際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
jenis-jenis pendapatan
pemerintah pusat di Indonesia
Kelompok 3 :
Nabila Hanun (1710532038)
Adinda Khairunnisa (1710532042)
Widya Sania (1710533036)
Faktor yang Mempengaruhi
Besarnya Pendapatan Negara
Besaran pendapatan negara
dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain:
2. indikator ekonomi makro yang tercermin
pada asumsi dasar makro ekonomi;
1. kebijakan pendapatan negara;
3. kebijakan pembangunan ekonomi;
4.perkembangan pemungutan pendapatan negara
secara umum;
5. kondisi dan kebijakan lainnya.
Contohnya, target penerimaan negara dari SDA migas
turut dipengaruhi oleh besaran asumsi lifting minyak
bumi, lifting gas, ICP, dan asumsi nilai tukar. Target
penerimaan perpajakan ditentukan oleh target inflasi
serta kebijakan pemerintah terkait perpajakan seperti
perubahan besaran pendapatan tidak kena pajak
(PTKP), upaya ekstensifikasi peningkatan jumlah wajib
pajak dan lainnya.
Penerimaan Perpajakan
Pendapatan Pajak Dalam Negeri
pendapatan pajak penghasilan (PPh)
pendapatan pajak pertambahan nilai
dan jasa dan pajak penjualan atas
barang mewah
pendapatan pajak bumi dan
bangunan
pendapatan cukai
pendapatan pajak lainnya
Pendapatan Pajak Internasional
pendapatan bea masuk
pendapatan bea keluar
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan
sumber daya alam
 penerimaan sumber
daya alam minyak
bumi dan gas bumi
(SDA migas)
 penerimaan sumber
daya alam non-
minyak bumi dan gas
bumi (SDA nonmigas)
Pendapatan
bagian laba BUMN
 pendapatan laba
BUMN perbankan
 pendapatan laba
BUMN non
perbankan
sumber:Wikipedia
PNBP lainnya
 pendapatan dari pengelolaan
BMN
 pendapatan jasa
 pendapatan bunga
 pendapatan kejaksaan dan
peradilan dan hasil tindak
pidana korupsi
 pendapatan pendidikan
 pendapatan gratifikasi dan uang
sitaan hasil korupsi
 pendapatan iuran dan denda
Pendapatan BLU
 pendapatan jasa layanan umum
 pendapatan hibah badan
layanan umum
 pendapatan hasil kerja sama BLU
 pendapatan BLU lainnya
Jenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Perencanaan Penerimaan Negara
Pendapatan Negara
Dalam postur APBN 2018, pendapatan negara
diproyeksikan sebesar Rp1.894,7 triliun. Jumlah ini berasal
dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.618,1 triliun,
Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp275,4 triliun
dan Hibah sebesar Rp1,2 triliun.
Jenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Untuk mencapai target
tersebut, Pemerintah
akan melakukan
berbagai upaya
penguatan reformasi
di bidang perpajakan
serta Kepabeanan dan
Cukai, antara lain
melalui:
 Dukungan Automatic Exchange of
Information (AEoI) agar dapat
meningkatkan basis pajak serta
mencegah praktik penghindaran
pajak dan erosi perpajakan;
 Penguatan data dan Sistem
Informasi Perpajakan agar lebih up
to date dan terintegrasi, melalui e-
filing, e-form dan e-faktur;
 Membangun kepatuhan dan
kesadaran pajak (sustainable
compliance);
 Perbaikan kemudahan dan
percepatan pelayanan di
pelabuhan dan bandara serta,
penegakan pemberantasan
penyelundupan.
Sedangkan di bidang PNBP, pencapaian target didukung
dengan langkah efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber
daya alam, peningkatan kinerja BUMN, perbaikan regulasi
PNBP serta perbaikan pengelolaan PNBP di
Kementerian/Lembaga.
Jenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2018
APBN tahun 2018 disusun dengan
mempertimbangkan dinamika
perekonomian global maupun
domestik, yang tercermin dari asumsi
dasar ekonomi makro sebagai berikut.
1. Pertumbuhan ekonomi
diperkirakan mencapai 5,4
persen;
2. Inflasi dapat
terkendali dalam
kisaran 3,5 persen;
3. Nilai tukar Rupiah
terhadap dolar Amerika
Serikat diperkirakan
berada pada Rp13.400
per dolar Amerika Serikat;
4.Tingkat suku bunga
SPN 3 bulan sebesar 5,2
persen
5. Indonesia Crude
Price (ICP)
diperkirakan rata-rata
mencapai USD48,0
per barel;
6. Lifting minyak dan gas bumi tahun
2018 diperkirakan masing-masing
mencapai 800 ribu barel per hari dan
1.200 ribu barel setara minyak per
hari.
Besaran indikator ekonomi
makro tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor baik dari luar (global)
maupun dalam negeri (domestik).
Pengaruh faktor global
diantaranya harga komoditas yang masih
lemah, perdagangan dunia meningkat
namun masih dibayangi isu
proteksionisme dan perlambatan tingkat
permintaan dari Tiongkok, Uni Eropa dan
Jepang, serta ketegangan geo politik di
Timur Tengah dan Asia.
Sumber:KemenkeuRI
Pengaruh dari faktor domestik, yaitu tingkat
kepercayaan dan daya beli masyarakat, keyakinan
pelaku usaha, peningkatan peran swasta melalui kredit
investasi dan investasi langsung, perbaikan neraca
pembayaran serta penguatan cadangan devisa.
Penerimaan Negara Capai Rp 994 T
hingga Juli, 52% dari Target
Jakarta - Kementerian Keuangan mencatat realisasi
penerimaan negara hingga akhir Juli 2018 tercatat Rp 994,4
triliun atau 52,5% dari target anggaran dan pendapatan belanja
negara (APBN) 2018 yang sebesar Rp 1.894,7 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan
pendapatan tersebut ditopang dari penerimaan perpajakan
hingga akhir bulan lalu yang mencapai Rp 760,1 triliun atau
48,2% dari target APBN 2018 sebesar Rp 1.618 triliun.
Sumber : detik Finance
Selasa, 14 Agu 2018 19:45 WIB
Kemudian untuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar
Rp 211 triliun atau 76,6% dari target sebesar Rp 275,4 triliun. Lalu
penerimaan hibah sebesar Rp 3,3 triliun atau mencapai tiga kali
lipat dibanding target sebesar Rp 1,2 triliun.
"Dari sisi realisasi belanja negara hingga akhir Juli 2018 sebesar
Rp 1.145,7 triliun mencapai 51,6% dari alokasi APBN 2018 Rp
2.220,6 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN
KITA di Gedung DJP, Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Sumber : detik Finance
Selasa, 14 Agu 2018 19:45 WIB
Penerimaan Pajak Tembus Rp 687
Triliun pada Juli 2018
Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pajak Kementerian
Keuangan Robert Pakpahan mengatakan, realisasi penerimaan
pajak hingga 31 Juli 2018 mencapai Rp 687,2 triliun.
Pertumbuhan penerimaan pajak Januari sampai dengan Juli 2018
mencapai 16,69 persen di luar tax amnesty.
"Pajak sampai Juli 2018 sebesar Rp 687,17 triliun atau tumbuh
14,36 persen dari periode yang sama tahun lalu," ujar Robert di
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Selasa
(14/8/2018).
Sumber : Merdeka.com
14 Agu 2018, 20:51 WIB
Pengertian Tren
Tren adalah suatu pergerakan
arah mana pasar bergerak.
