Dokumen ini membahas tentang perkembangan sektor industri di Indonesia, mulai dari definisi industrialisasi, sejarah awal industri di Indonesia yang didominasi oleh perusahaan asing, strategi subtitusi impor dan promosi ekspor yang diambil pemerintah, serta tantangan yang dihadapi industri manufaktur nasional seperti basis ekspor yang sempit dan ketergantungan impor yang tinggi.
2. •
A. PENDAHULUAN
•
ISTILAH INDUSTRIALISASI SECARA EKONOMI DIARTIKAN SEBAGAI KEGIATAN MENGOLAH
• BAHAN MENTAH MENJADI BARANG JADI ATAU BARANG SETENGAH JADI, DAPAT PULA
• DIARTIKAN SEBAGAI HIMPUNAN PERUSAHAAN-PERUSAHAAN SEJENIS DIMANA KATA INDUSTRY
• DIRANGKAI DENGAN KATA YANG MENERANGKAN JENIS INDUSTRINYA. MISALNYA, INDUSTRY OBAT-OBATAN,
• INDUSTRY GARMEN, INDUSTRY PERKAYUAN, DSB.
3. • B. SEJARAH SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA
•
• TAHUN 1920AN INDUSTRY MODERN DI INDONESIA HAMPIR SEMUA DIMILIKI OLEH ORANG ASING, WALAU
JUMLAHNYA HANYA SEDIKIT. INDUTRI KECIL YANG ADA PADA MASA ITU BERUPA INDUSTRY RUMAH
TANGGA SEPERTI PENGGILINGAN PADI, PEMBUATAN GULA MERAH (TEBU DAN NIRA), ROKOK KRETEK,
KERAJINAN TEKSTIL, DAN SEBAGAINYATIDAK TERKOORDINASI DENGAN BAIK.
PERUSAHAAN MODERN HANYAADA DUA, YAITU PABRIK ROKOK MILIK BRITISH AMERICAN TOBACO (BAT)
DAN PERAKITAN KENDARAAN BERMOTOR GENERAL MOTOR CAR ASSEMBLY. DEPRESI EKONOMI YANG
MELANDA INDONESIA TAHUN 1930AN MERUNTUHKAN PEREKONOMIAN, MEGAKIBATKAN MENURUNNYA
PENERIMAAN EKSPOR DARI 1.448 GULDEN MENJADI 505 GULDEN (1929) YANG MENGAKIBATKAN
PENGANGGURAN. MELIHAT SITUASI TERSEBUT PEMERINTAH HINDIA BELANDA MENGUBAH SYSTEM DAN
POLA KENIJAKAN EKONOMI DARI SECTOR PERKEBUNAN KE SECTOR INDUSTRY, DENGAN MEMBERI
KEMUDAHAN DALAM PEMBERIAN IJIN DAN FASILITAS BAGI PENDIRIAN INDUSTRY BARU.
BERDASARKAN SENSUS INDUSTRI PERTAMA (1939), INDUSTRY YANG ADA KETIKA ITU MEMPEKERJAKAN
173 RIBU ORANG DI BIDANG PENGOLAHAN MAKANAN, TEKSTIL DAN BARANG LOGAM, SEMUANYA MILIK
ASING. PADA MASA PD II KONDISI INDUSTRIALISASI CUKUP BAIK. NAMUN SETELAH PENDUDUKAN JEPANG
KEADAANNYA TERBALIK. DISEBABKAN LARANGAN IMPOR BAHAN MENTAH DAN DIANGKUTNYA BARANG
CAPITAL KE JEPANG DAN PEMAKSAAN TENAGA KERJA (ROMUSHA). SETELAH INDONESIA MERDEKA,
MULAI DIKEMBANGKAN SECTOR INDUSTRY DAN MENAWARKAN INVESTASI WALAU DALAM TAHAP COBA-
COBA. TAHUN 1951 PEMERINTAH MELUNCURKAN RUP (RENCANA URGENSI PEREKONOMIAN). PROGRAM
UTAMANYA MENUMBUHKAN DAN MENDORONG INDUSTRY KECIL PRIBUMI DAN MEMBERLAKUKAN
PEMBATASAN INDUSTRY BESAR ATAU MODERN YANG DIMILIKI ORANG EROPA DAN CINA.
4. C. KONSEP DAN TUJUAN INDUSTRIALISASI
Dalam sejarah pembangunan ekonomi, konsep industrialisasi berawal dari revolusi in
Industry pertama pada pertengahan abad 18 di Inggris dengan penemuan metode baru
Untuk pemintalan dan penenunan kapas yang menciptakan spesialisasi dalam produksi
Dan peningkatan produktivitas dari factor produksi yang digunakan. Setelah itu, inovasi
Dan penemuan baru dalam pengolahan besi dan mesin uap yang mendorong inovasi
Dalam pembuatan antara lain besi baja, kereta api dan kapal tenaga uap.
Revolusi industry kedua akhir abad 18 dan awal abad 19 dengan berbagai
Perkembangan teknologi dan inovasi membantu laju industrialisasi. Setelah PD II m
Muncul berbagai teknologi baru seperti produksi masal dengan menggunakan assembly
line, tenaga listrik, kendaraan bermotor, penemuan barang sintetis dan revolusi
teknologi komunikasi, elektronik, bio, computer dan penggunaan robot.
