際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PENGORGANISASIAN:
 JOB DESIGN

           BY:
           1. TIKA RAHMAWATI (116102110)
           2. CHANDRA PRATIWI (116104125)
           3. KETUT GEDE SURYA ATMAJA (116104126)




PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS
       REKAYASA INDUSTRI
  INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
              2011
Job desig nelearning
Job desig nelearning
Job desig nelearning
Job desig nelearning
Job desig nelearning
Job desig nelearning
Job desig nelearning
Job desig nelearning
 siapa yang mengerjakan tugas, berkaitan dengan
  karakteristik mental dan fisik tenaga kerja
 hasil apa yang diharapkan
 di mana tugas itu dikerjakan, berkaitan dengan lokasi
  kerja
 kapan tugas itu dikerjakan, berkaitan dengan jam kerja
  per hari
 mengapa tugas itu dikerjakan, berkaitan dengan alasan
  dan motivasi kerja
 dan bagaimana tugas itu dilaksanakan, berkaitan
  dengan metode yang digunakan untuk bekerja
Job desig nelearning
1. Menciptakan suatu sistem kerja yang
   produktif.

                      Dengan melakukan
                       desain pekerjaan maka
                       karyawan akan dapat
                       bekerja lebih produktif.
                      Produktif  dapat
                       memberikan hasil sesuai
                       dengan tujuan (efektif)
                       dan menggunakan
                       sumber daya seminimal
                       mungkin (efisien).
2. Karyawan dapat mengetahui dan
   menjalankan tugasnya dengan baik.

    siapa saja yang melakukan pekerjaan,
       bagaimana tugas itu dilakukan,
         di mana tugas itu dikerjakan,
          hasil apa yang diharapkan



      sudah diatur                  tugas dapat
        dengan jelas                dilakukan
                                    dengan baik
3. Menciptakan kondisi dan lingkungan
   kerja yang baik.


                             Tujuan organisasi
                             dapat tercapai
Job desig nelearning
 Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu
  wadah untuk tujuan bersama.
 Unsur organisasi mempunyai kaitan erat dengan desain
  pekerjaan yang efisien untuk mencapai output yang
  maksimum dari pekerjaan para karyawan. Dengan
  adanya efisiensi di dalam pelaksanaan kerja akan
  menentukan spesialisasi yang merupakan kunci dari
  desain pekerjaan. Karyawan yang melakukan pekerjaan
  secara      kontinyu  menyebabkan      dia   menjadi
  terspesialisasi yang selanjutnya dapat memperoleh
  output lebih tinggi.
Ada tiga unsur dalam desain pekerjaan
organisasi yaitu:                     (2)
 Pendekatan mekanik, berupaya mengidentifikasikan
  setiap    tugas    dalam      suatu   pekerjaan   guna
  meminimumkan waktu dan tenaga.
 Aliran kerja, dipengaruhi oleh sifat komoditi yang
  dihasilkan oleh suatu organisasi atau perusahaan guna
  menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan.
 Praktek-praktek kerja, yaitu cara pelaksanaan pekerjaan
  yang ditetapkan, bisa berdasarkan kebiasaan yang
  berlaku dalam perusahaan, perjanjian atau kontrak kotak
  serikat kerja karyawan, dan kesepakatan bersama.
Menekankan pentingnya faktor lingkungan internal dan
  eksternal yang berpengaruh terhadap pekerjaan.
Elemen-elemennya terdiri dari:                    (2)

 Employee ability and availability. Kemampuan dan
  ketersediaan orang-orang yang mengerjakan pekerjaan
  harus diperhatikan secara berimbang terhadap
  pertimbangan-pertimbangan yang menentukan efisiensi
  kerja mereka.
 Social and cultural expectations mempengaruhi tingkat
  penerimaan job design. Bila hal itu diabaikan akan
  mengakibatkan ketidakpuasan, motivasi rendah,
  kesulitan mengisi lowongan pekerjaan, dan kualitas
  rendah work life (QOWL).
3. Unsur Perilaku                              (1)

