ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
Intensive Assistance Models : Upaya Meningkatkan Keunggulan UMKM
melalui Pendampingan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis
Klaster
Riana Mahfuroh, Haris Indratama
Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil Menengah menjadi primadona dalam pembangunan

ekonomi di Negara berkembang. Kontribusi UMKM cukup besar dalam
menopang perekonomian di Indonesia. Badan Pusat Statistik memaparkan unit
usaha hingga tahun 2010 mencapai jumlah 53.823.732 unit. Hal ini mengalami
kenaikan sebesar 2,01% dari tahun 2009 yang berjumlah 52.764.603 unit. Dari
angka tersebut potensi tenaga kerja yang dapat diserap oleh UMKM mencapai
96.211.332 orang pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 sejumlah 99.401.775
orang. Selain itu, kontribusi UMKM untuk menyokong Pendapatan Domestik
Bruto mencapai 3.466.393,3 miliar atas dasar harga berlaku.
Dari data diatas bisa dilihat bahwa UMKM mempunyai kontribusi yang
besar dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia. UMKM sebagai roda
penggerak perekonomian mampu bertahan dari guncangan perekonomian. Namun
hingga saat ini masih mengalami kendala, diantaranya permasalahan akses modal,
pemasaran dan pengelolaan keuangan yang belum terstruktur. Handrimurtjahyo
dalam Wahyudi (2009)

mengungkapkan bahwa

perkembangan UMKM

dipengaruhi oleh faktor baik internal maupun eksternal. Faktor dari dalam antara
lain: (1) kemampuan manajerial; (2) pengalaman pemilik atau pengelola; (3)
kemampuan untuk mengakses pasar input dan output, teknologi produksi, dan
sumber-sumber permodalan; serta (4) besar kecilnya modal yang dimiliki.
Sedangkan dari faktor eskternal yaitu: (1) dukungan berupa bantuan teknis dan
keuangan dari pihak pemerintah/swasta; (2) kondisi perekonomian yang

Dalam UNY Accounting Days 2012
dicerminkan dari permintaan pasar domestik maupun dunia; dan (3) kemajuan
teknologi dalam produksi.
Selain itu, Hafsah (2004) juga menyebutkan permasalahan mengenai
sulitnya UMKM secara umum karena kondisi keberpihakan bank yang masih
rendah terhadap UMKM. Persoalan rumitnya administrasi dalam kredit perbankan
membuat para pelaku UMKM memilih tidak berurusan dengan perbankan. Hal ini
membuka kesempatan bagi lembaga keuangan nonformal untuk masuk dalam
pemberian modal kepada pihak UMKM. Para pelaku UMKM justru lebih memilih
akses modal dari lembaga keuangan nonformal karena mudah dalam administrasi,
cepat dalam pelayanan. Namun pada akhirnya para pelaku UMKM akan
dihadapkan pada bunga pengembalian yang justru jauh lebih besar daripada kredit
perbankan.
Terlepas dari berbagai masalah permodalan seperti yang diungkapkan di
atas, pelaku usaha dihadapkan pada permasalahan mengenai kesadaran akan
pentingnya pencatatan dan sistem informasi akuntansi bagi UMKM yang saat ini
masih sangat rendah. Pencatatan erat kaitannya dengan informasi keuangan yang
berguna sebagai dasar pengambilan keputusan. Disinilah fungsi sistem informasi
akuntansi akan bekerja membantu mempermudah penyusunan informasi
keuangan. Oleh karena itu, melalui intensive assistance models yang merupakan
model pendampingan intensif penerapan sistem informasi akuntansi terhadap
UMKM dengan mentransformasikan dengan konsep pendekatan klaster.
Konsep pendekatan klaster sebelumnya identik dengan spesialisasi industri
baik mengenai produksi maupun pemasaran. LPPM UNS (2006) menyebutkan
klaster industri muncul karena faktor efisiensi kolektif (ekonomi eksternal dan
tindakan bersama/joint action),

rivalitas,

lingkungan

inovasi,

kompetisi

kooperatif, dan path dependence. Dengan mendasarkan pada karakteristik
pengklasteran berdasarkan kualitas hubungan antar pelaku usaha, maka kemauan
untuk saling memperkuat efisiensi kolektif antar pelaku menjadi semakin tinggi.
Pendampingan yang intensif dengan mentransformasikan pada konsep
pendekatan klaster menjadi penting untuk menumbuhkan kesadaran dan kemauan
pelaku usaha untuk lebih memperhatikan sistem informasi akuntansi bagi
usahanya. Sistem informasi akuntansi inilah yang kemudian akan mengarahkan

Dalam UNY Accounting Days 2012
proses pencatatan yang tersistematis hingga menghasilkan informasi keuangan
yang baik. Melalui informasi keuangan yang baik, persyaratan untuk mengakses
modal ke lembaga keuangan formal dapat terpenuhi dan keputusan usaha dapat
diambil dengan cepat, sehingga diharapkan hal tersebut dapat memberikan nilai
tambah dan meningkatkan keunggulan bagi UMKM.

1.2

Rumusan Masalah
Permalasahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini meliputi :
1. Bagaimana peran penerapan sistem informasi akuntansi di
UMKM?
2. Bagaimana pola konsep Intensive Assistance Model berbasis
klaster?
3. Bagaimanakah dampak penerapan konsep dalam meningkatkan
keunggulan bagi UMKM?

1.3

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini
diantaranya :
1. Memberikan pemaparan mengenai peranan sistem informasi
akuntansi untuk UMKM.
2. Memberikan gambaran pola konsep Intensive Assistance Model
berbasis klaster.
3. Mengetahui dampak penerapan konsep dalam meningkatkan
keunggulan bagi UMKM.

