ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Jawaban Soal UAS MK Pengantar Sosiologi
Menurut pendapat saya tentang covid-19 yang sedang menyebar saat ini yaitu
pada awal masa virus ini datang manusia masih biasa saja dengan datangnya virus ini,
namun dikarenakan jumlah kematian semakin hari semakin bertambah dan orang yang
diagnosis semakin banyak, maka manusia mulai panik. Dan sekarang manusia sudah
mulai menjaga kebersihan namun ada juga sebagian besar orang yang belum benar
benar mengatasi masalah ini. Covid-19 ini sangat berdampak pada masyarakat dimana
masyarakat tidak bisa bekerja secara maksimal.
Dari artikel yang saya baca, bahwa manusia tidak hanya harus menjaga
kebersihan saja, selama mereka masih memiliki kontak mata dengan hewan, maka
virus ini tidak akan selesai. Jika virus ini selesai. Maka kemungkinan besar akan timbul
virus lainnya tanpa kita sadari. Jadi oleh sebab itu kontak dengan hewan harus
senantiasa di atasi dan di hentikan agar tidak ada wabah penyakit. Covid-19 itu perlu
kesadaran dari seluruh manusia yang tinggal di bumi. Tidak boleh hanya segelintir
manusia yang melakukan pencegahan. Melihat keadaan yang terjadi sekarang banyak
manusia yang belum memahami arti dari pencegahan dan masih mengangap jika "saya
belum terjangkit penyakit maka saya tidak perlu pencegahan" . Nah inilah yang perlu
kita ubah pola masyarakat yang seperti ini agar bisa lebih mudah dalam menghadapi
wabah ini. Juga kepada para peninggi seperti presiden dan wakil rakyat juga tidak
boleh acuh tak acuh dalam kasus ini. Semua harus di perkuat mulai dari dikuarkan
peraturan dan memberikan sanksi bagi pelanggar aturan. Dan juga lebih peduli kepada
pasien yang terjangkit penyakit ini.
Tanggapan saya terhadap masa depan yaitu jika covid-19 ini tidak juga diatasi
maka tidak menutup kemungkinan akan timbul penyakit lainnya yang lebih parah.
Maka manusia tidak dapat lagi berinteraksi dengan sesama dan hidupnya manusia itu
tidak akan lebih lama. Hidup manusia akan simpang siur dan tidak terkendali. Jadi jika
tidak di atasi dari sekarang maka tidak akan ada solusi lainnya dimasa yang akan
datang.
Kehidupan manusia sekarang saja sudah sangat tidak tentram lagi. Apalagi
dengan kehidupan yang akan datang bisa kita prediksi bahwa lebih banyak lagi korban
yang akan kehilangan nyawanya. Jika tidak ada kesadaran dan tindakan dari
pemerintah untuk benar benar serius dalam mengatasi masalah ini maka kehidupan
akan lebih rumit. Kehidupan di masa depan orang akan susah dalam hidup ini, mulai
dari segi ekonomi yang menurun maka akan sangat berpengaruh bagi kehidupan
manusia. Jika ekonomi menurun maka bagaimana roda kehidupan akan berputar. Juga
Nama : Asmita
NIM : 190240164
Kelas : 2D
MK : Pengantar Sosiologi
dengan wabah ini banyak dokter yang kehilangan nyawanya dan tidak ada lagi tenaga
medis untuk mengantisipasi wabah ini.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa covid-19 ini sangat berdampak pada manusia.
Virus ini telah banyak mengambil nyawa dan membuat merosot nya ekonomi, jadi
untuk mengantisipasi ini semua untuk pesan pribadi bagi semua untuk selalu menjaga
kebersihan diri baik itu dari hal hal kecil seperti mencuci tangan setelah melakukan
aktivitas apapun, tetap berdiam diri di rumah jika tidak ada kepentingan. Dan selalu
berupaya untuk menjaga kesehatan agar tetap fit. Dan untuk pemerintahan agar lebih
tegas lagi dan memberi hukuman bagi yang melanggar peraturan. Maka itulah yang
bisa dilakukan sementara untuk mengantisipasi virus itu. Dan menghentikan
pemburuan liar. Karena itu point penting nya yang harus di tetapkan agar terhindar dari
covid-19 dan virus virus lainya.
