Dokumen tersebut membahas empat argumen utama terkait isu-isu pengelolaan sampah dengan teknologi Waste-to-Energy (WTE) atau Refuse Derived Fuel (RDF) di Indonesia. Argumen tersebut adalah rendahnya nilai kalori sampah Indonesia, manfaat daur ulang lebih besar dibanding pembakaran, kontribusi kecil WTE/RDF terhadap bauran energi nasional, dan bahaya polutan yang dihasilkan oleh WTE/RDF maupun tempat
Dokumen tersebut membahas etika lingkungan hidup dari perspektif agama Katolik. Isinya mencakup definisi etika dan lingkungan hidup, kondisi lingkungan saat ini, penyebab kerusakan lingkungan, teori-teori pendekatan terhadap alam, paham yang tepat menurut agama Katolik, sikap Santo Fransiskus dan Yesus terhadap lingkungan hidup.
Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik (di Kota Surabaya)Hana Septiana
油
Dokumen ini membahas pengelolaan sampah organik dan anorganik di Kota Surabaya. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi kerajinan tangan. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi untuk pemerintah, mahasiswa, dan masyarakat dalam pengelolaan sampah agar lingkungan tetap bersih dan hijau.
Laporan praktikum ini membahas dua lokasi yaitu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan ekosistem rawa di Blanakan, Subang. Tujuannya adalah mengamati interaksi antara manusia dan lingkungan serta permasalahan yang terjadi di kedua lokasi tersebut. Hasilnya diharapkan dapat memberikan solusi konservasi yang tepat.
Ekonomi sirkular merupakan model produksi dan konsumsi yang melibatkan berbagi, menyewakan, memperbaiki, memperbarui, dan mendaur ulang produk agar siklus hidupnya diperpanjang. Dokumen ini menjelaskan peluang penerapan konsep ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah di Indonesia, termasuk praktik inovatif seperti bank sampah dan daur ulang bahan organik menjadi pupuk. Dokumen ini juga membahas beberapa kesal
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sampah di Kabupaten Kendal melalui sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sistem ini bertujuan mengurangi sampah di sumber, memanfaatkan kembali sampah, dan mendaur ulang sampah menjadi bahan yang berguna. Dokumen ini juga menjelaskan peran pemerintah, pengelola kawasan, dan masyarakat dalam menerapkan sistem pengelolaan sampah secara terpadu dan berkelanjutan.
KUALITAS AIR DAN SANITASI TERHADAP PENYAKIT DIARE DI DESA PENYAMBARAN KECAMAT...Laras Agung
油
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI
FAKULTAS TEKNIK PRODI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
"HUBUNGAN KUALITAS AIR DAN SANITASI TERHADAP PENYAKIT DIARE DI DESA PENYAMBARAN KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR "
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang masih merupakan masalah
kesehatan terbesar di Indonesia. Penyakit diare bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
faktor lingkungan dan sanitasi Oleh karena itu, keadaan lingkungan dan sanitasi yang baik
berpengaruh terhadap timbulnya penyakit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas
air yang digunakan di desa penyambaran dan mengetahui hubungan sanitasi dengan
timbulnya penyakit diare. Metode penelitian ini menggunakan rancangan observasional
dengan pendekatan Cross Sectional. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh total
Coliform dari tiga sumber mata air di desa Penyambaran diantaranya air sungai dan mata air
terdapat bakteri coliform yang melebihi ambang batas. Total bakteri coliform yang
diperbolehkan hanya sekitar 50/100 ml. Apabila melebihi dari ketentuan tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa air yang ada di desa penyambaran dikategorikan sebagai tercemar. Total
coliform yang melebihi ambang batas tersebut bisa disebabkan oleh sanitasi di desa tersebut belum dijaga dengan baik, dan ada beberapa faktor lainnya yang juga terlibat.
Natural rresources conservation by Muhammad Fahad Ansari12IEEM14fahadansari131
油
The document discusses natural resources and their conservation. It defines natural resources as materials needed to sustain life that come from nature, such as air, water, land, forests and minerals. Resources are classified as renewable, like sunlight, water and trees; and non-renewable, like coal, which do not regrow or take a very long time to regrow. The document emphasizes the importance of conserving non-renewable resources as human demand increases and stresses the need for sustainable use of the Earth's resources to protect ecosystems.
