ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SCRAMBLE
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Oleh :
Iis Listiani Iryanti, Nedin Badruzzaman, Sumardi
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Pakuan
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan dengan penelitian tindakan kelas,
secara kolaboratif dengan tiga siklus. Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan materi jenis sumber daya alam dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif scramble.
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Medal
Krisna 01, yang berjumlah 31 orang yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan
12 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil
2012/2013.
Hasil penelitian tindakan kelas ini, menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial materi jenis sumber
daya alam dengan menerapkan model pembelajaran scramble. Bahwa
nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I memperoleh 67,41, pada siklus II
memperoleh 69,35 dan pada siklus III memperoleh nilai rata-rata sebesar
80,64. Dalam observasi perilaku siswa juga mengalami peningkatan, pada
siklus I secara keseluruhan memperoleh nilai sebesar 77,5%, pada siklus
II secara keseluruhan memperoleh nilai sebesar 82% dan pada siklus III
secara keseluruhan memperoleh nilai sebesar 83%.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif scramble dapat meningkatkan hasil belajar pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri Medal Krisna 01 Bekasi. Selain meningkatkan hasil belajar, juga
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Kata kunci : pembelajaran kooperatif, scramble, dan Ilmu Pengetahuan
Sosial.
2
Abstract
The research was conducted using classroom action (PTK), in
collaborative with three cycles. The purpose of this study was to improve
students’ learning outcome at grade four in social science. The lesson of
the subject was natural resources. It was thought using scramble
cooperative learning.
The subject of this research is fourth grade students of SDN Medal Krisna
01, there are 31 student consisted of 19 male students and 12 female
students. The research is done it odd semester 2012/2013.
The result of the study showed that, by using scramble cooperative
learning, there is improvement on learning outcome in social science
subject with natural resources as the material of the lesson. The average
value of learning outcome in cycle I was 67.41; cycle II was 69,35, and the
cycle III 80.64. As for the term of students behavior observation in cycle I
was 77,5%, was a value of cycle II 82% and on cycle III was 83%.
The conclusion of this research is the application of scramble cooperative
learning to improve student’s achivement at social science fourth grade
student in Medal Krisna 01 in Bojongmangu-Bekasi. The result of the
study also showed that this learning method also can improve students’
activity in learning.
Key words: cooperative learning, scramble, and social science.
Pendahuluan
Kondisi pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Medal
Krisna 01 Bekasi, proses
pembelajarannya dirasa masih
kurang menarik, karena siswa
tidak diberi kesempatan untuk
ikut gabung dalam proses
pembelajaran, siswa cenderung
masih diam tidak aktif, karena
model atau metode yang
digunakan guru kurang
menyenangkan. Hal ini
menyebabkan siswa cenderung
pasif. Sehingga pemahaman
siswa kurang yang berdampak
terhadap rendahnya hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial.
Hal ini dapat dilihat
berdasarkan hasil observasi awal
yang dilakukan ke Sekolah Dasar
Negeri Medal Krisna 01
Kabupaten Bekasi, hasil belajar
yang dicapai siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial dengan materi jenis
sumber daya alam kelas IV, dari
31 siswa yang belum mencapai
KKM sebesar 65 ada 18 orang,
yaitu 7 siswa perempuan dan 10
siswa laki-laki. Maka dari 31
siswa yang sudah mencapai KKM
sebesar 41,93%.
Alasan penulis memilih
menggunakan model
pembelajaran kooperatif
scramble menjadi salah satu
2
upaya meningkatkan hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial
terutama pada materi jenis
sumber daya alam, karena
dengan model pembelajaran
kooperatif scramble siswa secara
langsung diajak untuk aktif dalam
pembelajaran. Keunggulan
pelaksanaan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan
menggunakan model
pembelajaran kooperatif
scramble ini, bertujuan agar
proses pembelajaran menjadi
aktif, kreatif, dan menyenangkan
sehingga siswa akan tertarik,
termotivasi dan menumbuhkan
rasa ingin tahunya terhadap
sesuatu yang dipelajarinya.
Berdasarkan uraian di
atas, dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah Apakah
penerapan model pembelajaran
kooperatif scramble dapat
meningkatkan hasil belajar pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri Medal Krisna 01
Bekasi?
Kemampuan yang
diperoleh seseorang setelah
melakukan kegiatan belajar
dinamakan hasil belajar. Hasil
belajar menurut Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan dalam
Tim Pengembangan MKDP
(2011:140) adalah hasil belajar
dirumuskan dalam bentuk
kompetensi, yaitu: kompetensi
akademik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi vokasional.
