Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Mix design adalah proses menentukan proporsi bahan yang optimal untuk mencapai kinerja campuran aspal yang baik
2. Metode Marshall digunakan untuk menentukan proporsi aspal dan agregat yang sesuai untuk mencapai stabilitas, fleksibilitas, dan kadar rongga udara yang diinginkan
3. Kadar aspal optimum ditentukan berdasarkan plot hasil uji stabilitas, fleksibilitas, densitas, dan
2. REKAYASA CAMPURAN
(MIX DESIGN)
Mix design adalah prosedur kegiatan untuk
menentukan proporsi (dalam batas-batas
spesifikasi) material yang merupakan kompromi
campuran supaya tercapai kinerja yang optimum.
Prosedur mix design termasuk mempertimbangkan
faktor ekonomi dan lingkungan.
3. MIX DESIGN
Target mix design campuran aspal:
Kandungan aspal cukup, untuk menjamin
campuran tahan terhadap fatigue cracking
dan durability.
Stabilitas dan stiffness cukup, untuk menjamin
ketahanan terhadap deformasi akibat beban
kendaraan.
Kandungan void cukup, untuk memberi
kesempatan pemadatan akibat beban kendaraan
tanpa terjadi flushing, bleeding atau loss of
stability.
4. MIX DESIGN
Target mix design campuran aspal:
Cukup mudah dikerjakan, sehingga efektif saat
dihamparkan tanpa tejadi segregasi.
Skid resistance cukup (untuk campuran wearing
course).
5. REQUIREMENT for MIX DESIGN
Properti Kadar aspal Gradasi agregat Rongga udara
rendah tinggi Tertutup Terbuka rendah tinggi
Stabilitas x x x
Durabilitas x x x x x
Fleksibilitas x x x
Fatigue cracking
resistance
x x x
Skid resistance x x x
Imperviousness x x x
Fracture strength x x x
6. Hubungan antara kadar aspal dan
stabilitas/ durabilitas campuran
Kurvastabilitas
Kurvadurabilitas
tinggiKadar aspal
Stabilitas/
durabilitas
rendah
rendah
tinggi
7. PENDEKATAN MIX DESIGN (1)
Pendekatan RESEP
Berdasarkan pada pengalaman yang telah dicobakan dan diujikan
selama bertahun-tahun.
Hanya terbatas untuk kondisi traffic dan iklim yang sama.
Mungkin tidak cocok untuk jenis material tertentu.
Standar spesifikasi menjelaskan:
Tipe dan gradasi agregat
Jenis aspal (Pen dan SP)
Proporsi antara aspal dan agregat
Metode dan prosedur pelaksanaan
(pencampuran, penghamparan dan pemadatan)
8. PENDEKATAN MIX DESIGN (2)
Pendekatan DISAIN ENGINEERING
Mutu agregat dan aspal diuji agar diyakinkan masuk
spesifikasi.
Beberpa jenis agregat dicampur (blend) agar memenuhi
spesifikasi gradasi.
Dibuat beberapa benda uji campuran padat dengan berbagai
kadar aspal.
Dipelajari proporsi volumetricnya.
Dilakukan pengujian kinerja campuran padat
Kinerja campuran dibandingkan dengan spesifikasi untuk
menentukan kadar aspal optimum.
9. MIX DESIGN
Pendekatan DISAIN ENGINEERING
Sumber material
Diusahakan menggunakan agregat lokal. Bila agregat lokal
tidak memenuhi spesifikasi maka dapat menggunakan agregat
lain dari sumber terdekat. Tentu hal ini akan menaikkan biaya
konstruksi.
Menggunakan aspal dar sumber terdekat yang memenuhi
spesifikasi.
10. MIX DESIGN
Pendekatan DISAIN ENGINEERING
Spesifikasi dan gradasi agregat
Mutu agregat harus baik sehingga kalau dicampur dengan
aspal dan kemudian dipadatkan dapat menghasilkan mutu
campuran yang baik.
