ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
ISLAM & EMANSIPASI WANITA
Sebenarnya apakah makna emansipasi itu sendiri ? Emansipasi, menurut definisi Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah pembebasan dari perbudakan, persamaan hak dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat. Sedangkan makna emansipasi wanita yang benar adalah proses pelepasan
diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang
membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.
Emansipasi wanita sendiri pertama kali terjadi di latarbelakangi pemberontakan kaum wanita di
Perancis pada tanggal 6 Oktober 1789 di depan Gedung Balai Kota Paris. Penyebabnya, para
wanita disana diperlakukan tidak adil, dihinakan, bagai seonggok tubuh yang tidak berguna.
Tokoh pemberontakan tersebut Marie Olympe-de Gouge, dihukum penggal. Setelah aksi
tersebut, banyak bermunculan organisasi kewanitaan, gerakan emansipasi pun menyebar ke
Inggris, Jerman, dan belahan Eropa lainnya, otomatis gerakan emansipasi pun mendunia.
Gerakan emansipasi ini memicu gebrakan Wollstonecraft, tokoh-tokohnya ialah Clara Zetkin
(1857-1933) di Jerman. Hẻlẻne Brion (1882-1962) di Perancis, ia menulis selebaran La voie
feministe dengan judulnya yang terkenal, “Femme : ose ệtre! (Hai perempuan, beranilah jadi diri
sendiri !). Anna Kuliscioff (1854-1925) di Italy, seorang pendiri liga wanita dan jurnal La Difesa
delle Lavoratrici Carmen de Burgos alias ‘Colombine’. Kemudian Victoria Claflin Woodhull
(1938-1927), wanita pertama yang mencalonkan diri sebagai Presiden pada 1872.
R.A. kartini dan R.Dewi Sartika merupakan pelopor dalam mendobrak keterbelengguan pribumi
oleh penjajah merupakan gerakan yang luar biasa bagi wanita Indonesia saat itu. Ini seperti
perang dengan cara moderat tanpa adu kekuatan fisik, akan tapi adu otak, adu harga diri. Hingga
memancing kebangkitan harga diri pribumi yang kita anggap sebagai zaman Kebangkitan
Nasional.
Dengan kata lain emansipasi wanita menurut konsep Kartini merupakan perjuangan kaum wanita
demi memperoleh hak memilih dan menentukan nasib sendiri. Sampai kini, mayoritas wanita
Indonesia, terutama di daerah pedesaan dan sektor informal belum menyadari makna dari
emansipasi wanita itu sendiri, akibat secara normatif terbelenggu persepsi etika, moral, dan
hukum genderisme, serta lingkungan dan budaya. Belenggu budaya itulah yang harus didobrak
gerakan perjuangan emansipasi wanita demi memperoleh hak asasi untuk memilih dan
menentukan nasib sendiri.

More Related Content

Islam

  • 1. ISLAM & EMANSIPASI WANITA Sebenarnya apakah makna emansipasi itu sendiri ? Emansipasi, menurut definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pembebasan dari perbudakan, persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sedangkan makna emansipasi wanita yang benar adalah proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju. Emansipasi wanita sendiri pertama kali terjadi di latarbelakangi pemberontakan kaum wanita di Perancis pada tanggal 6 Oktober 1789 di depan Gedung Balai Kota Paris. Penyebabnya, para wanita disana diperlakukan tidak adil, dihinakan, bagai seonggok tubuh yang tidak berguna. Tokoh pemberontakan tersebut Marie Olympe-de Gouge, dihukum penggal. Setelah aksi tersebut, banyak bermunculan organisasi kewanitaan, gerakan emansipasi pun menyebar ke Inggris, Jerman, dan belahan Eropa lainnya, otomatis gerakan emansipasi pun mendunia. Gerakan emansipasi ini memicu gebrakan Wollstonecraft, tokoh-tokohnya ialah Clara Zetkin (1857-1933) di Jerman. Hẻlẻne Brion (1882-1962) di Perancis, ia menulis selebaran La voie feministe dengan judulnya yang terkenal, “Femme : ose ệtre! (Hai perempuan, beranilah jadi diri sendiri !). Anna Kuliscioff (1854-1925) di Italy, seorang pendiri liga wanita dan jurnal La Difesa delle Lavoratrici Carmen de Burgos alias ‘Colombine’. Kemudian Victoria Claflin Woodhull (1938-1927), wanita pertama yang mencalonkan diri sebagai Presiden pada 1872. R.A. kartini dan R.Dewi Sartika merupakan pelopor dalam mendobrak keterbelengguan pribumi oleh penjajah merupakan gerakan yang luar biasa bagi wanita Indonesia saat itu. Ini seperti perang dengan cara moderat tanpa adu kekuatan fisik, akan tapi adu otak, adu harga diri. Hingga memancing kebangkitan harga diri pribumi yang kita anggap sebagai zaman Kebangkitan Nasional. Dengan kata lain emansipasi wanita menurut konsep Kartini merupakan perjuangan kaum wanita demi memperoleh hak memilih dan menentukan nasib sendiri. Sampai kini, mayoritas wanita Indonesia, terutama di daerah pedesaan dan sektor informal belum menyadari makna dari emansipasi wanita itu sendiri, akibat secara normatif terbelenggu persepsi etika, moral, dan hukum genderisme, serta lingkungan dan budaya. Belenggu budaya itulah yang harus didobrak gerakan perjuangan emansipasi wanita demi memperoleh hak asasi untuk memilih dan menentukan nasib sendiri.