2. ***
Lukas 5:18. Lalu datanglah
beberapa orang mengusung
seorang lumpuh di atas tempat
tidur; mereka berusaha
membawa dia masuk dan
meletakkannya di hadapan
Yesus.
***
3. Ini bukan tentang kanker tetapi
tentang hidup. Setiap manusia
memiliki kisah hidup masing-masing.
Dan hanya kebetulan kisah hidupku
adalah kanker ovarium stadium 3B.
Jangan tanya padaku bagaimana
awalnya, apa gejala yang kurasakan
sebelum mengalami semua itu,
karena aku tidak tahu.
4. Tuhan seringkali memberi kejutan
dalam perjalanan hidup kita, kadang
manis kadang membuat hati kita
hancur dan menangis.
Dan kejutan yang kualami pada bulan
September 2018 adalah tumbuhnya
tumor di rahimku sebesar bola
berdiameter 8-10 cm, serta terjadi
pembengkakan indung telur akibat
kista, dan menurut dokter aku harus
menjalani operasi pengangkatan
rahim beserta kedua indung telurku.
5. Kejutan yang sangat mengguncang
perasaanku, menghancurkan hatiku,
membuat aku menutup diri, aku
menutup pintu rumah dan menolak
siapa pun yang ingin datang untuk
menjenguk. Aku hanya ingin sendiri.
Tidak mudah untuk menerima
kenyataan bahwa aku sakit separah
itu, karena sebelumnya aku merasa
sehat, tidak pernah ada keluhan.
6. Belum sempat mengurus BPJS aku
dilarikan ke IGD RS Unair karena
tumor di rahimku semakin
membesar dan menekan kandung
kemihku yang membuat aku tidak
bisa buang air kecil, sehingga harus
dipasang keteter. Selama 16 jam
menjalani observasi terkait urologi
karena ada pendarahan yang
diduga berasal dari ginjal.
7. Dari RS Unair aku dilarikan ke IGD
RS Dr, Soetomo. Setelah menjalani
pemeriksaan intensif selama 12 jam
di IGD akhirnya aku masuk kamar
rawat inap. Dua hari kemudian aku
diijinkan pulang, bukan karena
keadaanku membaik tetapi karena
tidak ada biaya dan aku harus
mengurus surat keterangan tidak
mampu.
8. Aku pulang dengan keteter yang
masih terpasang dan label yang
diberikan padaku sebagai pasien
dengan penurunan fungsi ginjal dan
harus bersiap menjalani operasi
pemasangan double J stent.
Setelah gagal mengurus SKTM (surat
keterangan tidak mampu) akhirnya
aku mendaftar BPJS. Aku dan tumor
di rahimku berkejaran dengan waktu.
Setelah menunggu beberapa minggu
akhirnya kartu BPJS aku dapatkan
dan bisa digunakan.
9. Sebagai pasien BPJS aku harus mengikuti
prosedur, mengikuti tahapan pemeriksaan,
dan harus menunggu nomor antrian operasi
selama 3 bulan lebih. Dan selama 3 bulan itu
perutku semakin membesar seperti orang
hamil 9 bulan.
Tiga bulan yang sangat berat dalam hidupku
membuatku insomnia. Aku kecewa, marah
dan menolak kenyataan. Penolakan dalam
diriku membuat keadaanku semakin parah.
Pada bulan ketiga aku baru menyadari itu,
sampai akhirnya aku berdamai dengan diriku
sendiri dan menerima keberadaan tumor itu
di rahimku.
10. Di saat aku benar-benar sudah
pasrah dan tidak berdaya, tubuh
semakin kurus, dan kaki mulai
membengkak, Tuhan menolong
dengan cara menggerakkan hati tim
dokter yang memajukan jadwal
operasiku satu bulan lebih cepat.
Tuhan bekerja melalui tangan para
dokter bedah dan paramedis
sehingga aku dapat diselamatkan
melalui operasi itu, dan bisa
melewati saat-saat kritis.
11. Aku teringat kisah orang lumpuh yang
disembuhkan Tuhan Yesus (Luk 5:17-
26). Beberapa orang mengusung
seorang lumpuh di atas tempat tidur,
karena mereka tidak dapat
membawanya masuk, naiklah mereka
ke atap rumah, lalu membongkar atap
rumah itu, dan menurunkan orang itu
ke tengah-tengah orang banyak tepat
di hadapan Yesus. Ketika Yesus
melihat iman mereka, berkatalah Ia :
Hai saudara, dosamu sudah
diampuni.
12. Seperti kisah orang lumpuh itu, pertolongan
Tuhan yang kualami adalah buah iman dari
banyak orang yang mendoakanku. Tuhan
Yesus melihat iman mereka, bukan melihat
imanku, karena saat berada di kondisi itu
imanku sudah runtuh dan harapanku
padam.
Aku bersyukur dikelilingi oleh orang-orang
yang tidak pernah menghakimiku, tidak
pernah mengkotbahiku. Dalam senyap
mereka mendukungku dalam doa. Doa
yang tiada putus sejak awal aku sakit
sampai operasi bahkan pasca operasi saat
aku menjalani kemoterapi.
13. Terima kasih kepada teman-teman
yang menghargai privasiku, yang
memberi ruang dan waktu padaku
untuk sendiri secara fisik pada masa
sakitku, tetapi tidak pernah
membiarkanku sendiri dalam
perjuangan rohani. Terima kasih
untuk dukungan doa yang begitu luar
biasa. Doa yang telah membuat
Tuhan berbelas kasih dan
menyelamatkanku, memberiku
kesempatan hidup kedua.
Surabaya, 13 Desember 2021
3 tahun kesempatan hidup kedua