Implementasi pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 membahas pentingnya pendidikan agama dalam membentuk karakter peserta didik, di mana agama dapat mengubah karakter menjadi konstruktif atau destruktif tergantung ajaran apa yang disampaikan. Kurikulum 2013 bertujuan membentuk insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara terintegrasi. Fak
Convert to study guideBETA
Transform any presentation into a summarized study guide, highlighting the most important points and key insights.
1 of 30
Downloaded 108 times
More Related Content
Implementasi kurikulum 2013 seminar solo
1. SOLO, 7 APRIL 2013
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER DALAM KURIKULUM
2013
OLEH
DR. HALFIAN LUBIS, SH, MA.
2. LOGO
2
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA RI
Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4
Jakarta Pusat
Telepon/fax: 021-3811772
Email: lubis78pais@gmail.com
HP 08121845584
TerusMenu
3. Pendidikan agama memiliki peran yang sangat
signifikan dalam pembentukan karakter peserta
didik. Agama merupakan way of life yang dijadikan
landasan dalam bertindak dan berperilaku, baik oleh
individu dan masyarakat. Kekuatan agama mampu
merubah karakter seseorang individu secara drastis
ke arah yang konstruktif atau desdruktif. Bila ajaran
yang disajikan cendrung mengajak kepada
kekerasan, kebencian, dan permusuhan, maka
karakter peserta didik akan menjadi keras, benci, dan
bersifat antipati. Sebaliknya bila diarahkan pada
humanisme, ramah, penuh kedamaian, toleransi,dan
kasih sayang, maka akan terbentuk karakter yang
berkeperikemanusiaan, ramah, damai, toleran, dan
bersifat kasih sayang.
4. Egalitarianisme merupakan prinsip
penting dalam beragama, dan inilah
inti dari ajaran agama. Tidak
dibolehkan satu suku atau bangsa
mendominasi golongan yang
lain, dan semuanya perlu hidup
dalam kebersamaan.
5. Rasulullah Saw. bukan sekedar menyampaikan
ayat-ayat (al-Qur’an), melainkan agar menjadi
teladan yang baik dalam mengamalkan Islam
Rahmatan lil ‘alamin (QS.21:107). Beliau juga
tampil tidak hanya sebagai penyampai wahyu,
melainkan juga sebagai penjelas ayat-ayat dalam
bentuk perilaku dan amalan nyata. Oleh
karenanya, nilai-nilai yang tercermin dalam al-
Qur’an mempribadi atau menjadi kepribadian
Rasulullah Saw dalam segala aspek
kehidupannya, sehingga kepribadiannya layak
menjadi teladan bagi semua orang (QS. Al-
ahzab : 21)
6. 6
FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL
ï‚— MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN
ï‚— MEMBENTUK WATAK SERTA
PERADABAN BANGSA YANG
BERMARTABAT
ï‚— DALAM RANGKA MENCERDASKAN
KEHIDUPAN BANGSA
(Pasal 3 UU RI 20 tahun 2003)
7. 7
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA DIDIK AGAR
MENJADI MANUSIA YANG BERIMAN DAN
BERTAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA,
BERAKHLAK MULIA, SEHAT, BERILMU, CAKAP,
KREATIF, MANDIRI,DAN MENJADI WARGA
NEGARA YANG DEMOKRATIS DAN BERTANGGUNG
JAWAB
 (Pasal 3 UU RI 20 tahun 2003 ttg Sisdiknas)
10. LOGO
www.themegallery.com Company Logo
Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013
•Penjelasan UU No. 20 Tahun 2003, Bagian Umum:
–Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-
undang ini meliputi: ....., 2. pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi,.....;
•Penjelasan Pasal 35, UU No. 20 Tahun 2003:
–Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati.
Melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang
telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu
11. LOGO
www.themegallery.com Company Logo
Landasan Pengembangan Kurikulum
Aspek
Filosofis
Aspek
Yuridis
Aspek
Konseptual
o Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai
akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat
o Kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi
•RPJMN 2010-2014 SEKTOR PENDIDIKAN
•Perubahan metodologi pembelajaran
•Penataan kurikulum INPRES NOMOR 1 TAHUN 2010
Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional:
Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif
berdasarkan nilai-nilai Budaya bangsa untuk membentuk daya
saing dan karakter bangsa•
• Relevansi
•Model KBK
•Kurikulum lebih dari sekedar dokumen
Proses pembelajaran
Aktivitas belajar
Output belajar
Outcome belajar
•Penilaian
Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi Penjenjangan penilaian
12. LOGO
Kurikulum 2013 Untuk Peningkatan Efektivitas Pembelajaran
Sistem Nilai:
-Universal
-Nasional
-Lokal
Efektivitas
Pemahaman
Efektivitas
Interaksi
Efektivitas
Penyerapan
Transformasi
Nilai
Iklim
akademik, bu
daya sekolah/
kampus, ....