This document provides background information and objectives for developing standardized unit prices for goods and services for the Tangerang Regency government. It discusses the need to coordinate procurement planning and budgeting with standardized prices. The goals are to control APBD spending, provide price information for units, and standardize prices for consistency, quality and ease of procurement. The outputs will be a draft of standardized unit prices for goods needed by regency work units, data entry of the prices, and preliminary and final reports. The standardized prices are expected to provide a basis for procurement planning and control of regency spending.
Green growth and sustainability become very hot issues in the upcoming "Paris Agreement implementation" era.
Every stakeholders, particularly the industry sector, need to integrate the sustainability and green growth concepts in their way of implementation. Not only for the emission reduction, but these concepts will guarantee that their works will give positive impacts to the surrounding environment.
Dokumen tersebut membahas mengenai masalah sampah yang semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan manusia. Sampah perlu diolah menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan dan bernilai ekonomis. Beberapa sumber permasalahan sampah diantaranya kapasitas tempat pembuangan akhir yang terbatas, jarak ke tempat pembuangan yang jauh, serta kurangnya sosialisasi pengelolaan sampah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sampah menurut para ahli dan jenis-jenis sampah. Sampah didefinisikan sebagai bahan atau barang yang tidak dipakai lagi dan dibuang. Terdapat dua jenis sampah yaitu organik dan anorganik. Dokumen juga menjelaskan dampak negatif tumpukan sampah terhadap kesehatan dan lingkungan serta prinsip-prinsip pengolahan sampah.
This chapter discusses different environmental worldviews and approaches to environmental ethics. It presents several philosophies for determining what is right and wrong from an environmental perspective, such as utilitarianism which evaluates based on the greatest good, and biocentrism which views all life as intrinsically valuable. It also outlines various worldviews including viewing humans as stewards of the planet versus being in charge of managing Earth. The chapter concludes by discussing the need for environmentally literate citizens to build a more sustainable society through understanding our interactions with nature and effective problem solving approaches.
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan limbah kotoran sapi untuk mengurangi polusi lingkungan dan mendapatkan manfaat ekonomi. Kotoran sapi dapat diolah menjadi pupuk, biogas, pakan lele, batu bata, atau pembangkit listrik. Pengolahan limbah kotoran sapi dapat mengurangi polusi udara, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi sampahAdi Rastafarra
油
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian. Sampah dibedakan menjadi organik dan anorganik, dimana sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang mudah diuraikan secara alami, sedangkan sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui atau proses industri yang tidak mudah diuraikan
Carbon 101: Carbon accounting for hospitalsGraham Takata
油
This document provides an overview of carbon footprinting and accounting for hospitals. It discusses the political landscape around climate change in Canada and Ontario and outlines Ontario's Climate Change Action Plan and regulations. It explains why carbon accounting and footprinting are important for hospitals given their high energy use. The document reviews the Greenhouse Gas Protocol methodology and how it can be applied to set a baseline inventory and measure impact. It provides examples of emission reduction opportunities in hospitals and guidance on communicating results.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sampah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampah dapat dikelompokkan berdasarkan sumber, sifat degradasi, dan dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan. Pengendalian sampah meliputi pengurangan, pengumpulan, transportasi, pengolahan, dan pembuangan akhir di tempat pembuangan akhir. Unsur penting dalam pengelolaan sampah adalah penimbulan, penyimpanan
Dokumen ini membahas tentang pengertian lingkungan hidup, unsur-unsur lingkungan hidup, kerusakan lingkungan akibat peristiwa alam dan ulah manusia, serta upaya pemeliharaan lingkungan hidup melalui analisis dampak lingkungan (AMDAL), pembangunan berwawasan lingkungan, dan penerapan prinsip pemeliharaan daya dukung lingkungan dalam pengelolaan sumber daya alam.
Dokumen tersebut membahas tentang kualitas udara dalam ruangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa kontaminan udara dalam ruangan seperti karbon dioksida dan formaldehid dapat menurunkan kualitas udara. Sumber pencemaran udara dalam ruangan meliputi alat-alat di dalam gedung, luar gedung, bahan bangunan, mikroba, dan gangguan ventilasi. Kualitas mikrobiologi udara dipengaruhi oleh bioaerosol se
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah perencanaan dan pengukuran pengurangan emisi gas rumah kaca di tingkat kota. Langkah-langkah tersebut meliputi identifikasi sumber emisi utama di kota, penghitungan emisi baseline, dan penghitungan pengurangan emisi dari kegiatan mitigasi. Dokumen tersebut juga memberikan contoh perhitungan pengurangan emisi dari pembangkit listrik panas bumi dan pengelolaan sampah.