 Otonomi bawahan diberi wewenang untuk mengambil
  keputusan atas pekerjaan yang dilakukan.
 Variasi pemerkayaan pekerjaan yang dimaksudkan
  untuk menghilangkan kejenuhan atas pekerjaan-
  pekerjaan yang rutin sehingga kesalahan-kesalaahn
  dapat diminimalkan.
Unsur Perilaku                                   (2)

 Identitas tugas untuk mempertanggungjawabkan
  pelaksanaan tugas dan pekerjaan maka pekerjaan harus
  diidentifikasi sehingga kontribusinya terlihat yang
  selanjutnya akan menimbulkan kepuasan.
 Umpan balik  diharapkan pekerjaan-pekerjaan yang
  dilakukan oleh karyawan mempunyai umpan balik atas
  pelaksanaan pekerjaan yang baik sehingga akan
  memotivasi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Job desig nelearning
Pendekatan pada Job Design:
1. Pendekatan Mekanistik (Mechanistic Approach)
    Pendekatan ini didasarkan pada ilmu teknik mesin
     (mechanical engineering).
    Dengan menggunakan pendekatan mekanistik yang
     juga dirujuk sebagai pendekatan manajemen ilmiah,
     para perancang kerja berusaha keras untuk
     merancang pekerjaan sehingga tugas-tugas dapat
     dilaksanaakn seefisien mungkin.
    Tugas ini sangat membantu mereka dalam
     melakukan penelitian tentang gerak dan waktu serta
     sistem pembayaran insentif masing-masing dengan
     tujuan memperoleh produktifitas tinggi.
2. Pendekatan Faktor Manusia (Human Factors Approach)
    Pendekatan     ini didasarkan pada biologi dan
     psikologi.
    Pendekatan faktor manusia diperhitungkan dalam
     perencanaan kerja termasuk dimensi fisik dari tubuh
     manusia, prinsip-prinsip mekanis yang mengatur
     gerak tubuh dan fisiologi.
    Tujuan pendekatan faktor manusia adalah
     mendesain peralatan yang cocok dengan seluruh
     bagian tubuh yang ada pada orang yang akan
     menggunakan peralatan tersebut. Pendekatan faktor
     manusia seringkali disebut ergonomic (pengetahuan
     tentang pekerjaan untuk menghasilkan sesuatu yang
     maksimal).
3. Pendekatan Motivasi Individu (Individual Motivational
   Approach)
    Pendekatan motivasi dimulai dengan asumsi bahwa
     pekerjaan dapat didesain untuk merangsang motivasi
     karyawan dan meningkatkan kepuasan.
    Ada 2:
      a. Individual contemporary approach
      b. Team contemporary approach
a. Individual contemporary approach
1. Work simplification atau simplifikasi pekerjaan.
     pekerjaan dapat dibagi-bagi ke dalam tugas-tugas
      yang sederhana dan repetitif yang memaksimalkan
      efisiensi.
     mengasumsikan bahwa aspek pemikiran (seperti
      perencanaan dan pengorganisasian) merupakan
      jatah para manajer dan supervisor, sedangkan
      para karyawan hannya semata-mata melakukan
      tugas menurut metode yang sudah digariskan oleh
      manajemen.
 Simplifikasi pekerjaan dapat memanfaatkan tenaga kerja
  secara efektif guna menghasilkan banyak sekali barang
  terstandarisasi.
 Namun demikian, ada biaya yang harus dikorbankan
  demi simplifikasi. Dari perpektif karyawan, tanggung
  jawab, kontribusi, dan upaya mental biasanya akan
  merosot dengan semakin terspesialisasinya pekerjaan.
  Manajemen juga sukar mengendalikan mutu produk
  akhir karena sedemikian banyaknya sumber potensi
  kerusakan. Selain itu simplifikasi pekerjaan kurang
  efektif dalam suatu lingkungan yang bergejolak dimana
  para pelanggan menuntut barang bermutu tinggi yang
  dibuat menurut pesanan. Tingkat putaran karyawan
  yang tinggi dan rendahnya kepuasan kerja dapat muncul
  akibat simplifikasi pekerjaan.
Individual contemporary approach
2. Job rotation atau rotasi kerja
    Job rotation adalah memberikan kesempatan kepada
      pegawai untuk bekerja pada departemen yang
      berbeda dalam organisasi namun masih pada level
      yang sama.
    Rotasi pekerjaan menghentikan kemonotonan,
      pekerjaan yang sangat terspesialisasi dengan
      menuntut keahlian dan kemampuan yang berbeda.
Job desig nelearning
Keuntungan Job Rotation:
 pegawai peserta mendapatkan gambaran yang luas mengenai
  berbagai macam jenis pekerjaan,
 mengembangkan kerjasama antara pegawai,
 menentukan jenis pekerjaan yang sangat diminati oleh pegawai,
 mempermudah penyesuaiaan diri dengan lingkungan tempat
  bekerja,
 sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan penempatan kerja
  yang sesuai dengan potensi pegawai,
 organisasi diuntungkan karena karyawan menjadi kompeten dalam
  beberapa pekerjaan,
 penguasaan beberapa pekerjaan membantu citra diri karyawan,
  menggairahkan pertumbuhan pribadi dan membuat karyawan lebih
  bernilai bagi organisasi.
Kelemahan Job Rotation:

