際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
MAKALAH
ISLAM NUSANTARA
Disusun untuk memenuhi tugas:
MATA KULIAH: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Dosen Pengampu:
Muhammad Hendra, M.Pd.I.
Disusun Oleh:
Fera Anggita
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM ZAINUL HASAN
KRAKSAAN - PROBOLINGGO
TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran
bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni
bapak Muhammad Hendra, M.Pd.I. yang telah membimbing serta mengajarkan
kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul
ISLAM NUSANTARA dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kami
ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikan
makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman
sekalian.
Kraksaan, 04 Januari 2023
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Makalah .......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Islam Nusantara .....................................................................3
B. Aspek-aspek Islam Nusantara..................................................................4
C. Bangunan Islam Nusantara ......................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan ............................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah penyebaran Islam, dikenal dua model dakwah: kompromi
dan non-kompromi. Dakwah model kompromi adalah ajakan kepada Islam
dengan cara mempertemukan atau memadukan Islam dengan ajaran atau tradisi
budaya yang berbeda atau bahkan tampak berlawanan dengan nisi kandungan
syariah. Sedangkan model non-kompromi adalah suatu ajakan yang
menekankan dan mempertahankan keutuhan dan kemurnian syariah sehingga
terlihat agak rigid (kaku) dalam menghadapi lingkungan sosial, budaya, dan
seni setempat yang berbeda dengan tempat asal kelahiran Islam. Karena kita
hidup di tengah budaya yang menjunjung tinggi agama dan filsafat ketuhanan
yang harus dipertahankan. Sementara sebagai muslim, sumber jati diri itu
dengan menggali nilai-nilai budaya tradisional yang luhur untuk dijadikan tiang
penyangga yang menopang tegaknya peradaban yang berdiri diatas kaki sendiri.
Munculnya kelompok yang menginginkan berdirinya negara Islam dapat
membahayakan keberadaan negara Republik Indonesia. Menurut Gusdur, Islam
sebagai agama yang universal harus dibumikan kedalam budaya lokal agar umat
Islam Indonesia bisa beragama sesuai dengan budaya Indonesia. Dari sinilah
lahir istilah Islam Indonesia yang artinya Islam yang berbudaya Indonesia
dalam konteks keindonesiaan modern., yang bernegara-bangsa, berpancasila,
dan demokratis. Karena tanpa negara bagaimana umat islam bisa melakukan
kegiatan keagamaannya?
Keislaman seperti inilah yang ditanamkan oleh Walisongo saat
berdakwah dengan mensenyawakan keislaman sebagai esensi dengn
kenusantaraan dengan warisan budaya dan tradisinya. Dibandingkan dengan
Muslim Timur Tengah, Muslim di Indonesia menikmati perdamaian dan
keselarasan selama beberapa dekade. Dipercaya hal ini berkat pemahaman
Islam di Indonesia yang bersifat moderat, inklusif, dan toleran. Maka
selanjutnya, Islam Nusantara diidentifikasi, dirumuskan, dipromosikan, dan
digalakkan. Dengan demikian, islam di sini, di masyarakat yang pada awalnya
2
merupakan jalinan perdagangan kemudian menyebar ke penjuru Indonesia
adalah Islam yang telah menyesuaikan dengan keyakinan masyarakat lokal,
karena pertimbangan sosial, budaya, ekonomi maupun politik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Islam Nusantara?
2. Apa saja aspek-aspek Islam Nusantara?
3. Bagaimana bangunan-bangunan Islam Nusantara ?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian Islam Nusantara.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek Islam Nusantara.
3. Untuk mengetahui bangunan-bangunan Islam Nusantara.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Islam Nusantara
Islam Nusantara adalah ajaran Islam yang menekankan pada
prinsipprinsip ajaran moderat (wasatiyah), inklusif, toleran dan saling
menghormati, bersatu dalam keberagaman atau Bhinneka Tunggal Ika (unity in
diversity) yang diamalkan berdasarkan pada Undang Undang Dasar RI tahun
1945 dan ideology Pancasila dalam NKRI. Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama
yang dihelat di Jombang, Jawa Timur, 1-5 Agustus 2015, membawa tema
penting yakni Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan
Dunia. Pada Juni 2015, Presiden Joko Widodo telah secara terbuka
memberikan dukungan kepada Islam Nusantara, yang merupakan bentuk Islam
yang moderat dan dianggap cocok dengan nilai budaya Indonesia. Kementerian
Agama (Kemenag) RI juga mengangkat wacana Islam Nusantara sebagai
bagian dari program besarnya untuk membangun keberagamaan masyarakat
Indonesia yang moderat, toleran, dan menghargai keberagaman
Sebuah langkah yang kemudian menimbulkan kontroversi di tengah
umat Islam Indonesia. Muncul anggapan bahwa Islam Nusantara hanyalah
kedok baru bagi proyek liberalisasi Islam yang sudah berlangsung sejak lama.
Menurut mereka yang kontra, wacana ini adalah suatu upaya memecah belah
umat Islam lewat perbedaan kebangsaan dan regional serta melegitimasi
berkembangnya aliran-aliran sesat dengan dalih budaya dan kearifan lokal. Di
sisi lain wacana ini mendapat tanggapan positif dari sebagian umat Islam
lainnya. Bagi kalangan yang mendukungnya, Islam Nusantara justru sangat
penting untuk diangkat sebagai upaya untuk memberikan sumbangsih Islam
bagi peradaban dan perdamaian dunia di saat negara-negara Timur Tengah yang
dianggap sebagai pusat Islam justru sedang dilanda konflik berkepanjangan
Ada sejumlah definisi yang berbeda tentang Islam Nusantara. Definisi
pertama datang dari itu Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam UIN Syarif
Hidayatullah Azyumardi Azra. Ia mendefinisikan Islam Nusantara adalah
Islam distingtif sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi dan
4
vernakularisasi Islam universal dengan realitas sosial, budaya dan agama di
Indonesia Definisi kedua dikemukakan Katib Syuriah PBNU yang juga
pengajar di Mahad Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Asembagus
Situbondo K.H. Afifuddin Muhajir mendefinsikan Islam Nusantara sebagai
faham dan praktik keislaman di bumi Nusantara sebagai hasil dialektika antara
teks syariat dengan realita dan budaya setempat
Intelektual muda NU yang produktif menulis Ahmad Baso
menyumbangkan definisi ketiga Islam Nusantara. Menurutnya Islam
Nusantara adalah marifatul ulama-i-l-Indonesiyyin bil-ahkami-sysyariyyah
al-amaliyyah al-muktasab min adillatiha-ttafshiliyyah atau majmuatu
maarifil -l- ulama-i-l-Indonesiyyin bilahkami-sy-syariyyah al-amaliyyah al-
muktasab min adillatiha-ttafshiliyyah (al-Quran, Hadits, Ijma dan Qiyas.) Ada
juga Ahmad Baso juga memberikan beberapa contoh ijtihad ulama Nusantara
yang bisa dikategorikan sebagai khazanah Islam Nusantara antara lain tradisi
imsak di bulan Ramadhan, halal bihalal di bulan Syawal, taliq thalaq, dan
kaidah al-muhafazhah ala qadimish shalih.
