Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan keuangan perusahaan, termasuk meramalkan laporan keuangan, penjualan, dan kebutuhan modal. Metode persentase penjualan digunakan untuk memproyeksikan laporan keuangan dengan mengasumsikan biaya sebagai persentase dari penjualan, sedangkan kebutuhan modal diperkirakan berdasarkan pertumbuhan proyeksi neraca dan dana yang dihasilkan secara internal.
1 of 16
Download to read offline
More Related Content
Instrumen monev bsm 2014
1. PEMBAHASAN
Laporan Keuangan Pro Forma (Proyeksi) adalah laporan keuangan yang meramalkan posisi
keuangan perusahaan serta kinerjanya selama periode tertentu. Para manajer menyusun laporan
keuangan pro forma atau laporan keuangan proyeksi (pro forma/projected financial statement) dan
menggunakannya dalam empat cara, yaitu:
1. Dengan mengacu pada laporan keuangan proyeksi, mereka dapat menilai apakah kinerja
perusahaan yang diantisipasi sesuai dengan target umum perusahaan itu sendiri dan dengan harapan
para investor.
2. Laporan keuangan pro forma dapat digunakan untuk mengestimasikan dampak dari perubahan-
perubahan operasi yang diusulkan.
3. Para manajer menggunakan laporan keuangan pro forma untuk mengantisipasi kebutuhan
pendanaan perusahaan dimasa depan.
4. Laporan keuangan pro forma digunakan untuk mengestimasikan arus kas bebas masa depan, dalam
rencana operasi yang berbeda, meramalkan kebutuhan modal perusahaan, dan kemudian memilih
rencana yang memaksimalkan nilai pemegang saham.
RENCANA STRATEGIS
Tujuan utama bab ini adalah untuk menjelaskan apa yang dapat dilakukan oleh manajer
guna membuat perusahaannya lebih bernilai. Para manajer harus memahami bagaimana investor
menentukan nilai saham dan obligasi jika mereka akan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
menerapkan proyek-proyek yang memenuhi atau melampaui harapan investor.
MAKSUD PERUSAHAAN
Perusahaan dimulai dengan pernyataan misi. Pernyataan misi adalah versi yang singkat dan
padat dari rencana strategis suatu perusahaan. Baik pernyataan misi maupun rencana strategis
biasanya dimulai dengan pernyataan mengenai maksud perusahaan secara umum.
LINGKUP PERUSAHAAN
Lingkup perusahaan menentukan nilai bisnis suatu perusahaan dan area geografis dari
operasinya. Beberapa studi baru-baru ini telah menemukan bahwa tren pasar cenderung menilai
lebih tinggi perusahaan yang terfokus dibandingkan dengan perusahaan yang terdiversifikasi.
TUJUAN PERUSAHAAN
Tujuan utama perusahaan menyatakan filosofi umum dari bisnis tersebut, tetapi tidak
memberikan tujuan-tujuan operasional bagi manajer. Pernyataan tujuan perusahaan menetapkan
tujuan-tujuan tertentu sebagai pedoman bagi manajemen. Kebanyakan organisasi memiliki baik
tujuan yang bersifat kualitatif maupun tujuan kuantitatif.
STRATEGI PERUSAHAAN
Strategi perusahaan lebih merupakan pendekatan umum dan bukan rencana terperinci.
Secara umum, strategi suatu perusahaan sering kali memiliki beberapa dimensi yang mencakup
apakah perusahaan (1) akan melakukan investasi di luar negeri, (2) akan melakukan investasi di lini
2. bisnis dan teknologi baru, dan atau (3) akan berfokus pada bagian yang luas atau yang sempit dari
pasar pelanggan.
Bagaimanapun, strategi perusahaan tersebut harus dapat dicapai dan sesuai dengan maksud,
lingkup, dan tujuan perusahaan.
RENCANA OPERASI
Rencana operasi menyediakan pedoman implementasi terperinci, yang didasarkan pada
strategi perusahaan, untuk membantu mencapai tujuan perusahaan. Rencana-rencana ini dapat
dikembangkan untuk rentang waktu apapun.
RENCANA KEUANGAN
Proses perencanaan keuangan dapat dibagi menjadi enam langkah:
1. Memproyeksikan laporan keuangan dan menggunakan proyeksi ini untuk menganilisis dampak dari
rencana operasi terhadap proyeksi dan berbagai rasio keuangan.
2. Menentukan dana yang dibutuhkan untuk mendukung rencana lima tahun.
3. Meramalkan ketersediaan dana selama lima tahun ke depan.
4. Menetapkan dan menjaga suatu sistem pengendalian yang mengatur alokasi dan penggunaan dana
di dalam perusahaan.
5. Mengembangkan prosedur guna menyesuaikan rencana dasar jika ramalan ekonomi yang
mendasari rencana tersebut tidak terjadi.
