ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
Very Small Aperture Terminal

INSTALATION VSAT
Pramesti Wisnu W. (07) Wis
About VSAT
VSAT (dalam bahasa Inggris, merupakan singkatan dari
Very Small Aperture Terminal) adalah stasiun penerima
sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk
piringan dengan diameter yang bermacam macam.
Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan
mengirim data ke satelit.
Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke
titik lainnya di atas bumi. Sebenarnya piringan VSAT
tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit
geostasioner merupakan satelit yang selalu berada di
tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada
sumbunya yang dimungkinkan karena mengorbit pada titik
yang sama di atas permukaan bumi, dan mengikuti
perputaran bumi pada sumbunya.
VSAT IP
VSAT IP adalah layanan last mile pelanggan
dan backbone internal IM2 dengan
memanfaatkan teknologi VSAT IP DVB RCS.
Sistem ini dibangun berbasiskan produk NERA
dari Norwegia dengan alokasi frekuensi C Band.
Layanan ini memungkinkan untuk dijadikan
sebagai last mile untuk aplikasi : transfer data,
voice (VoIP) dan VPN. Khusus layanan non VPN
dapat dilengkapi dengan fitur penunjang yaitu
TCP accelerator system client server dan TCP
accelerator system proxy (gateway).
Equipment of VSAT
Terminal Antena Sangat Kecil adalah alat
di stasiun bumi dan digunakan untuk
mengirim serta menerima pancaran
frekuensi daripada satelit. Antena VSAT
berukuran lebih kurang 2 hingga 10 kaki
(0.55-2.75 m) dipasang di atap ,dinding
atau atas tanah dan pemilihan besar
kecilnya antena sangat tergantung pada
jenis frekuensi (misalnya C band atau Ku
band) yang akan digunakan.
Merakit Antena
1.   Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memeriksa
     kelengkapan pendukung reflektor/dish antena, seperti Pedestal, baut-
     baut, feedhorn dan LNB.
2.   Apabila di lokasi tersebut berupa tanah maka buatlah pondasi sesuai
     ukuran pedestal yang telah ditetapkan (ukuran standart 2m x 2m).
3.    Penggabungan antar segmen pedestal, reflektor, feed horn serta LNB
     harus benar-benar terpasang dengan baik dan kencang, usahakan
     tidak ada baut-baut yang kendor atau tidak terpasang.
4.   Perakitan Pedestal / boom antena harus tegak lurus ( 90 derajat )
     dengan garis horizontal bumi, gunakan water pass / angle meter untuk
     levelingnya, tujuannya agar pada saat pointing diperoleh kemiringan
     reflektor yang akan optimal.
5.   Setelah antena terakit dengan benar, persiapkan satu kabel RF pendek
     dan hubungkan antara LNB ke perangkat spectrum analizer atau
     satellite finder. Tentukan arah polarisasi pada feedhorn sesuai dengan
     transponder yang akan kita gunakan, dalam hal ini transponder 4H
     dengan polarisasi horizontal.
6.   Tentukan frekuensi dan transponder di Satellite yang akan kita cari,
     dalam hal ini Satellite Palapa C2 transponder 4H dengan center
     frekuensinya FWD RF=3,840Ghz / Lband=1298Mhz dengan simbol rate
     8.7 Msps.
Pointing
1.      Sebelum melakukan pointing, harus diketahui terlebih
     dahulu posisi sudut azimut dan sudut elevasi untuk
     satellit yang akan digunakan / diterima pada suatu
     daerah dimana stasiun bumi / VSAT akan didirikan.
2.      Langkah pertama dalam melakukan pointing adalah
     dengan menentukan sudut azimut reflektor secara
     kasar dengan menggunakan kompas. Arah 0 derajat
     dimulai dari arah utara, kemudian ke arah timur adalah
     positif dan bila ke arah barat adalah negatif.
3.      Langkah pertama dalam melakukan pointing adalah
     dengan menentukan sudut azimut reflektor secara
     kasar dengan menggunakan kompas. Arah 0 derajat
     dimulai dari arah utara, kemudian ke arah timur adalah
     positif dan bila ke arah barat adalah negatif.
4.      Selanjutnya adalah melakukan pointing receive dan
     transmit. Untuk melakukan pointing halus, dibutuhkan
     peralatan sebagai berikut :
5.    (Spektrum analyzer atau Satellite Finder, DC blok dengan catu
     daya, LNB dan BUC, Kabel pointing, Terminal Nera/modem)
6.      Keluaran dari LNB dihubungkan melalui kabel pointing ke DC
     blok dan dari DC blok dihubungkan ke Spektrum analyzer.