Dokumen tersebut membahas tentang literasi lingkungan dan sikap peduli lingkungan. Literasi lingkungan didefinisikan sebagai pengetahuan tentang lingkungan dan kemampuan untuk mengambil keputusan berkelanjutan. Sikap peduli lingkungan adalah sikap untuk melestarikan lingkungan dengan mencegah dan memperbaiki kerusakan lingkungan. Dokumen tersebut juga menjelaskan standar literasi lingkungan, tujuan literasi lingkungan, dan
Limbah rumah tangga terdiri atas sisa makanan, kertas, dan baterai yang dapat beracun. Limbah ini dapat
dibedakan menjadi sampah, air limbah, dan sampah manusia. Pengelolaan limbah rumah tangga meliputi
penerapan sistem 3R (reuse, reduce, recycle) dan pengolahan organik menjadi kompos.
World Bank estimated, in 2025 the production of municipal solid waste will be 2.2 billion tones worldwide. With this amount, we are more and more polluting our own environment. Seven to eight percent of the total greenhouse gas emissions arise from continued landfilling. EfW (WtE) does not only decrease the volume of waste, it also protects natural resources like land and water. There is no additional need for landfills, where leakage can occur and pollute our tap water. It also protects air and climate because the regulations by law for EfW are more stringent than for coal fired power plants or any other industry. EfW plants decrease the greenhouse gases which come from landfill.
Katalog Pilihan Informasi Teknologi untuk Sanitasi Berbasis Masyarakat menjelaskan pilihan-pilihan teknologi sistem sanitasi berbasis masyarakat (CBS) termasuk toilet, sistem pemipaan, pengolahan, dan pembuangan limbah. Katalog ini bertujuan untuk membantu masyarakat dan pemangku kepentingan dalam memilih komponen CBS yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal melalui penjelasan singkat mengenai karakterist
IPEN, NTN Side Event Presentation: Social and Environmental Implications of N...Yuyun Ismawati Drwiega
油
This document summarizes a regional meeting on nanotechnology held in Kuala Lumpur in March 2014. It provides information on nanotechnology development and regulation in several Asia-Pacific countries. Key points include: nanotechnology involves controlling matter at the atomic scale and properties change at the nanoscale; over 1500 nanotechnology products are currently on the market but nano-toxicology is still emerging; countries like Malaysia, Indonesia, India, Australia and New Zealand have significant nanotechnology research but regulatory frameworks vary; civil society groups are calling for more oversight of potential health and environmental risks as the industry expands.
This document provides background information and objectives for developing standardized unit prices for goods and services for the Tangerang Regency government. It discusses the need to coordinate procurement planning and budgeting with standardized prices. The goals are to control APBD spending, provide price information for units, and standardize prices for consistency, quality and ease of procurement. The outputs will be a draft of standardized unit prices for goods needed by regency work units, data entry of the prices, and preliminary and final reports. The standardized prices are expected to provide a basis for procurement planning and control of regency spending.
Green growth and sustainability become very hot issues in the upcoming "Paris Agreement implementation" era.
Every stakeholders, particularly the industry sector, need to integrate the sustainability and green growth concepts in their way of implementation. Not only for the emission reduction, but these concepts will guarantee that their works will give positive impacts to the surrounding environment.
Dokumen tersebut membahas mengenai masalah sampah yang semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan manusia. Sampah perlu diolah menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan dan bernilai ekonomis. Beberapa sumber permasalahan sampah diantaranya kapasitas tempat pembuangan akhir yang terbatas, jarak ke tempat pembuangan yang jauh, serta kurangnya sosialisasi pengelolaan sampah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sampah menurut para ahli dan jenis-jenis sampah. Sampah didefinisikan sebagai bahan atau barang yang tidak dipakai lagi dan dibuang. Terdapat dua jenis sampah yaitu organik dan anorganik. Dokumen juga menjelaskan dampak negatif tumpukan sampah terhadap kesehatan dan lingkungan serta prinsip-prinsip pengolahan sampah.