Kompetensi-kompetensi yang
telah disebutkan di atas, sangat
mempengaruhi keberhasilan hasil
belajar siswa. Caroll dalam
Musfiqon (2012:10) yang
menyatakan bahwa hasil belajar
dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu
bakat, kualitas pengajaran,
kemampuan individu, waktu yang
tersedia dan lingkungan.
Berdasarkan kajian
teoretik di atas, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah hasil kemampuan siswa
selama proses pembelajaran
yang didalamnya mencakup
kognitif, afektif dan psikomotorik
yang mempunyai tujuan untuk
mengetahui hasil pencapaian
siswa dalam pembelajaran.
Menurut Kokom
Komalasari (2010:84) telah
berpendapat bahwa model
pembelajaran scramble yaitu
model pembelajaran yang
mengajak siswa mencari jawaban
terhadap suatu pertanyaan atau
pasangan dari suatu konsep
secara kreatif dengan cara
menyusun huruf-huruf yang
disusun secara acak sehingga
membentuk suatu jawaban atau
pasangan konsep. Sedangkan
menurut Suyatno (2009:72)
berpendapat bahwa scramble
adalah suatu metode belajar
yang menggunakan kartu soal
dan kartu jawaban yang
dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan logis. Sehingga
siswa dituntut berpikir kreatif
dalam pembelajaran di dalam
kelas, untuk dapat mengurutkan
kata-kata dalam kunci jawaban
menjadi kata yang logis.
Berdasarkan kajian teoretik di
atas, dapat disintesiskan bahwa
model pembelajaran kooperatif
scramble adalah model
3
pembelajaran yang menyediakan
kartu soal dan kartu jawaban
yang diacak katanya yang dapat
memudahkan siswa dalam
mencari jawaban dan mendorong
siswa untuk belajar mengerjakan
soal tersebut, serta dapat
mendorong siswa untuk dapat
memecahkan masalah dengan
cepat.
Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilm-ilmu sosial,
seperti sosiologi, sejarah,
goegrafi, ekonomi, politik, hukum,
dan ilmu sosial. Menurut
Depdiknas dalam Sri Untari
(2009:7) Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan mata pelajaran
penting yang harus dipelajari di
sekolah. Ilmu Pengetahuan
Sosial adalah bidang studi yang
merupakan paduan dari sejumlah
mata pelajaran sosial. Ilmu-ilmu
sosial yang dipilih dan
disesuaikan bagi penggunaan
program pendidikan di sekolah
atau bagi kelompok belajar
lainnya yang sederajat menurut
Soewaryo Wangsanegara
(1986:4).
Ilmu Pengetahuan Sosial
juga mempunyai tujuan
pembelajaran seperti yang telah
dikemukakan oleh Gross dalam
Aini Indriasih (2011:24) adalah
untuk mempersiapkan siswa
menjadi warga negara yang baik
dalam kehidupan di masyarakat
dan untuk mengembangkan
kemampuan siswa menggunakan
penalaran dalam mengambil
keputusan setiap masalah yang
dihadapi. Berdasarkan kajian
teoretik, dapat disintesiskan
bahwa jenis sumber daya alam
dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
adalah semua kekayaan alam
yang ada dibumi yang dapat
dimanfaatkan oleh makhluk hidup
dalam menata kehidupannya
dalam masyarakat untuk
mensejahterakan kehidupannya.
Metode Penelitian
Adapun tujuan penelitian
tindakan kelas ini adalah untuk
mengetahui penerapan model
pembelajaran kooperatif
scramble dalam meningkatkan
hasil belajar pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Medal Krisna 01 Bekasi. Tempat
penelitian ini dilaksanakan di
SDN Medal Krisna 01 semester I
Tahun Pelajaran 2012/2013,
Kecamatan Bojongmangu,
Kabupaten Bekasi, dengan
subyek penelitian berjumlah 31
siswa, yang terdiri dari 12 siswa
perempuan dan 19 siswa laki-
laki. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes tertulis untuk hasil
belajar dengan menggunakan
instrumen berupa butir soal yang
berjumlah 10 soal, observasi
untuk mengamati proses
pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar
observasi dan studi dokumentasi
untuk bukti nyata dalam
pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan kamera.
