2. Ileus adalah suatu keadaan dimana pergerakan
kontraksi normal dinding usus untuk sementara waktu
berhenti.
Seperti halnya penyumbatan mekanis, ileus juga
menghalangi jalannya isi usus, tetapi ileus jarang
menyebabkan perforasi.
3. Penyebab Ileus
- Suatu infeksi, atau bekuan darah di dalam perut
- Aterosklerosis yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke usus
- Cedera pada pembuluh darah usus
- Kelainan diluar usus, seperti gagal ginjal atau kadar elektrolit yang abnormal
- Obat obatan tertentu
- Kelenjar tiroid yang kurang aktif
- 24-72 jam setelah proses pembedahan juga bisa menyebabkan ileus
Hernia Inkarserata
Penyempitan lumen usus
. Isi Lumen : Benda asing, skibala, ascariasis.
. Dinding Usus : stenosis (radang kronik), keganasan.
. Ekstra lumen : Tumor intraabdomen.
揃 Adhesi
揃 Invaginasi
揃 Volvulus
揃 Tumor
揃 Malformasi Usus
4. Gejala ileus adalah:
- Kembung
- Muntah
- Konstipasi
- Nyeri abdomen
- Pada auskultasi, BU menurun atau hilang sama sekali
- Pada foto abdomen menunjukkan lingkaran usus yang
menggembung
6. Second level
Third level
- Fourth level
Fifth level
7. Penatalaksanaan
Pasien tidak boleh makan atau minum sampai
krisisnya teratasi
Cairan dan elektrolit diberikan melalui infus
Dekompresi usus (pemasangan NGT)
8. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan upaya untuk
pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai dari pengumpulan data,
identitas dan evaluasi status kesehatan klien. (Nursalam, 2001).
Pengkajian khusus anak dengan gangguan sistem pencernaan menurut (Donna L.
Wong).
a. Gagal untuk tumbuh
Tanda : Deselerasi pola pertumbuhan yang ada atau secara konsisten berada dibawah
persentil ke-5 grafik pertumbuhan standar untuk tinggi dan berat badan disertai
perlambatan perkembangan.
b. Muntah dan neguritasi
Tanda : 1). Transfer pasif isi lambung kedalam esofagus atau mulut.
2). Ejeksi kuat isi lambung; melibatkan proses kompleks
dibawah kontrol sistem saraf pusat yang menyebabkan
salirasi, pucat, berkeringat dan takikardia biasa diserta mual.
c. Mual
Tanda : Rasa tidak enak secara samar menyebar ketenggorokan atau abdomen dengan
kecenderungan untuk muntah.
9. d. Kontipasi
Tanda : keluarnya feses keras atau padat atau defekasi yang jarang dengan
gejala-gejala penyerta seperti kesulitan mengeluarkan feses, feses berbercak
darah, dan ketidaknyamanan abdomen.
e. Enkopnesic
Tanda : Aliran yang berlebihan dari feses inkontinen yang menyebabkan kotor,
sering kali karena retensi fekal atau infeksi.
f. Diare
Tanda : Peningkatan jumlah feses yang disertai dengan peningkatan
kandungan air sebagai akibat dari perubahan transpor air dan elektrolit
melalui saluran gastrointestinal, dapat bersifat akut atau kronik.
g. Hipoaktif, hiperaktif, atau tidak adanya bising usus
Tanda : Bukti masalah motolitas usus yang dapat disebabkan oleh inflamasi
atau obstruksi
10. h. Distensi abdomen
Tanda : Kontur menonjol dari abdomen yang mungkin disebabkan oleh
perlambatan pengosongan lambung, akumulasi gas atau feses, inflamasi atau
obstruksi.
i. Nyeri abdomen
Tanda : Nyeri yang berhubungan dengan abdomen yang mungkin teralokasi
atau menyebar, akut atau kronik, sering disebabkan oleh inflamasi obstruksi
atau hemoragi.
j. Perdarahan gastrointestinal
Tanda : Dapat berasal dari sumber gastrointestinal bagian atas atau bawah
dan dapat bersifat akut atau kronik.
k. Hematemesis
Tanda : Muntah darah segar atau darah yang terdenaturasi yang disebabkan
oleh perdarahan disaluran gastrointestinal atas atau dari darah yang tertelan
dari hidung atau orofaring.
11. l. Hematohezin
Tanda : Keluarnya darah merah lerang melalui rektum, biasanya menunjukkan perdarahan
saluran gastrointestinal bawah.
m. Makna
Tanda : Keluarnya feses warna gelap seperti ter, karena darah yang terdenaturasi,
menunjukkan perdarahan saluran gastrointestinal atas atau perdarahan dari kolon kanan.
n. Ikterik
Tanda : Warna kuning pada kulit atau sklera yang berhubungan dengan disfungsi hati.
o. Disfagia
Tanda : Kesulitan menelan yang disebabkan oleh abnormalitas fungsi neuromuskular faring
atau sfringter esofagus atau oleh gangguan esofagus.
p. Disfungsi menelan
Tanda : gangguan menelan karena defek sistem saraf pusat atau darah struktural rongga oral,
faring, atau esofagus dapat menyebabkan masalah makan atau aspirasi.
12. q. Demam
Tanda : Manifestai umum dari penyakit pada anak-anak dengan gangguan
gastrointestinal, biasanya berhubungan dengan dehidrasi, infeksi atau inflamasi.
Observasi adanya manifestasi kemungkinan obstruksi paralitik/mekanis.
r. Nyeri abdomen kolik
Gejala : Terjadi karena peristaltik berusaha mengatasi obstruksi.
s. Distensi abdomen
Gejala : Terjadi karena akumulasi gas dan cairan diatas daerah obstruksi.
t. Muntah
Gejala : Seringkali merupakan tanda paling awal dari obstruksi tinggi: Tanda akhir
dari obstruksi bawah (mungkin bilius atau fehulen)
13. u. Dehidrasi
Gejala : Terjadi karena karena kehilangan cairan dan elektrolit
dalam jumlah besar kedalam usus.
v. Abdomen kaku
Gejala : Akibat dari peningkatan distensi.
w. Bising usus
Gejala : Secara bertahap berkurang dan berhenti.
x. Distres pernapasan
Gejala : Terjadi saat diafragma terdorong ke atas masuk ke
rongga pleural.
14. y. Syok
Gejala : Volume plasma berkurang saat cairan dan
elektrolit hilang dari aliran darah masuk kedalam
lumen usus.
z. Sepsis
Gejala : Disebabkan oleh proliferasi bakteri dengan
invasi kedalam sirkulasi.
15. Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada
klien dengan obstruksi usus adalah sebagai berikut
(Doenges, M.E. 2001)
:1.Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan
gangguan sistem pencernaan (Dx.ileus obstruksi)
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia.
3. Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan penurunan masukan.
4. Kurang pengetahuan dengan proses penyakit
berhubungan dengan kurang informasi.
16. Menurut Wong D.L diagnosa yang sering muncul pada klien
dengan gangguan sisitem pencernaan (Dx.ileus obstruksi) adalah
1.Gangguan menelan berhubungan dengan nyeri;kerusakan
neuromuskular, adanya alat-alat mekanis (misalnya: ET, selang),
pemberian makan non oral jangka panjang.
2. Resiko tinggi kerusakan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan yang aktif melalui feses atau muntah.
3. Diare berhubungan dengan kesalahan diet, sensitivitas makanan,
cacinganm mikroorganisme.
4. Konstipasi berhubungan dengan imobilitas, kerusakan
neuromuskular, obat-obatan.