Menilik beragamnya definisi Islam Nusantara tersebut di atas terlihat
bahwa belum ada kesepakatan tentang apa yang dimaksud Islam Nusantara
di antara para pengusungnya sendiri. Dengan kata lain, sebagai sebuah wacana
Islam Nusantara sesungguhnya adalah wacana yang masih kabur
B. Aspek-aspek Islam Nusantara
1. Aspek Politik
Secara etimologis, Islam tidak mengenal istilah demokrasi. Islam
hanya mengenal musyawarah sebagai fondasi utama dalam kehidupan
sosial. Beranjak dari konsepsi musyawarah inilah Islam memperkenalkan
gagasan demokrasi, yakni gagasan yang mengharuskan seluruh proses
politik melandaskan diri pada partisipasi, kebebasan, dan persamaan.
Demokrasi itu sendiri dapat berupa lembaga dan sistem nilai. Islam mengisi
preferensi nilai, sedangkan demokrasi memberikan konsep atau bentuk
system politik
Secara substantif, penegakan keadilan (al-qisth), menjaga ukhuwah,
dan melakukan islah merupakan nilai-nilai kemanusiaan universal yang
5
harus dijaga dan diimplemntasikan. Pemahaman inilah yang menjadi dasar
Islam di Indonesia menerima Pancasila sebagai dasar negara, bukan syariat
Islam, sebab sila-sila yang termuat tidak bertentangan dengan prinsip
hukum-hukum Islam atau tujuan syariat Islam yang disebut maqashid asy-
syariah. Sehingga Islam dan demokrasi konvergen dalam nilai-nilai seperti
keadilan (al-adalah), persamaan derajat (al-musawah), toleran serta
menghargai perbedaan suku, budaya, dan agama (at-tasamuh),
kemerdekaan dan kebebasan berekspresi (alhuriyah), solidaritas (at-
taawun), dan musyawarah (syura). Nilai-nilai ini menjadi fondasi bagi
masyarakat untuk membangun kebersamaan, menumbuhkan sikap saling
menghormati dan menghargai dan membentuk tata pemerintahan yang baik
Tradisi politik Islam Nusantara yang dibangun pesantren di Jawa
seabad sebelumnya sudah memberikan basis normatif untuk pembagian
kekuasaan Rumusan ulama Nusantara tentang demokratis politik
ataupembagian kekuasaan sebelum dikenal kini dengan nama trias politica
(tiga pilar kekuasaan). Ada dua pandangan besar tentang hubungan Islam
dan politik yaitu politik sebagai bagian integral dari agama tetapi keduanya
memiliki karakter yang esensial.
Ketika awal mula dikampanyekan, muncul dukungan terhadap
model Islam Nusantara yang disuarakan kelompok atau tokoh perorangan
Islam yang berpaham moderat. Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam
membuka Munas alim ulama NU di Masjid Istiqlal, menyatakan
dukungannya secara terbuka atas model Islam Nusantara. Selain Presiden
Jokowi, suara senada sebelumnya juga disuarakan sejumlah pejabat
Indonesia lainnya, termasuk Presiden Jusuf Kalla yang lebih sering
memakai istilah Islam Indonesia. Tetapi secara hampir bersamaan lahir pula
kritikan dan penolakan terhadap istilah Islam Nusantara, yang diwarnai
perdebatan keras terutama melalui media sosial atau dalam diskusi terbuka.
Secara garis besar, penolakan pada istilah Islam Nusantara karena istilah itu
seolah-olah mencerminkan bahwa ajaran Islam itu tidak tunggal.
6
2. Aspek Sosial
Islam secara tegas mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjaga
hubungan baik dengan sesame manusia. Sebagaimana Islam Nusantara
tidak memaksa orang untuk masuk islam dan cara penyebaran Islam itu
tidak dengan kekerasan dalam artian dengan cara damai. Prinsip ini
menekankan pentingnya berada pada posisi tengah, tidak condong ke kanan
maupun ke kiri. Mengarahkan pemikiran kita agar tidak terjebak pada
pemikiran agama. Dengan cara menggali dan mengelaborasi dari berbagai
metodologi dari berbagai disiplin ilmu baik dari Islam maupun Barat. Serta
mendialogkan agama, filsafat, dan sains.
Kajian Tasawuf Nusantara merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari kajian Islam di Indonesia. Sejak masuknya Islam di Indonesia telah
tampak unsur tasawuf mewarnai kehidupan keagamaan masyarakat, bahkan
hingga saat ini pun nuansa tasawuf masih kelihatan menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari pengamalan keagamaan sebagian kaum muslimin
Indonesia. Tasawuf berkaitan dengan pembinaan akhlak, pembangunan
rohani, sikap sederhana dalam hidup, dan menjauhi hal-hal dunia yang dapat
melenakan. Tentu hal ini bisa membantu manusia dalam mencapai
tujuannya dalam hidup. Mayoritas masyarakat Islam Nusantara adalah
pengamal ajaran tasawuf karena itu tarekat berkembang dengan subur.
Tokoh-tokoh tasawuf yang menjadi panutan antara lain Imam Ghazali,
Syaikh Abdul Qadir Jailani, Imam Syazili dan lain sebagainya yang sangat
populer dikalangan islam nusantara. Dari sanalah kemudian Islam nusantara
menjadi Islam yang sangat harmoni, toleran, dan menghargai pluralitas
sebagai watak asli ajaran tasawuf.
Sejak Islam mulai luas di kawasan Nusantara, bahasa Melayu pun
mempunyai peranan sebagai salah satu wahana pengantar agama Islam.
Sejak abad ke-16, bahasa Melayu mencapai kedudukan sebagai bahasa
Islam sebagaimana bahasa Persia dan Turki. Bahkan, bahasa Melayu
merupakan salah satu unsur pemersatu Islam Nusantara. Dengan cara inilah
para ulama kita menuliskan karya-karyanya untuk konsumsi masyarakat
Muslim Melayu-Indonesia, termasuk kitab-kitab Fiqih.S alah satu kitab
7
fiqih awal di Nusantara adalah Shirath al-Mustaqim, karya Nur al-Din al-
Ranniri.
Keadilan yang merupakan ajaran universal Aswaja. Setiap
pemikiran, sikap dan retasi, harus selalu diselaraskan dengan nilai keadilan
yang sesuai dengan UDD 1945 di Indonesia. Pemaknaan keadilan yang
dimaksud di sini adalah keadilan sosial. Yaitu nilai kebenaran yang
mengatur totalitas kehidupan politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan
sebagainya.dapat kita simpulkan bahwasanya Islam itu adil artinya tidak
membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain dalam segi apapun.
Sehingga hukuman seperti rajam atau potong tangan tidak berlaku di negara
Indonesia. Kesetaraan gender juga merupakan keadilan, yaitu tidak
membedakan status, peranan, kegiattan, kewajiban, dan hak antara lakilaki
dan perempuan.