6. Menetapkan suatu sistem kompensasi manajemen berbasis kinerja.
MODEL PERENCANAAN KEUANGAN TERKOMPUTERISASI
Meskipun peramalan keuangan sebagaimana dijelaskan dalam bab ini dapat dilakukan
dengan menggunakan kalkulator, hampir semua ramalan perusahaan dibuat menggunakan model
peramalan komputerisasi. Kebanyakan model peramalan didasarkan pada program kerja komputer
(spreadsheet) seperti microsoft excel. Kertas kerja komputer memilki dua keunggulan utama
dibandingkan dengan perhitungan manual. Pertama, membuat suatu model kertas kerja komputer
jauh lebih cepat dibandingkan dengan membuat ramalan manual jika periode ramalan mencakup
satu atau dua tahun. Kedua, yang lebih penting, dengan model kertas kerja komputer Anda dapat
mengubah input dan langsung menghitung ulang laporan keuangan proyeksi serta rasio, sehingga
memudahkan manajer untuk menentukan dampak dari perubahan-perubahan dalam variabel seperti
penjualan unit, biaya tenaga kerja, dan harga jual.
RAMALAN PENJUALAN
Ramalan Penjualan (sales forecast) pada umumnya dimulai dengan suatu tinjauan mengenai
penjualan selam lima sampai sepuluh tahun ke belakang, yang dinyatakan dalam grafik
sebagaimana ditunjukkan dalam tampilan 17-1. Bagian pertama dari grafik tersebut menunjukkan
penjualan masa lalu selama lima tahun untuk Allied.grafik tersebut dapat saja memuat data
penjualan dari lima tahun terakhir karena studi perusahaan telah menunjukkan bahwa pertumbuhan
3. masa depan perusahaan lebih erat berhubungan dengan kejadian-kejadian terkini dibandingkan
dengan masa silam yang jauh di belakang.
Allied mengalami naik turun selama periode tahun 2002. Pada tahun 2000,cuaca buruk di
wilayah penghasil buah di California menyebabkan rendahnya produksi, yang membuat penjualan
tahun 2000 berada di bawah tingkat penjualan tahun 1999.kemudian peningkatan hasil panen yang
luar biasa besarnya pada tahun 2001 mendorong penjualan naik sampai 15%, tingkat pertumbuhan
yang tinggi dan sangat tidak biasa bagi perusahaan pengolah mskanan yang sudah mapan.
Berdasarkan analisis regresi, ramalan Allied menetukan bahwa rata-rata tingkat pertumbuhan dalam
penjualan selama lima tahun yang lalu adalah 9,1%. Berdasarkan tren penjualan historis, rencana
pengenalan produk baru, dan ramalan Allied mengenai perekonomian, komite perencanaan
perusahaan tersebut memproyeksikan tingkat pertumbuhan penjualan sebesar 10% selama tahun
2003, menjadi penjualan sebesar $ 3.300 juta.berikut ini adalah beberapa faktor yang
dipertimbangkan oleh Allied dalam mengembangkan ramalan penjualannya.
1. Allied Food Product dibagi menjadi tiga devisi: makanan kaleng, makanan beku, dan makanan
kemasan seperti buah kering.
2. Selanjutnya tingkat aktivitas ekonomi disetiap wilayah pemasaran perusahaan diramalkan.
Misalnya seberapa kuat nantinya perekonomian masing-masing dari enam wilayah distribusi
domestik dan dua wilayah distribusi luar negeri .
3. Komite perencanaan Allied juga melihat kemungkinan pangsa pasar perusahaan di masing-masing
wilayah distribusi.
4. Penjualan luar negeri Allied merupakan masalah peramalan yang unik.
5. Para penyusun rencana Allied juga harus dapat mempertimbangkan dampak inflasi terhadap harga.
6. Kampaye periklanan, diskon promosi, persyaratan kredit dan semacamnya juga mempengaruhi
penjualan, sehingga perkembangan-perkembangan yang mungkin dari hal-hal tersebut juga
diperhitungkan.
7. Ramalan dibuat untuk setiap divisi, baik secara agregat maupun untuk setiap produk individual.
Jika ramalan penjualan tidak sesuai, maka konsekuensinya dapat menjadi serius. Pertama,
jika pasar berkembang lebih besar dibandingkan dengan kesiapan Allied, perusahaan tidak akan
dapat memenuhi permintaan. Para pelanggan akan membeli produk pesaing, dan Allied akan
kehilangan pangsa pasar.
PERAMALAN LAPORAN KEUANGAN:
METODE PERSENTASE PENJUALAN
Metode persentase penjualan adalah suatu metode untuk meramalkan laporan keuangan
masa depan yang menyatakan setiap jumlah sebagai persentase penjualan. Persentase ini bisa
konstan, atau berubah sejalan dengan berlalunya waktu. Pertumbuhan populasi dan tingkat inflasi
menentukan tingkat pertumbuhan penjualan jangka panjang bagi kebanyakan perusahaan.
