際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Ich Liebe Dich
(By: Nur Luthfiah)

Happy anniversary one month sayang. Selamat untuk bulan pertama. Walaupun
masih seumur jagung, tapi aku harap ini awal yang baik dengan cinta yang kekal abadi,
langgeng ya kamu sama aku Bis. Sayang kamu.. gadis itu tersenyum sambil memegang
tangan kekasih nya Bis. Senyumnya pun makin merekah.
Amin ya Allah, makasih buat hadiahnya aku suka.. Aku cinta sama kamu Ra, sayang
banget..
Yaps!! Hari ini adalah anniv mereka. Maura dan Bisma. Maura menghadiahi Bisma
sebuah snapback. Simple. Tapi, artinya banyak banget. Bisma memeluk Maura erat. Maura
pun membalas pelukan Bisma. Nyaman. Hangat. Itulah yang dirasakan Maura.
Sama-sama Bis, maaf ya kalau hadiah dari aku gak seperti yang kamu harapin, aku
suka simple. Contohnya snapback ini, walaupun gak seberapa, tapi ini punya kenangan
berarti buat aku sendiri, semoga kamu juga..
Gapapa sayang , ini udah makasih banget, aku gak pernah mikirin barang yang
mewah. Aku juga suka yang simple. Yang mewah terkadang gak menjamin, percuma.
Simple, tapi abadi selamanya Maura tersenyum haru mendengar ucapan Bisma.
Oh iya, bisa pejamin mata kamu bentar?
Maura mengerutkan keningnya bingung.
Emang kenapa?
Adadeh, pejamin aja mata kamu Tak banyak bicara lagi Maura langsung
memejamkan matanya rapat-rapat. Bisma berjalan menuju bangku yang tak jauh dari tempat
ia tadi. Lelaki itu mengambil sesuatu.
Buka mata kamu..
DEG!!!!
Jantung Maura berdetak kencang. Hal yang pertama ia lihat adalah boneka teddy bear
yang diperutnya terdapat sebuah bantal berbentuk love yang bertuliskan I Love You.
Romantis.
Happy anniversary yang pertama sayang. Pertama gak jadi masalah, asal mengerti
satu sama lain. Langgeng ya kamu sama aku-nya. Ini buat kamu. Simple, tapi berkesan. Cinta
gak memandang bulu, kaya atau miskin. Sama halnya dengan cinta kita.Aku cinta sama kamu
Ra, ada ataupun gak adanya kamu.. Bisma tersenyum manis. Teddy bear itu masih setia
berada didepan dada Bisma. Ukurannya sedang, Maura mulai meraih teddy bear tersebut,
kemudian dipeluknya erat. Bisma hanya bisa tersenyum dan tersenyum.
Maura berhambur memeluk Bisma, masih dengan teddy bear yang juga ia peluk.
Bisma membalas pelukan Maura dan mengusap rambutnya pelan. Malam yang indah,
bintang-bintang bersinar dengan terangnya seakan menjadi saksi bisu kisah cinta mereka.
Walaupun hanya disebuah taman dengan perayaan yang sangat sederhana, tapi sangat
berkesan.
***
Lelaki tampan ini dengan santainya berjalan dan dengan cool-nya berjalan di koridor
dekat kampus sambil sedikit merapikan rambutnya yang berantakan. Ntah kurang hati-hati
atau terlalu terburu-buru, lelaki tampan itu menabrak seseorang.
BRUKK!
Lelaki ini sama sekali tidak jatuh , hanya saja perempuan yang ditabraknya jatuh
bersama buku bawaannya yang berserakan dilantai.
Eh.. maaf gue gak sengaja, gue lagi buru-buru Lelaki itu membantu membereskan
buku yang berserakan dilantai tanpa melihat siapa perempuan dihadapannya.
Bisma..
Lelaki yang dipanggil Bisma itu mendongakkan wajahnya. Sedetik kemudian
matanya melotot sempurna. Ini nyata? Sungguh? Oh tidak!!
April? Pekik lelaki itu kaget, yang tak lain dan tak bukan adalah Bisma.
Ternyata perempuan yang ditabrak Bisma adalah April, cinta pertamanya. Perempuan
itu sempat mengisi kekosongan hati Bisma. Memang, April dan Bisma dulu pernah pacaran.
Mereka bagaikan Romeo and Juliet. Bisma sangat mencintainya. Tapi itu dulu. Sebelum
kejadian dicafe terjadi. Ia melihat kekasihnya sedang bercumbu dengan pria lain, Reza.
Musuh bebuyutan Bisma. Amarah Bisma menggebu-gebu. Sakit. Hancur. Itulah yang ia
rasakan saat melihat wanita yang sangat ia cintai menghianatinya.
Ngapain lo disini? Masih berani lo muncul dihadapan gue? Hah? Bisma, lelaki itu
dengan sinisnya mencecar gadis di hadapannya itu.
Aku... Aku kuliah disini Bis. Maaf Bis, aku gak bermaksud buat kamu marah
Ck. Terus urusannya sama gue? Udah, gue muak ngeliat lo lagi, jangan pernah
muncul dihadapan gue. Bisma meninggalkan April sendiri, tapi lengan Bisma dicegah oleh
April.
Bis, hiks.. Aku nyesel Bis selingkuhin kamu, aku berubah Bis, semua ini demi kamu.
Kamu gak tau kan sakitnya aku? Aku menghilang selama ini demi kamu Bis. Hiks.. hiks..
April memegang tangan Bisma sambil menangis. Bisma? Ia hanya bisa diam. Entah kenapa,
perasaan Bisma.....
Ikut aku Bis... April menarik tangan Bisma. Tak ada berontakan dari Bisma.
Aku bakalan bikin dia hancur sehancur-hancurnya batin April. Bingo!! Ternyata
semua perkataannya hanya palsu belaka. Ia hanya ingin membuat hubungan Bisma-Maura
hancur.
***
Kini Bisma sedang berada dimobilnya. Pandangannya lurus kedepan, datar, seperti
sedang memikirkan sesuatu. Pikirannya melayang jauh ntah kemana.