Persyaratan agregat tergantung dari jenis campuran yang
diinginkan, misal agregat untuk material wearing course harus
mempunyai ketahanan abrasi yang tinggi karena gerusan roda
kendaraan, namun agregat untuk material base course tidak
memerlukan ketahanan abrasi sebaik untuk material wearing
course.
11. MIX DESIGN
Pendekatan DISAIN ENGINEERING
Spesifikasi dan gradasi agregat
Gradasi agregat juga merupakan fungsi tipe campuran.
Campuran LPA cenderung memerlukan agregat dense graded
atau continuously graded, sedangkan agregat untuk wearing
course bisa menggunakan agregat gap graded.
Agregat dengan gradasi dense dapat diestimasi berdasarkan
kurva grading. Fuller mengusulkan persamaan untuk gradasi
agregat yang padat. Agregat dengan gradasi Fuller biasanya
mempunyai sifat mudah dikerjakan (workable) dan siap
dipadatkan, namun biasanya kadar rongga udaranya (void
content) sangat rendah. Sehingga kepadatan campuran perlu
diturunkan untuk meningkatkan VMA (void in mineral agregate).
12. MIX DESIGN
Pendekatan DISAIN ENGINEERING
Spesifikasi dan gradasi agregat
Cooper et al mengusulkan modifikasi persamaan Fuller yang
memungkinkan untuk disesuaikan (adjusted) dengan tetap
mempertahankan proporsi filler (< 0.0075mm)
13. MIX DESIGN
Pendekatan DISAIN ENGINEERING
Persamaan Fuller
5.0
100 錚削
錚
錚錚
錚
=
D
d
xp
Cooper et al (1992)
p = + F
(100- F)(dn
0.075n
)
(Dn
0.075n
)
P = total % lolos saringan tertentu
d = ukuran sieve opening (ukuran
terbesar
D = ukuran terbesar gradasi
F = filler (< 0.0075mm)
n = ekponen antara 0 dan 1
14. MIX DESIGN
Pendekatan DISAIN ENGINEERING
Grade dan kadar aspal
Pemilihan grade aspal tergantung dari pertimbangan traffic
dan iklim dimana campuran akan digunakan. Aspal pen rendah
(aspal keras) lebih dipertimbangkan digunakan untuk campuran
wearing course pd beban kendaraan berat pd iklim panas.
Sedangkan aspal lunak untuk iklim dingin.
Di Indonesia sering digunakan aspal pen 70/100. Untuk
wilayah dingin dapat menggunakan aspal pen lebih tinggi.
Kadar aspal tergantung pada gradasi dan tipe agregat. Agregat
dengan gradasi terbuka, filler content tinggi dan agregat
dengan absorpsi tinggi relatif membutuhkan aspal lebih
banyak.
15. MIX DESIGN
Pendekatan DISAIN ENGINEERING
Estimasi kadar aspal
B = x Gb
B= proporsi berat aspal per 100 proporsi berat agregat.
Gb= specific gravity aspal
Gsc= bulk specific gravity campuran padat
VMA= void in mineral agggregate
Vv= void content yang ditargetkan
Gsc
VMA - Vv
16. MIX DESIGN: Metode MARSHALL
Prosedur
Penyelidikan properties agregat
Pencampuran gradasi agregat (Blending aggregates)
Penyelidikan properties aspal
Penyiapan benda uji Marshall
Pengujian stabilitas dan flow
Plot hasil pengujian pada limit spesifikasi
Menentukan Job mix formula
18. Metode MARSHALL
Pencampuran gradasi agregat (Blending aggregates)
Biasanya agregat dari quarry terdiri atas
Agregat kasar (> 2.36mm)
Agregat halus atau pasir
Filler (< 0.0075mm)
Ketiga jenis agregat tersebut perlu dicampur supaya memenuhi
spesifikasi gradasi
19. Metode MARSHALL
Penyelidikan properties aspal
Penetrasi (untuk mengetahui keras/ lunak aspal)
Viskositas (untuk menentukan suhu pencampuran dan
pemadatan)
Specific gravity (untuk keperluan perhitungan properties
campuran)
20. Metode MARSHALL
Penyiapan benda uji Marshall (1)
Campuran disiapkan dengan beberapa kadar aspal (misal 5
jenis kadar aspal). Setiap variasi kadar aspal dibuat minimum 3
benda uji.
