1. UAS memberikan teladan tawadlu' dengan mencium tangan para kiai dan berceramah dari panggung lebih rendah.
2. Ada dua dosa yang siksanya langsung di dunia, yakni dzolim ke sesama dan menyakiti orang tua.
3. Berbuat baik pada sesama dan meraih rida orang tua dipandang penting agar terhindar dari siksaan.
1 of 5
Download to read offline
More Related Content
Jami 220 rev
1. tinta biru
- judul min ukuran 30
- font isi minimal ukuran 11
Jami Edisi 220 / 22 Februari 2019
//tolong dimasukkan terus//
- Ikuti pengajian-pengajian setelahsalat Maghrib di Masjid Agung via instagram:
@masjidagungjombang
FADILAH SALAT JAMAAH
Saat khutbah Jumat di Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang (25/1/2019), Pengasuh
Pesantren Tahfidzul Quran Perak, KH Masduki Abdurahman Alhafid menjelaskan hadist Nabi
Muhammad SAW dalam kitab Dzurrotun Nasihin tentang fadilah shalat berjamaah. "Orang yang
rajin shalat berjamaah, dijamin tidak akan kekurangan masalah rezeki," jelasnya.
Sebagaimana ditegaskan QS Toha 132.
Kedua, dijamin bebas siksa kubur. Semoga kita semua selamat dari siksa kubur.
Nang kuburan wis ijen, sempit, gelap, disiksa pisan. Betapa susah, sedih dan menderitanya.
Enak jika keluarganya masih mau ngirimi berkat dan doa.
Kalau keluarganya gak mau ngirimi. Terus mau njagakno sinten nang kuburan..
Shalat jamaah membuat kita selamat dari siksa kubur niku.
Ketiga, shalat jamaah membuat buku catatan amal kita diberikan tangan kanan.
Keempat, melewati shirot secepat kilat. Kelima, masuk surga tanpa hisab.
Dalam buku 101 kisah Penebal Keimanan yang ditulis Pengasuh PP Al Muhibbin Bahrul Ulum
Tambakberas KH Djamaludin Ahmad ada cerita.
Seorang suami baru tobat. Pada hari Rabu pamit pada istrinya cari kerja agar dapat rezeki halal.
Sampai Dhuhur tak dapat kerja. Dia pun lantas menghabiskan waktu dari Dhuhur hingga Ashar
untuk shalat di masjid. Setelah Ashar baru pulang.
Sama istrinya ditanya. Apa bawa uang? Di jawab mboten. Juragan belum beri bayaran.
Hari Kamis pagi berangkat lagi cari kerja. Sampai Dhuhur belum dapat. Diapun menghabiskan
waktunya Dhuhur hingga Ashar untuk shalat di masjid.
Setelah Ashar baru pulang. Sama istrinya ditanya. Apa bawa uang? Di jawab mboten. Juragan
belum beri bayaran.
Pada hari ketiga, Jumat, dia putuskan sejak pagi hingga Ashar hanya shalat di masjid.
Setelah Ashar baru pulang.
Njagani ditanya istri, diapun ngadahi gragal dimasukan karung.
Kalau ditanya istri, dia akan jawab karung itu isinya beras.
Sampai rumah, istrinya menyambut riang gembira. Dan sudah masak enak-enak.
Ketika si suami tanya dapat uang dari mana?
Si istri menjawab. Tadi ada suruhan juragan sampean ngantar bayaran tiga hari berupa sekantong
uang emas. Karung yang dibawa suami ketika dibuka, isinya benar-benar beras. La nas aluka
2. rizqo. Nahnu narzuquk. Allah lah yang menanggung rezeki kita. Allah kuasa memberikan rezeki
lewat berbagai cara yang tak disangka-sangka. Mugi Allah paring manfaat.
MEMULIAKAN ISTRI
Saat ngaji di Mushala Al Arsy Sidobayan, Kamis (24/1/2019), Wakil Rois Syuriah PCNU
Jombang KH M Soleh menjelaskan lima hal yang akan rugi jika diremehkan. Salah satunya
adalah : ’’Meremehkan istri, akan rugi urusan rezeki dan kehidupan sehari-hari,’’ tuturnya.
Hal ini sangat masuk akal. Kalau istri tidak bahagia, kita pasti kena dampaknya. Kita akan terus
direpoti urusan-urusan yang membuat tak bisa fokus bekerja.
Jika istri tak bahagia, anak rewel pun pasti akan dilimpahkan pada suami.. hehe
KH Husein Ilyas pernah menyampaikan, jika ingin mudah urusan rezeki. Ingin rezeki gak entek-
entek. ’’Setiap dapat rezeki, elingono istri,’’ pesannya.
Mbah Bolong juga pernah cerita. Beliau ketemu orang yang sangat kaya. Setiap tahun membagi
zakat pada ribuan orang. Ketika ditanya rahasianya, ternyata setiap kali dapat rezeki, langsung
diberikan istri.