Aku masih cinta sama kamu Bis. Aku gak bohong, aku serius berubah demi kamu.
Semua aku lakuin demi kamu Bisma. Aku rela sakit, aku rela diduain, asal kamu balik sama
aku.
Aku dulu khilaf Bisma, aku bener-bener nyesel ngeduain kamu. Aku.. aku hancur
Bisma hiks...hiks... Kamu mau kan Bis? Aku mohon maafin aku.
Masih terngiang jelas ucapan April tadi pagi dikampus. Bisma masih meresapi setiap
perkataan April. Ntahlah, Bisma seakan hanyut dengan perkataan April. Bisma saat ini ragu,
bimbang.
***
Maaf sayang, aku telat.
Bosen ah, bikin sebel kamu-nya Bis.
Bisma dan April. Yaps!! Sejak kejadian dikampus beberapa hari yang lalu, Bisma
memutuskan untuk menerima April menjadi kekasihnya. Ia tahu bahkan sangat tahu kalau
perbuatannya ini sangat menyakiti hati Maura. Jujur, ia masih mencintai April, tapi ia juga
tidak mau kehilangan Maura. Aneh.
Saat ini mereka sedang berada disebuah cafe yang ada dikota Bandung. Sejak tadi,
Maura berkali-kali menghubungi Bisma, tapi tidak dihiraukan oleh Bisma. Ia malah asyik
berduaan dengan April. Bahkan Bisma tidak teringat apapun tentang Maura.
***
Ra.. Maura mendongakkan kepalanya. Dihadapannya kini sudah ada Bisma. Maura
berjalan menunduk. Bisma sudah staydidepan teras rumahnya.
Kenapa? Tanya Maura lirih, acuh tak acuh. Matanya terlihat sembab.
Kamu, kenapa? Bisma memegang pipi Maura, tapi Maura menepisnya pelan.
Kamu marah sama aku? Bisma sejenak mengingat sesuatu.Mulai dari BBM yang
tak dibalasnya, SMS, telpon, dan lain-lain.
Peduli apa kamu? Maura tersenyum sinis, meremehkan Bisma.
Kamu sibukkan sama kuliah kamu? Sampai-sampai BBM bahkan SMS aku gak
kamu bales, telpon dari aku juga, tau kok aku Maura memalingkan wajahnya, enggan
menatap Bisma.
Ra, bukan gitu. Aku bisa jelasin...
Udahlah Bis, aku capek mau istirahat Maura membalikkan badannya beranjak
memasuki rumahnya.
Kamu berubah Ra.. Lirih Bisma. Seketika itu Maura menghentikan langkahnya.
Maura menatap Bisma tajam. Berubah? Hey Bisma, bukannya anda yang berubah. Lucu.
Aku gak pernah berubah Bis. Kamu yang berubah, kamu yang jauhin aku. Kamu
bukan Bisma yang aku kenal. Aku gak kenal Bisma yang sekarang. Bahkan aku gak tau
kenapa kamu jadi gini Maura berusaha kuat manahan air matanya. Maura tak mau menangis
dihadapan Bisma. Bisma hanya diam. Rasa bersalah itu muncul lagi didalam benak pikiran
Bisma.
Aku sayang sama kamu Bis.
Kalau kamu bosen pacaran sama aku, bilang ya. Biar kita putusnya baik-baik. Aku
bakalan benci, marah sama kamu, kalau kamu bohong sama aku. Jujur, walau itu
menyakitkan.
DEG!!
Kata-kata itu. Kata-kata yang makin membuat Bisma bersalah. Bisma menggelengkan
kepalanya. Maura hanya tersenyum dan tersenyum.
Ra..
Kamu pulang, aku mau istirahat. Kemudian Maura berjalan memasuki rumahnya.
Bisma hanya bisa diam mematung. Bisma memikirkan semua yang telah terjadi. Maura
masih bisa tersenyum, padahal Bisma tahu, jauh didalam sana, Maura terpuruk, sakit, hancur.
Sangat.
***
087754xxxxxx
Bisa kali, lo ke Bober. Ada hal penting yang harus lo tahu.
Maura mengerutkan keningnya, bingung. Hal penting, maksudnya? Maura bingung,
tiba-tiba ada SMS masuk, gadis itu sama sekali tidak tahu siapa pengirim SMS itu. Tanpa
pikir lebih panjang lagi, Maura melangkahkan kakinya keluar kamar untuk pergi.
***
DEG..
Aku berharap ini mimpi. Aku berharap, bukan ini kenyataanya. Apa kamu tahu? Ini
sakit.
Bis-ma.. Lirih Maura dengan deraian air mata. Bisma langsung menghentikan
cumbuannya dengan April. Ya, April. Bisma melihat Maura sudah berdiri dihapannya, Bisma
melotot kaget. April hanya tersenyum sinis, licik.
Maura kamu....
PLAAKK!
Maura menampar Bisma kuat. Bisma terdiam, memegang pipinya yang mungkin
sebentar lagi akan berbekas merah. Tamparan yang ia terima tak sebanding dengan rasa sakit
hatinya Maura.
Demi Tuhan ini sakit Bis. Hiks.. hiks Maura menangis sejadi-jadinya
Kamu tahu? Sakitnya hati ini melebihi sakitnya apapun. Kamu tahu? Dan aku
ngerasain apa yang dulu pernah kamu rasain, diselingkuhin!! Bentak Maura keras.
Maafin aku Ra, aku khilaf. Aku tahu aku salah, tapi aku gak tahu kenapa aku senekat
ini. Aku bodoh Ra. Ternyata yang aku tahu, aku lebih mencintai kamu Ra, bukan dia, ataupun
mereka. Bisma menunduk. Ia sangat mersa bersalah. April hanya menyaksikan mereka
berdua. April tersenyum senang. Sungguh, kejam.
Kamu bohong!! Aku benci sama kamu Bis!! Aku pernah bilang sama kamu, aku
bakalan marah semarah-marahnya, aku bakalan benci sebenci-bencinya, kalau ternyata kamu
yang bersalah!! Kamu bohongin aku Bisma. Kamu bikin aku kecewa. Jujur Bisma, walau itu
menyakitkan. Hiks... Maura menunduk, meratapi nasibnya sekarang. Maura kemudian
menatap April. April hanya tersenyum meremehkan Maura.