Perusahaan seringkali memiliki apa yang disebut dengan periode keunggulan kompetitif,
dimana perusahaan tersebut dapat bertumbuh pada tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat
4. pertumbuhan jangka panjang. Untuk perusahaan dengan teknologi sendiri atau identitas merk yang
kuat, periode keunggulan kompetitif bisa mencapai kurun waktu 20 tahun. Untuk perusahaan yang
menghasilkan komoditas atau yang berada dalam industri yang sangat kompetitif, periode
keunggulan kompetitifnya bisa hanya dua atau tiga tahun, atau bahkan tidak sama sekali.
Bagaimana cara menggunakan metode peramalan laporan keuangan:
Langkah 1. Ramalan Laporan Keuangan
Ramalan laporan laba rugi untuk tahun berikutnya. Laporan ini dibutuhkan untuk
mengestimasikan laba dan tambahan ke laba ditahan. Meode persentase penjualan mengasumsikan
di awal bahwa seluruh biaya kecuali depresiasi adalah persentase yang telah ditentukan dari
penjualan.
Langkah 2. Meramalkan Neraca
Aktiva yang ditampilkan dalam neraca harus meningkat jika penjualan akan meningkat.
Perusahaan menulis dan menyetor cek setap hari. Karena perusahaan tidak mengetahui secara pasti
kapan semua cek akan di uangkan, maka mereka tidak dapat memprediksikan secara tepat berapa
saldo di rekening cek mereka pada suatu hari tertentu. Oleh karena itu, mereka harus menjaga saldo
kas dan sekuritas guna menghindari penarikan yang berlebihan dari rekeningnya.
Adalah wajar untuk mengasumsikan bahwa kas, piutang usaha, dan persediaan tumbuh
secara proporsional terhadap pejualan. Ketika perusahaan mengakuisisi pabrik dan peralatan,
perusahaan sering memasang kapasitas yang lebih besar dari yang dibutuhkan saat ini, karena skala
ekonomi.
Dalam jangka panjang, terdapat hubungan yang relatif dekat antara penjualan dengan aktiva
tetap bagi semua perusahaan. Tidak ada satu perusahaan pun yang dapat terus meningkatkan
penjualan kecuali jika perusahaan itu pada akhirnya meningkatkan kapasitas. Oleh karena itu,
sebagai estimasi pertama, mengasumsikan bahwa rasio jangka panjang dari nilai buku bersih pabrik,
dan peralatan terhadap penjualan akan konstan adalah hal yang wajar.
Untuk tahun-tahun pertama dari suatu ramalan, manajer pada umumnya menggunakan nilai
aktual dari investasi dalam pabrik dan peralatan yang dinyatakan dalam julah dolar yang
direncanakan. Jika estimasi tersebut tidak tersedia, maka mengasumsikan estimasi rasio yang
konstan dari nilai buku bersih pada pabrik dan peralatan terhadap penjualan merupakan hal yang
wajar.
Jika aktiva akan meningkat, maka kewajiban dan ekuitasnya juga harus meningkat-
tambahan aktiva tersebut harus didanai. Beberapa pos di sisi kewajiban dapat diperkirakan akan
meningkat secara spontan dengan penjualan, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan dana
yang dihasilkan secara spontan (spontaneously generated funds). Tambahan dana yang dibutuhkan
(AFN) yaitu dana yang harus diperoleh secara eksternal oleh suatu perusahaan melalai pinjaman
atau penjualan saham biasa atau saham preferen baru.
Langkah 3. Menggalang Tambahan Dana yang Dibutuhkan
Staf keuangan akan menggalang dana yang dibutuhkan berdasarkan beberapa faktor,
termasuk struktur modal sasaran perusahaan, dampak pinjaman jangka pendek terhadap rasio lancar,
5. kondisi di pasar utang dan modal, serta pembatasan yang dikenakan oleh perjanjian utang yang
sudah ada.
Suatu Kerumitan: Umpan Balik Keuangan
Laporan keuangan proyeksi ini belum lengkap dalam satu hal, yaitu laporan ini belum
mencerminkan fakta bahwa bunga harus dibayarkan atas utang yang digunakan untuk membantu
mendanai AFN, dan bahwa dividen akan dibayarkan atas lembar saham yang diterbitkan guna
menggalang dana yang berasal dari porsi saham biasa untuk AFN. Pembayaran tersebut akan
menurunkan laba bersih dan laba ditahan yang ditampilkan dalam laporan keuangan proyeksi.