This chapter discusses different environmental worldviews and approaches to environmental ethics. It presents several philosophies for determining what is right and wrong from an environmental perspective, such as utilitarianism which evaluates based on the greatest good, and biocentrism which views all life as intrinsically valuable. It also outlines various worldviews including viewing humans as stewards of the planet versus being in charge of managing Earth. The chapter concludes by discussing the need for environmentally literate citizens to build a more sustainable society through understanding our interactions with nature and effective problem solving approaches.
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan limbah kotoran sapi untuk mengurangi polusi lingkungan dan mendapatkan manfaat ekonomi. Kotoran sapi dapat diolah menjadi pupuk, biogas, pakan lele, batu bata, atau pembangkit listrik. Pengolahan limbah kotoran sapi dapat mengurangi polusi udara, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi sampahAdi Rastafarra
油
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian. Sampah dibedakan menjadi organik dan anorganik, dimana sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang mudah diuraikan secara alami, sedangkan sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui atau proses industri yang tidak mudah diuraikan
Carbon 101: Carbon accounting for hospitalsGraham Takata
油
This document provides an overview of carbon footprinting and accounting for hospitals. It discusses the political landscape around climate change in Canada and Ontario and outlines Ontario's Climate Change Action Plan and regulations. It explains why carbon accounting and footprinting are important for hospitals given their high energy use. The document reviews the Greenhouse Gas Protocol methodology and how it can be applied to set a baseline inventory and measure impact. It provides examples of emission reduction opportunities in hospitals and guidance on communicating results.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sampah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampah dapat dikelompokkan berdasarkan sumber, sifat degradasi, dan dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan. Pengendalian sampah meliputi pengurangan, pengumpulan, transportasi, pengolahan, dan pembuangan akhir di tempat pembuangan akhir. Unsur penting dalam pengelolaan sampah adalah penimbulan, penyimpanan
Dokumen ini membahas tentang pengertian lingkungan hidup, unsur-unsur lingkungan hidup, kerusakan lingkungan akibat peristiwa alam dan ulah manusia, serta upaya pemeliharaan lingkungan hidup melalui analisis dampak lingkungan (AMDAL), pembangunan berwawasan lingkungan, dan penerapan prinsip pemeliharaan daya dukung lingkungan dalam pengelolaan sumber daya alam.
Dokumen tersebut membahas tentang kualitas udara dalam ruangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa kontaminan udara dalam ruangan seperti karbon dioksida dan formaldehid dapat menurunkan kualitas udara. Sumber pencemaran udara dalam ruangan meliputi alat-alat di dalam gedung, luar gedung, bahan bangunan, mikroba, dan gangguan ventilasi. Kualitas mikrobiologi udara dipengaruhi oleh bioaerosol se
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah perencanaan dan pengukuran pengurangan emisi gas rumah kaca di tingkat kota. Langkah-langkah tersebut meliputi identifikasi sumber emisi utama di kota, penghitungan emisi baseline, dan penghitungan pengurangan emisi dari kegiatan mitigasi. Dokumen tersebut juga memberikan contoh perhitungan pengurangan emisi dari pembangkit listrik panas bumi dan pengelolaan sampah.
Dokumen tersebut membahas tentang literasi lingkungan dan sikap peduli lingkungan. Literasi lingkungan didefinisikan sebagai pengetahuan tentang lingkungan dan kemampuan untuk mengambil keputusan berkelanjutan. Sikap peduli lingkungan adalah sikap untuk melestarikan lingkungan dengan mencegah dan memperbaiki kerusakan lingkungan. Dokumen tersebut juga menjelaskan standar literasi lingkungan, tujuan literasi lingkungan, dan
Limbah rumah tangga terdiri atas sisa makanan, kertas, dan baterai yang dapat beracun. Limbah ini dapat
dibedakan menjadi sampah, air limbah, dan sampah manusia. Pengelolaan limbah rumah tangga meliputi
penerapan sistem 3R (reuse, reduce, recycle) dan pengolahan organik menjadi kompos.
World Bank estimated, in 2025 the production of municipal solid waste will be 2.2 billion tones worldwide. With this amount, we are more and more polluting our own environment. Seven to eight percent of the total greenhouse gas emissions arise from continued landfilling. EfW (WtE) does not only decrease the volume of waste, it also protects natural resources like land and water. There is no additional need for landfills, where leakage can occur and pollute our tap water. It also protects air and climate because the regulations by law for EfW are more stringent than for coal fired power plants or any other industry. EfW plants decrease the greenhouse gases which come from landfill.