Namun selain itu kita
membutuhkan sebuah definisi
yang lebih akurat untuk dapat
memanfaatkannya dalam
analisa teknikal.Yang perlu
untuk anda ingat adalah suatu
pergerakan harga tidak
berbentuk garis lurus ke satu
arah. Pasar bergerak dalam
bentuk serangkaian zigzag.
Gerakan Zigzag ini
membentuk rangkaian
gelombang yang berurutan,
dengan puncak (peak/top) dan
tembusan (through) yang
cukup jelas. Arah peak dan
through ini yang nantinya
akan menentukan suatu tren
pasar yang sedang terjadi.
Sedangkan Peak dan Through
ini bergerak naik, turun, atau
menyamping (sideways). Pada
Arah pergerakan inilah yang
nantinya akan
memberitahukan kita tentang
tren pasar.
Realisasi pelaksanaan APBN bulan Januari 2018 memiliki
kecenderungan tren positif jika dibanding periode yang sama di
tahun 2017, baik dari sisi penerimaan, belanja negara, dan
pembiayaan APBN. Salah satu prioritas belanja Pemerintah
ditujukan untuk mengembangkan potensi daerah melalui
alokasi TKDD.
Menurut Menteri Keuangan, pengelolaan Dana Desa diperbaiki
sehingga alokasi anggaran dapat menyerap tenaga kerja secara
lebih maksimal. Untuk desa dengan jumlah penduduk miskin
lebih banyak, alokasi akan dinaikkan dari 20 persen menjadi
lebih dari 35 persen. Dengan demikian, untuk desa yang jumlah
penduduk miskinnya tinggi, maka alokasi anggaran Dana Desa
akan lebih tinggi.
Pertumbuhan PenerimaanPajak Januari2018 Tertinggi
Selama4 Tahun Terakhir,PertumbuhanDevisa
Impor Tertinggi Selama6 Tahun Terakhir
Jakarta, 20 Februari 2018  Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) 2018 hingga akhir Januari 2018 mencatat akselerasi lebih
baik dibanding periode yang sama pada tahun 2017. Realisasi penerimaan
pajak di bulan Januari 2018 tercatat sebesar Rp78,94 triliun atau tumbuh
11,17 persen secara year-on-year. Angka pertumbuhan yang double-digit ini
merupakan pertumbuhan tertinggi dalam empat tahun terakhir. Apabila
tidak memperhitungkan penerimaan dari Uang Tebusan Tax Amnesty, maka
pertumbuhan penerimaan pajak pada Januari 2018 mencapai 11,88 persen.
Pertumbuhan positif ini tercermin pada pertumbuhan
PPh Non Migas yang mencapai 14,90 persen (atau 16,34 persen di
luar Uang Tebusan Tax Amnesty), sementara PPN tumbuh 9,41
persen.
Tren pertumbuhan positif pada Januari memberikan
optimisme tersendiri dalam mencapai kinerja penerimaan pajak
hingga akhir tahun. Optimisme ini diperkuat dengan data
pertumbuhan PPh Pasal 21 yang tumbuh di atas 15 persen dan
PPh Orang Pribadi, PPh Badan serta pajak atas impor yang tumbuh
di atas 20 persen.
Realisasi belanja sampai dengan akhir Januari 2018
menunjukkan angka serapan sebesar Rp138,41
triliun, meningkat 3,86 persen jika dibandingkan
realisasi tahun sebelumnya. Realisasi Belanja Negara
tersebut meliputi Belanja Pemerintah Pusat sebesar
Rp63,77 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana
Desa (TKDD) sebesar Rp74,63 triliun.
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di bulan Januari
2018 mengalami peningkatan sebesar 10,68 persen
terutama akibat lebih tingginya realisasi Belanja
Modal dan Bantuan Sosial dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
Hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah yang
tetap berupaya meningkatkan kualitas APBN yang salah
satunya dilakukan melalui perbaikan pola belanja agar
lebih produktif dalam menstimulasi perekonomian.