SEBAGAIMANA hampir semua orangtua di Indonesia pada saat ini, orang tua
kita juga kebagian tanggung jawab mendampingi anak-anaknya belajar dari rumah.
Banyak orang tua harus mengakui bahwa menjelaskan berbagai mata pelajaran dan
menemani anak-anak mengerjakan tugas-tugas sekolah tidak semudah yang
dibayangkan.
Kerja keras para guru dan dosen selama ini sungguh patut diapresiasi. Di tengah
pembatasan sosial akibat wabah covid-19, kita harus tetap semangat mengejar dan
mengajar ilmu pengetahuan. Hampir tidak ada yang menyangka, wajah pendidikan
akan berubah drastis akibat pandemi covid19.
Konsep sekolah di rumah (home-schooling) tidak pernah menjadi arus utama
dalam wacana pendidikan nasional. Meski makin populer, penerapan pembelajaran
online (online learning) selama ini juga terbatas pada Universitas Terbuka, program
kuliah bagi karyawan di sejumlah universitas dan kursus-kursus tambahan (online
courses).
Tapi, kebijakan physical distancing untuk memutus penyebaran wabah,
memaksa perubahan dari pendidikan formal di bangku sekolah menjadi belajar dari
rumah, dengan sistem online, dalam skala nasional. Bahkan, ujian nasional tahun ini
terpaksa ditiadakan.
Tantangan pendidikan ditengan Pandemi Covid 19
Sistem pendidikan online pun tidak mudah. Di samping disiplin pribadi untuk
belajar secara mandiri, ada fasilitas dan sumber daya yang mesti disediakan.
Orang tua saya bersyukur masih mampu memfasilitasi kami untuk pendidikan
jarak jauh, tapi saya mendengar keluhan banyak orangtua murid dan juga tenaga
pendidik yang kesulitan, baik dalam menyediakan perangkat belajar seperti ponsel dan
laptop maupun pulsa untuk koneksi internet.
Dengan kata lain, sistem pembelajaran online ini berpotensi membuat
kesenjangan sosial ekonomi yang selama ini terjadi, menjadi makin melebar saat
pandemi. Kemenaker (20/4) mencatat sudah lebih dari 2 juta buruh dan pekerja formal-
informal yang dirumahkan atau diPHK. Dengan kondisi seperti ini, banyak orangtua
kesulitan menyediakan kesempatan pendidikan yang optimal bagi anak-anak mereka.
Dalam situasi yang lebih buruk, orangtua malah bisa berhadapan pada pilihan
dilematis: memberi makan keluarga atau membiayai pendidikan anak. Ini berpotensi
membuat angka putus sekolah meningkat. Sejak kebijakan belajar dari rumah
diterapkan secara nasional mulai tanggal 16 Maret 2020, muncul indikasi naiknya
angka putus sekolah di berbagai tempat. Mulai dari Papua, Maluku Utara, hingga
Jakarta. Ini daerah-daerah yang tergolong zona merah dalam penyebaran wabah. Angka
putus sekolah dari kawasan perdesaan juga diperkirakan akan naik.
Dalam jangka panjang, anak-anak yang putus sekolah ini memiliki
kemungkinan lebih besar untuk menganggur, baik secara tertutup atau terbuka. Ini
bukan hanya secara akumulatif akan menurunkan produktivitas nasional, tapi membuat
mereka terjebak dalam lingkaran tidak berujung (vicious circle) kemiskinan struktural.
Sebagai langkah solusi praktis, sejak awal saya berpendapat pemerintah perlu
merealokasikan dana pelatihan Rp. 5,6 triliun bagi 5,6 juta buruh dan pekerja yang
diperkirakan terdampak krisis ekonomi akibat wabah covid-19, menjadi bantuan
langsung. Sehingga, bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Termasuk, memastikan keberlangsungan pendidikan anak-anak mereka. Di sisi
lain, pemerintah juga perlu memperhatikan juga perlu memperhatikan nasib para guru,
terutama guru-guru swasta maupun guru honorer (termasuk guru tidak tetap), yang
masingmasing berjumlah hampir satu juta orang. Ketiadaan proses belajar mengajar di
sekolah, secara langsung dan tidak langsung, menurunkan pendapatan mereka.
Pendidikan merupakan kunci pembangunan sumber daya manusia. Kualitas
sumber daya manusia merupakan kunci terwujudnya Indonesia Emas 2045, yang adil
dan sejahtera, aman dan damai, serta maju dan mendunia.