Analisis data yang
digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini menggunakan
analisis deskriptif sederhana,
data yang akan dikumpulkan oleh
peneliti adalah data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah nilai yang
4
diperoleh dari hasil evaluasi
belajar siswa.
Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian
tindakan kelas, dilaksanakan
sebanyak tiga siklus dengan
masing-masing siklus satu
pertemuan. Pelaksanaan pada
masing-masing siklus, terdapat
empat tahapan, yaitu: 1)
Perencanaan Tindakan
(planning), pada tahap ini peneliti
mempersiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran,
Silabus, program semester,
lembar kegiatan siswa, bahan
ajar, uji kompetensi siswa,
penilaian kinerja guru, dan
lembar observasi aktivitas siswa,
2) Pelaksanaan Tindakan, dalam
tahap ini peneliti
melaksanakannya harus sesuai
dengan yang sudah
direncanakan sebelumnya, 3)
Observasi, pada tahap ini
dilakukan oleh tim kolabolator
dengan menilai dan mengamati
lembar observasi aktivitas siswa
dan lembar penilaian
pelaksanaan pembelajaran guru,
4) Refleksi, pada tahap ini
dilakukan oleh tim kolabolator
dan peneliti untuk berdiskusi
kekurangan yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran.
Temuan Penelitian
Prapenelitian
Prapenelitian, dilakukan
dengan memberikan tes awal
kepada siswa sebelum
menerapkan model pembelajaran
kooperatif scramble. Tes awal ini
dilakukan dengan tujuan sebagai
bahan acuan kemampuan para
siswa, dalam pembelajaran
sebelum penelitian dilakukan.
Hasil yang diperoleh pada tes
awal siswa dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 1
Ketercapaian Tes Awal Siswa
N
o
Keteranga
n
Frekue
nsi
Persentase
1 Tuntas 13 41,93%
2
Belum
Tuntas
18 58,06%
Jumlah 31 100%
Berdasarkan tabel di atas,
menunjukkan bahwa siswa yang
sudah mencapai KKM 65
sebanyak 13 siswa atau 41,93%,
sedangkan siswa yang belum
mencapai KKM sebanyak 18
siswa atau 58,06%.
Siklus I
Pada siklus I, nilai rata-
rata Ilmu Pengetahuan Sosial
dengan materi jenis sumber daya
alam siswa lebih baik dibanding
dengan hasil belajar siswa pada
tes awal yang belum menerapkan
model pembelajaran kooperatif
scramble. Nilai rata-rata siswa
pada siklus I dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 2
Ketercapaian Hasil Belajar
Siklus I
N
o
Keterang
an
Frekue
nsi
Persenta
se
1 Tuntas 19 61,29%
2
Belum
Tuntas
12 38,70%
Jumlah 31 100%
Berdasarkan tabel di atas,
siswa pada siklus I memperoleh
nilai rata-rata sebesar 62,25
dengan siswa yang sudah
mencapai KKM sebanyak 19
siswa atau 61,27% dan yang
5
belum mencapai KKM sebanyak
12 siswa atau 38,70%. Walaupun
terjadi peningkatan pada hasil
nilai rata-rata siklus I yang sudah
mencapai KKM sebesar 65
namun ketuntasan siswa belum
mencapai KKM 75%. Maka
diperlukan perbaikan pada siklus
selanjutnya.
Hasil nilai rata-rata siswa
yang meningkat pada siklus I, itu
dikarenakan adanya peningkatan
penilaian pelaksanaan
pembelajaran guru dalam
pembelajaran dan aktivitas siswa
dalam belajar, hal ini dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Gambar 1. Hasil Penilaian
Pelaksanaan Pembelajaran
Guru dan Aktivitas Siswa
Siklus I
Siklus II
Pada siklus II, nilai rata-
rata Ilmu Pengetahuan Sosial
dengan materi jenis sumber daya
alam siswa lebih baik dibanding
pada siklus I, hal ini dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3
Ketercapaian Hasil Belajar
Siklus II
N
o
Keterang
an
Frekue
nsi
Persenta
se
1 Tuntas 22 71%
2
Belum
Tuntas
9 29%
Jumlah 31 100%
Berdasarkan tabel di atas,
siswa pada siklus II memperoleh
nilai rata-rata sebesar 69,35
dengan siswa yang sudah
mencapai KKM sebanyak 22
siswa atau 71% dan yang belum
mencapai KKM sebanyak 9 siswa
atau 29%. Meskipun nilai rata-
rata pada siklus II sudah
mencapai KKM 65, tetapi nilai
ketuntasan belum memperoleh
KKM 75%. Maka diperlukan
adanya perbaikan pada siklus
selanjutnya.