3. Aspek Budaya
Di Jawa, peran islamisasi ada pada walisongo. Kegiatan-kegiatan
mereka dalam proses mengislamka raja-raja dan para penguasa serta
masyarakat Jawa, khususnya di wilayah panatai utara, seringkali dituturkan
oleh hikayat, sejarah, dan tradisi lokal. Salah satunya Sunan Kalijaga yang
memperkenalkan Islam dengan pertunjukan wayang, memainkan gamelan,
dan sebagainya
Budaya Islam Nusantara yang masih melekat sampai sekarang
adalah slametan, wetonan, tahlilan, dan lain-lain. Dengan mengacu pada
konsep Islam Nusantara (IN) di atas, budaya Islam; nilai-nilai islam, teologi
(sistem kepercayaan), pemikiran, dan praktek ibadah yang bersifat qathi,
juga dianggap sebagai ajaran islam yang bersifat lokal-Arab. Sementara
budaya Indonesia adalah pemikiran, perilaku, kebendaan, dan sistem nilai
yang memiliki karakteristik tertentu, seperti keyakinan dan kepercayaan
yang berbeda-beda, terbuka, egaliter, tidak merasa paling tinggi satu sama
lain, sopan-santun, tata krama, toleransi, weruh saduruning winarah dan
suwuk, hamengku, hangemot, dan hangemong. Jadi, ini adalah unsur-unsur
budaya Islam dan usantara.
8
Sebagaimana diungkapkan Quraish Shihab (Islam subtantif) dengan
menyebut tiga akulturasi budaya, yaitu menolak budaya setempat, merevisi
budaya setempat, dan menyetujui budaya setempat. Tiga hal ini dilakukan
Islam Nusantara dengan sangat hati-hati dan secara bertahap sehingga
membutuhkan puluhan tahun atau beberapa generasi. Pengaruh ini tidak
untuk merusak atau menantang budaya Indonesia, tapi untuk memperkaya
dan mengislamkan budaya tersebut.
Islam merasa sejajar dengan budaya lokal bisa dimaknai bahwa
Islam memiliki budaya fisik-sosiologis yang memilki karakteristik keArab-
an bisa digabung dengan budaya lokal, sehingga memunculkan budaya
baru. Misalnya, lembaga pendidikan pesantren dan tulisan pegon (gabungan
dari budaya tulisan Arab dengan bahasa Nusantara). Di Jawa terdapat aksara
carakan, dan pegon dengan bahasa Jawa, Sunda, atau Madura, yang
diadaptasi dari aksara dan bahasa Arab. Di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan,
terdapat aksara Jawi dengan bahasa Melayu, dan aksara/bahasa lokal sesuai
sukunya, Bugis, Batak, dan sebagainya. Jelas sekali, ada kekhasan dalam
Islam Nusantara pada soal adaptasi dan akulturasi aksara/bahasa.
Islam dan budaya lokal seimbang dalam wilayah nilai-nilai
universal. Sebagimana dijelasakan Ishom Syauqi, bahwa Islam Nusantara
hendak mewujudkan budaya dan peradaban baru dunia yang berbasis pada
nilai-nilai luhur dan universal keislaman dan kenusantaraan. Di sini, nilai
Islam dan kenusantaraan sejajar, sehingga keduanya menghasilkan
peradaban baru.
Budaya lokal memengaruhi Islam. Budaya Indonesia sebagai tuan
rumah aktif dalam menjaga, memberi tempat, dan membina Islam agar
tidak berbenturan. Ini menunjukkan bahwa ketika masuk dalam budaya
lokal, Islam diletakkan dalam posisi tertentu sehingga tidak memengaruhi
unsur-unsur budaya Nusantara. Ibarat rumah, Islam hanya diperbolehkan
masuk ke kamar tertentu tetapi dilarang masuk kamar lain.
Diantara sekian banyak budaya pra-Islam yang masih melekat dan
bisa disaksikan dalam kehidupan keberagaman masyarakat asing pemujaan
terhadap ruh nenek moyang (first-founding ancestors). Pemujaan tersebut
9
sebelumnya adalah untuk para animism dan dinamisme akan tetapi semua
konsep telah diubah oleh walisongo dengan meng-akulturasi budayanya
agar tidak hilang kemudian diganti menjadi lebih bermanfaat untuk
syukuran atau sedekah. Salah satu adat istiadat, sebagai ritual keagamaan
yang paling populer di dalam masyarakat Islam Jawa adalah slametan,
yaitu upacara ritual keagamaan yang paling komunal yang telah mentradisi
di kalangan masyarakat Islam Jawa yang dilaksanakan untuk peristiwa
penting dalam kehidupan seseorang. Peristiwa tersebut seperti kelahiran,
kematian, pernikahan, membangun rumah, permulaan bajak sawah atau
panenan, sunatan, perayaan hari besar, dan masih banyak lagi peristiwa-
peristiwa yang dihiasi dengan tradisi slametan
C. Bangunan Islam Nusantara
Agama Islam telah memberikan corak tersendiri dalam perkembangan
seni dan budaya Indonesia. Terutama dalam seni bangunan agama Islam telah
berhasil memadukan seni bangunan setempat yang tradisional dengan budaya
Islam, sehingga menghasilkan bentuk-bentuk seni arsitektur Islam Indonesia
yang berada dengan di negeri-negeri Islam lainnya.
Ajaran Islam mulai masuk ke Indonesia sekitar abad Penyebaran awal
Islam di Nusantara dilakukan pedagang-pedagang Arab, Cina, India dan Parsi.
Setelah itu, proses penyebaran Islam dilakukan oleh kerajaankerajaan Islam
Nusantara melalui perkawinan, perdagangan dan peperangan. Banyak masjid
yang diagungkan di Indonesia tetap mempertahankan bentuk asalnya yang
menyerupai (misalnya) candi Hindu/Buddha bahkan pagoda Asia Timur, atau
juga menggunakan konstruksi dan ornamentasi bangunan khas daerah tempat
masjid berada. Pada perkembangan selanjutnya arsitektur mesjid lebih banyak
mengadopsi bentuk dari Timur Tengah, seperti atap kubah bawang dan
ornamen, yang diperkenalkan Pemerintah Hindia Belanda. Kalau dilihat dari
masa pembangunannya, masjid sangat dipengaruhi pada budaya yang masuk
pada daerah itu. Masjid dulu, khususnya di daerah pulau Jawa, memiliki bentuk
yang hampir sama dengan candi Hindu  Budha. Hal ini karena terjadi
akulturasi budaya antara budaya setempat dengan budaya luar.Antar daerah satu
dengan yang lain biasanya juga terdapat perbedaan bentuk. Hal ini juga
10
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan budaya setempat. Bentuk budaya
sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat
kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia.
Wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid,
makam, istana.
Masjid sebagai tempat peribadatan biasanya terletak di sebelah barat
alun-alun dan tak terpisah dari pusat kota, baik yang berupa keraton, kabupaten,
ataupun kota kecil dan desa. Masjid yang terletak di sebelah barat alun-alun
sebagai pusat kota disebut Masjid Agung atau Masjid Jami. Di tempat-tempat
lain terdapat pula masjid dalam ukuran yang lebih kecil, atau tempat yang lebih
kecil seperti surau atau langgar dan mushola. Kekhususan gaya arsitektur
masjid di Indonesia nampak dalam bentuk atapnya yang bertingkat lebih dari
satu yang disebut atap tumpang. Jumlah tumpang itu selalu ganjil (gasal),
biasanya tiga dan juga ada kalanya sampai lima seperti Masjid Banten. Ada pula
atap tumpangnya dua, dan apabila demikian biasanya dinamakan tumpang satu,
jadi angka gasal pula.