Analisis Ramalan
Peramalan adalah proses iteratif (berulang), baik dalam cara laporan keuangan dihasilkan
maupun dalam cara rencana keuangan disusun. Untuk tujuan perencanaan, staf keuangan
mengembangkan suatu ramalan awal berdasarkan asumsi bahwa perusahaan meneruskan kebijakan
dan tren masa lalu. Hal ini memberikan titik awal, atau ramalan dasar. Kemudian, proyeksi
dimodifikasi guna melihat apa saja dampak dari alternatif rencana operasi terhadap laba dan kondisi
keuangan perusahaan. Hal ini menghasilkan revisi ramalan. Kemudian alternatif rencana operasi
ditelaah dengan skenario tingkat pertumbuhan penjualan yang berbeda, dan model tersebut
digunakan untuk mengevaluasi baik kebijakan dividen maupun keputusan mengenai struktur modal.
Modal kertas kerja juga dapat digunakan untuk menganalisis alternatif kebijakan modal
kerja, yaitu untuk melihat dampak dari perubahan dalam manajemen kas, kebijakan kredit,
kebijakan persediaan, dan penggunaan beragam jenis kredit jangka pendek yang berbeda.
Meramalkan Arus Kas Bebas
Model kertas juga dapat digunakan untuk mengestimasikan arus kas bebas (free cash flo-FCF).
FCF = Arus kas operasi Investasi bruto pada modal operasi
Alternatifnya, FCF dapat dihitung menggunakan Persamaan
FCF = NOPAT Investasi bersih pada modal operasi
Arus kas bebas mencerminkan jumlah kas yang dihasilkan dalam suatu tahun tertentu dikurangi
dengan jumlah kas yang dibutuhkan untuk mendanai tambahan pengeluaran modal dan modal kerja
operasi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
Rumus AFN
Kebanyakan perusahaan meramalkan kebutuhan modalnya dengan menyusun laporan laba rugi dan
neraca pro forma sebagaimana dijelaskan diatas. Tetapi, jika rasio-rasio diperkirakan akan tetap
konstan, maka rumus berikut ini dapat digunakan untuk meramalkan kebutuhan keuangan.
AFN = (A*/S0)(S) (L*/S0)(S) MS1(RR)
AFN = tambahan dana yang dibutuhkan
A* = aktiva yang terkait langsung dengan penjualan, sehingga harus meningkat jika penjualan
meningkat.
S0 = penjualan selama yahun lalu
A*/S0 = persentase aktiva yang dibutuhkan terhadap penjualan
L* = kewajiban yang meningkat secara spontan
6. L*/S0 = kewajiban yang meningkat secara spontan sebagai persentase penjualan
S1 = total penjualan yang diproyeksikan untuk tahun depan
S = perubahan dalam penjualan
M = margin laba atau laba per $1 penjualan
RR = rasio retensi, yang adalah persentase dari laba bersih yang ditahan.
Teknik Lain Untuk Meramalkan Laporan Keuangan
Jika rasio A*/S0 tidak konstan, maka metode peramalan untuk pertumbuhan konstan sebagaimana
dibahas sebaiknya tidak digunakan. Lebih baik digunakan teknik lain untuk meramalkan tingkat
aktiva dan kebutuhan pendanaan tambahan.
Regresi Linear Sederhana
Jika diasumsikan hubungan antara jenis aktiva tertentu dengan penjualan adalah linear, maka teknik
regresi linear sederhana dapat digunakan untuk mengestimasikan kebutuhan akan jenis aktiva
tersebut untuk peningkatan penjualan tertentu.
MATERI DARI INTERNET
Perencanaan dan Peramalan Keuangan
Menurut Lawrence J. Gitman (2006), Financial Planning adalah planning that begins with long
term, or strategic, financial plans that in turn guide the formulation of short term, or operating, plans
and budgets (p.114). Mengacu pada pendapat Lawrence J. Gitman, perencanaan keuangan dibagi
atas dua macam, yaitu:
a. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang (Strategis)
Gambaran besar aktivitas keuangan yang direncanakan oleh perusahaan dan dampak yang dapat
diantisipasi akibat aktivitas tersebut dalam periode waktu 2 sampai 10 tahun
b. Perencanaan Keuangan Jangka Pendek (Operasional)
Gambaran spesifik dari aktivitas keuangan jangka pendek yang dilakukan oleh perusahaan dan
dampak dari aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa Perencanaan Keuangan merupakan suatu bagian
penting dalam keuangan perusahaan. Merupakan bagian penting karena pada perencanaan
keuangan, seorang manajer dapat merencanakan langkah langkah apa yang harus diambil agar
perusahaan dapat mencapai tujuannya.
Rencana Operasi
Rencana operasi menyediakan pedoman implementasi terperinci, yang didasarkan pada strategi
perusahaan, untuk membantu mencapai tujuan perusahaan.
Rencana-rencana ini dapat dikembangkan untuk rentang waktu apa pun.
Rencana tersebut menjelaskan secara terperinci siapa yang bertanggung jawab untuk setiap fungsi
tertentu, kapan tugas tertentu harus diselesaikan, target penjualan dan laba, dst.