Prill.. Kalau emang kamu yang terbaik, jaga Bisma. Aku gak bakalan bisa jagain
Bisma lagi. Cinta aku bakalan pergi jauh. Cuma kamu, yang bisa jagain Bisma. Jaga Bisma,
buat aku.
Gue gak peduli. April beranjak berdiri, kemudian gadis itu pergi meninggalkan
Bisma dan Maura. Bisma membiarkan April pergi.
Tes.
Air mata Bisma jatuh saat itu juga. Bisma sekarang ngerasain penderitaan yang Maura
rasain selama ini.
Aku ngerasain penderitaan penderitaan yang kamu rasain. Aku juga ngerasain,
sakitnya kamu diduakan Maura menghapus air mata Bisma.
Kamu gak perlu nangis. Kamu gak perlu menyesal. Karena selama ini, penyesalan
kamu emang selalu terakhirkan? Dan sekarang mungkin penyesalan kamu, bakalan jadi yang
terakhir, buat selamanya. Aku yakin, ini penyesalan terakhir kamu buat aku, setelah aku pergi
nanti.
Mungkin ini bukan pertemuan kita yang terakhir. Tetapi ini, kenangan kita yang
terakhir Maura tersenyum manis. Maura memegang tangan Bisma yang berada dipipinya
Aku udah maafin kamu. Aku bakalan pergi jauh, kamu disini aja. Kamu gak boleh
ikut aku, aku bakalan nemuin kamu lagi, suatu saat nanti.
Kita putus kan? Aku pergi, jaga diri kamu baik-baikBisma menggelengkan
kepalanya.
Enggak Ra, kita gak putus. Kamu ngomong apasih? Jangan ngelantur Ra!! Aku gak
suka!! Kamu bakalan jadi Maura-nya aku, selamanya. Kamu bakalan disini, selamanya.
Kamu gak boleh pergi!!
Kita gak putus? Iya Bis. Aku gak ngelantur, aku ngomong apa adanya. Aku bakalan
pergi ninggalin kamu, selamanya. Semoga kamu bahagia. Aku cinta kamu. Aku sayang
kamu. Bisma Karisma. Maura berlari meninggalkan Bisma. Maura bahkan tidak bisa
menahan air matanya lagi, untuk menangis sejadi-jadinya.
MAURA!! JANGAN TINGGALIN AKU!!
Maura tetap meninggalkan Bisma. Maura berjalan memasuki mobilnya, dan
meninggalkan Bisma sendirian. Bisma menangis, dan Maura... Maura menangis sejadijadinya disana.
***
Maura. Pekik Bisma kaget. Bisma saat ini melihat Maura berdiri didepan rumahnya.
Keadaannya terlihat acak-acakan. Wajahnya tersenyum manis, tapi kelihatan pucat.
Kamu kenapa sayang? Malem-malem gini tumben kerumah aku, kenapa? Bisma
mengusap rambut Maura. Maura hanya diam, tak lupa memberikan senyuman manisnya.
Bisma mengerutkan keningnya.
Kamu sakit sayang? Aku anter pulang yuk?Bisma meraih tangan Maura. Maura
menggeleng, kali ini wajahnya terlihat sedih.
Bisma tersenyum. Kamu gak mau? Yaudah yuk masuk. Aku buatin teh anget,
kayaknya kamu kedinginan deh, cuaca malem ini lumayan dingin. Bisma menuntun Maura
masuk kedalam rumahnya. Kemudian, Bisma mendudukkan Maura disofa ruang tamunya.
Aku buatin teh anget dulu ya, biar kamu gak kedinginan. Tunggu ya. Bisma
beranjak dari duduknya. Sebelum itu, Bisma menyempatkan mencium kening Maura sekilas,
lembut, hangat.
I Love You Bisma menghilang, menuju dapur rumahnya. Saat ini Bisma terlihat
asyik membuat teh untuk kekasihnya itu. Bisma tersenyum tipis, tapi dalam hatinya ia
merasakan sesuatu yang mengganjal.
Drrtt... Drrtt... Drrtt...
Ponsel Bisma bergetar, segera mungkin ia mengangkatnya. Disana tertera nama
Morgan. Kakak Maura. ngapain Morgan malem-malem nelpon gue? Apa jangan-jangan
nyariin Maura lagi? pikir Bisma.
Hallo, Gan
..............................
Kenapa? Siapa yang sakit Gan?
..............................
Gan!! Lo serius!! Jangan ngasih info yang gak jelas gitu, siapa yang kecelakaan?
..............................
Mau-Maura? Gan lo jangan becanda deh!! Candaan lo gak lucu. Serius!!
..............................
Lo apa-apaan sih!! Maura sekarang ada dirumah gue!! Gue lagi buatin dia teh
anget!! Lo gila? Maura belum mati!!
..............................
PRANG
Ponsel Bisma saat itu terjatuh. Bisma diam mematung. Matanya berkaca-kaca. Bisma
takut, ini beneran terjadi. Bisma segera berjalan menuju ruang tamu, tempat Maura duduk
tadi. Kosong. Sama sekali tidak ada Maura disana.
Ra, Maura.... Kamu dimana sayang? Kamu jangan pergi becanda Ra, Maura!! Ini
gak lucu!! teriak Bisma keras. Tes. Air matanya jatuh saat itu juga.
MAURAA!!
***
Tes. Sedari tadi air mata lelaki ini terus menetes membasahi pipinya. Matanya
bengkak, sembab. Semalaman ia tidak tidur sama sekali. Ini benar-benar diluar dugaannya.
Lelaki itu menatap gundukan tanah merah dihadapannya. Memeluk dan mencium batu nisan
yang bertuliskan Maura Emily Sheerina.
Ra.... Kenapa kamu tinggalin aku, sayang? Kenapa kamu tinggalin aku sendirian?