Bangunan masjid biasanya juga bergabung dengan makam. Bangunan
makam menggunakan bentuk-bentuk bangunan tradisional, baik bangunan
cungkubnya ataupun gapura-gapuranya, yakni gapura Kori Agung (beratap dan
berpintu) dan gapura Candi Bentar (tanpa atap dan tanpa pintu).
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam Nusantara adalah ajaran Islam yang menekankan pada prinsip-
prinsip ajaran moderat (wasatiyah), inklusif, toleran dan saling menghormati,
bersatu dalam keberagaman atau Bhinneka Tunggal Ika (unity in diversity)
yang diamalkan berdasarkan pada Undang Undang Dasar RI tahun 1945 dan
ideology Pancasila dalam NKRI. Namun demikian, Menilik beragamnya
definisi Islam Nusantara tersebut di atas terlihat bahwa belum ada
kesepakatan tentang apa yang dimaksud Islam Nusantara di antara para
pengusungnya sendiri. Dengan kata lain, sebagai sebuah wacana Islam
Nusantara sesungguhnya adalah wacana yang masih kabur.
B. Saran
Demikian makalah yang sudah saya paparkan. Kami menyadari makalah
kami jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Ubaid & Mohammad Bakir, Nasionalisme dan Islam Nusantara
Kompas 2015, hlm 63
Ahmad Baso, Islam Nusantara Ijtihad Jenius & Ijma Ulama Indonesia Pustaka
Afid 2016, hlm 6.
Sudirman Tebba, Islam Pasca Orde Baru PT Tiara Wacana Yogya 2001, hlm 3.
Azyumardi Azra, Islam Substantif Mizan 2000, hlm 137.
Agus Sunyoto, Atlas Wali Songo Mizan 2016, hlm 218.
Zainul Milal Bizawie, Masterpiece Islam Nusantara Sanad dan Jejaring
UlamaSantri Pustaka Compass 2016, hlm 103.

More Related Content

What's hot (20)

Laporan hasil observasi ke penerbitan pustaka seLaporan Hasil Observasi ke Pe...
Laporan hasil observasi ke penerbitan pustaka seLaporan Hasil Observasi ke Pe...Laporan hasil observasi ke penerbitan pustaka seLaporan Hasil Observasi ke Pe...
Laporan hasil observasi ke penerbitan pustaka seLaporan Hasil Observasi ke Pe...
Universitas Pendidikan Indonesia
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
Sentra Komputer dan Foto Copy
Teks ulasan buku non akademik
Teks ulasan buku non akademikTeks ulasan buku non akademik
Teks ulasan buku non akademik
varadhilla
Serat Wedhatama Pupuh Pangkur
Serat Wedhatama Pupuh PangkurSerat Wedhatama Pupuh Pangkur
Serat Wedhatama Pupuh Pangkur
Lia Letifah
Ais indonesia (yuti)
Ais indonesia (yuti)Ais indonesia (yuti)
Ais indonesia (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusiaPengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Yesica Adicondro
Makalah iklim tropis
Makalah iklim tropisMakalah iklim tropis
Makalah iklim tropis
Ir. Zakaria, M.M
Resume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalResume jurnal internasional
Resume jurnal internasional
akuayucantik
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraMakalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Amphie Yuurisman
Ulasan Novel BULAN
Ulasan Novel BULANUlasan Novel BULAN
Ulasan Novel BULAN
KarinaAlya1
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Dian Kirtley Kristi
Program kerja Himpunan Mahasiswa Bahasa dan sastra Indonesia Periode 2014/2015
Program kerja Himpunan Mahasiswa Bahasa dan sastra Indonesia Periode 2014/2015Program kerja Himpunan Mahasiswa Bahasa dan sastra Indonesia Periode 2014/2015
Program kerja Himpunan Mahasiswa Bahasa dan sastra Indonesia Periode 2014/2015
hmbsi
Esai
EsaiEsai
Esai
Vini Kurnia Ramadhani
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdfEsai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Muhammad sobri maulana
Makalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesiaMakalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesia
vinaamelia12
Makalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosialMakalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosial
satya arum
ALBUM KENANGAN KELAS 9_XXIII_1011
ALBUM KENANGAN KELAS 9_XXIII_1011ALBUM KENANGAN KELAS 9_XXIII_1011
ALBUM KENANGAN KELAS 9_XXIII_1011
MTs DARUSSALAM
Xii geografi kd 3.4_regionalisasi kawasan dunia dan bentuk kerjasama ekonomi ...
Xii geografi kd 3.4_regionalisasi kawasan dunia dan bentuk kerjasama ekonomi ...Xii geografi kd 3.4_regionalisasi kawasan dunia dan bentuk kerjasama ekonomi ...
Xii geografi kd 3.4_regionalisasi kawasan dunia dan bentuk kerjasama ekonomi ...
jopiwildani
Laporan hasil observasi ke penerbitan pustaka seLaporan Hasil Observasi ke Pe...
Laporan hasil observasi ke penerbitan pustaka seLaporan Hasil Observasi ke Pe...Laporan hasil observasi ke penerbitan pustaka seLaporan Hasil Observasi ke Pe...
Laporan hasil observasi ke penerbitan pustaka seLaporan Hasil Observasi ke Pe...
Universitas Pendidikan Indonesia
Teks ulasan buku non akademik
Teks ulasan buku non akademikTeks ulasan buku non akademik
Teks ulasan buku non akademik
varadhilla
Serat Wedhatama Pupuh Pangkur
Serat Wedhatama Pupuh PangkurSerat Wedhatama Pupuh Pangkur
Serat Wedhatama Pupuh Pangkur
Lia Letifah
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusiaPengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Yesica Adicondro
Resume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalResume jurnal internasional
Resume jurnal internasional
akuayucantik
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraMakalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Amphie Yuurisman
Ulasan Novel BULAN
Ulasan Novel BULANUlasan Novel BULAN
Ulasan Novel BULAN
KarinaAlya1
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Dian Kirtley Kristi
Program kerja Himpunan Mahasiswa Bahasa dan sastra Indonesia Periode 2014/2015
Program kerja Himpunan Mahasiswa Bahasa dan sastra Indonesia Periode 2014/2015Program kerja Himpunan Mahasiswa Bahasa dan sastra Indonesia Periode 2014/2015
Program kerja Himpunan Mahasiswa Bahasa dan sastra Indonesia Periode 2014/2015
hmbsi
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdfEsai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Muhammad sobri maulana
Makalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesiaMakalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesia
vinaamelia12
Makalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosialMakalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosial
satya arum
ALBUM KENANGAN KELAS 9_XXIII_1011
ALBUM KENANGAN KELAS 9_XXIII_1011ALBUM KENANGAN KELAS 9_XXIII_1011
ALBUM KENANGAN KELAS 9_XXIII_1011
MTs DARUSSALAM
Xii geografi kd 3.4_regionalisasi kawasan dunia dan bentuk kerjasama ekonomi ...
Xii geografi kd 3.4_regionalisasi kawasan dunia dan bentuk kerjasama ekonomi ...Xii geografi kd 3.4_regionalisasi kawasan dunia dan bentuk kerjasama ekonomi ...