Proses Perencanaan Keuangan
7. 1. Memproyeksikan laporan keuangan dan menggunakannya untuk menganalisis dampak dari
rencana operasi terhadap proyeksi laba dan berbagai rasio keuangan.
2. Menentukan dana yang dibutuhkan untuk mendukung rencana lima tahunan.
3. Meramalkan ketersediaan dana selama lima tahun ke depan.
4. Menetapkan dan menjaga suatu sistem pengendalian yang mengatur alokasi dan penggunaan
dana di dalam perusahaan.
5. Mengembangkan prosedur guna menyesuaikan rencana dasar jika ramalan ekonomi yang
mendasari rencana tersebut tidak terjadi.
6. Menetapkan suatu sistem kompensasi manajemen berbasis kinerja.
Model Keuangan Terkomputerisasi
Kebanyakan model peramalan didasarkan pada program spreadsheet seperti MS Excel.
Spreadsheet memiliki keunggulan:
1. Membuat model spreadsheet lebih cepat dibandingkan dengan membuat ramalan manual jika
periode ramalan mencakup satu atau dua tahun
2. Model spreadsheet dapat mengubah input dan langsung menghitung ulang sehingga hasilnya dapat
dengan cepat diketahui.
Manfaat Perencanaan Keuangan:
Mengacu pada Stanley B. Block dan Geofrrey A. Hirt (2002), bahwa manfaat perencanaan
keuangan adalah :
1. Sebagai bahan pertimbangan sebelum pembuatan keputusan mengenai keuangan.
2. Sebagai dasar penilaian mengenai apakah rencana yang akan dijalankan oleh suatu perusahaan
memiliki prospek yang baik atau tidak.
3. Sebagai standar mengenai kinerja keuangan yang akan mendatang.
Ramalan Penjualan
Ramalan penjualan: ramalan unit dan nilai penjualan suatu perusahaan, untuk periode di masa
mendatang. Ramalan penjualan (sales forecast) pada umumnya dimulai dengan suatu tinjauan
mengenai penjualan selama 5-10 tahun ke belakang, yang dinyatakan dalam grafik.
Jika ramalan penjualan tidak sesuai, maka konsekuensinya:
1. Jika pasar berkembang lebih cepat, maka perusahaan tidak akan dapat memenuhi permintaan.
FCF = Arus kas operasi Investasi bruto pada modal operasi
Atau
FCF = NOPAT Investasi bersih pada modal operasi
2. Jika proyeksinya terlalu optimistis, maka perusahaan akan kelebihan kapasitas pabrik, peralatan,
dan persediaan. Jika perusahaan mendanai ekspansi yang tidak perlu dengan utang, maka
perusahaan akan memiliki beban bunga yang tinggi.
Peramalan Laporan Keuangan: Metode Persentase Penjualan
8. Metode persentase penjualan adalah suatu metode untuk meramalkan laporan keuangan masa
depan yang menyatakan setiap jumlah sebagai persentase penjualan.
Pertumbuhan populasi dan tingkat inflasi akan menentukan tingkat pertumbuhan penjualan jangka
panjang.
Nilai yang wajar untuk tingkat pertumbuhan penjualan jangka panjang berkisar antara 5-7% bagi
perusahaan di industri yang sudah mapan.
Meramalkan Arus Kas Bebas
Rumus AFN
Persamaan AFN menunjukkan bahwa kebutuhan pendanaan eksternal bergantung pada 5 faktor:
1. Pertumbuhan penjualan (S)
2. Intensitas modal (A*/S0)
3. Rasio kewajiban spontan terhadap penjualan (L*/ S0)
4. Margin laba (M)
5. Rasio retensi (RR).
Langkah-Langkah Peramalan
Agar peramalan dapat memberikan hasil yang memuaskan maka haruslah mengikuti
prosedur atau langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam peramalan. Dengan mengikuti setiap
langkah yang telah ditetapkan, paling tidak dapat menghindari kesalahan yang tidak perlu, sehingga
hsil peramalan tidak perlu diragukan.
Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam proses melakukan peramalan sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan Data. Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Data
yang dilakukan merupakan data masa lalu (lampau). Hendaknya data yang dikumpulkan selengkap
mungkin untuk beberapa priode. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan pengumpulan data
sekunder dan data primer. Pengumpulan data sekunder maksudnya adalah data yang diperoleh dari
berbagai sumber seperti: perpustakaan, koran, serta laporan lainnya adapun data primer diperoleh
dari lapangan dengan menggunakan observasi, wawancara atau dengan menyebarkan kuesioner.
2. Mengolah Data. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat tabulasi data. Dengan demikian
akan diketahui pola data yang dimiliki dan memudahkan kita untuk melakukan peramalan melalui
metode peramalan yang ada.