Selama Januari 2018, realisasi Belanja Modal dan Belanja
Sosial masing-masing mencapai Rp1,00 triliun dan Rp5,34
triliun.
Pemerintah berkomitmen meningkatkan optimalisasi
penerimaan pajak dan realisasi belanja, serta menjaga
pembiayaan defisit yang sehat dalam mencapai target
pertumbuhan ekonomi.
Disamping itu, untuk mendukung terwujudnya target
pertumbuhan ekonomi, Pemerintah senantiasa mewaspadai
berbagai potensi risiko baik domestik maupun global dan
menyiapkan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak
negatif yang ditimbulkan terhadap perekonomian Indonesia.
TerimaKasih

More Related Content

Jenis- Jenis Pendapatan pusat ppt

  • 1. jenis-jenis pendapatan pemerintah pusat di Indonesia Kelompok 3 : Nabila Hanun (1710532038) Adinda Khairunnisa (1710532042) Widya Sania (1710533036)
  • 2. Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Pendapatan Negara Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 2. indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi; 1. kebijakan pendapatan negara; 3. kebijakan pembangunan ekonomi; 4.perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum; 5. kondisi dan kebijakan lainnya.
  • 3. Contohnya, target penerimaan negara dari SDA migas turut dipengaruhi oleh besaran asumsi lifting minyak bumi, lifting gas, ICP, dan asumsi nilai tukar. Target penerimaan perpajakan ditentukan oleh target inflasi serta kebijakan pemerintah terkait perpajakan seperti perubahan besaran pendapatan tidak kena pajak (PTKP), upaya ekstensifikasi peningkatan jumlah wajib pajak dan lainnya.
  • 4. Penerimaan Perpajakan Pendapatan Pajak Dalam Negeri pendapatan pajak penghasilan (PPh) pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah pendapatan pajak bumi dan bangunan pendapatan cukai pendapatan pajak lainnya Pendapatan Pajak Internasional pendapatan bea masuk pendapatan bea keluar
  • 5. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Penerimaan sumber daya alam penerimaan sumber daya alam minyak bumi dan gas bumi (SDA migas) penerimaan sumber daya alam non- minyak bumi dan gas bumi (SDA nonmigas) Pendapatan bagian laba BUMN pendapatan laba BUMN perbankan pendapatan laba BUMN non perbankan
  • 6. sumber:Wikipedia PNBP lainnya pendapatan dari pengelolaan BMN pendapatan jasa pendapatan bunga pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil tindak pidana korupsi pendapatan pendidikan pendapatan gratifikasi dan uang sitaan hasil korupsi pendapatan iuran dan denda Pendapatan BLU pendapatan jasa layanan umum pendapatan hibah badan layanan umum pendapatan hasil kerja sama BLU pendapatan BLU lainnya
  • 8. Perencanaan Penerimaan Negara Pendapatan Negara Dalam postur APBN 2018, pendapatan negara diproyeksikan sebesar Rp1.894,7 triliun. Jumlah ini berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.618,1 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp275,4 triliun dan Hibah sebesar Rp1,2 triliun.
  • 10. Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah akan melakukan berbagai upaya penguatan reformasi di bidang perpajakan serta Kepabeanan dan Cukai, antara lain melalui: Dukungan Automatic Exchange of Information (AEoI) agar dapat meningkatkan basis pajak serta mencegah praktik penghindaran pajak dan erosi perpajakan; Penguatan data dan Sistem Informasi Perpajakan agar lebih up to date dan terintegrasi, melalui e- filing, e-form dan e-faktur; Membangun kepatuhan dan kesadaran pajak (sustainable compliance); Perbaikan kemudahan dan percepatan pelayanan di pelabuhan dan bandara serta, penegakan pemberantasan penyelundupan.
  • 11. Sedangkan di bidang PNBP, pencapaian target didukung dengan langkah efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya alam, peningkatan kinerja BUMN, perbaikan regulasi PNBP serta perbaikan pengelolaan PNBP di Kementerian/Lembaga.