Katalog Pilihan Informasi Teknologi untuk Sanitasi Berbasis Masyarakat menjelaskan pilihan-pilihan teknologi sistem sanitasi berbasis masyarakat (CBS) termasuk toilet, sistem pemipaan, pengolahan, dan pembuangan limbah. Katalog ini bertujuan untuk membantu masyarakat dan pemangku kepentingan dalam memilih komponen CBS yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal melalui penjelasan singkat mengenai karakterist
IPEN, NTN Side Event Presentation: Social and Environmental Implications of N...Yuyun Ismawati Drwiega
油
This document summarizes a regional meeting on nanotechnology held in Kuala Lumpur in March 2014. It provides information on nanotechnology development and regulation in several Asia-Pacific countries. Key points include: nanotechnology involves controlling matter at the atomic scale and properties change at the nanoscale; over 1500 nanotechnology products are currently on the market but nano-toxicology is still emerging; countries like Malaysia, Indonesia, India, Australia and New Zealand have significant nanotechnology research but regulatory frameworks vary; civil society groups are calling for more oversight of potential health and environmental risks as the industry expands.
Katalog Informasi Pilihan-pilihan Pengelolaan Sampah (Informed Choices Catalo...Yuyun Ismawati Drwiega
油
This Informed Choices Catalogue (ICC) on waste management was created to provide informations and considerations on how to handle your wastes from household level until the landfill site or end of the waste stream. For further questions, contact balifokus@balifokus.asia
IPEN, NTN, RLANS: Social and Environmental Implications of Nano Development i...Yuyun Ismawati Drwiega
油
This informational brochure was developed to (i) provide an overview of nanotechnology development in the Asia-Pacific Region; (ii) introduce the social, environmental, and health implications of nanotechnology for workers and consumers in this region; and (iii) to stimulate and strengthen stakeholders participation in the global and national discussions on the actions to be implemented by governments, industry, and civil society to lay out a precautionary environment for the safe development of this technology.
Source: http://ipen.org/documents/social-and-environmental-implications-nanotechnology-development-asia-pacific
Upaya Phase-out Penggunaan Merkuri di Sektor Kesehatan. Dialog interaktif, Ha...Yuyun Ismawati Drwiega
油
Dokumen tersebut membahas upaya penghapusan penggunaan merkuri di sektor kesehatan, termasuk di negara-negara berkembang. Merkuri masih banyak digunakan pada alat kesehatan seperti termometer dan tensiometer. Beberapa inisiatif internasional seperti UNEP dan WHO berupaya mengganti alat-alat tersebut dengan alternatif bebas merkuri melalui kerja sama dengan pemerintah dan fasilitas kesehatan. Tujuann
This document argues against waste-to-energy incineration for five key reasons: it poses serious health risks through pollution; it produces more carbon emissions than coal; it is an inefficient use of energy; it is a financial burden on communities; and it destroys valuable resources and jobs that could be created through zero-waste practices like recycling. The document claims the waste incineration industry uses misleading marketing tactics like the tobacco industry once did, but that citizens are now familiar with real solutions beyond incineration.
Artisanal and Small-scale Gold Mining: Local Problems, Global Challenges. Pre...Yuyun Ismawati Drwiega
油
Background of the old and modern gold rush, distribution of ASGM worldwide in 77 countries, map of global mercury trade 2011, life cycle of ASGM activities (upstream, middle-stream, downstream), empirical cycle of the creation of ASGM hotspots, ASGM stakeholders, and the new mercury treaty.
Kajian Timbal dalam Cat Enamel Dekoratif di Asia dan Indonesia (20 Nov 2013)Yuyun Ismawati Drwiega
油
Presentasi hasil kajian kandungan timbal dalam cat enamel di Indonesia dan Asia. Sekitar 77% hasil sampel cat di Indonesia mengandung timbal di atas nilai aman, 90 ppm. Cat-cat ini sebagian besar berwarna cerah (merah, kuning, oranye, putih, biru) dan banyak digunakan di TK/PAUD, mengancam kesehatan 30 juta anak-anak Indonesia.
Rekomendasi: hapuskan pigmen berbasis timbal, tetapkan SNI timbal dalam cat 90 ppm.