Selian hasil belajar yang
meningkat pada siklus II,
penilaian pelaksanaan
pembelajaran guru dan aktivitas
siswa di dalam kelas juga
mengalami peningkatan, hal ini
disebabkan karena guru lebih
banyak melibatkan siswa dalam
pembelajaran, guru lebih
memotivasi siswa dan lebih jelas
terhadap pemberian arahan
kepada siswa. Dapat dilihat pada
gambar diagram di bawah ini:
Gambar 2. Hasil aktivitas siswa
dan penilaian pelaksanaan
pembelajaran guru siklus II.
78,00%
80,00%
82,00%
84,00%
79,66%
82,00%
Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Aktivitas Siswa
77,40%
77,50%
77,60%
77,58
% 77,50
%
Penilaian Pelaksanaan…
6
Siklus III
Hasil evaluasi pada siklus
III, mengalami peningkatkan yang
sangat memuaskan. Hal ini dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4
Ketercapaian Hasil Belajar
Siklus III
N
o
Keterang
an
Frekue
nsi
Persenta
se
1 Tuntas 28 90,32%
2
Belum
Tuntas
3 9,67%
Jumlah 31 100%
Berdasarkan tabel di atas,
hasil nilai rata-rata yang diperoleh
pada siklus III 80,64, dengan 28
siswa atau 90,32% yang sudah
mencapai KKM dan yang belum
mencapai KKM sebesar 3 siswa
atau 9,67%.
Hasil belajar yang
meningkat pada siklus III ini
disebabkan karena adanya
peningkatan pada penilaian
pelaksanaan pembelajaran guru
dan aktivitas siswa di dalam
kelas, hal ini dikarenakan guru
dan siswa telah melakukan
perbaikan-perbaikan yang
menjadi hasil refleksi pada
masing-masing siklus. Maka
penelitian ini dihentikan pada
siklus III. Dapat dilihat pada
gambar diagram di bawah ini:
Gambar 5. Hasil aktivitas siswa
dan penilaian pelaksanaan
pembelajaran guru siklus III.
Pembahasan
Penelitian tindakan kelas
dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif
scramble, hasil penilaian
pelaksanaan pembelajaran guru
di dalam kelas yang dinilai dan
diamati oleh tim kolabolator
ketika melaksanakan penelitian
bahwa setiap siklusnya
mengalami peningkatan. Pada
siklus I hasil yang diperoleh pada
penilaian pelaksanaan
pembelajaran guru sebesar
77,58% dengan kategori
berkualitas, pada siklus II
memperoleh nilai 79,66% dengan
kategori berkualitas dan pada
siklus III memperoleh nilai
82,07% dengan kategori sangat
berkualitas. Dapat dilihat pada
diagram di bawah ini:
Gambar 6. Perbandingan Hasil
Penilaian Pelaksanaan
Pembelajaran Guru Setiap
Siklus.
Dengan meningkatnya
penilaian pelaksanaan
pembelajaran guru, maka
81,50%
82,00%
82,50%
83,00%
83,50%
82,07%
83%
Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
74,00%
76,00%
78,00%
80,00%
82,00%
84,00%
siklus I siklus II siklus III
77,58%
79,66%
82,07%
7
menyebabkan meningkatnya
aktivitas siswa dalam
pembelajaran sehingga
berpengaruh terhadap
meningkatnya hasil belajar siswa.
Adapun hasil dari aktivitas siswa
pada siklus I aktivitas siswa
memperoleh nilai sebesar 77,5%
dengan kategori baik, pada siklus
II memperoleh nilai sebesar 82%
dengan kategori baik, dan pada
siklus III memperoleh nilai
sebesar 83% dengan kategori
sangan baik. Hal ini dapat dilihat
pada diagram di bawah ini:
Gambar 7. Perbandingan Hasil
Aktivitas Siswa Setiap Siklus
Adapun hasil yang
diperoleh adalah pada siklus I
sebesar 67,41 dengan
ketuntasan 61,29%, pada siklus II
sebesar 69,35 dengan
ketuntasan 71%, dan pada siklus
III sebesar 80,64 dengan
ketuntasan 90,32%. Hasil belajar
yang meningkat, dapat dilihat
pada gambar diagram di bawah
ini;
Gambar 8. Perbandingan
Hasil belajar pada setiap
siklus.