Hal itu cocok dengan hadist yang menyatakan. Tidak memuliakan istri kecuali orang yang
mulia. Tidak menghinakan istri kecuali orang yang hina.
TAWADLU’
’’Bertemu langsung seperti ini membuat kita semakin tumbuh kasih sayang. Jika kemarin-
kemarin hanya melihat Abdul Somad dari video-video yang dipotong. Sekarang bisa bertemu
langsung. Oh, ternyata seperti ini Abdul Somad,’’ ucap Ustadz Abdul Somad (UAS) disambut
tawa jamaah. Kala ngaji dalam peringatan seribu hari wafatnya KH A Dimyati Romli di PP
Hidayatul Quran Darul Ulum Rejoso Jombang, Minggu (10/2/2019).
Itulah manfaat lain dari peringatan seribu hari yang dia rasakan malam itu.
Pertemuan malam itu dia katakan membuatnya sangat bahagia. Bisa ketemu para kiai dan
masayikh. Bisa ketemu dengan para santri. Bisa ketemu dengan orang-orang yang selalu
mendoakannya. ’’Ini tadi bapak Kapolres (AKBP Fadli Widiyanto) bilang. Setiap malam selalu
kirim fatihah mendoakan saya. Alhamdulillah malam ini saya bisa ketemu. Doa-doa yang tidak
diketahui seperti itulah yang dikabulkan Allah. Doa-doa seperti itulah yang membuat saya bisa
seperti ini,’’ tuturnya.
Dari sini terlihat ketawadluan UAS.
Dia bahkan minta didoakan. ’’Saya ditanya sama kiai. Amalannya apa? Saya jawab tidak ada.
Doa-doa Anda semuanya lah yang membuat saya seperti ini. Yang mendoakan saya hari ini
minimal adalah panitia peringatan seribu hari meninggalnya KH A Dimyati Romli. Semoga
Somad selamat ya Allah. Besok setelah diantar ke Bandara, aku pasrahkan lagi dia kepadaMU,’’
3. ucapnya disambut tawa hadirin.
Pakar tafsir Quran Pesantren Tebuireng Dr KH Ahmad Mustain Syafiie Alhafid kala ngaji tafsir
usai Jumatan di masjid Agung Baitul Mukminin Jombang, juga pernah menyampaikan hal
senada. Jika kita di undang untuk kegiatan setahun yang akan datang, terima saja. Itu berarti
minimal, panitia mendoakan kita hidup sampai tanggal tersebut.
UAS cerita, dia diundang tuan rumah Dr KH Afifuddin Dimyati Alhafid (Gus Awis), pengasuh
PP Hidayatul Quran Darul Ulum Rejoso yang merupakan sahabatnya di Al Azhar Kairo sejak 16
bulan lalu. Sejak 16 bulan lalu itu dia niat hadir sekaligus sowan dan ziaroh ke para kiai dan
maqbaroh. ’’Jika diberi umur panjang, ingin rasanya nanti bisa kembali kesini,’’ ucap UAS.
UAS yang punya anak laki-laki malam itu juga mohon doa agar bisa mendidik anaknya. Agar
anaknya bisa menghafal Al Quran. Amin.
Mudah-mudahan Allah paring anak beliau bisa hafal Al Quran. Serta Ustadz Abdul Somad
berumur panjang dan bisa silaturahmi lagi dengan para kiai, santri dan Banser kota santri
Jombang.
Malam itu, UAS ngaji dengan dikawal dua Banser. Tidak sembarang kiai ceramah dikawal
Banser seperti itu..
Bansernya sangat tawadlu’. UAS ceramah di atas panggung, Bansernya berdiri tegap dibawah
panggung.
Malam itu, UAS juga memberi teladan caranya tawadlu’ pada kiai.
Semula, UAS dan parai kiai duduk di panggung utama. Ada KH Anwar Mansur Lirboyo, KH Ali
Marzuki Langitan, KH Hasib Wahab Tambakberas, KH Imam Haromain Denanyar, KH Sofwan
Surabaya, KH Abdul Hakim Mahfud Tebuireng, KH Masduki Abdurahman Alhafid Perak. Dari
Rejoso ada KH Tamim Romly, KH Cholil Dahlan dan KH Zaimudin As’ad. Serta Kapolres
AKBP Fadli.
Ketika MC mempersilahkan UAS ceramah, beliau berdiri lalu pindah ke panggung grup salawat
yang berada di sisi kanan hadirin. Panggung ini tentu saja lebih rendah dibanding panggung
utama. ’’Saya pindah kesini karena kalau tetap disana bahan ceramahnya hilang,’’ ucap UAS
disambut tawa hadirin.