Mercury in hair in selected hotspots in Indonesia: from 2 ASGM Hotspots - Sek...Yuyun Ismawati Drwiega
油
This document summarizes mercury contamination found at two artisanal and small-scale gold mining sites in Indonesia - Poboya and Sekotong. Hair samples from residents at both sites showed mercury levels well above international guidelines. Poboya had higher contamination, with the maximum sample over 13 times the EPA's reference dose. Mercury is released into the environment from burning amalgam and disposal of tailings. The draft mercury treaty aims to address mercury pollution from artisanal and small-scale gold mining sites like these in Indonesia.
The document discusses the current state of the nanotechnology industry and governance, noting that while investment has exceeded $50 billion globally, regulation remains insufficient as definitions, standards, and safety oversight are still lacking despite nanomaterials being present in thousands of consumer products. It also analyzes trends in the key countries and actors involved, and argues that governments and industry have invested too much to abandon hopes that nanotechnology will become a strategic platform for global industry leadership.
Nanotechnology and the environment: A mismatch between claims and realityYuyun Ismawati Drwiega
油
The document summarizes concerns about claims of environmental benefits from nanotechnology not matching reality. While proponents claim nanotechnology will provide cleaner production and reduce pollution and energy use, evidence suggests the environmental costs of nanomaterial production often outweigh potential gains. Manufacturing nanomaterials requires large amounts of energy and water and produces toxic waste. Many nanomaterials themselves are toxic to the environment. The document calls for better governance of technological innovations to guide them in publicly acceptable directions through comprehensive risk and life cycle assessments.
This document provides a report on an international workshop held in Vienna from 29-31 March 2011 regarding hazardous substances within the life-cycle of electrical and electronic products. The workshop was organized by the Secretariats of the Basel and Stockholm Conventions and SAICM to advance efforts to reduce impacts of hazardous chemicals in electronics. It provided an overview of issues considered, including design of products, green chemistry, recycling and disposal. Participants included representatives from governments, industry, civil society and intergovernmental organizations. The opening remarks emphasized the need for a paradigm shift towards more sustainable electronics and the importance of international cooperation to address this fast growing waste stream.
Strategi Pengembangan Situ Cihamulu sebagai Destinasi Wisata di TamanmekarLindiya Anggraeni
油
Situ Cihamulu memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata berkelanjutan sekaligus penggerak daya saing ekonomi Desa Tamanmekar. Namun, sejak peresmiannya pada tahun 2021, kawasan ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari dampak pandemi Covid-19 hingga persoalan struktural dalam tata kelola. Hasil identifikasi menunjukkan ketidakjelasan struktur manajemen yang menyebabkan tumpang tindih wewenang antara Pemerintah Desa, masyarakat, dan Pokdarwis, sehingga mengakibatkan Situ Cihamulu mengalami stagnansi dalam pengelolaannya. Tanpa adanya intervensi kebijakan yang tepat, Situ Cihamulu terancam kehilangan nilai ekologis dan ekonominya secara berkelanjutan. Untuk menjawab persoalan tersebut, tiga alternatif kebijakan telah diajukan, yaitu: (1) Tata Kelola dan Manajemen Operasional Berbasis Masyarakat (Community-based tourism), (2) Pengelolaan Objek Wisata oleh BUMDes, dan (3) Pengelolaan oleh BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai). Pendekatan Community-based tourism direkomendasikan sebagai prioritas implementasi karena dinilai paling relevan dan berpotensi mengoptimalkan pengelolaan Situ Cihamulu secara berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Tamanmekar melalui keterlibatan aktif komunitas lokal.
salinan_20221125_082855_Salinan Permendikbudristek No 56 Tahun 2022_jdih.pdfBudiyanto Ahmad
油
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF
1. Isu-isu utama terkait
Waste-to-Energy/PLTSa/RDF
Ir. Yuyun Ismawati MSc. (Oxon)
BaliFokus, Senior Advisor
Indonesia Toxics-Free Network, Coordinator
Asia-Pacific Region Steering Committee member, GAIA
dengan masukan dari Alan Watson C.Eng, Public Interest Consultant (PIC)
Mei 2014
2. Sampah: Gambar Besar
Jumlah timbulan sampah tergantung dari beberapa factor
seperti kebiasaan makan, stander hidup, aktifitas komersial
dan pendidikan.