Dalam UNY Accounting Days 2012

More Related Content

Intensive assistance models

  • 1. Intensive Assistance Models : Upaya Meningkatkan Keunggulan UMKM melalui Pendampingan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Klaster Riana Mahfuroh, Haris Indratama Universitas Sebelas Maret Surakarta PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil Menengah menjadi primadona dalam pembangunan ekonomi di Negara berkembang. Kontribusi UMKM cukup besar dalam menopang perekonomian di Indonesia. Badan Pusat Statistik memaparkan unit usaha hingga tahun 2010 mencapai jumlah 53.823.732 unit. Hal ini mengalami kenaikan sebesar 2,01% dari tahun 2009 yang berjumlah 52.764.603 unit. Dari angka tersebut potensi tenaga kerja yang dapat diserap oleh UMKM mencapai 96.211.332 orang pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 sejumlah 99.401.775 orang. Selain itu, kontribusi UMKM untuk menyokong Pendapatan Domestik Bruto mencapai 3.466.393,3 miliar atas dasar harga berlaku. Dari data diatas bisa dilihat bahwa UMKM mempunyai kontribusi yang besar dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia. UMKM sebagai roda penggerak perekonomian mampu bertahan dari guncangan perekonomian. Namun hingga saat ini masih mengalami kendala, diantaranya permasalahan akses modal, pemasaran dan pengelolaan keuangan yang belum terstruktur. Handrimurtjahyo dalam Wahyudi (2009) mengungkapkan bahwa perkembangan UMKM dipengaruhi oleh faktor baik internal maupun eksternal. Faktor dari dalam antara lain: (1) kemampuan manajerial; (2) pengalaman pemilik atau pengelola; (3) kemampuan untuk mengakses pasar input dan output, teknologi produksi, dan sumber-sumber permodalan; serta (4) besar kecilnya modal yang dimiliki. Sedangkan dari faktor eskternal yaitu: (1) dukungan berupa bantuan teknis dan keuangan dari pihak pemerintah/swasta; (2) kondisi perekonomian yang Dalam UNY Accounting Days 2012
  • 2. dicerminkan dari permintaan pasar domestik maupun dunia; dan (3) kemajuan teknologi dalam produksi. Selain itu, Hafsah (2004) juga menyebutkan permasalahan mengenai sulitnya UMKM secara umum karena kondisi keberpihakan bank yang masih rendah terhadap UMKM. Persoalan rumitnya administrasi dalam kredit perbankan membuat para pelaku UMKM memilih tidak berurusan dengan perbankan. Hal ini membuka kesempatan bagi lembaga keuangan nonformal untuk masuk dalam pemberian modal kepada pihak UMKM. Para pelaku UMKM justru lebih memilih akses modal dari lembaga keuangan nonformal karena mudah dalam administrasi, cepat dalam pelayanan. Namun pada akhirnya para pelaku UMKM akan dihadapkan pada bunga pengembalian yang justru jauh lebih besar daripada kredit perbankan. Terlepas dari berbagai masalah permodalan seperti yang diungkapkan di atas, pelaku usaha dihadapkan pada permasalahan mengenai kesadaran akan pentingnya pencatatan dan sistem informasi akuntansi bagi UMKM yang saat ini masih sangat rendah. Pencatatan erat kaitannya dengan informasi keuangan yang berguna sebagai dasar pengambilan keputusan. Disinilah fungsi sistem informasi akuntansi akan bekerja membantu mempermudah penyusunan informasi keuangan. Oleh karena itu, melalui intensive assistance models yang merupakan model pendampingan intensif penerapan sistem informasi akuntansi terhadap UMKM dengan mentransformasikan dengan konsep pendekatan klaster. Konsep pendekatan klaster sebelumnya identik dengan spesialisasi industri baik mengenai produksi maupun pemasaran. LPPM UNS (2006) menyebutkan klaster industri muncul karena faktor efisiensi kolektif (ekonomi eksternal dan tindakan bersama/joint action), rivalitas, lingkungan inovasi, kompetisi kooperatif, dan path dependence. Dengan mendasarkan pada karakteristik pengklasteran berdasarkan kualitas hubungan antar pelaku usaha, maka kemauan untuk saling memperkuat efisiensi kolektif antar pelaku menjadi semakin tinggi. Pendampingan yang intensif dengan mentransformasikan pada konsep pendekatan klaster menjadi penting untuk menumbuhkan kesadaran dan kemauan pelaku usaha untuk lebih memperhatikan sistem informasi akuntansi bagi usahanya. Sistem informasi akuntansi inilah yang kemudian akan mengarahkan Dalam UNY Accounting Days 2012
  • 3. proses pencatatan yang tersistematis hingga menghasilkan informasi keuangan yang baik. Melalui informasi keuangan yang baik, persyaratan untuk mengakses modal ke lembaga keuangan formal dapat terpenuhi dan keputusan usaha dapat diambil dengan cepat, sehingga diharapkan hal tersebut dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan keunggulan bagi UMKM. 1.2 Rumusan Masalah Permalasahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini meliputi : 1. Bagaimana peran penerapan sistem informasi akuntansi di UMKM? 2. Bagaimana pola konsep Intensive Assistance Model berbasis klaster? 3. Bagaimanakah dampak penerapan konsep dalam meningkatkan keunggulan bagi UMKM? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini diantaranya : 1. Memberikan pemaparan mengenai peranan sistem informasi akuntansi untuk UMKM. 2. Memberikan gambaran pola konsep Intensive Assistance Model berbasis klaster. 3. Mengetahui dampak penerapan konsep dalam meningkatkan keunggulan bagi UMKM. Dalam UNY Accounting Days 2012