Simpulan
Berdasarkan hasil
peneltitian di atas dapat
disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif
scramble dapat meningkatkan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial dengan materi jenis
sumber daya alam pada siswa
kelas IV di Sekolah Dasar Negeri
Medal Krisna 01 Semester I
Tahun Pelajaran 2012/2013
Kecamatan Bojongmangu
Kabupaten Bekasi. Dengan
demikian, hasil penilaian
pelaksanaan pembelajaran guru
dan aktivitas siswa ikut
meningkat.
Daftar Pustaka
Indriasih, Aini. 2011. Penerapan
Quantum Teaching Melalui
Strategi Group Study
Berbantuan Modul. Vol 12
(1), 7 halaman. Tersedia di
Jurnal Pendidikan. LPPM
Universitas Terbuka.
Komalasari, Kokom. 2010.
Pembelajaran
Konstektual. Bandung:
Refika Aditama.
Musfiqon. 2012. Pengembangan
Media dan Sumber
Pembelajaran. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakarya.
Sapriya, dkk. 2009. Konsep
Dasar IPS. Bandung: UPI
PRESS.
74,00%
76,00%
78,00%
80,00%
82,00%
84,00%
siklus I siklus II siklus III
77,50%
82%
83%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
siklus I siklus II siklus III
61,29%
71%
90,32%
8
Suyatno. 2009. Manajemen
Pembelajaran Inovatif.
Jakarta: Masmedia Buana
Pustaka.
Tim Pengembangan MKDP.
2011. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers.
Untari, Sri. 2009. Penerapan
Metode Bervariasi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
IPS Tentang Benua Afrika
Bagi Siswa Kelas VI SD
Karanggeneng I Pada
Semester II Tahun
2003/2004. Vol 2 (2), 9
halaman. Tersedia di Adi
Cendika Jurnal Pendidik
dan Tenaga Kependidikan.
Biodata Penulis
Iis Listiani Iryanti lahir di
Karawang 06 Desember 1990.
Anak tunggal dari pasangan
Bapak Mamad dan Ibu Teti.
Pertama kali bersekolah di
SDN Cintalaksana 1 Kecamatan
Tegalwaru Kabupaten Karawang,
lulus pada tahun 2002, lalu
melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Miftahul Huda dan
lulus pada tahun 2005.
Setelah itu, melanjutkan ke
SMA Negeri 1 Pangkalan
Kecamatan Pangkalan
Kabupaten Karawang selesai
pada tahun 2008. Kemudian
dilanjutkan ke Universitas Pakuan
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar tahun 2012.

More Related Content

Iis listiani iryanti (037108095)

  • 1. 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Oleh : Iis Listiani Iryanti, Nedin Badruzzaman, Sumardi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan dengan penelitian tindakan kelas, secara kolaboratif dengan tiga siklus. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi jenis sumber daya alam dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif scramble. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Medal Krisna 01, yang berjumlah 31 orang yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil 2012/2013. Hasil penelitian tindakan kelas ini, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial materi jenis sumber daya alam dengan menerapkan model pembelajaran scramble. Bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I memperoleh 67,41, pada siklus II memperoleh 69,35 dan pada siklus III memperoleh nilai rata-rata sebesar 80,64. Dalam observasi perilaku siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I secara keseluruhan memperoleh nilai sebesar 77,5%, pada siklus II secara keseluruhan memperoleh nilai sebesar 82% dan pada siklus III secara keseluruhan memperoleh nilai sebesar 83%. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif scramble dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Medal Krisna 01 Bekasi. Selain meningkatkan hasil belajar, juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, scramble, dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
  • 2. 2 Abstract The research was conducted using classroom action (PTK), in collaborative with three cycles. The purpose of this study was to improve students’ learning outcome at grade four in social science. The lesson of the subject was natural resources. It was thought using scramble cooperative learning. The subject of this research is fourth grade students of SDN Medal Krisna 01, there are 31 student consisted of 19 male students and 12 female students. The research is done it odd semester 2012/2013. The result of the study showed that, by using scramble cooperative learning, there is improvement on learning outcome in social science subject with natural resources as the material of the lesson. The average value of learning outcome in cycle I was 67.41; cycle II was 69,35, and the cycle III 80.64. As for the term of students behavior observation in cycle I was 77,5%, was a value of cycle II 82% and on cycle III was 83%. The conclusion of this research is the application of scramble cooperative learning to improve student’s achivement at social science fourth grade student in Medal Krisna 01 in Bojongmangu-Bekasi. The result of the study also showed that this learning method also can improve students’ activity in learning. Key words: cooperative learning, scramble, and social science. Pendahuluan Kondisi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Medal Krisna 01 Bekasi, proses pembelajarannya dirasa masih kurang menarik, karena siswa tidak diberi kesempatan untuk ikut gabung dalam proses pembelajaran, siswa cenderung masih diam tidak aktif, karena model atau metode yang digunakan guru kurang menyenangkan. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif. Sehingga pemahaman siswa kurang yang berdampak terhadap rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan ke Sekolah Dasar Negeri Medal Krisna 01 Kabupaten Bekasi, hasil belajar yang dicapai siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi jenis sumber daya alam kelas IV, dari 31 siswa yang belum mencapai KKM sebesar 65 ada 18 orang, yaitu 7 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Maka dari 31 siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 41,93%. Alasan penulis memilih menggunakan model pembelajaran kooperatif scramble menjadi salah satu
  • 3. 2 upaya meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial terutama pada materi jenis sumber daya alam, karena dengan model pembelajaran kooperatif scramble siswa secara langsung diajak untuk aktif dalam pembelajaran. Keunggulan pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif scramble ini, bertujuan agar proses pembelajaran menjadi aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa akan tertarik, termotivasi dan menumbuhkan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu yang dipelajarinya. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif scramble dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Medal Krisna 01 Bekasi? Kemampuan yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dinamakan hasil belajar. Hasil belajar menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Tim Pengembangan MKDP (2011:140) adalah hasil belajar dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yaitu: kompetensi akademik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi vokasional. Kompetensi-kompetensi yang telah disebutkan di atas, sangat mempengaruhi keberhasilan hasil belajar siswa. Caroll dalam Musfiqon (2012:10) yang menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu bakat, kualitas pengajaran, kemampuan individu, waktu yang tersedia dan lingkungan. Berdasarkan kajian teoretik di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil kemampuan siswa selama proses pembelajaran yang didalamnya mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik yang mempunyai tujuan untuk mengetahui hasil pencapaian siswa dalam pembelajaran. Menurut Kokom Komalasari (2010:84) telah berpendapat bahwa model pembelajaran scramble yaitu model pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep secara kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf yang disusun secara acak sehingga membentuk suatu jawaban atau pasangan konsep. Sedangkan menurut Suyatno (2009:72) berpendapat bahwa scramble adalah suatu metode belajar yang menggunakan kartu soal dan kartu jawaban yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Sehingga siswa dituntut berpikir kreatif dalam pembelajaran di dalam kelas, untuk dapat mengurutkan kata-kata dalam kunci jawaban menjadi kata yang logis. Berdasarkan kajian teoretik di atas, dapat disintesiskan bahwa model pembelajaran kooperatif scramble adalah model
  • 4. 3 pembelajaran yang menyediakan kartu soal dan kartu jawaban yang diacak katanya yang dapat memudahkan siswa dalam mencari jawaban dan mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut, serta dapat mendorong siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan cepat. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilm-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, goegrafi, ekonomi, politik, hukum, dan ilmu sosial. Menurut Depdiknas dalam Sri Untari (2009:7) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran penting yang harus dipelajari di sekolah. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial. Ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya yang sederajat menurut Soewaryo Wangsanegara (1986:4). Ilmu Pengetahuan Sosial juga mempunyai tujuan pembelajaran seperti yang telah dikemukakan oleh Gross dalam Aini Indriasih (2011:24) adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan di masyarakat dan untuk mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap masalah yang dihadapi. Berdasarkan kajian teoretik, dapat disintesiskan bahwa jenis sumber daya alam dalam Ilmu Pengetahuan Sosial adalah semua kekayaan alam yang ada dibumi yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup dalam menata kehidupannya dalam masyarakat untuk mensejahterakan kehidupannya. Metode Penelitian Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif scramble dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Medal Krisna 01 Bekasi. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SDN Medal Krisna 01 semester I Tahun Pelajaran 2012/2013, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, dengan subyek penelitian berjumlah 31 siswa, yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 19 siswa laki- laki. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis untuk hasil belajar dengan menggunakan instrumen berupa butir soal yang berjumlah 10 soal, observasi untuk mengamati proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi dan studi dokumentasi untuk bukti nyata dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan kamera. Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis deskriptif sederhana, data yang akan dikumpulkan oleh peneliti adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah nilai yang