Timbulan sampah Indonesia berkisar antara 0.5 s/d 0.8 kg/
day.*
Jumlah timbulan sampah Indonesia per tahun sekitar 38-40
juta ton**
Rata-rata nilai kalor sampah kota rendah antara 2,000 s/d
4,000 mJ/kg***
Rata-rata kelembaban sekitar 40 s/d 70%; abu sekitar
30-40%.***
* SNI S-04-1993-03
** KLH. 2008. Statistik Sampah Indonesia.
*** E. Damanhuri (2008), Y. Tridamaningrum (2010)
3. Isu-isu utama
Dampak terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan
Pendapatan sector informal/kelompok masyarakat
miskin
Hirarki management sampah (Reduction in Recycling
and Reuse)
Penggunaan dana/sumberdaya publik
3
4. Presentasi ini
Menyajikan 4 argumen
utama
Menyajikan data
untuk diperdebatkan/
didiskusikan
Menyajikan slides
untuk digunakan/
dimanfaatkan dalam
presentasi berikutnya
Bukan ready made
power-point
Bukan hanya
membahas teknis
pengelolaan sampah
Tidak ada gambar dan
bisa disajikan dalam
email dengan mudah
5. Argumen 1: Nilai Kalor Rendah
(Low Calorific Value)
Sampah Indonesia, sebagaimana disajikan pads
slide sebelumnya, tidak mengandung nilai kalor
yang cukup untuk W2E/RDF
Kandungan organic lebih dari 60% sisanya dapat
didaur-ulang
Untuk itu, pada slide berikutnya (UNEP),
ditekankan bahwa incinerators dikenali
sebagai pengguna/konsumen energy daripada
sebagai penghasil energy karena membutuhkan
bahan bakar fossil untuk menjalankan fungsinya
6. Pandangan UNEP
UNEP menyatakan:
can render the waste conversion system as
a net user of energy, as opposed to a net
supplierThe upshot of this situation is that
incineration and thermal processing in
general for energy production may not be
applicable to a developing nation, or may be
feasible only in certain locations or under
special conditions.
United Nations Environment Programme, UNEP and Calrecovery Inc (2005). Solid Waste Management.
7. Pandangan World Bank
The World Bank [1] menyatakan:
the average lower calorific value of the
waste must be at least 6 MJ/kg throughout
all seasons. The annual average lower
calorific value must not be less than 7 MJ/
kg.
[1] Rand, T., J. Haukohl, et al. (1999). Municipal Solid Waste Incineration: Requirements for a Successful Project
World Bank Technical Paper No. 462 Washington, DC, World Bank
!
[2] United Nations Environment Programme, UNEP and Calrecovery Inc (2005). Solid Waste Management.
8. Pandangan IPCC
Incineration is not the technology of
choice for wet waste, and municipal
waste in many developing countries
contains a high percentage of food waste
with high moisture contents.
Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC (2007). Climate Change 2007: Mitigation.
Contribution of Working Group III to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on
Climate Change [B. Metz, O.R. Davidson, P.R. Bosch, R. Dave, L.A. Meyer (eds)], . Cambridge, United
Kingdom and New York, NY, USA, Cambridge University Press,
10. Pertanyaan:
Apakah dapat diterima oleh and a smeua
bahwa untuk membakar sampah kita butuh
bahan bakar minyak/solar atau batubara?
!
Bukankah itu artinya pemborosan belanja BBM?
!
Kalau sampahnya terlalu basah, lalu kenapa
bersikeras harus membakarnya?
11. Argumen 2: Daur ulang lebih baik bagi
iklim dan pemulung
Daur ulang mengurangi GRK
Lihat slide berikutnya
Zero Wastes mendukung Zero Warming
!
Mata pencaharian
Daur ulang = lapangan kerja untuk pemulung dan
pengentasan kemiskinan
W2E/RDF = membakar lapak daur ulang
!
Subsidi
Daur ulang tidak mendapat subsidi, W2E/RDF disubsidi.
13. Penghematan energi dari daur ulang
Morris, J. (2005). "Comparative LCAs for Curbside Recycling Versus Either Landfilling or Incineration with
Energy Recovery (12 pp)." The International Journal of Life Cycle Assessment 10(4): 273-284.
14. Penghematan Energi dari Daur Ulang
Energy Savings Per Ton Recycled
(Million Btu)
Aggregate
Textbooks
Magazines/third class mail
Glass
Fly Ash
Office Paper
Phonebooks
Corrugated Cardboard
Newspaper
Steel Cans
Personal Computers
HDPE
PET
LDPE
Copper Wire
Carpet
Aluminum Cans
Million Btu/ton
206.9
106.1
83.1
56.5
53.4
51.4
44.0
20.5
16.9
15.7
11.9
10.2
5.3
2.7
1.1
0.7
0.6
(Source: Henry Ferland, USEPA)
15. Pencegahan emisi GRK dari Daur Ulang
AEA Technology, A. Smith, et al. (2001). Waste Management Options and Climate Change Final report to the
European Commission,. Brussels, DG Environment.