More Related Content

Jawaban soal uas mk pengantar sosiologi 1

  • 1. Jawaban Soal UAS MK Pengantar Sosiologi Menurut pendapat saya tentang covid-19 yang sedang menyebar saat ini yaitu pada awal masa virus ini datang manusia masih biasa saja dengan datangnya virus ini, namun dikarenakan jumlah kematian semakin hari semakin bertambah dan orang yang diagnosis semakin banyak, maka manusia mulai panik. Dan sekarang manusia sudah mulai menjaga kebersihan namun ada juga sebagian besar orang yang belum benar benar mengatasi masalah ini. Covid-19 ini sangat berdampak pada masyarakat dimana masyarakat tidak bisa bekerja secara maksimal. Dari artikel yang saya baca, bahwa manusia tidak hanya harus menjaga kebersihan saja, selama mereka masih memiliki kontak mata dengan hewan, maka virus ini tidak akan selesai. Jika virus ini selesai. Maka kemungkinan besar akan timbul virus lainnya tanpa kita sadari. Jadi oleh sebab itu kontak dengan hewan harus senantiasa di atasi dan di hentikan agar tidak ada wabah penyakit. Covid-19 itu perlu kesadaran dari seluruh manusia yang tinggal di bumi. Tidak boleh hanya segelintir manusia yang melakukan pencegahan. Melihat keadaan yang terjadi sekarang banyak manusia yang belum memahami arti dari pencegahan dan masih mengangap jika "saya belum terjangkit penyakit maka saya tidak perlu pencegahan" . Nah inilah yang perlu kita ubah pola masyarakat yang seperti ini agar bisa lebih mudah dalam menghadapi wabah ini. Juga kepada para peninggi seperti presiden dan wakil rakyat juga tidak boleh acuh tak acuh dalam kasus ini. Semua harus di perkuat mulai dari dikuarkan peraturan dan memberikan sanksi bagi pelanggar aturan. Dan juga lebih peduli kepada pasien yang terjangkit penyakit ini. Tanggapan saya terhadap masa depan yaitu jika covid-19 ini tidak juga diatasi maka tidak menutup kemungkinan akan timbul penyakit lainnya yang lebih parah. Maka manusia tidak dapat lagi berinteraksi dengan sesama dan hidupnya manusia itu tidak akan lebih lama. Hidup manusia akan simpang siur dan tidak terkendali. Jadi jika tidak di atasi dari sekarang maka tidak akan ada solusi lainnya dimasa yang akan datang. Kehidupan manusia sekarang saja sudah sangat tidak tentram lagi. Apalagi dengan kehidupan yang akan datang bisa kita prediksi bahwa lebih banyak lagi korban yang akan kehilangan nyawanya. Jika tidak ada kesadaran dan tindakan dari pemerintah untuk benar benar serius dalam mengatasi masalah ini maka kehidupan akan lebih rumit. Kehidupan di masa depan orang akan susah dalam hidup ini, mulai dari segi ekonomi yang menurun maka akan sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Jika ekonomi menurun maka bagaimana roda kehidupan akan berputar. Juga Nama : Asmita NIM : 190240164 Kelas : 2D MK : Pengantar Sosiologi
  • 2. dengan wabah ini banyak dokter yang kehilangan nyawanya dan tidak ada lagi tenaga medis untuk mengantisipasi wabah ini. Jadi dapat saya simpulkan bahwa covid-19 ini sangat berdampak pada manusia. Virus ini telah banyak mengambil nyawa dan membuat merosot nya ekonomi, jadi untuk mengantisipasi ini semua untuk pesan pribadi bagi semua untuk selalu menjaga kebersihan diri baik itu dari hal hal kecil seperti mencuci tangan setelah melakukan aktivitas apapun, tetap berdiam diri di rumah jika tidak ada kepentingan. Dan selalu berupaya untuk menjaga kesehatan agar tetap fit. Dan untuk pemerintahan agar lebih tegas lagi dan memberi hukuman bagi yang melanggar peraturan. Maka itulah yang bisa dilakukan sementara untuk mengantisipasi virus itu. Dan menghentikan pemburuan liar. Karena itu point penting nya yang harus di tetapkan agar terhindar dari covid-19 dan virus virus lainya. SEBAGAIMANA hampir semua orangtua di Indonesia pada saat ini, orang tua kita juga