Ra, maafin aku. Bisma. Lelaki ini menangis sejadi-jadinya. Disampingnya terdapat kedua
orang tua Bisma dan kedua orang tua Maura. Mereka ikut meneteskan air mata.
Bis, kamu masih mau disini? Papa, mama sama yang lain pulang ya, ikhlasin Maura,
Bis. Om Karyana menepuk pundak anaknya. Bisma hanya diam melamun sambil
memandang kearah nisan Maura. Sedetik kemudian, mereka pulang meninggalkan Bisma
sendirian yang masih terpuruk. Kini, Bisma hanya bisa menangis dan menangis.
Tes. Air mata Bisma makin menetes tatkala mengingat perkataan Maura, saat
mengetahui kalau dirinya selingkuh. Bisma semakin merasa bersalah. Bisma ingin mengutuk
dirinya sendiri. Bisma kejam, itulah kata-kata terakhir, dan terlalu menyakitkan untuk
dikenang.
Sayang, aku jahat, aku kejam. Aku nyesel bangat udah duain kamu. Sayang, aku
takut sendirian. Aku butuh kamu, aku cinta kamu, aku sayang kamu. Sayang, kamu jahat
udah ninggalin aku. Kamu uda bikin aku nangis. Percuma, nangis darah pun gak bakalan bisa
ngembaliin kamu, sayang. Sayang.... Maura Emily Sheerina. Bisma memeluk nisan Maura.
Sungguh miris, Bisma sepertinya sangat terpukul melihat kekasihnya sudah pergi jauh.
Hanya tinggal kenangan.
***
Lelaki ini tengah duduk dikasurnya. Tepatnya di bibir kasurnya. Tatapan matanya
kosong. Lalu lelaki ini berjalan menuju rak buku mengambil sesuatu. Bisma mengambil
secarik kertas putih dengan bercak darah dan sebuah boneka teddy bear I Love You itu
yang ia dapatkan dari Morgan. Kakak maura.
Bisma memejamkan matanya. Menahan sesak didalam dadanya. Bisma menatap
kertas putih denga bercak darah, dan memeluk boneka teddy bear  I Love You yang pernah
ia berikan kepada Maura. Bisma mulai membuka kertas itu. Siap, apapun itu tulisannya.
Dear, Bisma Karisma
Sayang, mungkin disaat kamu baca surat ini, aku udah gak ada disampingmu lagi.
Bis, aku... aku saki. Tubuh aku sakit semua, aku udah gak sanggup lagi buat bertahan. Bis..
aku capek. Aku mau, kenangan kita bakal selalu kamu kenang. Jangan lupain aku, Bis. Walau
aku tau, titik jenuh kamu itu aku. Aku gak bisa suat kamu bahagia, bahkan sekarang dan
selamanya. Aku gak bisa disamping kamu lagi. Tapi kamu percaya, cinta aku nyata Bis.
Dihati kamu. Simpan nama dan cinta aku buat kamu. Sekalipun nanti kamu bakalan nemuin
pendamping hidup kamu yang baru. Maaf, aku gak bisa jadi istri kamu kelak, aku uda jauh
ninggalin kamu duluan. Aku mohon jangan nangis, hapus air mata kamu. Dan aku mohon
ikhlasin aku pergi. Arghh, Bis tubuh aku sakit, hiks.. aku gak kuat lagi. Aku pergi ya Bis.
Terakhir, ingetin anniversary kita but bualn keduannya sayang, kamu jangan lupain
aku. Aku memang gak nyata lagi. Tapi aku nyata dihati kamu. Aku harap dibulan kedua ini
kamu jadiin ini kenangan terindah. Jangan ada air mata, walaupun aku uda gak disamping
kamu lagi. Aku tau ini sakit, sulit untuk kamu terima. Tapi, inilah takdir. Aku tau dibulan
kedua ini menyadihkan, aku pergi ninggalin kamu buat selamanya. Arrggh.. Bis, Aku.. aku
pergi ya? Cari aku nanti disurga, setelah aku jadi bidadari surga. Doain aku selalu. Jangan
pernah menyesal , jangan mikirin kejadian itu lagi. Aku udah maafin kamu, tulus. Aku cinta
kamu. Aku sayang kamu. Ich Liebe Dich.
Maura, sayang Bisma
Tes. Air mata Bisma menetes dan menetes. Kamu gimana sih, Ra? Hemm? Kamu
nyuruh aku buat gak nangis? Kamu sendiri yang bikin aku nagis terus Ra, aku mikirin semua
yang uda aku lakuin, sampai bikin kamu sakit. Ra.. bisma meremas kertas bercak darah itu.
Bisma mengingat semua memori hidupnya , cintanya, tentang Maura. Semua hilang,
seperti mimpi. Padahal ini bukan mimpi , ini nyata. Bisma mengingat-ingat saat merayakan
bulan pertama jadian-nya dengan Maura. Sakit ya Tuhan..
Bulan kedua aku, tanpa kamu sayang.. Bisma berharap ini cuma mimpi. Tapi ini
takdir, takdir yang memisahkan Bisma dan Maura.
Happy.... happy aniversary yang kedua sayang. Seselamat bubuat bulan
keduanya. Kamu jangan lupain aku, karna aku gak bakalan pernah lupain kamu. Bulan kedua,
dua hati, dua jari. Bulan kedua, hati aku dan kamu. Hati kamu disurga, dan hati aku didunia. I
love you, Ra. Ich liebe dich, Ra. Selamat tanggal 27, sayang. Aku gak bakalan lupain kamu,
kamu yang pertama dan terakhir. Bisma memeluk boneka teddy bear itu, Bisma
memejamkan matanya, air matanya masih menetes.
Selamat bulan kedua sayang, hati aku disini. Hati kita bakalan tetap bersatu,
meskipun aku udah gak didunia lagi. Aku cinta kamu, Bayangan Maura mencium Bisma
sekilas. Bisma membuka matanya,sedetik kemudian Bisma tersenyum. Bisma dapat
merasakan ada Maura disampingnya. Bisma yakin, walaupun Maura pergi jauh, tetapi hati
Maura selalu didekat Bisma.