16. Biaya / Subsidi
Subsidi diperlukan untuk:
All bio-methanation (below 1000 TPD
capacity);
Gasification (All Capacities)
RDF incineration (150-500 TPD capacity)
!
Tanpa subsidi sebagian besar proyek-proyek
ini tidak layak secara finansial
17. Subsidi untuk W2E dan RDF termasuk
Bebas lahan atau harga lahan disubsidi
Sampah gratis untuk pihak ketiga
Subsidi dari Kementrian yang relevan
Harga beli listrik dari W2E/RDF lebih
tinggi dari harga pasaran yaitu Rp. 975 per
kWH (Peraturan Menteri ESDM No. 4 Tahun 2012 tentang Harga
Pembelian Listrik oleh PT PLN yang Menggunakan Energi Baru
Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga
Listrik)
18. Argumen 3: W2E/RDF hanya memenuhi
1% bauran energi Indonesia 2035
Biomassa atau sampah diidentifikasi sebagai sumber
energi baru dan terbarukan (bersama solar dan
angin) (lihat slide berikut)
Nilai kalor sampah yang rendah sehingga untuk
membakarnya dibutuhkan bahan bakar solar atau
batubara
Incinerators bukan pemakai energi yang efisien (lihat
slide berikutnya lagi)
Dengan alasan apapun, W2E/RDF hanya pemain kecil
energi alternatif dengan biaya tinggi (polusi dan
subsidi)
19. Sasaran Bauran Energi Nasional 2025
Dari Biomassa = 1% dari total sasaran bauran energi
20. Effisiensi Incinerator
Murphy, J. D. and E. McKeogh (2004). "Technical, economic and environmental analysis of
energy production from municipal solid waste." Renewable Energy 29(7): 1043-1057.
21. Pandangan terkait UNFCCC
To date, the incineration of municipal waste for
energy is still not recognized as a permissible
means of greenhouse gas mitigation under the
United Nations Framework Convention on Climate
Change (UNFCCC).
!
Moreover, experience has also shown that some
incinerators may only operate if diesel fuel is
added to waste, which is seen to defeat
arguments that waste-to-energy is energy
efficient.
Forsyth, T. (2006). "Cooperative environmental governance and waste-to-energy technologies in Asia."
International journal of technology management and sustainable development 5(3): 209-220.
22. Argumen 4 : Waste to Energy dan
landfills sama-sama toxic
WTE/RDF plants melepas dioxins
Rantai makanan terkontaminasi (lihat studi di
Lucknow dan Kenya, dimana telur ayam yang diambil
dari dekat fasilitas incinerators ditemukan
mengandung konsentrasi dioxin cukup tinggi)
Kesehatan masyarakat, terutama anak-anak, terancam
Ditemukan adanya hubungan antara landfills dengan
berat-badan bayi rendah
Ditemukan juga hubungan antara landfills dengan
kasus-kasus kanker
23. 23
Even with the implementation of MACT
[Maximum Achievable Control Technology]
concerns would remain because these pollutants
(dioxins and toxic metals) are persistent,
widespread, and potent.
Tidak ada bakumutu lingkungan untuk pengolahan
sampah dengan W2E/RDF
Tidak ada laboratorium yang dapat memeriksa dioksin
dan furan di Indonesia
!
National Research Council, 2000. Waste Incineration & Public Health.Washington, D.C.,
National Academy Press.
Tantangan
24. 24
損 Memasukkan pertimbangan-pertimbangan:
損 Hirarki pengelolaan sampah
損 Target minimisasi sampah yang terukur
損 Rencana Implementasi Nasional Konvensi Stockholm
untuk mengurangi Polutan Organik yang Persisten
(POPs termasuk dioksin dan furan dari insinerator)
損 Roadmap Perubahan Iklim untuk Sektor Sampah
(Bappenas)
損 Langkah-langkah penyusunan dapat dilihat dalam UNEP
IETC-UNITAR (2013): Guidelines for National Waste
Management Strategies: Moving from Challenges to
Opportunities
Strategy Nasional
Pengelolaan Sampah