ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
INTERVENSIINTERVENSI
KEPERAWATANKEPERAWATAN
KELUARGAKELUARGA
Departemen KomunitasDepartemen Komunitas
1. Suplemental
2. Fasilitatif
3. Developmental
Intervensi yang terkait dengan
rencana pemberian pelayanan secara
lansung pada keluarga sebagai
sasaran, seperti pemberian
pendidikan kesehatan pada keluarga
cara penyusunan menu seimbang pada
anak sulit makan
Intervensi fasilitatif terkait dengan rencana
dalam membantu mengatasi hambatan dari
keluarga dalam memperoleh pelajaran seperti
pembuatan leaflet dan booklet tentang sulit
makan pada agregat balita, kesejahteraan
sosial, dan transportasi.
Intervensi developmental terkait dengan
rencana perawat membantu keluarga dalam
kapasitasnya untuk menolong dirinya sendiri
(membuat keluarga belajar mandiri) dengan
kekuatan dan sumber pendukung yang
terdapat pada keluarga seperti upaya
pemanfaatan lahan pekarangan yang
dimiliki oleh warga untuk menciptakan
ketahanan pangan pada tingkat mikro di
keluarga.
Menetapkan tujuan umum dan khusus
merupakan bagian dalam tahap intervensi.
Tujuan umum merupakan tujuan yang lebih
menekankan pada pencapaian akhir sebuah
masalah, dimana perubahan perilaku dari
yang merugikan kesehatan kearah perilaku
yang menguntungkan kesehatan.
Tujuan umum ini lebih mengarah pada
kemandirian klien dan keluarga sebagai
sasaran asuhan keperawatan keluarga.
Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih
menekankan pada pencapaian hasil dari
masing-masing kegiatan.
Ada 3 domain yang bisa digunakan dalam
menyusun sebuah intervensi yaitu:
1.Domain kognitif,
2.Domain afektif,
3.Domain psikomotor
Intervensi dengan domain kognitif ditujukan
untuk memberikan informasi, gagasan, motivasi,
dan saran kepada keluarga tentang pengelolaan
masalah pada target asuhan keperawatan
keluarga.
Intervensi pada domain afektif ditujukan
membantu keluarga dalam berespon emosional,
sehingga dalam keluarga terdapat perubahan
sikap terhadap masalah yang dihadapi, seperti
meningkatnya kasih sayang orang tua terhadap
anak, tidak adanya penekananan secara
psikologis pada anak berupa bentakan dan
paksaan saat makan.
Intervensi pada domain psikomotor ditujukan
untuk membantu keluarga dalam perubahan
perilaku yang merugikan ke perilaku yang
menguntungkan terkait masalah kesehatan.
Hambatan yang seringkali dihadapi perawat
keluarga saat melakukan intervensi keperawatan
adalah:
1)kurangnya informasi yang diperoleh keluarga,
2)tidak menyeluruhnya informasi yang diterima
oleh keluarga,
3)informasi yang diperoleh keluarga tidak
dikaitkan dengan masalah yang dihadapi
4. keluarga tidak mau menghadapi situasi,
5. keluarga berusaha mempertahankan pola
kebiasaan yang sudah ada,
6. kegagalan mengaitkan tindakan dengan
sasaran keluarga,
7. kurang percaya pada tindakan yang diusulkan.
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang
telah disusun sebelumnya.
Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga
antara lain:
1.Mengacu pada rencana perawatan yang dibuat,
2.Dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah,
3.kekuatan-kekuatan keluarga berupa finansial, motivasi, dan
sumber-sumber pendukung lainnya jangan diabaikan,
4.Melakukan pendokumentasian implementasi keperawatan
keluarga dan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk
tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses
keperawatan keluarga dan tahapan yang
menentukan apakah tujuan dapat tercapai
sesuai dengan yang ditetapkan.
Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak
tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang
perlu ditinjau kembali yaitu:
1.tujuan tidak realistis,
2.tindakan keperawatan tidak tepat,
3.faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah
tujuan telah ditetapkan dalam perencenaan
sudah tercapai atau sampai sejauhmana tujuan
tersebut telah tercapai. Bentuk rumusan tujuan
yang telah ditetapkan akan menentukan mudah
atau sulitnya dalam melaksanakan evaluasi.
1. Evaluasi Kuantitatif
2. Evaluasi Kualitatif
Evaluasi Kuantitatif
menekankan pada jumlah pelayanan dan
kegiatan yang telah diberikan dalam mengatasi
maasalah kesehatan keluarga
Evaluasi Kualitatif
Evaluasi kualitatif dapat dilihat pada evaluasi
struktur, proses, dan hasil.
1. Evaluasi struktur berhubungan dengan tenaga
atau bahan yang diperlukan dalam suatu
kegiatan.
2. Evaluasi proses dilakukan selama kegiatan
berlangsung.
3. Evaluasi hasil merupakan hasil dari
pemberian asuhan keperawatan.
Metode evaluasi dapat berupa observasi
langsung, memeriksa laporan atau dokumentasi,
wawancara atau angket, latihan simulasi.
Evaluasi Struktur
Biasanya berhubungan dengan tenaga-tenaga
manusia atau bahan-bahan yang diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan
Evaluasi Proses
Termasuk dalam proses adalah kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai
tujuan. Dalam keperawatan, proses selalu
berhubungan dengan tindakan-tindakan
keperawatan, misalnya kwalitas dari
pendidikan kesehatan yang diberikan pada
penderita TB paru.
Evaluasi Hasil
Hasil adalah akibat dari asuhan keperawatan >
dari segi pasien hasil adalah berhubungan
dengan keadaan fisik, psikologis, sikap dan
tingkah laku, dalam keperawatan keluarga
hasil yang diinginkan adalah bertambahnya
kemampuan keluarga dalam melaksanakan
tugas-tugas kesehatan.
Evaluasi sebagai proses dapat dipusatkan dalam
empat dimensi yaitu :
1)Dimensi keberhasilan
2)Dimensi ketepatgunaan
3)Dimensi kecocokan
4)Dimensi kecukupan
1) Dimensi keberhasilan dari tindakan
keperawatan, bila evaluasi dikaitkan pada
pencapain tujuan,
2) Dimensi ketepatgunaan (Efficiency)
tindakan keperawatan, bila evaluasi ini
dikaitkan dengan biaya, waktu, tenaga dan
bahan,
3) Dimensi kecocokan (Appropriateness) dari
tindakan keperawatan adalah kesanggupan
dari tindakan untuk mengatasi masalah
dengan baik dan sesuai dengan pertimbangan
professional,
4) Dimensi kecukupan (adequensi) dari
tindakan keperawatan manyangkut pada
kelengkapan dari tindakan.
Krtiteria dan standar adalah dua istilah yang
berhubungan dengan evaluasi. Kriteria
menunnjukan tanda-tanda yang memberitahu
kepada kita apakah tujuan telah tercapai.
Krtiteria adalah gambaran tentang faktor-faktor
tidak tepat yang dapat memberi petunjuk bahwa
tujuan telah tercapai. Krtiteria tidak terikat
dengan evaluasi dan tidak tergantung pada
waktu. Ketika evaluasi digunakan pada kriteria,
kriteria itu akan menjadi standar.
Standar menunjukan tingkat pelaksanaan yang
diinginkan untuk membandingkan pelaksanaan
yang sebenarnya. Standar memberikan informasi
apakah tingkat pelaksanaan yang dapati di
terima atau keadaan yang bagaimana agar kita
mengatakan bahwa tindakan yang kita gunakan
itu berhasil atau tujuan kita tercapai. Pernyataan
lengkap dari tujuan akan menentukan kriteria
dan standar dari evaluasi.
