2. Ajaran Islam Rahmatan Lilalamin sebenarnya bukan hal baru, basisnya sudah kuat di
dalam al-Quran dan al-Hadits, bahkan telah banyak diimplementasikan dalam
sejarah Islam, baik pada abad klasik maupun pada abad pertengahan. Secara
etimologis, Islam berarti damai, sedangkan rahmatan lil alamin
berarti kasih sayang bagi semesta alam. Maka yang dimaksud
dengan Islam Rahmatan lilalamin adalah Islam yang
kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu
mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia
maupun alam. (C) Mushoddik Indisav
3. Rahmatan lilalamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam Al-
Quran , yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surah al-Anbiya QS21 ayat 107:
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam (rahmatan liralamin).
(C) Mushoddik Indisav
鏨 悋惺 悸 忰惘 悋
ル悒 悋愕惘悖 悋
戞戳
鏨
4. Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar dengan sendirinya
akan mendatangkan rahmat, baik itu untuk ummat Islam maupun untuk seluruh alam.
Rahmat adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi menjadi dua ; rahmat dalam
konteks rahman dan rahmat dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks rahman adalah
bersifat amma kulla syak, meliputi segala hal, sehingga orang-orang nonmuslim pun
mempunyai hak kerahmanan. (C) Mushoddik Indisav
5. Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan kepada orang Islam.
Jadi rahim itu adalah khoshshun lil muslimin. Apabila Islam dilakukan
secara benar, maka rahman dan rahim Allah akan turun semuanya. Dengan
demikian berlaku hukum sunnatullah, baik muslim maupun non-muslim
kalau mereka melakukan hal-hal yang diperlukan oleh kerahmanan, maka
mereka akan mendapatkanya. Kendatipun mereka orang Islam, tetapi tidak
melakukan ikhtiar kerahmanan, maka mereka tidak akan mendapatkan
hasilnya.
(C) Mushoddik Indisav
6. Dengan kata lain, kurnia rahman ini berlaku hukum kompetitif.
Misalnya, orang Islam yang tidak melakukan kegiatan ekonomi,
maka mereka tidak bisa dan tak akan menjadi makmur. Sementara
orang yang melakukan ikhtiar kerahmanan adalah non-muslim,
maka mereka akan mendapatkan kemakmuran secara ekonomi.
Karena dalam hal ini mereka mendapat sifat kerahmanan Allah
yang berlaku universal (amma kulla syak).
(C) Mushoddik Indisav
7. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan
bahwa rahmatan lilalamin adalah bersatunya
karunia Allah yang terlingkup di dalam
kerahiman dan kerahmanan Allah.
(C) Mushoddik Indisav
8. Dalam konteks Islam rahmatan lilalamin, Islam telah mengatur tata
hubungan menyangkut aspek teologis, ritual, sosial, dan humanitas.
Dalam segi teologis, Islam memberi rumusan tegas yang harus
diyakini oleh setiap pemeluknya, tetapi hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk memaksa non-muslim memeluk agama Islam (Laa
Ikrooha Fiddiin). Begitu halnya dalam tataran ritual yang memang
sudah ditentukan operasionalnya dalam Al-Quran dan As-Sunah.
(C) Mushoddik Indisav
9. (C) Mushoddik Indisav
Entitas Islam sebagai rahmat lilalamin mengakui eksistensi
pluralitas, karena Islam memandang pluralitas sebagai sunnatullah,
yaitu fungsi pengujian Allah pada manusia, fakta sosial, dan
rekayasa sosial (social engineering) kemajuan umat manusia.
10. (C) Mushoddik Indisav
Jika kita bincang-bincang tentang implementasi rahmatan lil alamiin
, maka sejatinya Muhammadiyah yang secara primordial (sejak
sedia kala dulu awal-awal) menjadi penggerak pertama filantropi
Islam di Nusantara ini. Oleh karena gerakan filantropi di
Muhammadiyah ini dilakukan secara sistematis dan terorganisir.
Perhatikan saja amal usaha - amal usaha Muhammadiyah ( PKU,
RSU, Sekolah /Perguruan Tinggi /Universitas dan bantuan-bantuan
kemanusiaan lainnya yang digerakkan oleh Muhammadiyah) adalah
eviden tak terbantah dan proses yang telah mensejarah.
***Perhatikan Pendapat Prof.Dr. Deliar Nur (1985), Prof.Dr. Bachtiar
Effendy (1986), Hajriyanto Y.Tohari (2022)
11. (C) Mushoddik Indisav
Teologi Al-Maun yang menjadi basis teologis
pengimplementasian rahmatan lil alamiin di
lingkungan gerakan Persyarikatan Muhammadiyah.
Pendirian PKO Penolong Kesengsaraan Oemoem
(Assssistence for Relief of Public Suffering) pada
tahun 1920 adalah eviden yang sangat tak
terbantah Dalam pentas sejarah , yang secara
sistematis dan terorganisir mencoba menerjemahkan
ide rahmatan lil alamiin di bumi Indonesia bahkan
mendunia.