  • 13. Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2018 APBN tahun 2018 disusun dengan mempertimbangkan dinamika perekonomian global maupun domestik, yang tercermin dari asumsi dasar ekonomi makro sebagai berikut. 1. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5,4 persen; 2. Inflasi dapat terkendali dalam kisaran 3,5 persen; 3. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan berada pada Rp13.400 per dolar Amerika Serikat; 4.Tingkat suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,2 persen 5. Indonesia Crude Price (ICP) diperkirakan rata-rata mencapai USD48,0 per barel; 6. Lifting minyak dan gas bumi tahun 2018 diperkirakan masing-masing mencapai 800 ribu barel per hari dan 1.200 ribu barel setara minyak per hari.
  • 14. Besaran indikator ekonomi makro tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari luar (global) maupun dalam negeri (domestik). Pengaruh faktor global diantaranya harga komoditas yang masih lemah, perdagangan dunia meningkat namun masih dibayangi isu proteksionisme dan perlambatan tingkat permintaan dari Tiongkok, Uni Eropa dan Jepang, serta ketegangan geo politik di Timur Tengah dan Asia.
  • 15. Sumber:KemenkeuRI Pengaruh dari faktor domestik, yaitu tingkat kepercayaan dan daya beli masyarakat, keyakinan pelaku usaha, peningkatan peran swasta melalui kredit investasi dan investasi langsung, perbaikan neraca pembayaran serta penguatan cadangan devisa.
  • 16. Penerimaan Negara Capai Rp 994 T hingga Juli, 52% dari Target Jakarta - Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan negara hingga akhir Juli 2018 tercatat Rp 994,4 triliun atau 52,5% dari target anggaran dan pendapatan belanja negara (APBN) 2018 yang sebesar Rp 1.894,7 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pendapatan tersebut ditopang dari penerimaan perpajakan hingga akhir bulan lalu yang mencapai Rp 760,1 triliun atau 48,2% dari target APBN 2018 sebesar Rp 1.618 triliun. Sumber : detik Finance Selasa, 14 Agu 2018 19:45 WIB
  • 17. Kemudian untuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 211 triliun atau 76,6% dari target sebesar Rp 275,4 triliun. Lalu penerimaan hibah sebesar Rp 3,3 triliun atau mencapai tiga kali lipat dibanding target sebesar Rp 1,2 triliun. "Dari sisi realisasi belanja negara hingga akhir Juli 2018 sebesar Rp 1.145,7 triliun mencapai 51,6% dari alokasi APBN 2018 Rp 2.220,6 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA di Gedung DJP, Jakarta, Selasa (14/8/2018). Sumber : detik Finance Selasa, 14 Agu 2018 19:45 WIB
  • 18. Penerimaan Pajak Tembus Rp 687 Triliun pada Juli 2018 Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan, realisasi penerimaan pajak hingga 31 Juli 2018 mencapai Rp 687,2 triliun. Pertumbuhan penerimaan pajak Januari sampai dengan Juli 2018 mencapai 16,69 persen di luar tax amnesty. "Pajak sampai Juli 2018 sebesar Rp 687,17 triliun atau tumbuh 14,36 persen dari periode yang sama tahun lalu," ujar Robert di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Selasa (14/8/2018). Sumber : Merdeka.com 14 Agu 2018, 20:51 WIB
  • 19. Pengertian Tren Tren adalah suatu pergerakan arah mana pasar bergerak. Namun selain itu kita membutuhkan sebuah definisi yang lebih akurat untuk dapat memanfaatkannya dalam analisa teknikal.Yang perlu untuk anda ingat adalah suatu pergerakan harga tidak berbentuk garis lurus ke satu arah. Pasar bergerak dalam bentuk serangkaian zigzag. Gerakan Zigzag ini membentuk rangkaian gelombang yang berurutan, dengan puncak (peak/top) dan tembusan (through) yang cukup jelas. Arah peak dan through ini yang nantinya akan menentukan suatu tren pasar yang sedang terjadi. Sedangkan Peak dan Through ini bergerak naik, turun, atau menyamping (sideways). Pada Arah pergerakan inilah yang nantinya akan memberitahukan kita tentang tren pasar.