Langkah-langkah dalam evaluasi
1) Menetapkan base line masalah kesehatan dari
individu atau seluruh keluarga,
2) Merumuskan tujuan khusus perawat pada
klien,
3) Menentukan kriteria dan stnadar evaluasi,
4) Menentukan metode-metode/teknik-teknik dari
evaluasi serta sumber-sumber data,
Langkah-langkah dalam evaluasi
5) Membandingkan keadaan yang betul nyata
dengan kriteria dan standar untuk evaluasi,
6) Mencapai sebab-sebab dari pelaksanaan yang
kurang memuaskan.

More Related Content

Intervensi keperawatan keluarga

  • 3. Intervensi yang terkait dengan rencana pemberian pelayanan secara lansung pada keluarga sebagai sasaran, seperti pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga cara penyusunan menu seimbang pada anak sulit makan
  • 4. Intervensi fasilitatif terkait dengan rencana dalam membantu mengatasi hambatan dari keluarga dalam memperoleh pelajaran seperti pembuatan leaflet dan booklet tentang sulit makan pada agregat balita, kesejahteraan sosial, dan transportasi.
  • 5. Intervensi developmental terkait dengan rencana perawat membantu keluarga dalam kapasitasnya untuk menolong dirinya sendiri (membuat keluarga belajar mandiri) dengan kekuatan dan sumber pendukung yang terdapat pada keluarga seperti upaya pemanfaatan lahan pekarangan yang dimiliki oleh warga untuk menciptakan ketahanan pangan pada tingkat mikro di keluarga.
  • 6. Menetapkan tujuan umum dan khusus merupakan bagian dalam tahap intervensi. Tujuan umum merupakan tujuan yang lebih menekankan pada pencapaian akhir sebuah masalah, dimana perubahan perilaku dari yang merugikan kesehatan kearah perilaku yang menguntungkan kesehatan.
  • 7. Tujuan umum ini lebih mengarah pada kemandirian klien dan keluarga sebagai sasaran asuhan keperawatan keluarga. Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada pencapaian hasil dari masing-masing kegiatan.
  • 8. Ada 3 domain yang bisa digunakan dalam menyusun sebuah intervensi yaitu: 1.Domain kognitif, 2.Domain afektif, 3.Domain psikomotor
  • 9. Intervensi dengan domain kognitif ditujukan untuk memberikan informasi, gagasan, motivasi, dan saran kepada keluarga tentang pengelolaan masalah pada target asuhan keperawatan keluarga.
  • 10. Intervensi pada domain afektif ditujukan membantu keluarga dalam berespon emosional, sehingga dalam keluarga terdapat perubahan sikap terhadap masalah yang dihadapi, seperti meningkatnya kasih sayang orang tua terhadap anak, tidak adanya penekananan secara psikologis pada anak berupa bentakan dan paksaan saat makan.
  • 11. Intervensi pada domain psikomotor ditujukan untuk membantu keluarga dalam perubahan perilaku yang merugikan ke perilaku yang menguntungkan terkait masalah kesehatan.
  • 12. Hambatan yang seringkali dihadapi perawat keluarga saat melakukan intervensi keperawatan adalah: 1)kurangnya informasi yang diperoleh keluarga, 2)tidak menyeluruhnya informasi yang diterima oleh keluarga, 3)informasi yang diperoleh keluarga tidak dikaitkan dengan masalah yang dihadapi
  • 13. 4. keluarga tidak mau menghadapi situasi, 5. keluarga berusaha mempertahankan pola kebiasaan yang sudah ada, 6. kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran keluarga, 7. kurang percaya pada tindakan yang diusulkan.
  • 14. Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain: 1.Mengacu pada rencana perawatan yang dibuat, 2.Dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah, 3.kekuatan-kekuatan keluarga berupa finansial, motivasi, dan sumber-sumber pendukung lainnya jangan diabaikan, 4.Melakukan pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga dan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.
  • 15. Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga dan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang ditetapkan.
  • 16. Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu: 1.tujuan tidak realistis, 2.tindakan keperawatan tidak tepat, 3.faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.