Xii geografi kd 3.4_regionalisasi kawasan dunia dan bentuk kerjasama ekonomi ...
jopiwildani

Similar to Islam Nusantara.pdf (20)

327226832.pdf
327226832.pdf327226832.pdf
327226832.pdf
azizsriwijaya
Pendidikan Pesantren.docx
Pendidikan Pesantren.docxPendidikan Pesantren.docx
Pendidikan Pesantren.docx
Zuk辿t Printing
Pendidikan Pesantren.pdf
Pendidikan Pesantren.pdfPendidikan Pesantren.pdf
Pendidikan Pesantren.pdf
Zuk辿t Printing
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
muhfachrul3
Sejarah Pendidikan Islam.pdf
Sejarah Pendidikan Islam.pdfSejarah Pendidikan Islam.pdf
Sejarah Pendidikan Islam.pdf
Zuk辿t Printing
Sejarah Pendidikan Islam.docx
Sejarah Pendidikan Islam.docxSejarah Pendidikan Islam.docx
Sejarah Pendidikan Islam.docx
Zuk辿t Printing
Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)
Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)
Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)
Muhyidin Abdillah
Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]
fazabih kurniansyah
Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]
fazabih kurniansyah
Pert.6 Membumikan islam.pptxddDdDdDdDDdD
Pert.6 Membumikan islam.pptxddDdDdDdDDdDPert.6 Membumikan islam.pptxddDdDdDdDDdD
Pert.6 Membumikan islam.pptxddDdDdDdDDdD
iman651081
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Zuk辿t Printing
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Zuk辿t Printing
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docx
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docxPeran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docx
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docx
Zuk辿t Printing
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdf
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdfPeran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdf
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdf
Zuk辿t Printing
PPT ISLAM NUSANTARA SUDJOKO.pptx
PPT ISLAM NUSANTARA SUDJOKO.pptxPPT ISLAM NUSANTARA SUDJOKO.pptx
PPT ISLAM NUSANTARA SUDJOKO.pptx
MIIBNUHASYIM
MAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docx
MAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docxMAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docx
MAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docx
danny110359
Nurcholish madjid
Nurcholish madjidNurcholish madjid
Nurcholish madjid
Lancenk Keramat
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
Iwan Kurniarasa
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docxPendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
AINUR ROFIQ97
MENEGUHKAN ISLAM NUSANTARA UNTUK ISLAM BERKEMAJUAN: Melacak Akar Epistemologi...
MENEGUHKAN ISLAM NUSANTARA UNTUK ISLAM BERKEMAJUAN: Melacak Akar Epistemologi...MENEGUHKAN ISLAM NUSANTARA UNTUK ISLAM BERKEMAJUAN: Melacak Akar Epistemologi...
MENEGUHKAN ISLAM NUSANTARA UNTUK ISLAM BERKEMAJUAN: Melacak Akar Epistemologi...
Episteme IAIN Tulungagung
Pendidikan Pesantren.docx
Pendidikan Pesantren.docxPendidikan Pesantren.docx
Pendidikan Pesantren.docx
Zuk辿t Printing
Pendidikan Pesantren.pdf
Pendidikan Pesantren.pdfPendidikan Pesantren.pdf
Pendidikan Pesantren.pdf
Zuk辿t Printing
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
muhfachrul3
Sejarah Pendidikan Islam.pdf
Sejarah Pendidikan Islam.pdfSejarah Pendidikan Islam.pdf
Sejarah Pendidikan Islam.pdf
Zuk辿t Printing
Sejarah Pendidikan Islam.docx
Sejarah Pendidikan Islam.docxSejarah Pendidikan Islam.docx
Sejarah Pendidikan Islam.docx
Zuk辿t Printing
Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)
Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)
Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)
Muhyidin Abdillah
Pert.6 Membumikan islam.pptxddDdDdDdDDdD
Pert.6 Membumikan islam.pptxddDdDdDdDDdDPert.6 Membumikan islam.pptxddDdDdDdDDdD
Pert.6 Membumikan islam.pptxddDdDdDdDDdD
iman651081
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Zuk辿t Printing
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Zuk辿t Printing
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docx
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docxPeran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docx
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docx
Zuk辿t Printing
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdf
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdfPeran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdf
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdf
Zuk辿t Printing
PPT ISLAM NUSANTARA SUDJOKO.pptx
PPT ISLAM NUSANTARA SUDJOKO.pptxPPT ISLAM NUSANTARA SUDJOKO.pptx
PPT ISLAM NUSANTARA SUDJOKO.pptx
MIIBNUHASYIM
MAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docx
MAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docxMAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docx
MAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docx
danny110359
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docxPendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
AINUR ROFIQ97
MENEGUHKAN ISLAM NUSANTARA UNTUK ISLAM BERKEMAJUAN: Melacak Akar Epistemologi...
MENEGUHKAN ISLAM NUSANTARA UNTUK ISLAM BERKEMAJUAN: Melacak Akar Epistemologi...MENEGUHKAN ISLAM NUSANTARA UNTUK ISLAM BERKEMAJUAN: Melacak Akar Epistemologi...
MENEGUHKAN ISLAM NUSANTARA UNTUK ISLAM BERKEMAJUAN: Melacak Akar Epistemologi...
Episteme IAIN Tulungagung

More from Zuk辿t Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
Zuk辿t Printing
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
Zuk辿t Printing
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
Zuk辿t Printing
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Zuk辿t Printing
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Zuk辿t Printing
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Zuk辿t Printing
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Zuk辿t Printing
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Zuk辿t Printing
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Zuk辿t Printing
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
Zuk辿t Printing
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
Zuk辿t Printing
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
Zuk辿t Printing
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
Zuk辿t Printing
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Zuk辿t Printing
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Zuk辿t Printing
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
Zuk辿t Printing
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
Zuk辿t Printing
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Zuk辿t Printing
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
Zuk辿t Printing
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Zuk辿t Printing
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
Zuk辿t Printing
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Zuk辿t Printing
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Zuk辿t Printing
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Zuk辿t Printing
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Zuk辿t Printing
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Zuk辿t Printing
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Zuk辿t Printing
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Zuk辿t Printing
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Zuk辿t Printing
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Zuk辿t Printing
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
Zuk辿t Printing
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Zuk辿t Printing

Islam Nusantara.pdf

  • 1. MAKALAH ISLAM NUSANTARA Disusun untuk memenuhi tugas: MATA KULIAH: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Dosen Pengampu: Muhammad Hendra, M.Pd.I. Disusun Oleh: Fera Anggita PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM ZAINUL HASAN KRAKSAAN - PROBOLINGGO TAHUN 2023
