ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
immobilisasipdlansia(orang tua/geriatri).ppt
DEFINISI
Definisi
 Gerontologi : ilmu yang mempelajari
proses menua & semua aspek biologi,
sosiologi yang terkait dg proses
penuaan
 Geriatri : cabang ilmu kedokteran yang
menitikberatkan pada
pencegahan,diagnosis,pengobatan dan
pelayanan kesehatan pada usia lanjut
 Serupa tapi tidak sama
 Pasien geriatri adalah usia lanjut
dengan :
- Beberapa penyakit
- Masalah biopsikososial
USIA LANJUT Vs GERIATRI
Teori Proses Menua
1. Teori Radikal bebas
2. Teori glikosilasi
3. Teori DNA repair
Pendahuluan
 Imobilisasi  keadaan tidak
bergerak/tirah baring selama 3 hari
atau lebih, dgn gerak anatomi tubuh
menghilang akibat perubahan fungsi
fisiologik.
 Praktek medik  sebuah sindrom
degenerasi fisiologik akibat
menurunnya aktivitas atau
deconditioning
 Imobilisasi  sering kali tidak dapat
dicegah  namun komplikasi akibat
imobilisasi dapat dicegah
 Komplikasi akan memperberat kondisi
& memperlambat proses penyembuhan
 kematian
 Seringkali diabaikan karena penyakit
utama lebih dipentingkan  morbiditas
IMOBILISASI
 Keadaan tidak bergerak atau tirah baring
selama 3 hari atau lebih dengan gerak
anatomik yang hilang akibat perubahan
fungsi.
Imobilisasi
Ketika Bagian atau seluruh anggota
badan mengalami immobilisasi maka
terjadi disabilitas sekunder . Semakin
besar derajat dan lamanya immobilisasi
semakin besar resiko untuk
berkembangnya disabilitas
Penyebab imobilisasi
 Faktor fisik
 Faktor psikologis
 Faktor lingkungan
 Penyebab utama  rasa nyeri, lemah,
kekakuan otot, ketidakseimbangan &
masalah psikologis
Penyebab umum imobilisasi pada
usia lanjut
 Gangg muskuloskeletalOsteoporosis
 Gangg neurologisStroke
 Penyakit kardiovaskulerPJK
 Penyakit paruPPOK
 Faktor sensorikgg. penglihatan
 Penyebab lingkungan
 Nyeri akut atau kronik
Komplikasi akibat imobilisasi
 MuskuloskeletalOsteoporosis
 KardiovaskularPenurunan perfusi
miokard
 Integumen r
↑ isiko ulkus dekubitus &
maserasi kulit
 Neurologi dan psikiatriDepresi
Penatalaksanaan imobilisasi
Non Farmakologi : Latihan Jasmani
Farmakologi : Antikoagulan
Musculature, joint, and skeleton problems
• Arthritis
• Osteoporosis
• Fractures (especially hip & femur)
• Podiatric problems
Neurological problems
• Stroke
• Parkinson's disease
• Cerebellar dysfunction
• Neuropathies
Heart, lung, and circulation problems
• Chronic coronary heart disease
• Chronic obstructive lung disease
• Severe heart failure
• Peripheral vascular disease
Cognitive, psychological and sensory problems
• Dementia
• Depression
• Fear and anxiety (e.g. fear from instability
and falling)
• Pain
• Impaired vision
Environmental causes
• Forced immobilization (restraint use)
• Inadequate aids for mobility
Others
• General weakness after prolonged bed
rest
• Malnutrition
• Drug side effects • Severe illness of any type
Penyebab dan faktor resiko
Bedrest
 Tujuan
 Mengurangi kebutuhan O2
 Menurunkan rasa nyeri
 Memulihkan kekuatan otot
 Mengistirahatkan psikologis,
emosional
Komplikasi Imobilisasi
 Trombosis
 Emboli paru
 Kelemahan otot
 Kontraktur otot & sendi
 Osteoporosis
 Ulkus dekubitus
 Hipotensi postural
 Pneumonia & infeksi saluran kemih
 Gangguan nutrisi
 konstipasi
Pengaruh Immobilisasi
 Phisiologically
 Semua bagian tubuh
 Efek tergantung penyakit, usia
Metabolic System