  • 17. Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan telah ditetapkan dalam perencenaan sudah tercapai atau sampai sejauhmana tujuan tersebut telah tercapai. Bentuk rumusan tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan mudah atau sulitnya dalam melaksanakan evaluasi.
  • 18. 1. Evaluasi Kuantitatif 2. Evaluasi Kualitatif
  • 19. Evaluasi Kuantitatif menekankan pada jumlah pelayanan dan kegiatan yang telah diberikan dalam mengatasi maasalah kesehatan keluarga Evaluasi Kualitatif Evaluasi kualitatif dapat dilihat pada evaluasi struktur, proses, dan hasil.
  • 20. 1. Evaluasi struktur berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan dalam suatu kegiatan. 2. Evaluasi proses dilakukan selama kegiatan berlangsung. 3. Evaluasi hasil merupakan hasil dari pemberian asuhan keperawatan.
  • 21. Metode evaluasi dapat berupa observasi langsung, memeriksa laporan atau dokumentasi, wawancara atau angket, latihan simulasi.
  • 22. Evaluasi Struktur Biasanya berhubungan dengan tenaga-tenaga manusia atau bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
  • 23. Evaluasi Proses Termasuk dalam proses adalah kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Dalam keperawatan, proses selalu berhubungan dengan tindakan-tindakan keperawatan, misalnya kwalitas dari pendidikan kesehatan yang diberikan pada penderita TB paru.
  • 24. Evaluasi Hasil Hasil adalah akibat dari asuhan keperawatan > dari segi pasien hasil adalah berhubungan dengan keadaan fisik, psikologis, sikap dan tingkah laku, dalam keperawatan keluarga hasil yang diinginkan adalah bertambahnya kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.
  • 25. Evaluasi sebagai proses dapat dipusatkan dalam empat dimensi yaitu : 1)Dimensi keberhasilan 2)Dimensi ketepatgunaan 3)Dimensi kecocokan 4)Dimensi kecukupan
  • 26. 1) Dimensi keberhasilan dari tindakan keperawatan, bila evaluasi dikaitkan pada pencapain tujuan, 2) Dimensi ketepatgunaan (Efficiency) tindakan keperawatan, bila evaluasi ini dikaitkan dengan biaya, waktu, tenaga dan bahan,
  • 27. 3) Dimensi kecocokan (Appropriateness) dari tindakan keperawatan adalah kesanggupan dari tindakan untuk mengatasi masalah dengan baik dan sesuai dengan pertimbangan professional, 4) Dimensi kecukupan (adequensi) dari tindakan keperawatan manyangkut pada kelengkapan dari tindakan.
  • 28. Krtiteria dan standar adalah dua istilah yang berhubungan dengan evaluasi. Kriteria menunnjukan tanda-tanda yang memberitahu kepada kita apakah tujuan telah tercapai. Krtiteria adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tepat yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Krtiteria tidak terikat dengan evaluasi dan tidak tergantung pada waktu. Ketika evaluasi digunakan pada kriteria, kriteria itu akan menjadi standar.
  • 29. Standar menunjukan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya. Standar memberikan informasi apakah tingkat pelaksanaan yang dapati di terima atau keadaan yang bagaimana agar kita mengatakan bahwa tindakan yang kita gunakan itu berhasil atau tujuan kita tercapai. Pernyataan lengkap dari tujuan akan menentukan kriteria dan standar dari evaluasi.
  • 30. Langkah-langkah dalam evaluasi 1) Menetapkan base line masalah kesehatan dari individu atau seluruh keluarga, 2) Merumuskan tujuan khusus perawat pada klien, 3) Menentukan kriteria dan stnadar evaluasi, 4) Menentukan metode-metode/teknik-teknik dari evaluasi serta sumber-sumber data,
  • 31. Langkah-langkah dalam evaluasi 5) Membandingkan keadaan yang betul nyata dengan kriteria dan standar untuk evaluasi, 6) Mencapai sebab-sebab dari pelaksanaan yang kurang memuaskan.