Sayang, aku tau kamu ada disini. Makasih udah jagain aku, tetap disisi aku Ra.
Bisma tersenyum menatap figura fotonya bersama Maura, kemudian Bisma menciumnya.
Maura disana, tersenyum. Ini nyata, walau menyakitkan. :)

***The End***

More Related Content

Ich liebe dich

  • 1. Ich Liebe Dich (By: Nur Luthfiah) Happy anniversary one month sayang. Selamat untuk bulan pertama. Walaupun masih seumur jagung, tapi aku harap ini awal yang baik dengan cinta yang kekal abadi, langgeng ya kamu sama aku Bis. Sayang kamu.. gadis itu tersenyum sambil memegang tangan kekasih nya Bis. Senyumnya pun makin merekah. Amin ya Allah, makasih buat hadiahnya aku suka.. Aku cinta sama kamu Ra, sayang banget.. Yaps!! Hari ini adalah anniv mereka. Maura dan Bisma. Maura menghadiahi Bisma sebuah snapback. Simple. Tapi, artinya banyak banget. Bisma memeluk Maura erat. Maura pun membalas pelukan Bisma. Nyaman. Hangat. Itulah yang dirasakan Maura. Sama-sama Bis, maaf ya kalau hadiah dari aku gak seperti yang kamu harapin, aku suka simple. Contohnya snapback ini, walaupun gak seberapa, tapi ini punya kenangan berarti buat aku sendiri, semoga kamu juga.. Gapapa sayang , ini udah makasih banget, aku gak pernah mikirin barang yang mewah. Aku juga suka yang simple. Yang mewah terkadang gak menjamin, percuma. Simple, tapi abadi selamanya Maura tersenyum haru mendengar ucapan Bisma. Oh iya, bisa pejamin mata kamu bentar? Maura mengerutkan keningnya bingung. Emang kenapa? Adadeh, pejamin aja mata kamu Tak banyak bicara lagi Maura langsung memejamkan matanya rapat-rapat. Bisma berjalan menuju bangku yang tak jauh dari tempat ia tadi. Lelaki itu mengambil sesuatu. Buka mata kamu.. DEG!!!! Jantung Maura berdetak kencang. Hal yang pertama ia lihat adalah boneka teddy bear yang diperutnya terdapat sebuah bantal berbentuk love yang bertuliskan I Love You. Romantis. Happy anniversary yang pertama sayang. Pertama gak jadi masalah, asal mengerti satu sama lain. Langgeng ya kamu sama aku-nya. Ini buat kamu. Simple, tapi berkesan. Cinta gak memandang bulu, kaya atau miskin. Sama halnya dengan cinta kita.Aku cinta sama kamu Ra, ada ataupun gak adanya kamu.. Bisma tersenyum manis. Teddy bear itu masih setia berada didepan dada Bisma. Ukurannya sedang, Maura mulai meraih teddy bear tersebut, kemudian dipeluknya erat. Bisma hanya bisa tersenyum dan tersenyum. Maura berhambur memeluk Bisma, masih dengan teddy bear yang juga ia peluk. Bisma membalas pelukan Maura dan mengusap rambutnya pelan. Malam yang indah,
  • 2. bintang-bintang bersinar dengan terangnya seakan menjadi saksi bisu kisah cinta mereka. Walaupun hanya disebuah taman dengan perayaan yang sangat sederhana, tapi sangat berkesan. *** Lelaki tampan ini dengan santainya berjalan dan dengan cool-nya berjalan di koridor dekat kampus sambil sedikit merapikan rambutnya yang berantakan. Ntah kurang hati-hati atau terlalu terburu-buru, lelaki tampan itu menabrak seseorang. BRUKK! Lelaki ini sama sekali tidak jatuh , hanya saja perempuan yang ditabraknya jatuh bersama buku bawaannya yang berserakan dilantai. Eh.. maaf gue gak sengaja, gue lagi buru-buru Lelaki itu membantu membereskan buku yang berserakan dilantai tanpa melihat siapa perempuan dihadapannya. Bisma.. Lelaki yang dipanggil Bisma itu mendongakkan wajahnya. Sedetik kemudian matanya melotot sempurna. Ini nyata? Sungguh? Oh tidak!! April? Pekik lelaki itu kaget, yang tak lain dan tak bukan adalah Bisma. Ternyata perempuan yang ditabrak Bisma adalah April, cinta pertamanya. Perempuan itu sempat mengisi kekosongan hati Bisma. Memang, April dan Bisma dulu pernah pacaran. Mereka bagaikan Romeo and Juliet. Bisma sangat mencintainya. Tapi itu dulu. Sebelum kejadian dicafe terjadi. Ia melihat kekasihnya sedang bercumbu dengan pria lain, Reza. Musuh bebuyutan Bisma. Amarah Bisma menggebu-gebu. Sakit. Hancur. Itulah yang ia rasakan saat melihat wanita yang sangat ia cintai menghianatinya. Ngapain lo disini? Masih berani lo muncul dihadapan gue? Hah? Bisma, lelaki itu dengan sinisnya mencecar gadis di hadapannya itu. Aku... Aku kuliah disini Bis. Maaf Bis, aku gak bermaksud buat kamu marah Ck. Terus urusannya sama gue? Udah, gue muak ngeliat lo lagi, jangan pernah muncul dihadapan gue. Bisma meninggalkan April sendiri, tapi lengan Bisma dicegah oleh April. Bis, hiks.. Aku nyesel Bis selingkuhin kamu, aku berubah Bis, semua ini demi kamu. Kamu gak tau kan sakitnya aku? Aku menghilang selama ini demi kamu Bis. Hiks.. hiks.. April memegang tangan Bisma sambil menangis. Bisma? Ia hanya bisa diam. Entah kenapa, perasaan Bisma..... Ikut aku Bis... April menarik tangan Bisma. Tak ada berontakan dari Bisma. Aku bakalan bikin dia hancur sehancur-hancurnya batin April. Bingo!! Ternyata semua perkataannya hanya palsu belaka. Ia hanya ingin membuat hubungan Bisma-Maura hancur.