 Rotasi pekerjaan dapat juga mengurangi efisiensi.
  Praktek rotasi pekerjaan mengorbankan kecakapan dan
  kepiawaian yang tumbuh dari spesialisasi pekerjaan.
Individual contemporary approach
3. Job enlargement atau pemekaran pekerjaan
    Job enlargement adalah perluasan pekerjaan secara
      horisontal, artinya perluasan pekerjaan tersebut
      terdapat pada level yang sama dan memerlukan
      keterampilan dasar yang sama.
    Job enlargement dilakukan dengan cara memberikan
      tugas yang lebih secara kuantitas kepada pegawai.
Keuntungan Job Enlargement:
 Pemekaran pekerjaan mengurangi kemonotonan
  dengan memperluas siklus pekerjaan. Pada saat sebuah
  pekerjaan dimekarkan, tugas yang sedang dilakukan
  dimekarkan atau beberapa tugas singkat diberikan
  kepada seorang karyawan. Jadi lingkup pekerjaan
  meluas karena lebih banyak tugas yang dilakukan
  karyawan yang sama.

Kelemahan Job Enlargement:
 banyak karyawan yang tidak merasakan pemekaran
  pekerjaan sebagai menambah keragaman pekerjaan,
  namun malahan sebagai tambahan pekerjaan yang
  harus mereka selesaikan.
Contoh Job Enlargement:
 seorang     grafik designer     yang mulanya hanya
  mendesign logo dan kartu nama perusahaan kemudian
  ditugaskan untuk mendesign cover buku. Pegawai
  tersebut mendapat tambahan pekerjaan secara
  kuantitas namun basic dari pekerjaan itu sama.
Individual contemporary approach
4. Job enrichment atau pemerkayaan pekerjaan
    Job enrichment adalah memberikan tugas dan
     tanggung jawab lebih besar pada karyawan dan
     menambah pekerjaan dalam hal kualitas, atau
     kompleksitasnya.
    Metode ini memungkinkan karyawan untuk
     mengambil sebagian tanggung jawab yang biasanya
     didelegasikan kepada manajemen.
Keuntungan Job Enrichment:
 Program pemerkayaan pekerjaan dirancang untuk
  mengurangi kebosanan yang sering menjadi bagian
  pekerjaan   yang    berulang-ulang.    Metode      ini
  meningkatkan tanggung jawab, otonomi, dan kendali.