7.      ”Perhatikan ; konektor F type dengan tegangan V= + 18 Vdc
     ke arah LNB dan konektor N type tanpa tegangan V=0 volt ke
     arah Spektrum analyzer. Apabila menggunakan satellite finder,
     hubungkan keluaran LNB ke Satellite finder dengan konektor F
     type ( satellite finder sudah mensuplai tegangan dc 13/18V”.
8.      Kemudian lakukan pointing receive untuk mengarahkan
     antena ke satelit, caranya dengan memutar azimut dan elevasi
     secara perlahan hingga diperoleh sinyal dari satelit yang dicari,
     langkah yang tepat adalah putar sudut elevasi setelah
     mendapat sinyal hingga maximum kencangkan baut elevasi
     kemudian putar sudut azimut setelah mendapat sinyal maksimum
     kencangkan baut azimut kemudian putar polarisasi feedhorn
     hingga mendapat sinyal yang maksimum, langkah tadi dilakukan
     secara berulang-ulang hingga diperoleh sinyal receive yang
     paling maksimum.
Crosspole
1.   Hubungkan input BUC pada feedhorn melalui kabel transmit ke
     peralatan Terminal Nera pada keluaran yang berlabel TX,
     kemudian hubungkan output LNB melalui kabel receive ke input
     Terminal berlabel RX.
2.   Selanjutnya hidupkan perangkat Terminal Nera, untuk menerima
     sinyal dari satellite di transponder yang telah ditentukan. Untuk
     melihat SNR di terminal gunakan perintah dvb rx show.
3.   Lakukan crosspole dengan Pure carrier / CW sesuai dengan
     frekuensi dan petunjuk dari NCC PT.Indosat. Untuk melakukan CW
     dari terminal gunakan perintah dvb tx cw on (level tx) (freq).
4.   Kencangkan baut-baut azimut, elevasi dan feedhorn setelah
     diperoleh crosspole dengan hasil yang sesuai dengan rekomendasi
     NCC PT.Indosat dan mintalah printout hasil crosspole tersebut dari
     NCC PT.Indosat.
5.   Gunakan sealant / 3m tape untuk membungkus konektor f type di
     BUC dan LNB agar tidak kemasukan air pada saat hujan.
Instalasi VSAT

More Related Content

Instalasi VSAT

  • 1. Very Small Aperture Terminal INSTALATION VSAT
  • 2. Pramesti Wisnu W. (07) Wis
  • 3. About VSAT VSAT (dalam bahasa Inggris, merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal) adalah stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter yang bermacam macam. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi. Sebenarnya piringan VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit geostasioner merupakan satelit yang selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya yang dimungkinkan karena mengorbit pada titik yang sama di atas permukaan bumi, dan mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.
  • 4. VSAT IP VSAT IP adalah layanan last mile pelanggan dan backbone internal IM2 dengan memanfaatkan teknologi VSAT IP DVB RCS. Sistem ini dibangun berbasiskan produk NERA dari Norwegia dengan alokasi frekuensi C Band. Layanan ini memungkinkan untuk dijadikan sebagai last mile untuk aplikasi : transfer data, voice (VoIP) dan VPN. Khusus layanan non VPN dapat dilengkapi dengan fitur penunjang yaitu TCP accelerator system client server dan TCP accelerator system proxy (gateway).
  • 5. Equipment of VSAT Terminal Antena Sangat Kecil adalah alat di stasiun bumi dan digunakan untuk mengirim serta menerima pancaran frekuensi daripada satelit. Antena VSAT berukuran lebih kurang 2 hingga 10 kaki (0.55-2.75 m) dipasang di atap ,dinding atau atas tanah dan pemilihan besar kecilnya antena sangat tergantung pada jenis frekuensi (misalnya C band atau Ku band) yang akan digunakan.