3. Menentukan Metode Peramalan. Setelah data ditabulasi, barulah kita menentukan metode
peramalan yang cocok untuk data tersebut. Terdapat banyak metode dalam melakukan peramalan.
Hendaknya metode yang dipilih adalah metode yang paling tepat atau metode yang paling kecil
penyimpangannya. Pemilihan metode peramalan adalah dengan mempertimbangkan factor horizon
waktu, pola data, jenis peramalan, factor biaya, ketepatan dan kemudahan penggunaannya.
4. Memproyeksikan Data. Seperti diketahui bahwa akan ada perubahan di masa yang akan datang
seperti perubahan Ekonomi, politik, sosial, atau perubahan kemasyarakatan lainnya perubahan ini
9. akan berakibat tidak tepatnya hasil peramalan. Agar kita dapat meminimalkan penyimpangan
terhadap perubahan, maka perlu di lakukan proyeksi data dengan pertimbangan faktor perubahan
tersebut untuk beberapa perubahan tersebut untuk beberapa periode .
5. Mengambil Keputusan. Hasil peramalan yang telah di lakukan di gunakan untuk mengambil
keputusan untuk bidak membuat berbagai perencanaan seperti perencanaan produksi, keuangan,
penjualan dan perencanaan lainnya, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun perencanaan
jangka panjang. berkaitan dengan keuangan adalah jumlah dana yang harus disediakan dan kapan.
10. LEASING
BAB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menjalankan suatu usaha maka kita memerlukan modal yang tidak sedikit. Apalagi kita
juga membutuhkan barang-barang modal untuk menjalankan suatu usaha tersebut, agar kita dapat
menjalankan suatu usaha dengan lancar maka kita membutuhkan suatu lembaga untuk memperoleh
suatu dana usaha, lembaga ini dinamakan leasing.
Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu
tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi
perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang
jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa
beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau
enam bulan sekali kepada pihak lessor.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian leasing?
2. Apa sajakah pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan leasing?
3. Apa sajakah penggolongan perusahaan leasing?
4. Bagaimanakah proses dan mekanisme transaksi leasing?
5. Apa sajakah jenis dan teknik pembiayaan leasing?
6. Apa Keunggulan pembiayaan leasing?
7. Bagaimana contoh dari perusahaan leasing?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing)
Leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan kepada perusahan (badan hukum) atau perorangan
dalam bentuk pembiayaan barang modal. Pembayaran kembali oleh peminjam dilakukan oleh
peminjam dilakukan secara berkala, dan dalam jangka waktu menengah atau panjang. Perusahaan
yang menyelenggarakan leasing disebut lessor, sedangkan perusahaan yang mengajukan leasing
disebut dengan lessee..1
[1]
Selanjutnya dengan kebijaksanaan deregulasi 20 desember 1988, ketentuan bisnis leasing yang
diterbitkan sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi. Bisnis leasing kemudian diberi nama sewa
guna usaha sesuai dengan keputusan mentri keuangan nomor 1169/KMK 01/1991 tanggal 21
1
11. november 1991 yang memberikan definisi sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang- barang modal, baik secara sewa guna usaha hak opsi
(finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh
leases selama jangka tertentu berdasarkan pembayaran berkala.2
[2]
B. Pihak-Pihak Yang Terlibat dalam Kegiatan Leasing
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah sebagai berikut:
1. Lessor.
Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan nasabahnya untuk memperoleh
barang-barang modal. Lessor dalam financial lease bertujuan untuk mendapatkan kembali biaya
yang telah dikeluarkan untuk membiayai barang modal dengan mendapatkan keuntungan.
2. Lessee.
Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk memperoleh barang
modal yang diinginkan.
3. Supplier.
Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing sesuai perjanjian antara lessors
dengan lessee dan dalam hal ini suplier juga dapat bertindak sebagai lessor. Dalam mekanisme
financial lease, suplier langsung menyerahkan barang kepada lease tanpa melalui pihak lessor
sebagai pihak yang memberikan pembiayaan.3
[3]
4. Bank dan kreditur
Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditur lain tidak terlibat secara
langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan
dana kepada lessor.4
[4]
C. Penggolongan perusahaan leasing
Jenis-jenis perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatannya dibagi kedalam tiga 3 (tiga)
kelompok yaitu:
1. independent leasing.
Merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat/sekaligus sebagai supplier atau
membeli barang-barang modal dari supplier lain untuk disewakan.
2. Captive lessor.
Dalam perusahaan leasing jenis ini, produsen atau supplier mendirikan perusahaan leasing dan
yang mereka sewakan adalah barang-barang milik mereka sendiri. Tujuan utamanya adalah untuk
dapat meningkatkan penjualan, sehingga mengurangi penumpukan barang digudang/toko.