 Immobilisasi menyebabkan:
 BMR menurun:
ï‚  Berkaitan metabolisme lemak, KH dan protein
>>>> cairan, electrolyte dan calcium terganggu
akibatnya :
Gangguan GI ---
- Constipation
- Nausea/ vomiting
- Gas
- Indigestion (tidak bisa mencerna)
- Selera makan menurun
Metabolic System
 Metabolic assessment
 Anthropometric
 Fluid Intake and Output
 Pemeriksaan lab. Electrolyte / status nutrisi
 Penanganan Metabolik
 High protein, high calorie diet
 Supplemental vitamin C
 Vitamin B complex
Respiratory System
 Efek
 Berkurangnya pengembangan
paru
 Menumpuknya sekret
 Menurunnya area untuk pertukaran CO2
danO2
 Komplikasi umum= hypostatic pneumonia
Respiratory System
 Respiratory assessment
 Observasi gerakan dada
 Auskultasi paru --- sekret
 Periksa saturasi O2
 Observasi –kesulitan bernapas
 Respiratory interventions
 Chest physiotherapy (CPT)
 Airway
 spirometer
Cardiovascular System
 Efek
 Orthostatic hypotension
 Meningkatnya beban kerja
 Thrombus
ï‚  Menjadi emboli
ï‚  Komplikasi serius
Cardiovascular System
 Pemeriksaan
 Monitor TD
 Monitor pulse
 Monitor edema
 DVT
Cardiovascular System
 Tindakan
 Mencegah venous stasis
 Exercise
 Anti-embolic stockings
 Observasi DVT
Musculoskeletal System
 Efek
 Massa otot menurun
 Muscular atrophy
 Menurun daya tahan otot (3%/hr
Lower limb menurun 2x lebih cepat
 Menurun stabilitas
 Kontraktur sendi
 Disuse osteoporosis
 Menurun massa skeletal
Kontraktur sendi
-Tidak seimbangnya sintesa dan pemecahan colagen
-Ada3 bentuk kontraktur
1. Soft tissue (skin, subkutan,tendon dan ligamen)
2. Muscle
3. Arthrogenik(fibrosis dan kapsul sendi)
Musculskeletal System
 Assessment
 Anthropometri
 Intervensi
 Latihan 3-5 sehari minimum 2 x/hr
 Stimulasi elektric
 Diatermi –kontraktur sendi
 Splinting –mempertahankan posisi neutral
Genitourinary System
 Efek
 Urinary Stasis
 Renal Calculi
 UTI
Genitourinary System
 Assessmen
 Analisa Intake dan Output (I & O)
 Perawatan perineal
 Signs and symptoms of UTI
 tindakan
 Cairan
 Hitung I & O
 Keluarkan batu
Gastrointestinal System
 Efek
 Constipation
 Feses menumpuk
Gastrointestinal System
 Assessmen
 Observasi BAB
 Intervensi
 Obat pencahar
 Cairan
 Klisma
Integumentary System
 Efek
 Efek pada kulit oleh karena menganggu
metabolisme disebabkan
ï‚  Tekanan
ï‚  Gesekan
 Dekubitus
Integumentary System
 Intervensi
 Pencegahan
ï‚  Resiko
ï‚  Periksa kulit setiap hari
ï‚  Ubah posisi setiap 2 jam
ï‚  Massage
ï‚  Skin care (lubrikasi )
ï‚  Stimulasi
 Gunakan pencegah dekubitus
immobilisasipdlansia(orang tua/geriatri).ppt
Integumentary System
 Penanganan kerusakan kulit
 Jaga kulit kering dan bersih
> pakaian
 Debridement ulkus
 Asupan protein, calories, vitamin
ï‚  Protein= 2-4 times normal
ï‚  Calories= 1 1/2 times normal
ï‚  Vitamin C= wound healing
Psychosocial Responses
 Assessmen
 Memeriksa perubahan behavioral
 Siklus tidur
 Depresi
Interventions
 Sosialisasi
 Stimulasi
 Tidur teratur dll
Penatalaksanaan
Farmakologis
 Diberikan sebagai salah satu upaya
pencegahan komplikasi akibat imobilisasi
 Pemberian antikoagulan  pencegahan
terhadap terjadinya trombosis
 Low dose heparin (LDH) & Low molecular
weight heparin (LMWH)  aman & efektif
utk pasien geriatri dgn imobilisasi 
dilakukan dgn hati2 & penuh pertimbangan
immobilisasipdlansia(orang tua/geriatri).ppt

More Related Content

immobilisasipdlansia(orang tua/geriatri).ppt