kebagian tanggung jawab mendampingi anak-anaknya belajar dari rumah. Banyak orang tua harus mengakui bahwa menjelaskan berbagai mata pelajaran dan menemani anak-anak mengerjakan tugas-tugas sekolah tidak semudah yang dibayangkan. Kerja keras para guru dan dosen selama ini sungguh patut diapresiasi. Di tengah pembatasan sosial akibat wabah covid-19, kita harus tetap semangat mengejar dan mengajar ilmu pengetahuan. Hampir tidak ada yang menyangka, wajah pendidikan akan berubah drastis akibat pandemi covid19. Konsep sekolah di rumah (home-schooling) tidak pernah menjadi arus utama dalam wacana pendidikan nasional. Meski makin populer, penerapan pembelajaran online (online learning) selama ini juga terbatas pada Universitas Terbuka, program kuliah bagi karyawan di sejumlah universitas dan kursus-kursus tambahan (online courses). Tapi, kebijakan physical distancing untuk memutus penyebaran wabah, memaksa perubahan dari pendidikan formal di bangku sekolah menjadi belajar dari rumah, dengan sistem online, dalam skala nasional. Bahkan, ujian nasional tahun ini terpaksa ditiadakan. Tantangan pendidikan ditengan Pandemi Covid 19 Sistem pendidikan online pun tidak mudah. Di samping disiplin pribadi untuk belajar secara mandiri, ada fasilitas dan sumber daya yang mesti disediakan.
  • 3. Orang tua saya bersyukur masih mampu memfasilitasi kami untuk pendidikan jarak jauh, tapi saya mendengar keluhan banyak orangtua murid dan juga tenaga pendidik yang kesulitan, baik dalam menyediakan perangkat belajar seperti ponsel dan laptop maupun pulsa untuk koneksi internet. Dengan kata lain, sistem pembelajaran online ini berpotensi membuat kesenjangan sosial ekonomi yang selama ini terjadi, menjadi makin melebar saat pandemi. Kemenaker (20/4) mencatat sudah lebih dari 2 juta buruh dan pekerja formal- informal yang dirumahkan atau diPHK. Dengan kondisi seperti ini, banyak orangtua kesulitan menyediakan kesempatan pendidikan yang optimal bagi anak-anak mereka. Dalam situasi yang lebih buruk, orangtua malah bisa berhadapan pada pilihan dilematis: memberi makan keluarga atau membiayai pendidikan anak. Ini berpotensi membuat angka putus sekolah meningkat. Sejak kebijakan belajar dari rumah diterapkan secara nasional mulai tanggal 16 Maret 2020, muncul indikasi naiknya angka putus sekolah di berbagai tempat. Mulai dari Papua, Maluku Utara, hingga Jakarta. Ini daerah-daerah yang tergolong zona merah dalam penyebaran wabah. Angka putus sekolah dari kawasan perdesaan juga diperkirakan akan naik. Dalam jangka panjang, anak-anak yang putus sekolah ini memiliki kemungkinan lebih besar untuk menganggur, baik secara tertutup atau terbuka. Ini bukan hanya secara akumulatif akan menurunkan produktivitas nasional, tapi membuat mereka terjebak dalam lingkaran tidak berujung (vicious circle) kemiskinan struktural. Sebagai langkah solusi praktis, sejak awal saya berpendapat pemerintah perlu merealokasikan dana pelatihan Rp. 5,6 triliun bagi 5,6 juta buruh dan pekerja yang diperkirakan terdampak krisis ekonomi akibat wabah covid-19, menjadi bantuan langsung. Sehingga, bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Termasuk, memastikan keberlangsungan pendidikan anak-anak mereka. Di sisi lain, pemerintah juga perlu memperhatikan juga perlu memperhatikan nasib para guru, terutama guru-guru swasta maupun guru honorer (termasuk guru tidak tetap), yang masingmasing berjumlah hampir satu juta orang. Ketiadaan proses belajar mengajar di sekolah, secara langsung dan tidak langsung, menurunkan pendapatan mereka. Pendidikan merupakan kunci pembangunan sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia merupakan kunci terwujudnya Indonesia Emas 2045, yang adil dan sejahtera, aman dan damai, serta maju dan mendunia.