Pembelajaran yang mengedepankan
pengalaman personal melalui Mengamati
(menyimak, melihat, membaca,
mendengar), Menanya, Menalar,
Mencoba, Mengkomunikasikan, ....
Manajemen
dan
Kepemimpinan
Penilaian pada
kemampuan
proses, nilai dan
pengetahuan, sert
a kemampuan
menilai sendiri
Kesinambungan
Pembelajaran
secara horisontal
dan vertikal
13. LOGO
Pembelajaran
Peran Kurikulum sebagai Integrator
Sistem Nilai, Pengetahuan dan Keterampilan
Sistem
Nilai
Kompetensi:
-Sikap
-keterampilan
-Pengetahuan
Aktualisasi
(Action)
Internalisasi
(Reflection)
Watak/
Perilaku
Individu
Kurikulum
PTK dan dukungan lain:
SarPras,...
-Produktif
-Inovatif
-Peduli
-...
Watak/Perilaku Kolektif
17. LOGOPeran Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan
BangsayangCerdas
Intelektu
al
Spiritual
Sosial
Kinestesi
s
Produk
tif
Inovati
f
Bangsayang
Kolaboratif-Kompetitif
BangsaBerpengetahuandan
Berbudaya
BangsayangBeradab
Kebudayaan
Kultural Afektif
Kreatif
18. LOGOTema Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang:
Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif
melalui penguatan
Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan
yang terintegrasi
20. LOGO
20
Proses Pembelajaran yang Mendukung
Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Bus. Review:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3
dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamati]
- Questioning [menanya]
- Associating [menalar]
- Experimenting [mencoba]
- Networking [Membentuk jejaring]
Personal
Inter-personal
Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan
pengalaman personal melalui proses
mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation
based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik.
Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam
21. LOGO
21
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we
learn from research?:
Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui:
• tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar
[banyak/semua jawaban benar],
• mentolerir jawaban yang nyeleneh,
• menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
• memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang
kurang jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait
dengan pengetahuan atau kejadian yang diamatinya
• memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif
Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup standar penilaian
yang mencakup pertanyaan yang tidak memiliki jawaban
tunggal, memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, menilai proses
pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian
spontanitas/ekspresif, dll
24. LOGO
IKLIM DAN BUDAYA SEKOLAH
KURIKULUM
Sarana
Prasarana
Sistem Implementasi Kurikulum
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
25. LOGO
25
Proses Pembelajaran yang Mendukung
Kreativitas
Kurikulum PAI 2013
Setidaknya terdapat 2 komponen
dalam kurikulum 2013 yang
menyimpan harapan terbentuknya
karakter peserta didik;
1) formulasi kurikulum (standar isi),
2) komponen substansi.
26. LOGO
26
Proses Pembelajaran yang Mendukung
Kreativitas
Formulasi kurikulum (standar isi)
Formulasi standar isi pada kurkulum 2013
menggunakan istilah Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD). Klasifikasi KI
terdiri dari afektif spiritual, afektif sosial,
kognitif, dan psikomotorik. Dilihat dari sisi
ini jelas bahwa pembinaan karakter/akhlak
mulia (afektif) menjadi skala prioritas dalam
proses pembelajaran.
27. LOGO
27
Proses Pembelajaran yang Mendukung
Kreativitas
Komponen Substansi PAI kurikulum 2013
Substansi pendidikan agama Islam memiliki nuansa
karakter/akhlak mulia, sejak dari kelas I sampai kelas XII.
Nilai-nilai afeksi terakomodir secara sempurna, baik pada
KI maupun KDnya. Pada tingkat SD
terdapat, diantaranya; sikap jujur, kasih
sayang, disiplin, percaya diri, rajin belajar, berani
bertanya, hidup sehat dan peduli lingkungan, santun
dalam berbicara, hormat pada orangtua dan guru, syukur
atas nikmat yang diberikan, dan rajin beribadah.
28. LOGO
28
Proses Pembelajaran yang Mendukung
Kreativitas
Komponen Substansi PAI kurikulum 2013
(lanjutan)
Pada tingkat SMP terdapat sikap jujur,
ikhlas, sabar, pemaaf, tawakkal, hormat
dan patuh kepada orangtua dan guru,
peduli lingkungan dan suka menolong,
semangat menuntut ilmu, menghindari
judi dan minuman keras, serta bersikap
toleran dan menghargai perbedaan.
29. LOGO
29
Proses Pembelajaran yang Mendukung
Kreativitas
Komponen Substansi PAI kurikulum 2013
(lanjutan)
Pada tingkat SMA/SMK, diantaranya terdapat
sikap jujur, domokratis, hormat dan patuh
kepada orangtua dan guru, bersikap toleran
dan menghargai perbedaan, berfikir kritis,
semangat dalam menuntut ilmu, menghindari
judi, narkoba, dan minuman keras,
menghindari perbuatan zina dan pergaulan
bebas, serta menghindari tindakan kekarasan
(anarkis).