  • 2. i KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni bapak Muhammad Hendra, M.Pd.I. yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul ISLAM NUSANTARA dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman sekalian. Kraksaan, 04 Januari 2023 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................ i DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang.........................................................................................1 B. Rumusan Masalah....................................................................................2 C. Tujuan Makalah .......................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3 A. Pengertian Islam Nusantara .....................................................................3 B. Aspek-aspek Islam Nusantara..................................................................4 C. Bangunan Islam Nusantara ......................................................................9 BAB III PENUTUP..............................................................................................11 A. Kesimpulan ............................................................................................11 B. Saran.......................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah penyebaran Islam, dikenal dua model dakwah: kompromi dan non-kompromi. Dakwah model kompromi adalah ajakan kepada Islam dengan cara mempertemukan atau memadukan Islam dengan ajaran atau tradisi budaya yang berbeda atau bahkan tampak berlawanan dengan nisi kandungan syariah. Sedangkan model non-kompromi adalah suatu ajakan yang menekankan dan mempertahankan keutuhan dan kemurnian syariah sehingga terlihat agak rigid (kaku) dalam menghadapi lingkungan sosial, budaya, dan seni setempat yang berbeda dengan tempat asal kelahiran Islam. Karena kita hidup di tengah budaya yang menjunjung tinggi agama dan filsafat ketuhanan yang harus dipertahankan. Sementara sebagai muslim, sumber jati diri itu dengan menggali nilai-nilai budaya tradisional yang luhur untuk dijadikan tiang penyangga yang menopang tegaknya peradaban yang berdiri diatas kaki sendiri. Munculnya kelompok yang menginginkan berdirinya negara Islam dapat membahayakan keberadaan negara Republik Indonesia. Menurut Gusdur, Islam sebagai agama yang universal harus dibumikan kedalam budaya lokal agar umat Islam Indonesia bisa beragama sesuai dengan budaya Indonesia. Dari sinilah lahir istilah Islam Indonesia yang artinya Islam yang berbudaya Indonesia dalam konteks keindonesiaan modern., yang bernegara-bangsa, berpancasila, dan demokratis. Karena tanpa negara bagaimana umat islam bisa melakukan kegiatan keagamaannya? Keislaman seperti inilah yang ditanamkan oleh Walisongo saat berdakwah dengan mensenyawakan keislaman sebagai esensi dengn kenusantaraan dengan warisan budaya dan tradisinya. Dibandingkan dengan Muslim Timur Tengah, Muslim di Indonesia menikmati perdamaian dan keselarasan selama beberapa dekade. Dipercaya hal ini berkat pemahaman Islam di Indonesia yang bersifat moderat, inklusif, dan toleran. Maka selanjutnya, Islam Nusantara diidentifikasi, dirumuskan, dipromosikan, dan digalakkan. Dengan demikian, islam di sini, di masyarakat yang pada awalnya
  • 5. 2 merupakan jalinan perdagangan kemudian menyebar ke penjuru Indonesia adalah Islam yang telah menyesuaikan dengan keyakinan masyarakat lokal, karena pertimbangan sosial, budaya, ekonomi maupun politik. B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud Islam Nusantara? 2. Apa saja aspek-aspek Islam Nusantara? 3. Bagaimana bangunan-bangunan Islam Nusantara ? C. Tujuan Makalah 1. Untuk mengetahui pengertian Islam Nusantara. 2. Untuk mengetahui aspek-aspek Islam Nusantara. 3. Untuk mengetahui bangunan-bangunan Islam Nusantara.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Islam Nusantara Islam Nusantara adalah ajaran Islam yang menekankan pada prinsipprinsip ajaran moderat (wasatiyah), inklusif, toleran dan saling menghormati, bersatu dalam keberagaman atau Bhinneka Tunggal Ika (unity in diversity) yang diamalkan berdasarkan pada Undang Undang Dasar RI tahun 1945 dan ideology Pancasila dalam NKRI. Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama yang dihelat di Jombang, Jawa Timur, 1-5 Agustus 2015, membawa tema penting yakni Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia. Pada Juni 2015, Presiden Joko Widodo telah secara terbuka memberikan dukungan kepada Islam Nusantara, yang merupakan bentuk Islam yang moderat dan dianggap cocok dengan nilai budaya Indonesia. Kementerian Agama (Kemenag) RI juga mengangkat wacana Islam Nusantara sebagai bagian dari program besarnya untuk membangun keberagamaan masyarakat Indonesia yang moderat, toleran, dan menghargai keberagaman Sebuah langkah yang kemudian menimbulkan kontroversi di tengah umat Islam Indonesia. Muncul anggapan bahwa Islam Nusantara hanyalah kedok baru bagi proyek liberalisasi Islam yang sudah berlangsung sejak lama. Menurut mereka yang kontra, wacana ini adalah suatu upaya memecah belah umat Islam lewat perbedaan kebangsaan dan regional serta melegitimasi berkembangnya aliran-aliran sesat dengan dalih budaya dan kearifan lokal. Di sisi lain wacana ini mendapat tanggapan positif dari sebagian umat Islam lainnya. Bagi kalangan yang mendukungnya, Islam Nusantara justru sangat penting untuk diangkat sebagai upaya untuk memberikan sumbangsih Islam bagi peradaban dan perdamaian dunia di saat negara-negara Timur Tengah yang dianggap sebagai pusat Islam justru sedang dilanda konflik berkepanjangan Ada sejumlah definisi yang berbeda tentang Islam Nusantara. Definisi pertama datang dari itu Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam UIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra. Ia mendefinisikan Islam Nusantara adalah Islam distingtif sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi dan
  • 7. 4 vernakularisasi Islam universal dengan realitas sosial, budaya dan agama di Indonesia Definisi kedua dikemukakan Katib Syuriah PBNU yang juga pengajar di Mahad Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Asembagus Situbondo K.H. Afifuddin Muhajir mendefinsikan Islam Nusantara sebagai faham dan praktik keislaman di bumi Nusantara sebagai hasil dialektika antara teks syariat dengan realita dan budaya setempat Intelektual muda NU yang produktif menulis Ahmad Baso menyumbangkan definisi ketiga Islam Nusantara. Menurutnya Islam Nusantara adalah marifatul ulama-i-l-Indonesiyyin bil-ahkami-sysyariyyah al-amaliyyah al-muktasab min adillatiha-ttafshiliyyah atau majmuatu maarifil -l- ulama-i-l-Indonesiyyin bilahkami-sy-syariyyah al-amaliyyah al- muktasab min adillatiha-ttafshiliyyah (al-Quran, Hadits, Ijma dan Qiyas.) Ada juga Ahmad Baso juga memberikan beberapa contoh ijtihad ulama Nusantara yang bisa dikategorikan sebagai khazanah Islam Nusantara antara lain tradisi imsak di bulan Ramadhan, halal bihalal di bulan Syawal, taliq thalaq, dan kaidah al-muhafazhah ala qadimish shalih. Menilik beragamnya definisi Islam Nusantara tersebut di atas terlihat bahwa belum ada kesepakatan tentang apa yang dimaksud Islam Nusantara di antara para pengusungnya sendiri. Dengan kata lain, sebagai sebuah wacana Islam Nusantara sesungguhnya adalah wacana yang masih kabur B. Aspek-aspek Islam Nusantara 1. Aspek Politik Secara etimologis, Islam tidak mengenal istilah demokrasi. Islam hanya mengenal musyawarah sebagai fondasi utama dalam kehidupan sosial. Beranjak dari konsepsi musyawarah inilah Islam memperkenalkan gagasan demokrasi, yakni gagasan yang mengharuskan seluruh proses politik melandaskan diri pada partisipasi, kebebasan, dan persamaan. Demokrasi itu sendiri dapat berupa lembaga dan sistem nilai. Islam mengisi preferensi nilai, sedangkan demokrasi memberikan konsep atau bentuk system politik Secara substantif, penegakan keadilan (al-qisth), menjaga ukhuwah, dan melakukan islah merupakan nilai-nilai kemanusiaan universal yang
  • 8. 5 harus dijaga dan diimplemntasikan. Pemahaman inilah yang menjadi dasar Islam di Indonesia menerima Pancasila sebagai dasar negara, bukan syariat Islam, sebab sila-sila yang termuat tidak bertentangan dengan prinsip hukum-hukum Islam atau tujuan syariat Islam yang disebut maqashid asy- syariah. Sehingga Islam dan demokrasi konvergen dalam nilai-nilai seperti keadilan (al-adalah), persamaan derajat (al-musawah), toleran serta menghargai perbedaan suku, budaya, dan agama (at-tasamuh), kemerdekaan dan kebebasan berekspresi (alhuriyah), solidaritas (at- taawun), dan musyawarah (syura). Nilai-nilai ini menjadi fondasi bagi masyarakat untuk membangun kebersamaan, menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai dan membentuk tata pemerintahan yang baik Tradisi politik Islam Nusantara yang dibangun pesantren di Jawa seabad sebelumnya sudah memberikan basis normatif untuk pembagian kekuasaan Rumusan ulama Nusantara tentang demokratis politik ataupembagian kekuasaan sebelum dikenal kini dengan nama trias politica (tiga pilar kekuasaan). Ada dua pandangan besar tentang hubungan Islam dan politik yaitu politik sebagai bagian integral dari agama tetapi keduanya memiliki karakter yang esensial. Ketika awal mula dikampanyekan, muncul dukungan terhadap model Islam Nusantara yang disuarakan kelompok atau tokoh perorangan Islam yang berpaham moderat. Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam membuka Munas alim ulama NU di Masjid Istiqlal, menyatakan dukungannya secara terbuka atas model Islam Nusantara. Selain Presiden Jokowi, suara senada sebelumnya juga disuarakan sejumlah pejabat Indonesia lainnya, termasuk Presiden Jusuf Kalla yang lebih sering memakai istilah Islam Indonesia. Tetapi secara hampir bersamaan lahir pula kritikan dan penolakan terhadap istilah Islam Nusantara, yang diwarnai perdebatan keras terutama melalui media sosial atau dalam diskusi terbuka. Secara garis besar, penolakan pada istilah Islam Nusantara karena istilah itu seolah-olah mencerminkan bahwa ajaran Islam itu tidak tunggal.