  • 20. Realisasi pelaksanaan APBN bulan Januari 2018 memiliki kecenderungan tren positif jika dibanding periode yang sama di tahun 2017, baik dari sisi penerimaan, belanja negara, dan pembiayaan APBN. Salah satu prioritas belanja Pemerintah ditujukan untuk mengembangkan potensi daerah melalui alokasi TKDD. Menurut Menteri Keuangan, pengelolaan Dana Desa diperbaiki sehingga alokasi anggaran dapat menyerap tenaga kerja secara lebih maksimal. Untuk desa dengan jumlah penduduk miskin lebih banyak, alokasi akan dinaikkan dari 20 persen menjadi lebih dari 35 persen. Dengan demikian, untuk desa yang jumlah penduduk miskinnya tinggi, maka alokasi anggaran Dana Desa akan lebih tinggi.
  • 21. Pertumbuhan PenerimaanPajak Januari2018 Tertinggi Selama4 Tahun Terakhir,PertumbuhanDevisa Impor Tertinggi Selama6 Tahun Terakhir Jakarta, 20 Februari 2018 Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 hingga akhir Januari 2018 mencatat akselerasi lebih baik dibanding periode yang sama pada tahun 2017. Realisasi penerimaan pajak di bulan Januari 2018 tercatat sebesar Rp78,94 triliun atau tumbuh 11,17 persen secara year-on-year. Angka pertumbuhan yang double-digit ini merupakan pertumbuhan tertinggi dalam empat tahun terakhir. Apabila tidak memperhitungkan penerimaan dari Uang Tebusan Tax Amnesty, maka pertumbuhan penerimaan pajak pada Januari 2018 mencapai 11,88 persen.
  • 22. Pertumbuhan positif ini tercermin pada pertumbuhan PPh Non Migas yang mencapai 14,90 persen (atau 16,34 persen di luar Uang Tebusan Tax Amnesty), sementara PPN tumbuh 9,41 persen. Tren pertumbuhan positif pada Januari memberikan optimisme tersendiri dalam mencapai kinerja penerimaan pajak hingga akhir tahun. Optimisme ini diperkuat dengan data pertumbuhan PPh Pasal 21 yang tumbuh di atas 15 persen dan PPh Orang Pribadi, PPh Badan serta pajak atas impor yang tumbuh di atas 20 persen.
  • 23. Realisasi belanja sampai dengan akhir Januari 2018 menunjukkan angka serapan sebesar Rp138,41 triliun, meningkat 3,86 persen jika dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi Belanja Negara tersebut meliputi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp63,77 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp74,63 triliun. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di bulan Januari 2018 mengalami peningkatan sebesar 10,68 persen terutama akibat lebih tingginya realisasi Belanja Modal dan Bantuan Sosial dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
  • 24. Hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah yang tetap berupaya meningkatkan kualitas APBN yang salah satunya dilakukan melalui perbaikan pola belanja agar lebih produktif dalam menstimulasi perekonomian. Selama Januari 2018, realisasi Belanja Modal dan Belanja Sosial masing-masing mencapai Rp1,00 triliun dan Rp5,34 triliun.
  • 25. Pemerintah berkomitmen meningkatkan optimalisasi penerimaan pajak dan realisasi belanja, serta menjaga pembiayaan defisit yang sehat dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi. Disamping itu, untuk mendukung terwujudnya target pertumbuhan ekonomi, Pemerintah senantiasa mewaspadai berbagai potensi risiko baik domestik maupun global dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan terhadap perekonomian Indonesia.