Aspal dan agregat dipanaskan. Suhu aspal mencapai suhu
workable untuk pencampuran (140 180 C), kira2 viskositas 2
poises atau 0.2 Pa.s atau 170賊20 centistoke.
Aspal dan agregat dicampur dengan mixer atau manual
dengan tangan.
Campuran dipadatkan menggunakan Marshall hammer (35, 50
atau 75 kali tumbukan setiap sisi).
Ukuran benda uji: diameter 賊100mm, tinggi 賊63mm.
21. Metode MARSHALL
Penyiapan benda uji Marshall (2)
Campuran didinginkan kemudian dikeluarkan dari mould.
Benda uji diukur bulk specific gravity (Gmb), diukur/dihitung
maximum specific gravity atau rice density (Gmm).
Hitung volume of voids (Vv) dan void in mineral aggregate
(VMA).
VIM= Vv = [ 1 ( Gmb/ Gmm )] x 100
VMA = 100 [ (Gmb x Ps)/ Gsb ]
Ps = % berat agregat dalam campuran
Gsb = bulk specific gravity agregat
22. Metode MARSHALL
Uji Marshall
Pengujian Marshall (Stabilitas dan flow). Benda uji direndam
dalam waterbath suhu 60 C selama 30menit. Pengujian
dilakukan dengan deformation rate 50mm/minute. Catat
maksimum load (stabilitas) dalam kN (konversi ke kg) dan
deformasi saat maximum load (flow) dalam mm.
23. Metode MARSHALL
Plot hasil pengujian pada limit spesifikasi
Hasil tes untuk setiap jenis kadar aspal dirata-rata (minimal
dari 3 sampel).
Kemudian hasil tersebut diplot pada kurva KEPADATAN
(T/M3), STABILITAS (N atau Kg), FLOW (mm), AIR VOID (%),
VMA (%), dan VFWA (%)
Plot limit spesifikasi pada kurva-kurva hasil tersebut
Akan didapat range kadar aspal untuk setiap kurva. Tentukan
kadar aspal optimum yang merupakan kompromi dari seluruh
range kadar aspal pada semua kurva.
25. Contoh Spesifikasi campuran aspal
Spesifikasi Campuran HSWC (High Stiffness Wearing Course)
Properti Spesifika
si
Unit
VIM
VFWA
Densitas
Stabilitas
Flow
Marshall Quotient (MQ)
3 5
75 85
-
Min 1400
2 4.5
Min 200
%
%
gr/cc
Kg
mm
Kg/mm
Sumber: Heavy loaded improvement project-II, Bina Marga, 1998.
26. Contoh Spesifikasi campuran aspal
Spesifikasi Campuran HRA
Properti Spesifikasi Unit
VIM
VFWA
Densitas
Stabilitas
Flow
Marshall Quotient (MQ)
4 10
-
2.152.35
Min 450
-
Min 200
%
%
gr/cc
Kg
mm
Kg/mm
Sumber: Heavy loaded improvement project-II, Bina Marga, 1998.
29. Metode MARSHALL
Menentukan Job mix formula
Tentukan JMF (Job mix formula) yang merupakan kompromi
kombinasi optimum antara jenis aspal dan agregat tertentu. Hal
terpenting dalam JMF adalah gradasi agregat dan kadar aspal.