  • 9. 6 2. Aspek Sosial Islam secara tegas mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan sesame manusia. Sebagaimana Islam Nusantara tidak memaksa orang untuk masuk islam dan cara penyebaran Islam itu tidak dengan kekerasan dalam artian dengan cara damai. Prinsip ini menekankan pentingnya berada pada posisi tengah, tidak condong ke kanan maupun ke kiri. Mengarahkan pemikiran kita agar tidak terjebak pada pemikiran agama. Dengan cara menggali dan mengelaborasi dari berbagai metodologi dari berbagai disiplin ilmu baik dari Islam maupun Barat. Serta mendialogkan agama, filsafat, dan sains. Kajian Tasawuf Nusantara merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kajian Islam di Indonesia. Sejak masuknya Islam di Indonesia telah tampak unsur tasawuf mewarnai kehidupan keagamaan masyarakat, bahkan hingga saat ini pun nuansa tasawuf masih kelihatan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengamalan keagamaan sebagian kaum muslimin Indonesia. Tasawuf berkaitan dengan pembinaan akhlak, pembangunan rohani, sikap sederhana dalam hidup, dan menjauhi hal-hal dunia yang dapat melenakan. Tentu hal ini bisa membantu manusia dalam mencapai tujuannya dalam hidup. Mayoritas masyarakat Islam Nusantara adalah pengamal ajaran tasawuf karena itu tarekat berkembang dengan subur. Tokoh-tokoh tasawuf yang menjadi panutan antara lain Imam Ghazali, Syaikh Abdul Qadir Jailani, Imam Syazili dan lain sebagainya yang sangat populer dikalangan islam nusantara. Dari sanalah kemudian Islam nusantara menjadi Islam yang sangat harmoni, toleran, dan menghargai pluralitas sebagai watak asli ajaran tasawuf. Sejak Islam mulai luas di kawasan Nusantara, bahasa Melayu pun mempunyai peranan sebagai salah satu wahana pengantar agama Islam. Sejak abad ke-16, bahasa Melayu mencapai kedudukan sebagai bahasa Islam sebagaimana bahasa Persia dan Turki. Bahkan, bahasa Melayu merupakan salah satu unsur pemersatu Islam Nusantara. Dengan cara inilah para ulama kita menuliskan karya-karyanya untuk konsumsi masyarakat Muslim Melayu-Indonesia, termasuk kitab-kitab Fiqih.S alah satu kitab
  • 10. 7 fiqih awal di Nusantara adalah Shirath al-Mustaqim, karya Nur al-Din al- Ranniri. Keadilan yang merupakan ajaran universal Aswaja. Setiap pemikiran, sikap dan retasi, harus selalu diselaraskan dengan nilai keadilan yang sesuai dengan UDD 1945 di Indonesia. Pemaknaan keadilan yang dimaksud di sini adalah keadilan sosial. Yaitu nilai kebenaran yang mengatur totalitas kehidupan politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan sebagainya.dapat kita simpulkan bahwasanya Islam itu adil artinya tidak membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain dalam segi apapun. Sehingga hukuman seperti rajam atau potong tangan tidak berlaku di negara Indonesia. Kesetaraan gender juga merupakan keadilan, yaitu tidak membedakan status, peranan, kegiattan, kewajiban, dan hak antara lakilaki dan perempuan. 3. Aspek Budaya Di Jawa, peran islamisasi ada pada walisongo. Kegiatan-kegiatan mereka dalam proses mengislamka raja-raja dan para penguasa serta masyarakat Jawa, khususnya di wilayah panatai utara, seringkali dituturkan oleh hikayat, sejarah, dan tradisi lokal. Salah satunya Sunan Kalijaga yang memperkenalkan Islam dengan pertunjukan wayang, memainkan gamelan, dan sebagainya Budaya Islam Nusantara yang masih melekat sampai sekarang adalah slametan, wetonan, tahlilan, dan lain-lain. Dengan mengacu pada konsep Islam Nusantara (IN) di atas, budaya Islam; nilai-nilai islam, teologi (sistem kepercayaan), pemikiran, dan praktek ibadah yang bersifat qathi, juga dianggap sebagai ajaran islam yang bersifat lokal-Arab. Sementara budaya Indonesia adalah pemikiran, perilaku, kebendaan, dan sistem nilai yang memiliki karakteristik tertentu, seperti keyakinan dan kepercayaan yang berbeda-beda, terbuka, egaliter, tidak merasa paling tinggi satu sama lain, sopan-santun, tata krama, toleransi, weruh saduruning winarah dan suwuk, hamengku, hangemot, dan hangemong. Jadi, ini adalah unsur-unsur budaya Islam dan usantara.