  • 3. Definisi  Gerontologi : ilmu yang mempelajari proses menua & semua aspek biologi, sosiologi yang terkait dg proses penuaan  Geriatri : cabang ilmu kedokteran yang menitikberatkan pada pencegahan,diagnosis,pengobatan dan pelayanan kesehatan pada usia lanjut
  • 4.  Serupa tapi tidak sama  Pasien geriatri adalah usia lanjut dengan : - Beberapa penyakit - Masalah biopsikososial USIA LANJUT Vs GERIATRI
  • 5. Teori Proses Menua 1. Teori Radikal bebas 2. Teori glikosilasi 3. Teori DNA repair
  • 6. Pendahuluan  Imobilisasi  keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih, dgn gerak anatomi tubuh menghilang akibat perubahan fungsi fisiologik.  Praktek medik  sebuah sindrom degenerasi fisiologik akibat menurunnya aktivitas atau deconditioning
  • 7.  Imobilisasi  sering kali tidak dapat dicegah  namun komplikasi akibat imobilisasi dapat dicegah  Komplikasi akan memperberat kondisi & memperlambat proses penyembuhan  kematian  Seringkali diabaikan karena penyakit utama lebih dipentingkan  morbiditas
  • 8. IMOBILISASI  Keadaan tidak bergerak atau tirah baring selama 3 hari atau lebih dengan gerak anatomik yang hilang akibat perubahan fungsi.
  • 9. Imobilisasi Ketika Bagian atau seluruh anggota badan mengalami immobilisasi maka terjadi disabilitas sekunder . Semakin besar derajat dan lamanya immobilisasi semakin besar resiko untuk berkembangnya disabilitas
  • 10. Penyebab imobilisasi  Faktor fisik  Faktor psikologis  Faktor lingkungan  Penyebab utama  rasa nyeri, lemah, kekakuan otot, ketidakseimbangan & masalah psikologis
  • 11. Penyebab umum imobilisasi pada usia lanjut  Gangg muskuloskeletalOsteoporosis  Gangg neurologisStroke  Penyakit kardiovaskulerPJK  Penyakit paruPPOK  Faktor sensorikgg. penglihatan  Penyebab lingkungan  Nyeri akut atau kronik
  • 12. Komplikasi akibat imobilisasi  MuskuloskeletalOsteoporosis  KardiovaskularPenurunan perfusi miokard  Integumen r ↑ isiko ulkus dekubitus & maserasi kulit  Neurologi dan psikiatriDepresi Penatalaksanaan imobilisasi Non Farmakologi : Latihan Jasmani Farmakologi : Antikoagulan
  • 13. Musculature, joint, and skeleton problems • Arthritis • Osteoporosis • Fractures (especially hip & femur) • Podiatric problems Neurological problems • Stroke • Parkinson's disease • Cerebellar dysfunction • Neuropathies Heart, lung, and circulation problems • Chronic coronary heart disease • Chronic obstructive lung disease • Severe heart failure • Peripheral vascular disease Cognitive, psychological and sensory problems • Dementia • Depression • Fear and anxiety (e.g. fear from instability and falling) • Pain • Impaired vision Environmental causes • Forced immobilization (restraint use) • Inadequate aids for mobility Others • General weakness after prolonged bed rest • Malnutrition • Drug side effects • Severe illness of any type Penyebab dan faktor resiko
  • 14. Bedrest  Tujuan  Mengurangi kebutuhan O2  Menurunkan rasa nyeri  Memulihkan kekuatan otot  Mengistirahatkan psikologis, emosional
  • 15. Komplikasi Imobilisasi  Trombosis  Emboli paru  Kelemahan otot  Kontraktur otot & sendi  Osteoporosis  Ulkus dekubitus  Hipotensi postural  Pneumonia & infeksi saluran kemih  Gangguan nutrisi  konstipasi
  • 16. Pengaruh Immobilisasi  Phisiologically  Semua bagian tubuh  Efek tergantung penyakit, usia