  • 3. *** Kini Bisma sedang berada dimobilnya. Pandangannya lurus kedepan, datar, seperti sedang memikirkan sesuatu. Pikirannya melayang jauh ntah kemana. Aku masih cinta sama kamu Bis. Aku gak bohong, aku serius berubah demi kamu. Semua aku lakuin demi kamu Bisma. Aku rela sakit, aku rela diduain, asal kamu balik sama aku. Aku dulu khilaf Bisma, aku bener-bener nyesel ngeduain kamu. Aku.. aku hancur Bisma hiks...hiks... Kamu mau kan Bis? Aku mohon maafin aku. Masih terngiang jelas ucapan April tadi pagi dikampus. Bisma masih meresapi setiap perkataan April. Ntahlah, Bisma seakan hanyut dengan perkataan April. Bisma saat ini ragu, bimbang. *** Maaf sayang, aku telat. Bosen ah, bikin sebel kamu-nya Bis. Bisma dan April. Yaps!! Sejak kejadian dikampus beberapa hari yang lalu, Bisma memutuskan untuk menerima April menjadi kekasihnya. Ia tahu bahkan sangat tahu kalau perbuatannya ini sangat menyakiti hati Maura. Jujur, ia masih mencintai April, tapi ia juga tidak mau kehilangan Maura. Aneh. Saat ini mereka sedang berada disebuah cafe yang ada dikota Bandung. Sejak tadi, Maura berkali-kali menghubungi Bisma, tapi tidak dihiraukan oleh Bisma. Ia malah asyik berduaan dengan April. Bahkan Bisma tidak teringat apapun tentang Maura. *** Ra.. Maura mendongakkan kepalanya. Dihadapannya kini sudah ada Bisma. Maura berjalan menunduk. Bisma sudah staydidepan teras rumahnya. Kenapa? Tanya Maura lirih, acuh tak acuh. Matanya terlihat sembab. Kamu, kenapa? Bisma memegang pipi Maura, tapi Maura menepisnya pelan. Kamu marah sama aku? Bisma sejenak mengingat sesuatu.Mulai dari BBM yang tak dibalasnya, SMS, telpon, dan lain-lain. Peduli apa kamu? Maura tersenyum sinis, meremehkan Bisma. Kamu sibukkan sama kuliah kamu? Sampai-sampai BBM bahkan SMS aku gak kamu bales, telpon dari aku juga, tau kok aku Maura memalingkan wajahnya, enggan menatap Bisma.
  • 4. Ra, bukan gitu. Aku bisa jelasin... Udahlah Bis, aku capek mau istirahat Maura membalikkan badannya beranjak memasuki rumahnya. Kamu berubah Ra.. Lirih Bisma. Seketika itu Maura menghentikan langkahnya. Maura menatap Bisma tajam. Berubah? Hey Bisma, bukannya anda yang berubah. Lucu. Aku gak pernah berubah Bis. Kamu yang berubah, kamu yang jauhin aku. Kamu bukan Bisma yang aku kenal. Aku gak kenal Bisma yang sekarang. Bahkan aku gak tau kenapa kamu jadi gini Maura berusaha kuat manahan air matanya. Maura tak mau menangis dihadapan Bisma. Bisma hanya diam. Rasa bersalah itu muncul lagi didalam benak pikiran Bisma. Aku sayang sama kamu Bis. Kalau kamu bosen pacaran sama aku, bilang ya. Biar kita putusnya baik-baik. Aku bakalan benci, marah sama kamu, kalau kamu bohong sama aku. Jujur, walau itu menyakitkan. DEG!! Kata-kata itu. Kata-kata yang makin membuat Bisma bersalah. Bisma menggelengkan kepalanya. Maura hanya tersenyum dan tersenyum. Ra.. Kamu pulang, aku mau istirahat. Kemudian Maura berjalan memasuki rumahnya. Bisma hanya bisa diam mematung. Bisma memikirkan semua yang telah terjadi. Maura masih bisa tersenyum, padahal Bisma tahu, jauh didalam sana, Maura terpuruk, sakit, hancur. Sangat. *** 087754xxxxxx Bisa kali, lo ke Bober. Ada hal penting yang harus lo tahu. Maura mengerutkan keningnya, bingung. Hal penting, maksudnya? Maura bingung, tiba-tiba ada SMS masuk, gadis itu sama sekali tidak tahu siapa pengirim SMS itu. Tanpa pikir lebih panjang lagi, Maura melangkahkan kakinya keluar kamar untuk pergi. *** DEG.. Aku berharap ini mimpi. Aku berharap, bukan ini kenyataanya. Apa kamu tahu? Ini sakit. Bis-ma.. Lirih Maura dengan deraian air mata. Bisma langsung menghentikan cumbuannya dengan April. Ya, April. Bisma melihat Maura sudah berdiri dihapannya, Bisma melotot kaget. April hanya tersenyum sinis, licik.
