3. About VSAT
VSAT (dalam bahasa Inggris, merupakan singkatan dari
Very Small Aperture Terminal) adalah stasiun penerima
sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk
piringan dengan diameter yang bermacam macam.
Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan
mengirim data ke satelit.
Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke
titik lainnya di atas bumi. Sebenarnya piringan VSAT
tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit
geostasioner merupakan satelit yang selalu berada di
tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada
sumbunya yang dimungkinkan karena mengorbit pada titik
yang sama di atas permukaan bumi, dan mengikuti
perputaran bumi pada sumbunya.
4. VSAT IP
VSAT IP adalah layanan last mile pelanggan
dan backbone internal IM2 dengan
memanfaatkan teknologi VSAT IP DVB RCS.
Sistem ini dibangun berbasiskan produk NERA
dari Norwegia dengan alokasi frekuensi C Band.
Layanan ini memungkinkan untuk dijadikan
sebagai last mile untuk aplikasi : transfer data,
voice (VoIP) dan VPN. Khusus layanan non VPN
dapat dilengkapi dengan fitur penunjang yaitu
TCP accelerator system client server dan TCP
accelerator system proxy (gateway).
5. Equipment of VSAT
Terminal Antena Sangat Kecil adalah alat
di stasiun bumi dan digunakan untuk
mengirim serta menerima pancaran
frekuensi daripada satelit. Antena VSAT
berukuran lebih kurang 2 hingga 10 kaki
(0.55-2.75 m) dipasang di atap ,dinding
atau atas tanah dan pemilihan besar
kecilnya antena sangat tergantung pada
jenis frekuensi (misalnya C band atau Ku
band) yang akan digunakan.
6. Merakit Antena
1. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memeriksa
kelengkapan pendukung reflektor/dish antena, seperti Pedestal, baut-
baut, feedhorn dan LNB.
2. Apabila di lokasi tersebut berupa tanah maka buatlah pondasi sesuai
ukuran pedestal yang telah ditetapkan (ukuran standart 2m x 2m).
3. Penggabungan antar segmen pedestal, reflektor, feed horn serta LNB
harus benar-benar terpasang dengan baik dan kencang, usahakan
tidak ada baut-baut yang kendor atau tidak terpasang.
4. Perakitan Pedestal / boom antena harus tegak lurus ( 90 derajat )
dengan garis horizontal bumi, gunakan water pass / angle meter untuk
levelingnya, tujuannya agar pada saat pointing diperoleh kemiringan
reflektor yang akan optimal.
5. Setelah antena terakit dengan benar, persiapkan satu kabel RF pendek
dan hubungkan antara LNB ke perangkat spectrum analizer atau
satellite finder. Tentukan arah polarisasi pada feedhorn sesuai dengan
transponder yang akan kita gunakan, dalam hal ini transponder 4H
dengan polarisasi horizontal.
6. Tentukan frekuensi dan transponder di Satellite yang akan kita cari,
dalam hal ini Satellite Palapa C2 transponder 4H dengan center
frekuensinya FWD RF=3,840Ghz / Lband=1298Mhz dengan simbol rate
8.7 Msps.
7. Pointing
1. Sebelum melakukan pointing, harus diketahui terlebih
dahulu posisi sudut azimut dan sudut elevasi untuk
satellit yang akan digunakan / diterima pada suatu
daerah dimana stasiun bumi / VSAT akan didirikan.
2. Langkah pertama dalam melakukan pointing adalah
dengan menentukan sudut azimut reflektor secara
kasar dengan menggunakan kompas. Arah 0 derajat
dimulai dari arah utara, kemudian ke arah timur adalah
positif dan bila ke arah barat adalah negatif.
3. Langkah pertama dalam melakukan pointing adalah
dengan menentukan sudut azimut reflektor secara
kasar dengan menggunakan kompas. Arah 0 derajat
dimulai dari arah utara, kemudian ke arah timur adalah
positif dan bila ke arah barat adalah negatif.
4. Selanjutnya adalah melakukan pointing receive dan
transmit. Untuk melakukan pointing halus, dibutuhkan
peralatan sebagai berikut :
8. 5. (Spektrum analyzer atau Satellite Finder, DC blok dengan catu
daya, LNB dan BUC, Kabel pointing, Terminal Nera/modem)
6. Keluaran dari LNB dihubungkan melalui kabel pointing ke DC
blok dan dari DC blok dihubungkan ke Spektrum analyzer.
7. ”Perhatikan ; konektor F type dengan tegangan V= + 18 Vdc
ke arah LNB dan konektor N type tanpa tegangan V=0 volt ke
arah Spektrum analyzer. Apabila menggunakan satellite finder,
hubungkan keluaran LNB ke Satellite finder dengan konektor F
type ( satellite finder sudah mensuplai tegangan dc 13/18V”.
8. Kemudian lakukan pointing receive untuk mengarahkan
antena ke satelit, caranya dengan memutar azimut dan elevasi
secara perlahan hingga diperoleh sinyal dari satelit yang dicari,
langkah yang tepat adalah putar sudut elevasi setelah
mendapat sinyal hingga maximum kencangkan baut elevasi
kemudian putar sudut azimut setelah mendapat sinyal maksimum
kencangkan baut azimut kemudian putar polarisasi feedhorn
hingga mendapat sinyal yang maksimum, langkah tadi dilakukan
secara berulang-ulang hingga diperoleh sinyal receive yang
paling maksimum.
9. Crosspole
1. Hubungkan input BUC pada feedhorn melalui kabel transmit ke
peralatan Terminal Nera pada keluaran yang berlabel TX,
kemudian hubungkan output LNB melalui kabel receive ke input
Terminal berlabel RX.
2. Selanjutnya hidupkan perangkat Terminal Nera, untuk menerima
sinyal dari satellite di transponder yang telah ditentukan. Untuk
melihat SNR di terminal gunakan perintah dvb rx show.
3. Lakukan crosspole dengan Pure carrier / CW sesuai dengan
frekuensi dan petunjuk dari NCC PT.Indosat. Untuk melakukan CW
dari terminal gunakan perintah dvb tx cw on (level tx) (freq).
4. Kencangkan baut-baut azimut, elevasi dan feedhorn setelah
diperoleh crosspole dengan hasil yang sesuai dengan rekomendasi
NCC PT.Indosat dan mintalah printout hasil crosspole tersebut dari
NCC PT.Indosat.
5. Gunakan sealant / 3m tape untuk membungkus konektor f type di
BUC dan LNB agar tidak kemasukan air pada saat hujan.