5. D. PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR NASIONAL
Sector industry manufaktur di banyak Negara berkembang mengalami perkembangan sangat
Pesat dalam tiga decade terakhir. Asia Timur dan Asia Tenggara dapat dikatakan sebagai
Kasus istimewa. Lebih dari 25 tahun terakhir, dijuluki a miraculous economic karena kinerja
Ekonominya sangat hebat. Dari 1970 hinga 1995, industry manufaktur merupakan contributor
utama.
Untuk melihat sejauh mana perkembangan industry manufaktur di Indonesia selama ini, perlu
dilihat perbandingan kinerjanya dengan sector yang sama di Negara-negara lain. Dalam
Kelompok ASEAN, misalnya kontribusi output dari sector industry manufaktur terhadap
Pembentukan PDB di Indonesia masih relative kecil, walaupun laju pertumbuhan output rata-
Ratanya termasuk tinggi di Negara-negara ASEAN lainnya. Struktur ini menandakan
Indonesia belum merupakan Negara dengan tingkat industrialisasi yang tinggi dibandingkan
Malaysia dan Thailand.
6. E. PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI
MANUFAKTUR
Secara umum, industry manufaktur di Negara-
Negara berkembang masih terbelakang jika
Dibandingkan dengan sector yang sama di Negara
Maju, walaupun di Negara-negara berkembanga ada
Negara-negara yang industrinya sudah sangat maju.
Dalam kasus Indonesia, UNIDO (2000) dalam
studinya mengelompokkan masalah yang dihadapi
industry manufaktur nasional ke dalam 2 kategori,
yaitu kelemahan yang bersifat structural dan yang
Bersifat organisasi.
7. Kelemahan-kelemahan structural di antaranya:
1. Basis ekspor dan pasarnya yang sempit
a. Empat produk, yakni kayu lapis, pakaian jadi, tekstil dan alas kaki memiliki pangsa 50%
dari nilai total manufaktur
b. Pasar tekstil dan pakaian jadi sangat terbatas
c. Tiga Negara (US, Jepang dan Singapura), menyerap 50% dari total ekspor manufaktur
Indonesia, sementara US menyerap hampir setengah total nilai ekspor tekstil dan pakaian jadi
d. Sepuluh produk menyumbang 80% seluruh hasil ekspor manufaktur
e. Banyak produk manufaktur padat karya yang terpilih sebagai produk unggulan Indonesia
mengalami penurunan harga di pasar dunia akibat persaingan ketat
F.Banyak produk manufaktur yang merupakan ekspor tradisional Indonesia mengalami
penurunan daya saing
2. Ketergantungan impor yang sangat tinggi
3. Tidak adanya industry berteknologi menengah
4. Konsentrasi regional
8. Kelemahan-kelemahan organisasi, di antaranya:
1. Industry skala kecil dan menengah (IKM) masih underdeveloped
2. Konsentrasi pasar
3. Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan mengembangkan teknologi
4. Lemahnya SDM
9. F. STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
SEKTOR INDUSTRI
Subtitusi Impor (inward-looking)
Promosi Ekspor (outward-looking)
Strategi industrialisasi
1. Strategi Subtitusi Impor
- Lebih menekankan pada pengembangan industry yang berorientasi pada pasar
domestic
- Strategi subtitusi impor adalah industry domestic yang membuat barang
menggantikan impor
- Dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai
dengan
mengembangkan industry dalam negeri yang memproduksi barang pengganti impor
Pertimbangan yang lajim digunakan dalam memilih strategi ini adalah:
a. SDA dan factor produksi lain (terutama tenaga kerja) cukup tersedia
b. Potensi permintaan dalam negeri memadai
c. Pendorong perkembangan sector industry manufaktur dalam negeri
d. Dengan perkembangan industry dalam negeri, kesempatan kerja lebih luas
e. Dapat mengurangi ketergantungan impor
10. 2. Penerapan strategi subtitusi impor dan hasilnya di Indonesia
Industry manufaktur nasional tidak berkembang baik selama
orde baru
Ekspor manufaktur Indonesia belum berkembang dengan baik
Kebijakan proteksi yang berlebihan selama orde baru
menimbulkan high cost economy
Teknologi yang digunakan oleh industry dalam negeri, sangat
diproteksi
11. 3. Strategi Promosi Ekspor
Lebih berorientasi ke pasar internasional dalam
pengembangan usaha dalam negeri
Tidak ada diskriminasi dalam pemberian insentif dan fasilitas
kemudahan lainnya dari pemerintah
Dilandasi pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dapat dicapai jika produk yang dibuat di dalam negeri
dijual di pasar ekspor
Strategi promosi ekspor mempromosikan fleksibilitas dalam
pergeseran sumber daya ekonomi yang ada mengikuti
perubahan pola keunggulan komparatif
12. 4. Kebijakan industrialisasi
Dirombaknya system devisa sehingga transaksi luar negeri lebih
Bebas dan sederhana
Dikuranginya fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi
perusahaan Negara dan kebijakan
pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sector swasta
bersama-sama dengan BUMN
Diberlakukannya Undang-undang PMA