  • 5. Maura kamu.... PLAAKK! Maura menampar Bisma kuat. Bisma terdiam, memegang pipinya yang mungkin sebentar lagi akan berbekas merah. Tamparan yang ia terima tak sebanding dengan rasa sakit hatinya Maura. Demi Tuhan ini sakit Bis. Hiks.. hiks Maura menangis sejadi-jadinya Kamu tahu? Sakitnya hati ini melebihi sakitnya apapun. Kamu tahu? Dan aku ngerasain apa yang dulu pernah kamu rasain, diselingkuhin!! Bentak Maura keras. Maafin aku Ra, aku khilaf. Aku tahu aku salah, tapi aku gak tahu kenapa aku senekat ini. Aku bodoh Ra. Ternyata yang aku tahu, aku lebih mencintai kamu Ra, bukan dia, ataupun mereka. Bisma menunduk. Ia sangat mersa bersalah. April hanya menyaksikan mereka berdua. April tersenyum senang. Sungguh, kejam. Kamu bohong!! Aku benci sama kamu Bis!! Aku pernah bilang sama kamu, aku bakalan marah semarah-marahnya, aku bakalan benci sebenci-bencinya, kalau ternyata kamu yang bersalah!! Kamu bohongin aku Bisma. Kamu bikin aku kecewa. Jujur Bisma, walau itu menyakitkan. Hiks... Maura menunduk, meratapi nasibnya sekarang. Maura kemudian menatap April. April hanya tersenyum meremehkan Maura. Prill.. Kalau emang kamu yang terbaik, jaga Bisma. Aku gak bakalan bisa jagain Bisma lagi. Cinta aku bakalan pergi jauh. Cuma kamu, yang bisa jagain Bisma. Jaga Bisma, buat aku. Gue gak peduli. April beranjak berdiri, kemudian gadis itu pergi meninggalkan Bisma dan Maura. Bisma membiarkan April pergi. Tes. Air mata Bisma jatuh saat itu juga. Bisma sekarang ngerasain penderitaan yang Maura rasain selama ini. Aku ngerasain penderitaan penderitaan yang kamu rasain. Aku juga ngerasain, sakitnya kamu diduakan Maura menghapus air mata Bisma. Kamu gak perlu nangis. Kamu gak perlu menyesal. Karena selama ini, penyesalan kamu emang selalu terakhirkan? Dan sekarang mungkin penyesalan kamu, bakalan jadi yang terakhir, buat selamanya. Aku yakin, ini penyesalan terakhir kamu buat aku, setelah aku pergi nanti. Mungkin ini bukan pertemuan kita yang terakhir. Tetapi ini, kenangan kita yang terakhir Maura tersenyum manis. Maura memegang tangan Bisma yang berada dipipinya Aku udah maafin kamu. Aku bakalan pergi jauh, kamu disini aja. Kamu gak boleh ikut aku, aku bakalan nemuin kamu lagi, suatu saat nanti. Kita putus kan? Aku pergi, jaga diri kamu baik-baikBisma menggelengkan kepalanya.
  • 6. Enggak Ra, kita gak putus. Kamu ngomong apasih? Jangan ngelantur Ra!! Aku gak suka!! Kamu bakalan jadi Maura-nya aku, selamanya. Kamu bakalan disini, selamanya. Kamu gak boleh pergi!! Kita gak putus? Iya Bis. Aku gak ngelantur, aku ngomong apa adanya. Aku bakalan pergi ninggalin kamu, selamanya. Semoga kamu bahagia. Aku cinta kamu. Aku sayang kamu. Bisma Karisma. Maura berlari meninggalkan Bisma. Maura bahkan tidak bisa menahan air matanya lagi, untuk menangis sejadi-jadinya. MAURA!! JANGAN TINGGALIN AKU!! Maura tetap meninggalkan Bisma. Maura berjalan memasuki mobilnya, dan meninggalkan Bisma sendirian. Bisma menangis, dan Maura... Maura menangis sejadijadinya disana. *** Maura. Pekik Bisma kaget. Bisma saat ini melihat Maura berdiri didepan rumahnya. Keadaannya terlihat acak-acakan. Wajahnya tersenyum manis, tapi kelihatan pucat. Kamu kenapa sayang? Malem-malem gini tumben kerumah aku, kenapa? Bisma mengusap rambut Maura. Maura hanya diam, tak lupa memberikan senyuman manisnya. Bisma mengerutkan keningnya. Kamu sakit sayang? Aku anter pulang yuk?Bisma meraih tangan Maura. Maura menggeleng, kali ini wajahnya terlihat sedih. Bisma tersenyum. Kamu gak mau? Yaudah yuk masuk. Aku buatin teh anget, kayaknya kamu kedinginan deh, cuaca malem ini lumayan dingin. Bisma menuntun Maura masuk kedalam rumahnya. Kemudian, Bisma mendudukkan Maura disofa ruang tamunya. Aku buatin teh anget dulu ya, biar kamu gak kedinginan. Tunggu ya. Bisma beranjak dari duduknya. Sebelum itu, Bisma menyempatkan mencium kening Maura sekilas, lembut, hangat. I Love You Bisma menghilang, menuju dapur rumahnya. Saat ini Bisma terlihat asyik membuat teh untuk kekasihnya itu. Bisma tersenyum tipis, tapi dalam hatinya ia merasakan sesuatu yang mengganjal. Drrtt... Drrtt... Drrtt... Ponsel Bisma bergetar, segera mungkin ia mengangkatnya. Disana tertera nama Morgan. Kakak Maura. ngapain Morgan malem-malem nelpon gue? Apa jangan-jangan nyariin Maura lagi? pikir Bisma. Hallo, Gan .............................. Kenapa? Siapa yang sakit Gan?