Yang disampaikan UAS niku sangat sering disampaikan Pengasuh PP Al Muhibbin Bahrul Ulum
Tambakberas KH Djamaludin Ahmad kala ngaji Al Hikam senin malam. ’’Sepiro tawadlu’ mu
pada gurumu, yo sak munu kui ilmumu yang manfaat dan barokah.’’
Maksudnya, kalau santri tidak tawadlu’ pada kiai, alamat dia pulang hanya bawa kitab. Tapi
tidak bawa ilmu.
Yang dilakukan UAS menurut saya menunjukkan bahwa beliau mengakui para kiai yang
dipanggung adalah guru-gurunya. Makanya ketika salaman, UAS sangat merendah dan mencium
4. tangan para kiai tersebut.
Ustadz, ulama, dai kondang, penghafal Quran dan ribuan hadist yang punya tujuh juta follower
instagram saja mau tawadlu’. Mau mencium tangan kiai. Mugi Allah paring kita dan keturunan
kita menjadi orang-orang yang tawadlu’.
Dosa dengan Siksa Kontan
Dunia adalah tempatnya amal. Sementara akhirat adalah tempat panen pahala dan siksa. ’’Tapi
ada dua dosa yang siksanya langsung diberikan di dunia,’’ kata KH Khairil Anam Denanyar
yang setiap Rabu bakda Maghrib ngaji kitab Muhtarul Ahadist di Masjid Agung Baitul
Mukminin Alun-Alun Jombang.
Dua dosa yang beliau maksud, dzolim kepada sesama makhluk Allah dan menyakiti orang tua.
Allah sangat murka dengan manusia yang senang berbuat dzolim kepada sesama. ’’Di Alquran
banyak dikisahkan kaum yang dihancurkan oleh Allah karena berbuat dzolim,’’ ucapnya.
Sebagaimana disebut dalam QS Al Qashas 59. Dan tidak pernah Kami membinasakan kota-kota
kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kedzoliman.
Misalnya ada orang tidak salah kita pukul. Suatu saat kita pasti dipukul orang lain. Orang tidak
salah kita tuduh salah, suatu saat kita pasti juga akan mengalami seperti itu. ’’Makanya atas
apapun yang kita alami, sebaiknya instrospeksi,’’ bebernya. Jika tiba-tiba kita difitnah, jangan-
jangan dulu kita juga pernah memfitnah.
Ini sekaligus resep agar kita selamat di dunia. ’’Jika tidak mau didzolimi, maka jangan
mendzolimi. Jika tidak mau dicaci maki, maka jangan mencaci maki. Ini rumus hubungan
dengan sesama makhluk,’’ bebernya.
Kedua, dosa yang siksanya langsung yakni menyakiti orang tua. Allah sangat menekankan
pentingnya berbagi kepada orang tua. Sampai-sampai perintah berbakti kepada orang tua
digandeng dengan perintah menyembah Allah. Sebagaimana dalam QS Al Isra 23-24. Makanya
orang tua disebut pengeran katon, tuhan yang kelihatan. Rida Allah, tergantung rida orang tua.
Jika kita sebagai orang tua, baiknya selalu meridai anak. Jika sebagai anak, kita baiknya selalu
berusaha meraih rida orang tua.
’’Jangankan menyakiti orang tua. Tidak mendoakan orang tua saja kita sudah menerima siksa,
yakni putus rezekinya,’’ jelasnya. Putus rezeki maksudnya adalah susah dalam hal rezeki. Serta
rezekinya tidak barokah. Walaupun secara kasatmata hartanya banyak, namun tidak bahagia.
Walaupun uangnya banyak, tapi kebaikannya tidak ada.
’’Jangankan berkata kasar atau buruk ke orang tua, tidak menyahut panggilan orang tua saja
sudah disiksa,’’ paparnya.
5. Beliau lalu menceritakan Juraij yang ahli ibadah. Suatu ketika kala sedang salat, dia dipanggil
ibunya beberapa kali tak menyahut. Inilah yang dalam fikih kita diajari sejumlah cara menjawab
panggilan kala sedang salat. Diantaranya dengan mengeraskan bacaan agar yang memanggil tahu
kita sedang salat.
Karena Juraij tidak menyahut panggilan ibunya, sang ibu jadi marah. Ibunya lantas berkata,
Juraij tidak akan mati sebelum diuji oleh pelacur.
Hingga suatu ketika, ada pelacur hamil. Kepada masyarakat, dia mengaku dihamili Juraij.
Masyarakat yang murka akhirnya memukuli Juraij dan menghancurkan tempat ibadahnya,
Juraij mengatakan, bayi yang dikandung itulah yang kelak menjawab kebenarannya. Setelah bayi
lahir, Juraij disidang dihadapan masyarakat. Ketika ditanya oleh Juraij, bayi itu bisa bicara dan
mengatakan ayahnya adalah pengembali kambing.
Mendengar itu, masyarakat menyesal tapi Juraij terlancur menjadi korban fitnah