-
bersih toilet. Katanya sambil memasang wajah polos membuatku ingin menenggelamkannya di
toilet saat ini juga.
Lo masih untung gue bantuin. Gak usah mulai deh lo. Gue lagi nggak mood berantem.
Iya gue cuma mau ngomong makasih. Katanya sambil tersenyum dan menunjukkan kedua lesung
pipinya. Aku bisa merasakan ada yang aneh pada diriku. Cowok ini benar-benar nyebelin.
***
Aku menghempaskan diri di kasur kesayanganku. Ingin kulepas semua bebanku hari ini. Hari
ini aku benar-benar kacau. Aku menarik nafas dalam-dalam lalu perlahan memejamkan mataku. Aku
bisa merasakan sedikit ketenangan dalam jiwaku saat ini. Tiba-tiba mama muncul di ambang pintu
kamarku. Lana kamu ditungguin Dafa tuh di bawah. Sana gih temuin. Mama berkata sambil
tersenyum-senyum simpul.
What?! Dafa? Mama nggak salah ngomong nih. Apa gara-gara pendengaranku yang akhir-akhir ini
belum kubersihkan? ngapain anak itu main kesini? Nyariin aku? Yang bener ajaa.
Aku beranjak dari zona nyamanku dan memutuskan untuk menemui Dafa. Dia sedang duduk
diruang tamu. Aku memperhatikannya. Dia tampak berbeda dari biasanya. Mungkin karena tidak
mengenakan seragam sekolah dan dia terlihat berkali-kali lipat lebih keren, aku benci mengakui ini.
Tampaknya dia tak sadar kehadiranku.
Ngapain lo? tanyaku sambil memasang tampang jutek.
Gue cuma mau ngajak lo ke suatu tempat, gue mau ngomong sesuatu siap-siap sono. Jawabnya
cuek.
Lo nggak mau nyulik gue kan?
Ha? Buat apa gue nyulik lo, nggak ada untungnya gue nyulik lo. Dasar cewek aneh sifat lo nggak
pernah berubah ya. Seketika ia terbahak. Aneh baru kali ini aku melihatnya tertawa selepas itu.
***
4. Bercanda. Dafa pasti bercanda. Jadi yang dia maksud suatu tempat itu disini? Ditaman kota
yang jaraknya cuma satu kilo dari rumahku? Tahu begini aku tadi gak usah repot-repot ganti baju.
Huufft nih anak emang ya benar-benar ngeseliin. sekarang dia menghilang, gak tau kemana. Gak lucu
banget kalau dia sekarang pulang dan ninggalin aku sendiri. Apa-apaan sih maksudnya.
Aku duduk disalah satu bangku taman yang ada disana. Awan hujan mulai berkumpul diatas
sana. Taman masih ramai oleh anak-anak yang sekedar bermain bersama, orang-orang yang ingin
menghabiskan akhir pekan bersama keluarganya, ada juga sepasang muda mudi yang
bercengkerama, dan ada pula yang datang hanya sekedar mencari hotspot gratis.
maaf, gue lama ya? Nih buat lo. Aku mendongak dan mendapati Dafa sudah berdiri
didepanku dan membawa dua buah es krim. Aku menerima es krim itu dan mulai melahapnya. Dia
kemudian duduk di tempat kosong sebelahku.
Jadi, kenapa? tanyaku memecah keheningan
Gue cuma mau ngucapin makasih buat yang tadi, disekolah lo udah bantuin gue nyelesaiin
hukuman. Katanya sambil melahap es krim nya lagi. Aku menatapnya geli saat melihatnya melahap
es krim itu. Aku teringat tampangnya saat di sekolah seperti berandalan, cowok kasar seperti
dia,makan es krim? Gue baru tau lo suka es krim.
ekspresinya berubah. Matanya mulai menerawang, ada guratan kesedihan dimatanya. Dia Nampak
sangat kesepian Gue emang suka es krim. Dulu bokap gue sering beliin gue es krim. dan lo tau ada
dua hal yang gue suka selain es krim katanya sambil tersenyum. apa?
Dafa menengadah menatap gumpalan-gumpalan awan yang sebentar lagi siap untuk turun hujan
Pertama gue suka banget sama hujan. Kata-katanya barusan membuatku membatu.
Mengingatkanku bahwa aku orang yang membenci hujan.
kenapa lo suka hujan? tanyaku penasaran sambil menatapnya lekat.
karena ada banyak hal indah yang bisa terjadi saat hujan, Lana. Lo nggak akan pernah nyangka apa
itu. Matanya menerawang ,seperti mengingat-ingat masa lalu kemudian ia tersenyum lembut, lagi-
lagi menunjukkan kedua lesung pipinya. Aku mencoba mencerna kata-katanya.
Apa hal kedua yang lo suka selain hujan? dia kemudian menatapku dengan kedua mata
cokelatnya. Tiba-tiba tetes demi tetes butiran air itu turun dari angkasa.
Lo tau? ada satu hal yang gue paling nggak suka. Kataku sambil bangkit
Apa? Tanya Dafa penasaran Hujan. Dia hanya mengangkat kedua alisnya lalu tersenyum dan
menggenggam tangan kananku erat. Lo mau kemana? gak usah berteduh. Disini aja, gue bakal
tunjukkin bahwa omongan gue tadi bener. Aku menatapnya tak percaya, lalu menggigit bibirku
ragu. Tapi kemudian dia menarik tanganku ayo.
Rintik-rintik hujan tadi semakin lebat. Taman sudah sepi karena para penghuninya sudah
pergi terusir oleh hujan. Kini hanya tinggal aku dan Dafa saja yang berada di taman.
kenapa harus benci hujan? Kalo banyak hal indah yang bisa terjadi saat hujan.
Katanya dengan suara berteriak berusaha menyaingi suara air hujan. Perasaan aneh itu muncul lagi,
aku bisa merasakan pipiku memanas saat ini.aku merasakan jantungku berdetak dua kali lipat dari
biasanya.
Dan lo tau? Apa hal kedua yang gue suka selain hujan? katanya masih tetap menggenggam
tanganku
aku menggeleng. Lo Lana, lo hal kedua itu. Aku tak tahu apa yang kurasakan saat ini. senang,
bebas, rasanya ini bukan hari ter-sialku . Ini adalah hari terbahagia dalam hidupku
Gue rasa gue bisa mulai menyukai hujan mulai saat ini Daf. Kataku sambil merentangkan tangan.
Aku ingin meledak saat ini merasakan euphoria dalam hatiku. Dan semua yang Dafa katakan benar
tentang hujan banyak hal indah yang bisa terjadi saat hujan. []