  • 5. 4 diperoleh dari hasil evaluasi belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, dilaksanakan sebanyak tiga siklus dengan masing-masing siklus satu pertemuan. Pelaksanaan pada masing-masing siklus, terdapat empat tahapan, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan (planning), pada tahap ini peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Silabus, program semester, lembar kegiatan siswa, bahan ajar, uji kompetensi siswa, penilaian kinerja guru, dan lembar observasi aktivitas siswa, 2) Pelaksanaan Tindakan, dalam tahap ini peneliti melaksanakannya harus sesuai dengan yang sudah direncanakan sebelumnya, 3) Observasi, pada tahap ini dilakukan oleh tim kolabolator dengan menilai dan mengamati lembar observasi aktivitas siswa dan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran guru, 4) Refleksi, pada tahap ini dilakukan oleh tim kolabolator dan peneliti untuk berdiskusi kekurangan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Temuan Penelitian Prapenelitian Prapenelitian, dilakukan dengan memberikan tes awal kepada siswa sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif scramble. Tes awal ini dilakukan dengan tujuan sebagai bahan acuan kemampuan para siswa, dalam pembelajaran sebelum penelitian dilakukan. Hasil yang diperoleh pada tes awal siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Ketercapaian Tes Awal Siswa N o Keteranga n Frekue nsi Persentase 1 Tuntas 13 41,93% 2 Belum Tuntas 18 58,06% Jumlah 31 100% Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa yang sudah mencapai KKM 65 sebanyak 13 siswa atau 41,93%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 18 siswa atau 58,06%. Siklus I Pada siklus I, nilai rata- rata Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi jenis sumber daya alam siswa lebih baik dibanding dengan hasil belajar siswa pada tes awal yang belum menerapkan model pembelajaran kooperatif scramble. Nilai rata-rata siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2 Ketercapaian Hasil Belajar Siklus I N o Keterang an Frekue nsi Persenta se 1 Tuntas 19 61,29% 2 Belum Tuntas 12 38,70% Jumlah 31 100% Berdasarkan tabel di atas, siswa pada siklus I memperoleh nilai rata-rata sebesar 62,25 dengan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 19 siswa atau 61,27% dan yang
  • 6. 5 belum mencapai KKM sebanyak 12 siswa atau 38,70%. Walaupun terjadi peningkatan pada hasil nilai rata-rata siklus I yang sudah mencapai KKM sebesar 65 namun ketuntasan siswa belum mencapai KKM 75%. Maka diperlukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Hasil nilai rata-rata siswa yang meningkat pada siklus I, itu dikarenakan adanya peningkatan penilaian pelaksanaan pembelajaran guru dalam pembelajaran dan aktivitas siswa dalam belajar, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Gambar 1. Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Guru dan Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Pada siklus II, nilai rata- rata Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi jenis sumber daya alam siswa lebih baik dibanding pada siklus I, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3 Ketercapaian Hasil Belajar Siklus II N o Keterang an Frekue nsi Persenta se 1 Tuntas 22 71% 2 Belum Tuntas 9 29% Jumlah 31 100% Berdasarkan tabel di atas, siswa pada siklus II memperoleh nilai rata-rata sebesar 69,35 dengan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 22 siswa atau 71% dan yang belum mencapai KKM sebanyak 9 siswa atau 29%. Meskipun nilai rata- rata pada siklus II sudah mencapai KKM 65, tetapi nilai ketuntasan belum memperoleh KKM 75%. Maka diperlukan adanya perbaikan pada siklus selanjutnya. Selian hasil belajar yang meningkat pada siklus II, penilaian pelaksanaan pembelajaran guru dan aktivitas siswa di dalam kelas juga mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena guru lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran, guru lebih memotivasi siswa dan lebih jelas terhadap pemberian arahan kepada siswa. Dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini: Gambar 2. Hasil aktivitas siswa dan penilaian pelaksanaan pembelajaran guru siklus II. 78,00% 80,00% 82,00% 84,00% 79,66% 82,00% Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Aktivitas Siswa 77,40% 77,50% 77,60% 77,58 % 77,50 % Penilaian Pelaksanaan…