31. Perhitungan komposisi campuran aspal
MB= % aspal (terhadap berat total campuran)
MA= % agregat (terhadap berat total campuran)
Mb = Berat aspal, kg
Ma = Berat agregat, kg
Gb = Specific gravity aspal
Ga = Specific gravity kombinasi agregat
粒m = Kepadatan campuran padat, T/m3
粒w = Kepadatan air (1 T/m3)
Vb = Volume aspal, m3
Va = Volume agregat, m3
Vv = volume void, m3
VB = % volume aspal
VA = % volume agregat
VV = % volume void
MA + MB = 100%
Va + Vb + Vv = 1 m3
32. Perhitungan komposisi campuran aspal
w
AB
AB
w
AB
Ga
M
Gb
M
MM
Ga
M
Gb
M
MaMb
VaVb
MaMb
Gmm
粒粒
粒粒
+
+
=
+
+
=
+
+
==
max
max
Vb = Mb / (Gb 粒w)
VMA = Vv + Vb
Va = Ma / (Ga 粒w)
Mb = (Mb / 100) 粒m
Ma = (Ma / 100) 粒m
33. Perhitungan komposisi campuran aspal
w
AB
BA
A
B
Ga
M
Gb
M
MM
x
MbMa
Ma
M
x
MbMa
Mb
M
粒粒
+
=
=+
+
=
+
=
100
100
100
100
max
35. Contoh Perhitungan Properti campuran aspal
Diketahui dari hasil pengukuran
Kadar aspal= 5% (dari berat total campuran)
Bk= berat spesimen= 1141 g
Bj= berat spesimen pada kondisi SSD= 1148 g
Ba= berat spesimen dalam air= 653 g
SG aspal= 1.013
SG eff agg kasar (CA)= 2.65
SG eff agg medium (MA)= 2.57
SG eff agg halus (FA)= 2.68
SG eff Filler (FF)= 2.114
Komposisi= CA: MA: FA: FF= 33.5: 23.5: 39: 4
36. Contoh Perhitungan Properti campuran aspal
Perhitungan density (kepadatan) campuran
Volume spesimen= Bj Ba= 1148 653= 495 cc
Bulk density= Bk/ (Bj-Ba)= 1141/ 495= 2.30 gr/cc
Diketahui dari pengujian Marshall
Stability proving ring = 107
Flow= 2.05 mm
37. Contoh Perhitungan Properti campuran aspal
Perhitungan SG agregat
615.2
114.2
4
68.2
39
57.2
5.23
65.2
5.33
100
%%%%
100
+++
+++
=
FFFAMACA G
FF
G
FA
G
MA
G
CA
SGagg
39. Contoh Perhitungan Properti campuran aspal
ccgr
G
M
G
M
a
A
b
B
w
/423.2
615.2
95
013.1
5
1*100100
=
+
=
+
粒
Cara lain mencari VIM
%08.5
423.2
)30.2423.2(*100)(100
max
max
=
=
==
粒
粒粒 m
VvVIM
40. Contoh Perhitungan Properti campuran aspal
Perhitungan Stabilitas, Flow dan Marshall Quotient (MQ)
Stabilitas= stab prov ring x kalibrasi alat x koreksi tinggi
= 107 x 37.96 x 0.4536
= 1842 kg
Flow = 2.05 mm
MQ = stab/flow = 898 kg/mm
41. Contoh Menentukan kadar aspal optimum
Spec: VIM= 3 - 5 %
Kadar aspal= 4.1 4.6 %
Spec: Density= 2.15-2.35 gr/cc
Kadar aspal= 4.1 4.9 %
42. Spec: Min Stab= 7500 Lb
Kadar aspal= < 5.5 %
Spec: Flow= 8 - 17 mm
Kadar aspal= 4.0 6.0 %
Contoh Menentukan kadar aspal optimum
43. 4 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5
VIM
Density
Stab
Fow
4.3
Kadar aspal optimum= 4.3
Contoh Menentukan kadar aspal optimum