  • 7. .............................. Gan!! Lo serius!! Jangan ngasih info yang gak jelas gitu, siapa yang kecelakaan? .............................. Mau-Maura? Gan lo jangan becanda deh!! Candaan lo gak lucu. Serius!! .............................. Lo apa-apaan sih!! Maura sekarang ada dirumah gue!! Gue lagi buatin dia teh anget!! Lo gila? Maura belum mati!! .............................. PRANG Ponsel Bisma saat itu terjatuh. Bisma diam mematung. Matanya berkaca-kaca. Bisma takut, ini beneran terjadi. Bisma segera berjalan menuju ruang tamu, tempat Maura duduk tadi. Kosong. Sama sekali tidak ada Maura disana. Ra, Maura.... Kamu dimana sayang? Kamu jangan pergi becanda Ra, Maura!! Ini gak lucu!! teriak Bisma keras. Tes. Air matanya jatuh saat itu juga. MAURAA!! *** Tes. Sedari tadi air mata lelaki ini terus menetes membasahi pipinya. Matanya bengkak, sembab. Semalaman ia tidak tidur sama sekali. Ini benar-benar diluar dugaannya. Lelaki itu menatap gundukan tanah merah dihadapannya. Memeluk dan mencium batu nisan yang bertuliskan Maura Emily Sheerina. Ra.... Kenapa kamu tinggalin aku, sayang? Kenapa kamu tinggalin aku sendirian? Ra, maafin aku. Bisma. Lelaki ini menangis sejadi-jadinya. Disampingnya terdapat kedua orang tua Bisma dan kedua orang tua Maura. Mereka ikut meneteskan air mata. Bis, kamu masih mau disini? Papa, mama sama yang lain pulang ya, ikhlasin Maura, Bis. Om Karyana menepuk pundak anaknya. Bisma hanya diam melamun sambil memandang kearah nisan Maura. Sedetik kemudian, mereka pulang meninggalkan Bisma sendirian yang masih terpuruk. Kini, Bisma hanya bisa menangis dan menangis. Tes. Air mata Bisma makin menetes tatkala mengingat perkataan Maura, saat mengetahui kalau dirinya selingkuh. Bisma semakin merasa bersalah. Bisma ingin mengutuk dirinya sendiri. Bisma kejam, itulah kata-kata terakhir, dan terlalu menyakitkan untuk dikenang. Sayang, aku jahat, aku kejam. Aku nyesel bangat udah duain kamu. Sayang, aku takut sendirian. Aku butuh kamu, aku cinta kamu, aku sayang kamu. Sayang, kamu jahat udah ninggalin aku. Kamu uda bikin aku nangis. Percuma, nangis darah pun gak bakalan bisa
  • 8. ngembaliin kamu, sayang. Sayang.... Maura Emily Sheerina. Bisma memeluk nisan Maura. Sungguh miris, Bisma sepertinya sangat terpukul melihat kekasihnya sudah pergi jauh. Hanya tinggal kenangan. *** Lelaki ini tengah duduk dikasurnya. Tepatnya di bibir kasurnya. Tatapan matanya kosong. Lalu lelaki ini berjalan menuju rak buku mengambil sesuatu. Bisma mengambil secarik kertas putih dengan bercak darah dan sebuah boneka teddy bear I Love You itu yang ia dapatkan dari Morgan. Kakak maura. Bisma memejamkan matanya. Menahan sesak didalam dadanya. Bisma menatap kertas putih denga bercak darah, dan memeluk boneka teddy bear I Love You yang pernah ia berikan kepada Maura. Bisma mulai membuka kertas itu. Siap, apapun itu tulisannya. Dear, Bisma Karisma Sayang, mungkin disaat kamu baca surat ini, aku udah gak ada disampingmu lagi. Bis, aku... aku saki. Tubuh aku sakit semua, aku udah gak sanggup lagi buat bertahan. Bis.. aku capek. Aku mau, kenangan kita bakal selalu kamu kenang. Jangan lupain aku, Bis. Walau aku tau, titik jenuh kamu itu aku. Aku gak bisa suat kamu bahagia, bahkan sekarang dan selamanya. Aku gak bisa disamping kamu lagi. Tapi kamu percaya, cinta aku nyata Bis. Dihati kamu. Simpan nama dan cinta aku buat kamu. Sekalipun nanti kamu bakalan nemuin pendamping hidup kamu yang baru. Maaf, aku gak bisa jadi istri kamu kelak, aku uda jauh ninggalin kamu duluan. Aku mohon jangan nangis, hapus air mata kamu. Dan aku mohon ikhlasin aku pergi. Arghh, Bis tubuh aku sakit, hiks.. aku gak kuat lagi. Aku pergi ya Bis. Terakhir, ingetin anniversary kita but bualn keduannya sayang, kamu jangan lupain aku. Aku memang gak nyata lagi. Tapi aku nyata dihati kamu. Aku harap dibulan kedua ini kamu jadiin ini kenangan terindah. Jangan ada air mata, walaupun aku uda gak disamping kamu lagi. Aku tau ini sakit, sulit untuk kamu terima. Tapi, inilah takdir. Aku tau dibulan kedua ini menyadihkan, aku pergi ninggalin kamu buat selamanya. Arrggh.. Bis, Aku.. aku pergi ya? Cari aku nanti disurga, setelah aku jadi bidadari surga. Doain aku selalu. Jangan pernah menyesal , jangan mikirin kejadian itu lagi. Aku udah maafin kamu, tulus. Aku cinta kamu. Aku sayang kamu. Ich Liebe Dich. Maura, sayang Bisma Tes. Air mata Bisma menetes dan menetes. Kamu gimana sih, Ra? Hemm? Kamu nyuruh aku buat gak nangis? Kamu sendiri yang bikin aku nagis terus Ra, aku mikirin semua yang uda aku lakuin, sampai bikin kamu sakit. Ra.. bisma meremas kertas bercak darah itu. Bisma mengingat semua memori hidupnya , cintanya, tentang Maura. Semua hilang, seperti mimpi. Padahal ini bukan mimpi , ini nyata. Bisma mengingat-ingat saat merayakan bulan pertama jadian-nya dengan Maura. Sakit ya Tuhan.. Bulan kedua aku, tanpa kamu sayang.. Bisma berharap ini cuma mimpi. Tapi ini takdir, takdir yang memisahkan Bisma dan Maura. Happy.... happy aniversary yang kedua sayang. Seselamat bubuat bulan keduanya. Kamu jangan lupain aku, karna aku gak bakalan pernah lupain kamu. Bulan kedua, dua hati, dua jari. Bulan kedua, hati aku dan kamu. Hati kamu disurga, dan hati aku didunia. I love you, Ra. Ich liebe dich, Ra. Selamat tanggal 27, sayang. Aku gak bakalan lupain kamu, kamu yang pertama dan terakhir. Bisma memeluk boneka teddy bear itu, Bisma memejamkan matanya, air matanya masih menetes.
  • 9. Selamat bulan kedua sayang, hati aku disini. Hati kita bakalan tetap bersatu, meskipun aku udah gak didunia lagi. Aku cinta kamu, Bayangan Maura mencium Bisma sekilas. Bisma membuka matanya,sedetik kemudian Bisma tersenyum. Bisma dapat merasakan ada Maura disampingnya. Bisma yakin, walaupun Maura pergi jauh, tetapi hati Maura selalu didekat Bisma. Sayang, aku tau kamu ada disini. Makasih udah jagain aku, tetap disisi aku Ra. Bisma tersenyum menatap figura fotonya bersama Maura, kemudian Bisma menciumnya. Maura disana, tersenyum. Ini nyata, walau menyakitkan. :) ***The End***