Integrasi ekonomi ASEAN menghadapi berbagai hambatan seperti konflik teritorial antarnegara, kesenjangan ekonomi yang besar antarnegara ASEAN, dan tidak adanya negara dominan yang dapat mengatur integrasi ekonomi kawasan. Negara-negara ASEAN belum sepenuhnya siap mengimplementasikan ASEAN Economic Community pada 2015 dikarenakan berbagai persiapan yang masih diperlukan.
2. Latar Belakang
ï‚— Kesenjangan ekonomi antar negara ASEAN
ï‚— Waktu yang relatif singkat
ï‚— Konflik yang masih terjadi antarnegara
ï‚— Tidak ada negara dominan (hegemon)
3. Integrasi ekonomi adalah integrasi yang ditandai
dengan penghapusan hambatan-hambatan ekonomi
(economic frontier) anta dua atau lebih eknomi atau
negara. Hambatan-hambatan tersebut mliputi semua
pembatasan yang menyebabkan mobolitas barang,
jasa, faktor produksi dan juga aliran komunikasi, secara
aktual maupun potensial relatif rendah (Pelkman, 2003)
4. Integrasi ekonomi ini merupakan langkah penting
untuk mencapai Asean Economic Community
(AEC) yang bersaing dan berperan aktif dalam
ekonomi global. Patut diapreasisi upaya dan
komitmen para pemimpin Asean untuk
mengintegrasikan perekonomian kawasan ini. Akan
tetapi, terdapat beberapa kendala yang utamanya
adalah soal konflik yang masih terjadi antara
beberapa negara asean, kesenjangan ekonomi,
konektivitas antarpulau dll.
5. Konflik Antar Negara
Dalam suatu integrasi antarnegara ada kemungkinan
terjadi konflik dikarenakan konflik yang pernah ada
sebelumya belum reda dengan sempurna (masih ada
dendam). Sebagai contoh adalah persengketaan
pulau Spratly di Laut Cina Selatan yang
diperebutkan oleh Cina dan Filipina. Cina tidak
hanya berebut dengan Filipina, tapi juga dengan
Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan.
6. Kesenjangan Ekonomi
Kesenjangan ekonomi berkaitan erat dengan
keadaan ekonomi masing-masing negara yang tidak
sama, sehingga dari segi kesiapan suatu negara
dalam mengikuti perkembangan ekonomi dalam
skala regional seperti integrasi ASEAN dikatakan
sebagai negara yang belum siap. Kesenjangan
ekonomi seperti ini terjadi karena perbedaan
pendapatan antarnegara dan selisih perbedaannya
pun terlalu jauh. Negara ASEAN dengan ekonomi
rendah seperti Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan
Laos.
7. Tidak Ada Negara Hegemoni
Negara hegemoni adalah suatu negara yang selalu
berusaha untuk mempertahankan kekuasaan sebagai
pihak penguasa. Penguasa disini memiliki arti luas,
tidak hanya terbatas pada penguasa negara
(pemerintah) saja. Di dalam kawasan ASEAN
sendiri tidak terdapat negara hegemon karena
perbedaan ideologi dan faktor historial, untuk itu
jika terjadi integrasi ekonomi regional dalam skala
ASEAN atau AEC pada saat interaksi terjadi
kecurangan maka tidak ada negara yang cukup kuat
dan memiliki wewenang untuk mengadili
8. Kesiapan Negara Karena tahun
2015 Harus Sudah Terlaksana
Beberapa pihak organisasi dunia meragukan
kesiapan negara-negara ASEAN dalam menerapkan
AEC. Karena tingginya tingkat disparitas ekonomi
antar negara-negara ASEAN. Semisal pendapatan
perkapita, pendapatan perkapita paling tinggi diraih
oleh Singapura dengan US$ 41 ribu sekian,
sedangkan yang terendah dimiliki oleh Myanmar
dengan hanya (jika dikomparasi dengan Singapura)
US$ 468. Jika dihitung selisihnya sangat jauh, lebih
dari US$ 40 ribu.
9. Berikut adalah data GNI per capita negara ASEAN
berdasarkan data World Bank terakhir (2010) :
10. Dengan integrasi AEC negara dapat menjual
produknya keluar negeri dan bersaing dengan
produk asing, terjalinnya hubungan internasional
yang terbuka, dan berpotensi untuk berinvestasi
keluar negeri ataupun negara lain dapat menjadi
investor, akan tetapi jika dikaji lebih dalam maka
akan terlihat sangat jelas bahwa lebih banyak
dampak negatifnya daripada positifnya. Untuk itu
diperlukan banyak persiapan dalam rangka
menghadapi AEC sebagai suatu integrasi dalam
bentuk kerjasama ekonomi yang menitikberatkan
pada daerah perdagangan bebas, perserikatan
pabean, pasar bersama, dan kesatuan ekonomi.
11. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
keadaan yang ada sangat tidak memungkinkan untuk
menjalin suatu integrasi AEC mengingat banyaknya hal-hal
yang perlu dipersiapkan, seperti perbaikan infrastruktur
negara, penyelesaian konflik berupa sengketa pulau Spratly
di Laut Cina Selatan, tidak adanya negara hegemon yang
bersifat dominan dan memiliki pengaruh besar tehadap
negara-negara anggota ASEAN sehingga walaupun terjalin
suatu hubungan antarnegara pasti akan terlihat individualis
karena perbedaan ideologi dan faktor historial yang sangat
melekat pada setiap pribadi bangsa. Selain itu kesenjangan
ekonomi bagi negara dengan ekonomi rendah sepeti
Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar sehingga membuat
AEC tidak bisa bergerak dengan serempak.