  • 11. 8 Sebagaimana diungkapkan Quraish Shihab (Islam subtantif) dengan menyebut tiga akulturasi budaya, yaitu menolak budaya setempat, merevisi budaya setempat, dan menyetujui budaya setempat. Tiga hal ini dilakukan Islam Nusantara dengan sangat hati-hati dan secara bertahap sehingga membutuhkan puluhan tahun atau beberapa generasi. Pengaruh ini tidak untuk merusak atau menantang budaya Indonesia, tapi untuk memperkaya dan mengislamkan budaya tersebut. Islam merasa sejajar dengan budaya lokal bisa dimaknai bahwa Islam memiliki budaya fisik-sosiologis yang memilki karakteristik keArab- an bisa digabung dengan budaya lokal, sehingga memunculkan budaya baru. Misalnya, lembaga pendidikan pesantren dan tulisan pegon (gabungan dari budaya tulisan Arab dengan bahasa Nusantara). Di Jawa terdapat aksara carakan, dan pegon dengan bahasa Jawa, Sunda, atau Madura, yang diadaptasi dari aksara dan bahasa Arab. Di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, terdapat aksara Jawi dengan bahasa Melayu, dan aksara/bahasa lokal sesuai sukunya, Bugis, Batak, dan sebagainya. Jelas sekali, ada kekhasan dalam Islam Nusantara pada soal adaptasi dan akulturasi aksara/bahasa. Islam dan budaya lokal seimbang dalam wilayah nilai-nilai universal. Sebagimana dijelasakan Ishom Syauqi, bahwa Islam Nusantara hendak mewujudkan budaya dan peradaban baru dunia yang berbasis pada nilai-nilai luhur dan universal keislaman dan kenusantaraan. Di sini, nilai Islam dan kenusantaraan sejajar, sehingga keduanya menghasilkan peradaban baru. Budaya lokal memengaruhi Islam. Budaya Indonesia sebagai tuan rumah aktif dalam menjaga, memberi tempat, dan membina Islam agar tidak berbenturan. Ini menunjukkan bahwa ketika masuk dalam budaya lokal, Islam diletakkan dalam posisi tertentu sehingga tidak memengaruhi unsur-unsur budaya Nusantara. Ibarat rumah, Islam hanya diperbolehkan masuk ke kamar tertentu tetapi dilarang masuk kamar lain. Diantara sekian banyak budaya pra-Islam yang masih melekat dan bisa disaksikan dalam kehidupan keberagaman masyarakat asing pemujaan terhadap ruh nenek moyang (first-founding ancestors). Pemujaan tersebut
  • 12. 9 sebelumnya adalah untuk para animism dan dinamisme akan tetapi semua konsep telah diubah oleh walisongo dengan meng-akulturasi budayanya agar tidak hilang kemudian diganti menjadi lebih bermanfaat untuk syukuran atau sedekah. Salah satu adat istiadat, sebagai ritual keagamaan yang paling populer di dalam masyarakat Islam Jawa adalah slametan, yaitu upacara ritual keagamaan yang paling komunal yang telah mentradisi di kalangan masyarakat Islam Jawa yang dilaksanakan untuk peristiwa penting dalam kehidupan seseorang. Peristiwa tersebut seperti kelahiran, kematian, pernikahan, membangun rumah, permulaan bajak sawah atau panenan, sunatan, perayaan hari besar, dan masih banyak lagi peristiwa- peristiwa yang dihiasi dengan tradisi slametan C. Bangunan Islam Nusantara Agama Islam telah memberikan corak tersendiri dalam perkembangan seni dan budaya Indonesia. Terutama dalam seni bangunan agama Islam telah berhasil memadukan seni bangunan setempat yang tradisional dengan budaya Islam, sehingga menghasilkan bentuk-bentuk seni arsitektur Islam Indonesia yang berada dengan di negeri-negeri Islam lainnya. Ajaran Islam mulai masuk ke Indonesia sekitar abad Penyebaran awal Islam di Nusantara dilakukan pedagang-pedagang Arab, Cina, India dan Parsi. Setelah itu, proses penyebaran Islam dilakukan oleh kerajaankerajaan Islam Nusantara melalui perkawinan, perdagangan dan peperangan. Banyak masjid yang diagungkan di Indonesia tetap mempertahankan bentuk asalnya yang menyerupai (misalnya) candi Hindu/Buddha bahkan pagoda Asia Timur, atau juga menggunakan konstruksi dan ornamentasi bangunan khas daerah tempat masjid berada. Pada perkembangan selanjutnya arsitektur mesjid lebih banyak mengadopsi bentuk dari Timur Tengah, seperti atap kubah bawang dan ornamen, yang diperkenalkan Pemerintah Hindia Belanda. Kalau dilihat dari masa pembangunannya, masjid sangat dipengaruhi pada budaya yang masuk pada daerah itu. Masjid dulu, khususnya di daerah pulau Jawa, memiliki bentuk yang hampir sama dengan candi Hindu Budha. Hal ini karena terjadi akulturasi budaya antara budaya setempat dengan budaya luar.Antar daerah satu dengan yang lain biasanya juga terdapat perbedaan bentuk. Hal ini juga
  • 13. 10 dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan budaya setempat. Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia. Wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid, makam, istana. Masjid sebagai tempat peribadatan biasanya terletak di sebelah barat alun-alun dan tak terpisah dari pusat kota, baik yang berupa keraton, kabupaten, ataupun kota kecil dan desa. Masjid yang terletak di sebelah barat alun-alun sebagai pusat kota disebut Masjid Agung atau Masjid Jami. Di tempat-tempat lain terdapat pula masjid dalam ukuran yang lebih kecil, atau tempat yang lebih kecil seperti surau atau langgar dan mushola. Kekhususan gaya arsitektur masjid di Indonesia nampak dalam bentuk atapnya yang bertingkat lebih dari satu yang disebut atap tumpang. Jumlah tumpang itu selalu ganjil (gasal), biasanya tiga dan juga ada kalanya sampai lima seperti Masjid Banten. Ada pula atap tumpangnya dua, dan apabila demikian biasanya dinamakan tumpang satu, jadi angka gasal pula. Bangunan masjid biasanya juga bergabung dengan makam. Bangunan makam menggunakan bentuk-bentuk bangunan tradisional, baik bangunan cungkubnya ataupun gapura-gapuranya, yakni gapura Kori Agung (beratap dan berpintu) dan gapura Candi Bentar (tanpa atap dan tanpa pintu).
  • 14. 11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Islam Nusantara adalah ajaran Islam yang menekankan pada prinsip- prinsip ajaran moderat (wasatiyah), inklusif, toleran dan saling menghormati, bersatu dalam keberagaman atau Bhinneka Tunggal Ika (unity in diversity) yang diamalkan berdasarkan pada Undang Undang Dasar RI tahun 1945 dan ideology Pancasila dalam NKRI. Namun demikian, Menilik beragamnya definisi Islam Nusantara tersebut di atas terlihat bahwa belum ada kesepakatan tentang apa yang dimaksud Islam Nusantara di antara para pengusungnya sendiri. Dengan kata lain, sebagai sebuah wacana Islam Nusantara sesungguhnya adalah wacana yang masih kabur. B. Saran Demikian makalah yang sudah saya paparkan. Kami menyadari makalah kami jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
  • 15. 12 DAFTAR PUSTAKA Abdullah Ubaid & Mohammad Bakir, Nasionalisme dan Islam Nusantara Kompas 2015, hlm 63 Ahmad Baso, Islam Nusantara Ijtihad Jenius & Ijma Ulama Indonesia Pustaka Afid 2016, hlm 6. Sudirman Tebba, Islam Pasca Orde Baru PT Tiara Wacana Yogya 2001, hlm 3. Azyumardi Azra, Islam Substantif Mizan 2000, hlm 137. Agus Sunyoto, Atlas Wali Songo Mizan 2016, hlm 218. Zainul Milal Bizawie, Masterpiece Islam Nusantara Sanad dan Jejaring UlamaSantri Pustaka Compass 2016, hlm 103.