3. Lease broker.
2
3
4
12. Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan-keinginan lessee untuk
memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk disewakan.5
[5]
D. Proses dan Mekanisme Transaksi Leasing
Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat proses dan mekanisme yang harus dijalankan sebagai
beikut:
1. Lessee bebas memilih dan menentukan pealatan yang dibutuhkan, mengadakan penawaran harga
dan menunjuk suplaier peralatan.
2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada lesor disertai
dokumen lengkap.
3. Lesse mengefaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease dengan
syarat dan kondisi yang disetujui lessee lalu ditanda tangani.
4. Pada saat yang sama lease dapat menanda tangani kontrak asuransi seperti yang tercantum
dalam kontrak lease
5. Kontrak pemberian pealatan akan ditanda tangani lessor dengan suplaier peralatan tersebut.
6. Suplaier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lessee. Untuk mempertahankan
dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian tersebut.
7. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada supplier.
8. Supplier menyerahkan tanda terima ( yang diterima dari lessee), bukti pemilikan dan
pemindahan pemilikan kepada lessor.
9. Lessor membayar harga peralatan yang dileasee kepada supplier.
10.Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah
ditentukan dalam kontrak lease.6
[6]
E. Jenis dan teknik pembiayaan leasing
Ada dua macam pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan leasing, yaitu:
1. Operating leasing
Adalah usaha leasing, dimana pihak lessee hanya membayar sewa pembiayaan (rental) sesuai
perjanjian, tanpa diikuti dengan pemilikan barang modal tersebut oleh lessee pada akhir masa
perjanjian.
Dalam praktiknya lessor biasanya membeli barang modal dari supplier atau pihak lain terlebi
dahulu, kemudian pihak lessee akan membayar rental sejumlah tertentu, tanpa memperhitungkan
terlalu rinci biaya yang telah dikeluarkan oleh lessor.
2. Financial lease
Adalah usaha leasing, dimana selain membayar sewa yang ditetapkan, pada akhirnya masa
kontrak pembiayaan lessee akan membeli barang-barang modal tersebut berdasarkan sisa yang
disepakati bersama.7
[7]
5
6
7
13. Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari jenis transaksi leasing yang secara garis besar
dapat dibagi dua kategori pembiayaan yaitu finance lease dan operating lease.
1. Finance Lease.
Adalah suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dan lessee dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. lessor sebagai pemilik barang atau objek leasing yang dapat berupa barang bergerak ataupun
benda tidak bergerak memiliki umur maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis barang
tersebut.
b. Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesuai dengan jumlah dan jangka
waktu yang disetujui. Jumlah tersebut merupakan angsuran atau lease payment yang terdiri dari
biaya perolehan barang ditambah dengan semua biaya lainnya yang dikeluarkan lessor dan
tingkat keuntungan.
c. Lessor dalam jangka waktu pengembalian yang disetujui tidak dapat secara sepihak mengakhiri
masa kontrak atau pemakaian barang tersebut. Risiko ekonomis termasuk biaya pemeliharaan
dan biaya lainnya yang berhubungan dengan barang yang di-lease ditanggung oleh lessee.
d. Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk membeli barang tersebut sesuai
dengan nilai sisa yang disepakati untuk menggembalikan pada lessor atau memperpanjang masa
lesse sesuai dengan syarat-syarat yang disetujui bersama.
Ciri-ciri finance lease antara lain :
a) Objek leasing tetap milik lessor sampai dilakukannya hak opsi
b) Barang modal bisa dalam bentuk barang bergerak / tidak bergerak
c) Masa sewa barang modal sama dengan umur ekonomisnya
d) Jumlah lease payment = jumlah biaya perolehan + biaya-biaya lainnya + spread
e) Lessor tidak dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak (non-cancellablea), atau akan
dikenakan denda
f) Risiko ekonomis misalnya biaya pemeliharaan ditanggung lessee
g) Transaksi keuangan
h) Full pay out
i) Disertai hak opsi beli sesuai dengan residual value
j) Lessor tidak boleh menyusutkan barang modal.8
[8]
2. Operating Lease.
Adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor dan lessee dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada pihak lessee untuk
digunakan dengan jangka waktu relatif lebih pendek dari pada umur ekonomis barang modal
tersebut.
8
14. b. Lessor atau pengguna barang modal tersebut membayar sejumlah sewa secara berkala kepada
lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya perolehan barang tersebut
beserta bunganya.
c. Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang tersebut.
d. Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada lessor.
e. Lease biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu.9
[9]
F. Keunggulan pembiayaan leasing
Keunggulan dari pembiayaan leasing adalah sebagai berikut:
1. Fleksibilitas penanaman karena memungkinkan pendayagunaan infesasi dana secara optimum.10
[10]
2. Menghemat modal.
Penggunaan sistem leasing memungkinkan lessee menghemat modal kerja. Untuk memulai
usaha, lessee tidak perlu menyediakan dana dalam jangka besar untuk menyiapkan barang-
barang modal.