  • 6. Merakit Antena 1. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memeriksa kelengkapan pendukung reflektor/dish antena, seperti Pedestal, baut- baut, feedhorn dan LNB. 2. Apabila di lokasi tersebut berupa tanah maka buatlah pondasi sesuai ukuran pedestal yang telah ditetapkan (ukuran standart 2m x 2m). 3. Penggabungan antar segmen pedestal, reflektor, feed horn serta LNB harus benar-benar terpasang dengan baik dan kencang, usahakan tidak ada baut-baut yang kendor atau tidak terpasang. 4. Perakitan Pedestal / boom antena harus tegak lurus ( 90 derajat ) dengan garis horizontal bumi, gunakan water pass / angle meter untuk levelingnya, tujuannya agar pada saat pointing diperoleh kemiringan reflektor yang akan optimal. 5. Setelah antena terakit dengan benar, persiapkan satu kabel RF pendek dan hubungkan antara LNB ke perangkat spectrum analizer atau satellite finder. Tentukan arah polarisasi pada feedhorn sesuai dengan transponder yang akan kita gunakan, dalam hal ini transponder 4H dengan polarisasi horizontal. 6. Tentukan frekuensi dan transponder di Satellite yang akan kita cari, dalam hal ini Satellite Palapa C2 transponder 4H dengan center frekuensinya FWD RF=3,840Ghz / Lband=1298Mhz dengan simbol rate 8.7 Msps.
  • 7. Pointing 1. Sebelum melakukan pointing, harus diketahui terlebih dahulu posisi sudut azimut dan sudut elevasi untuk satellit yang akan digunakan / diterima pada suatu daerah dimana stasiun bumi / VSAT akan didirikan. 2. Langkah pertama dalam melakukan pointing adalah dengan menentukan sudut azimut reflektor secara kasar dengan menggunakan kompas. Arah 0 derajat dimulai dari arah utara, kemudian ke arah timur adalah positif dan bila ke arah barat adalah negatif. 3. Langkah pertama dalam melakukan pointing adalah dengan menentukan sudut azimut reflektor secara kasar dengan menggunakan kompas. Arah 0 derajat dimulai dari arah utara, kemudian ke arah timur adalah positif dan bila ke arah barat adalah negatif. 4. Selanjutnya adalah melakukan pointing receive dan transmit. Untuk melakukan pointing halus, dibutuhkan peralatan sebagai berikut :
  • 8. 5. (Spektrum analyzer atau Satellite Finder, DC blok dengan catu daya, LNB dan BUC, Kabel pointing, Terminal Nera/modem) 6. Keluaran dari LNB dihubungkan melalui kabel pointing ke DC blok dan dari DC blok dihubungkan ke Spektrum analyzer. 7. ”Perhatikan ; konektor F type dengan tegangan V= + 18 Vdc ke arah LNB dan konektor N type tanpa tegangan V=0 volt ke arah Spektrum analyzer. Apabila menggunakan satellite finder, hubungkan keluaran LNB ke Satellite finder dengan konektor F type ( satellite finder sudah mensuplai tegangan dc 13/18V”. 8. Kemudian lakukan pointing receive untuk mengarahkan antena ke satelit, caranya dengan memutar azimut dan elevasi secara perlahan hingga diperoleh sinyal dari satelit yang dicari, langkah yang tepat adalah putar sudut elevasi setelah mendapat sinyal hingga maximum kencangkan baut elevasi kemudian putar sudut azimut setelah mendapat sinyal maksimum kencangkan baut azimut kemudian putar polarisasi feedhorn hingga mendapat sinyal yang maksimum, langkah tadi dilakukan secara berulang-ulang hingga diperoleh sinyal receive yang paling maksimum.
  • 9. Crosspole 1. Hubungkan input BUC pada feedhorn melalui kabel transmit ke peralatan Terminal Nera pada keluaran yang berlabel TX, kemudian hubungkan output LNB melalui kabel receive ke input Terminal berlabel RX. 2. Selanjutnya hidupkan perangkat Terminal Nera, untuk menerima sinyal dari satellite di transponder yang telah ditentukan. Untuk melihat SNR di terminal gunakan perintah dvb rx show. 3. Lakukan crosspole dengan Pure carrier / CW sesuai dengan frekuensi dan petunjuk dari NCC PT.Indosat. Untuk melakukan CW dari terminal gunakan perintah dvb tx cw on (level tx) (freq). 4. Kencangkan baut-baut azimut, elevasi dan feedhorn setelah diperoleh crosspole dengan hasil yang sesuai dengan rekomendasi NCC PT.Indosat dan mintalah printout hasil crosspole tersebut dari NCC PT.Indosat. 5. Gunakan sealant / 3m tape untuk membungkus konektor f type di BUC dan LNB agar tidak kemasukan air pada saat hujan.