Kelemahan Job Enrichment :
 Karyawan akan ditransfer terlalu banyak tanggung jawab
  dan otonomi dalam perencanaan dan pengendalian
  aspek pekerjaan.
Contoh Job Enrichment:


 Seorang teknisi yang biasanya menangani mesin
  kemudian ditugaskan untuk menangani mesin baru yang
  lebih kompleks.
Ilustrasi Job Enlargement dan Job
Enrichment:
Dalam Samuel, (2003:75) dikatakan bahwa pendekatan
  klasik tentang desain pekerjaan yang diajukan Hackman
  dan Oldham (1980) dikenal dengan istilah teori
  karakteristik pekerjaan (job characteristics theory).
The Job Characteristics Model
(Hackman & Oldham, 1975)
Ada lima elemen karakteristik
pekerjaan                yang
memperlihatkan      kaitannya
dengan kepuasan kerja untuk
berbagai macam pekerjaan.
Kelima karakteristik tersebut
adalah sebagai berikut.
5 elemen tersebut adalah:
1. Keragaman Keterampilan (skill variety)
   mencerminkan tingkatan tertentu dimana pekerjaan
     menuntut variasi perbedaan kegiatan dalam
     melaksanakan pekerjaan serta variasi penggunaan
     sejumlah ketrampilan/keahlian dan talenta individu
     karyawan.
   Dengan melibatkan karyawan dalam pekerjaan yang
     menuntut banyak ragam keterampilan maka pekerjaan
     baginya semakin menjadi bermakna ( The more skills
     involved, the more meaningful the work bdk Mathis et
     al, 2004: p140).
2. Jati diri Tugas (task identity)
    menunjuk berapa besar sebuah pekerjaan mencakup
      kewenangan         penentuan  menyeluruh     dalam
      melaksanakannya mulai dari awal hingga akhir suatu
      pekerjaan.
    Keutuhan menyeluruh di situ ditunjukkan juga dengan
      hasil langsung-tampak yang dapat diperoleh dari
      karyawan pada akhir pelaksanaan pekerjaan. Contoh
      untuk ini diberikan dalam bentuk layanan konsumen
      dengan konsep one stop services bdk Mathis et al,
      2004: p140).
3. Tugas yang Penting (task significance)
    Tingkat sejauh mana pekerjaan mempunyai dampak
      yang berarti bagi kehidupan orang lain, baik orang
      tersebut merupakan rekan sekerja dalam suatu
      perusahaan yang sama maupun orang lain di
      lingkungan sekitar.
    Jika tugas dirasakan penting dan berarti oleh tenaga
      kerja, maka ia cenderung mempunyai kepuasan
      kerja.
4. Otonomi (autonomy)
     Autonomy adalah suatu wujud kewenangan yang
      dimiliki oleh individu karyawan dalam melaksanakan
      pekerjaannya.
     Kebebasan, independensi dan diskresi mewarnai
      kewenangan tersebut sehingga karyawan dapat
      memiliki sendiri prosedur pengaturan pekerjaannya
      itu serta jadwal pelaksanaannya.
     Disitu      karyawan      akan    mengalami     rasa
      tanggungjawab pribadi yang lebih besar tentang
      pekerjaannya ( More autonomy leads to a greater
      feeling of personal responsibility for the work bdk
      Mathis et al, 2004: p141).
5. Umpan balik (feedback)
     Feedback adalah sejumlah informasi yang diperlukan
      atau diterima oleh karyawan menyangkut berapa
      besar atau kecilnya ia telah melaksanakan pekerjaan
      dengan sebaik-baiknya.
     Informasi itu diperoleh karyawan secara jelas dan
      langsung sehingga menjadi jelas keefektifan
      kinerjanya.
     Manfaat lain dari feedback adalah bahwa karyawan
      dapat memperoleh informasi lanjut tentang
      pengetahuan pekerjaan (overall knowledge about
      the work bdk Mathis etal, 2004: p141).
Sejalan dengan lima karakteristik pekerjaan
yang dibahas dalam teori Job Characteristic
Model (Judge et al, 2001), program Job
Enrichment dan Penetapan Target yang
direkomendasikan adalah sebagai berikut.
a. Mengelompokkan pekerja dalam tim yang
   baru.
 Pekerja dikelompokkan berdasarkan langkah tertentu.
 Tim yang direkomendasikan adalah tim yang terdiri dari
  orang-orang dengan keahlian yang berbeda.
 Masing-masing tim akan diberi tanggung jawab untuk
  memenuhi pesanan pelanggan tertentu.
 Dengan cara ini, task identity dan task significance akan
  meningkat bagi semua pekerja, karena mereka dapat
  melihat keseluruhan proses mulai dari awal hingga akhir,
  dan juga mereka dapat melihat bahwa apa yang mereka
  lakukan adalah penting bagi rekan-rekan sesama tim
  maupun pelanggan (Judge et al, 2001).
 Selain itu, autonomy juga dapat meningkat karena
  masing-masing tim dapat menentukan bagaimana cara
  yang terbaik bagi mereka untuk menyelesaikan
  pekerjaan mereka (Judge et al, 2001).
 Misalnya anggota tim dapat menentukan pembagian
  tugas di antara mereka.
 Salah satu konsekuensi dari program ini adalah adanya
  kemungkinan mesin-mesin dalam pabrik harus
  dipindahkan sesuai dengan pengelompokkan tim yang
  baru ini. Untuk itu, dibutuhkan analisis finansial untuk
  menentukan apakah perusahaan mampu membiayai hal
  ini.
b. Meningkatkan keahlian pekerja.
 Sejalan dengan tim yang baru, masing-masing pekerja
  kini harus menguasai lebih dari satu keahlian dalam
  keseluruhan proses kerja di perusahaan.
 Karena itu, mereka harus belajar dari rekan sesama
  anggota tim (coaching), ataupun dari pelatihan yang
  diadakan oleh perusahaan.
 Manajemen perusahaan harus memformalkan proses
  belajar ini untuk memastikan bahwa semua pekerja
  memiliki waktu dan kesempatan untuk meningkatkan
  keahliannya (misalnya dengan menetapkan satu jam
  pertama dari setiap shift kerja sebagai waktu coaching).
 Sebagai konsekuensinya, hasil kerja kemungkinan akan
  menurun untuk beberapa saat karena para pekerja
  masih berusaha mempelajari keahlian yang baru.
  Namun hal ini tidak akan berlangsung lama karena
  keahlian-keahlian yang dibutuhkan dalam Contoh Kasus
  di atas bukanlah keahlian yang rumit.
c. Tetapkan target.