3. Pemanfaatan sistem leasing memungkinkan pihak lessee menghemat modal kerja, karena untuk
memulai produksinya, lessee tidak harus menyediakan barang dalam jumlah besar untuk
membeli mesin-mesin, dan sebagainya.
4. Resiko keusangan.
Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating leasee terhadap risiko keusangan sehingga
lessee tidak perlu mempertimbangkan risiko pada tahap dini yang mungkin terjadi.
5. Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating leasee yang berjangka waktu relatif singkat
dapat mengatasi kekhawatiran lesse terhadap resiko keusangan sehingga lesee tidak perlu
mempertimbangkan risiko pada tahap dini yang mungkin terjadi.
6. Menciptakan keuntungkan dari pengaruh inflasi.
Pembayaran sewa bersifat tetap dan dalam jangka menengah atau panjang. Oleh karena itu, nilai
riil sewa akan turun jika terjadi inflasi dalam perekonomian.
7. Menguntungkan arus kas.
Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam perencanaan arus dana karena
pengaturan ini akan mempunyai dampak yang berarti bagi pendapatan lessee.
8. Kemudahan penyusunan anggaran.
Adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap akan memudahkan dalam
penyusunan anggaran tahunan lessee dapat memilih cara pembayaran sewa secara bulanan atau
kesepakatan lainnya disamping adanya kebebasan dalam penentuan dasar suku bunga tetap atau
mengambang.11
[11]
G. Contoh perusahaan leasing
9
10
11
15. Perusahaan leasing yang berdiri sendiri atau independent dari supplier/ produsen. Perusahaan dapat
memperoleh barang dari berbagai supplier/produsen.
Contoh :
Adira, WOM, SOF (Summit Oto Finance), FIF (Federal International Finance-
Honda) CAPTIVE LESSOR Perusahaan leasing yang didirikan sendiri oleh produsen untuk
membiayai penjualan produk-produknya.
Perusahaan leasing yang mempertemukan calon lessee dengan pihak lessor yang membutuhkan
barang dengan cara leasing. Perusahaan ini juga dapat memberikan jasa-jasa yang dibutuhkan dalam
leasing seperti pendanaan dan barang, tetap dalam fungsinyasebagai penghubung, seperti : Era,
Mentari, Ray White, Columbia, Columbus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan semakin berkembangya dunia bisnis, maka semakin banyak perusahaan yang terjun ke dunia bisnis.
Dengansemakinbanyaknyaperusahaanyangterjunkeduniabisnis,makasemakinbanyakkebutuhandanadanmodal
yang harus dipenuhi oleh berbagai perusahaan. Haltersebut mendorong industry bisnis yang bergerak dalam
bidangpembiayaanyangdisebutlembagapembiayaan.
Leasing termasuk ke dalam salah satu bentuk lembaga pembiayaan karenayang dikatakan dengan lembaga
pembiayaan adalah suatu badan usahayang di dalam melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaandana
atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Sedangkan leasing adalah setiap
kegiatan pembiayaanperusahaan dalam bentuk penyediaan barang barang modal untuk digunakan oleh suatu
perusahaan, untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie)
bagiperusahaan tersebutuntuk membeli barang-barang modalyang bersangkutanataumemperpanjangjangkawaktu
leasing berdasarkan nilaisisa yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu, leasing termasuk salahsatu jenis lembaga
pembiayaankarenaleasingmembiayaiperusahaandalambentukpenyediaanbarangmodal.
Peerjanjian sewa guna usaha yang lahir pada prosedur mekanisme leasing terdiri dari
ketentuan-ketentuan yang salah satunya adalah ketentuan mengenai tanggung jawab para pihak
terhadap obyek leasing. pemabagian dan pengaturan mengenai tanggung jawab para pihak terhadap
obyek leasing tersebut pada umumnya dipengaruhi dan ditentukan oleh jenis pembiayaan yang
terdapat dalam perjanjian leasing itu sendiri, namun secara khusus pembagian dan pengaturan
tersebut pada dasranya harus didasarkan pada kesepakatan para pihak dalam perjanjian. sedangkan
untuk pelaksanaannya harus dilakukan berdasarkan undang-undang.
DAFTAR PUSTAKA
Subagyo, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Yogyakarta: Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2002)
Dr. Faried Wijaya M., M.A. Lembaga-Lembaga Keuangan Dan Keuangan, Edisi Ke-2. Yogyakarta:
BPFE, 1991.
16. Drs. Herman Darmawi . Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial, (Jakarta: Pt. Bumi
Aksara,2006)
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-6, Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,
2002
Totok Budisantoso, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006),
Y. Sri Susilo Dkk, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat, 2000).
Thomas Suyatno, KelembagaanPerbankan, (Jakarta: PT Grafindo Pustaka Utama, 1999)