  • 17. Metabolic System  Immobilisasi menyebabkan:  BMR menurun: ï‚  Berkaitan metabolisme lemak, KH dan protein >>>> cairan, electrolyte dan calcium terganggu akibatnya : Gangguan GI --- - Constipation - Nausea/ vomiting - Gas - Indigestion (tidak bisa mencerna) - Selera makan menurun
  • 18. Metabolic System  Metabolic assessment  Anthropometric  Fluid Intake and Output  Pemeriksaan lab. Electrolyte / status nutrisi  Penanganan Metabolik  High protein, high calorie diet  Supplemental vitamin C  Vitamin B complex
  • 19. Respiratory System  Efek  Berkurangnya pengembangan paru  Menumpuknya sekret  Menurunnya area untuk pertukaran CO2 danO2  Komplikasi umum= hypostatic pneumonia
  • 20. Respiratory System  Respiratory assessment  Observasi gerakan dada  Auskultasi paru --- sekret  Periksa saturasi O2  Observasi –kesulitan bernapas  Respiratory interventions  Chest physiotherapy (CPT)  Airway  spirometer
  • 21. Cardiovascular System  Efek  Orthostatic hypotension  Meningkatnya beban kerja  Thrombus ï‚  Menjadi emboli ï‚  Komplikasi serius
  • 22. Cardiovascular System  Pemeriksaan  Monitor TD  Monitor pulse  Monitor edema  DVT
  • 23. Cardiovascular System  Tindakan  Mencegah venous stasis  Exercise  Anti-embolic stockings  Observasi DVT
  • 24. Musculoskeletal System  Efek  Massa otot menurun  Muscular atrophy  Menurun daya tahan otot (3%/hr Lower limb menurun 2x lebih cepat  Menurun stabilitas  Kontraktur sendi  Disuse osteoporosis  Menurun massa skeletal
  • 25. Kontraktur sendi -Tidak seimbangnya sintesa dan pemecahan colagen -Ada3 bentuk kontraktur 1. Soft tissue (skin, subkutan,tendon dan ligamen) 2. Muscle 3. Arthrogenik(fibrosis dan kapsul sendi)
  • 26. Musculskeletal System  Assessment  Anthropometri  Intervensi  Latihan 3-5 sehari minimum 2 x/hr  Stimulasi elektric  Diatermi –kontraktur sendi  Splinting –mempertahankan posisi neutral
  • 27. Genitourinary System  Efek  Urinary Stasis  Renal Calculi  UTI
  • 28. Genitourinary System  Assessmen  Analisa Intake dan Output (I & O)  Perawatan perineal  Signs and symptoms of UTI  tindakan  Cairan  Hitung I & O  Keluarkan batu
  • 29. Gastrointestinal System  Efek  Constipation  Feses menumpuk
  • 30. Gastrointestinal System  Assessmen  Observasi BAB  Intervensi  Obat pencahar  Cairan  Klisma
  • 31. Integumentary System  Efek  Efek pada kulit oleh karena menganggu metabolisme disebabkan ï‚  Tekanan ï‚  Gesekan  Dekubitus
  • 32. Integumentary System  Intervensi  Pencegahan ï‚  Resiko ï‚  Periksa kulit setiap hari ï‚  Ubah posisi setiap 2 jam ï‚  Massage ï‚  Skin care (lubrikasi ) ï‚  Stimulasi  Gunakan pencegah dekubitus
  • 34. Integumentary System  Penanganan kerusakan kulit  Jaga kulit kering dan bersih > pakaian  Debridement ulkus  Asupan protein, calories, vitamin ï‚  Protein= 2-4 times normal ï‚  Calories= 1 1/2 times normal ï‚  Vitamin C= wound healing
  • 35. Psychosocial Responses  Assessmen  Memeriksa perubahan behavioral  Siklus tidur  Depresi Interventions  Sosialisasi  Stimulasi  Tidur teratur dll
  • 36. Penatalaksanaan Farmakologis  Diberikan sebagai salah satu upaya pencegahan komplikasi akibat imobilisasi  Pemberian antikoagulan  pencegahan terhadap terjadinya trombosis  Low dose heparin (LDH) & Low molecular weight heparin (LMWH)  aman & efektif utk pasien geriatri dgn imobilisasi  dilakukan dgn hati2 & penuh pertimbangan