  • 7. 6 Siklus III Hasil evaluasi pada siklus III, mengalami peningkatkan yang sangat memuaskan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4 Ketercapaian Hasil Belajar Siklus III N o Keterang an Frekue nsi Persenta se 1 Tuntas 28 90,32% 2 Belum Tuntas 3 9,67% Jumlah 31 100% Berdasarkan tabel di atas, hasil nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus III 80,64, dengan 28 siswa atau 90,32% yang sudah mencapai KKM dan yang belum mencapai KKM sebesar 3 siswa atau 9,67%. Hasil belajar yang meningkat pada siklus III ini disebabkan karena adanya peningkatan pada penilaian pelaksanaan pembelajaran guru dan aktivitas siswa di dalam kelas, hal ini dikarenakan guru dan siswa telah melakukan perbaikan-perbaikan yang menjadi hasil refleksi pada masing-masing siklus. Maka penelitian ini dihentikan pada siklus III. Dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini: Gambar 5. Hasil aktivitas siswa dan penilaian pelaksanaan pembelajaran guru siklus III. Pembahasan Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif scramble, hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran guru di dalam kelas yang dinilai dan diamati oleh tim kolabolator ketika melaksanakan penelitian bahwa setiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada siklus I hasil yang diperoleh pada penilaian pelaksanaan pembelajaran guru sebesar 77,58% dengan kategori berkualitas, pada siklus II memperoleh nilai 79,66% dengan kategori berkualitas dan pada siklus III memperoleh nilai 82,07% dengan kategori sangat berkualitas. Dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 6. Perbandingan Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Guru Setiap Siklus. Dengan meningkatnya penilaian pelaksanaan pembelajaran guru, maka 81,50% 82,00% 82,50% 83,00% 83,50% 82,07% 83% Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran 74,00% 76,00% 78,00% 80,00% 82,00% 84,00% siklus I siklus II siklus III 77,58% 79,66% 82,07%
  • 8. 7 menyebabkan meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar siswa. Adapun hasil dari aktivitas siswa pada siklus I aktivitas siswa memperoleh nilai sebesar 77,5% dengan kategori baik, pada siklus II memperoleh nilai sebesar 82% dengan kategori baik, dan pada siklus III memperoleh nilai sebesar 83% dengan kategori sangan baik. Hal ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 7. Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Setiap Siklus Adapun hasil yang diperoleh adalah pada siklus I sebesar 67,41 dengan ketuntasan 61,29%, pada siklus II sebesar 69,35 dengan ketuntasan 71%, dan pada siklus III sebesar 80,64 dengan ketuntasan 90,32%. Hasil belajar yang meningkat, dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini; Gambar 8. Perbandingan Hasil belajar pada setiap siklus. Simpulan Berdasarkan hasil peneltitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif scramble dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi jenis sumber daya alam pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Medal Krisna 01 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Bojongmangu Kabupaten Bekasi. Dengan demikian, hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran guru dan aktivitas siswa ikut meningkat. Daftar Pustaka Indriasih, Aini. 2011. Penerapan Quantum Teaching Melalui Strategi Group Study Berbantuan Modul. Vol 12 (1), 7 halaman. Tersedia di Jurnal Pendidikan. LPPM Universitas Terbuka. Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Konstektual. Bandung: Refika Aditama. Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya. Sapriya, dkk. 2009. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS. 74,00% 76,00% 78,00% 80,00% 82,00% 84,00% siklus I siklus II siklus III 77,50% 82% 83% 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% siklus I siklus II siklus III 61,29% 71% 90,32%
  • 9. 8 Suyatno. 2009. Manajemen Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Masmedia Buana Pustaka. Tim Pengembangan MKDP. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Untari, Sri. 2009. Penerapan Metode Bervariasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Tentang Benua Afrika Bagi Siswa Kelas VI SD Karanggeneng I Pada Semester II Tahun 2003/2004. Vol 2 (2), 9 halaman. Tersedia di Adi Cendika Jurnal Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Biodata Penulis Iis Listiani Iryanti lahir di Karawang 06 Desember 1990. Anak tunggal dari pasangan Bapak Mamad dan Ibu Teti. Pertama kali bersekolah di SDN Cintalaksana 1 Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang, lulus pada tahun 2002, lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Miftahul Huda dan lulus pada tahun 2005. Setelah itu, melanjutkan ke SMA Negeri 1 Pangkalan Kecamatan Pangkalan Kabupaten Karawang selesai pada tahun 2008. Kemudian dilanjutkan ke Universitas Pakuan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2012.