 Target haruslah spesifik dan cukup sulit sehingga
  pekerja termotivasi untuk mencapainya (Locke &
  Latham, dalam Donovan, 2001). Jika memungkinkan,
  lebih baik seluruh anggota tim diikutsertakan dalam
  menetapkan target bagi tim tersebut. Menurut penelitian,
  Penetapan Target yang melibatkan partisipasi anggota
  tim akan menciptakan response generalisation (Ludwig
  & Geller, 1997). Maksudnya adalah bahwa motivasi
  untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi tidak hanya
  terjadi pada tugas yang ditargetkan, tapi juga terjadi
  pada tugas lainnya (Ludwig & Geller, 1997).
d. Berikan umpan balik.


 Para pekerja harus diberi informasi mengenai prestasi
  kerja mereka. Umpan balik ini bisa diberikan secara
  rutin, atau ketika ada kejadian khusus yang efeknya
  signifikan bagi perusahaan (Wright, 1991). Penetapan
  Target sangatlah berkaitan dengan pemberian Umpan
  Balik karena Target tanpa Umpan Balik tidaklah efektif
  (Ludwig & Geller, 1997), dan juga sangat sulit
  memberikan Umpan Balik jika sejak awal tidak ada
  Target yang dapat dijadikan kriteria evaluasi (Wright,
  1991).
 Konsekuensi dari program ini adalah perusahaan harus
  menciptakan mekanisme untuk mencatat prestasi kerja,
  baik dari segi kuantitas (misalnya jumlah dus yang
  dikirim per hari atau waktu yang dibutuhkan untuk
  menyelesaikan satu dus soda) maupun kualitas
  (misalnya tim mana yang banyak dipuji pelanggan
  karena tidak pernah melakukan kesalahan dalam
  memenuhi pesanan).
Job desig nelearning
Model ini dilandasi oleh tiga keyakinan yang ada pada
  karyawan yaitu:
 Mereka merasa pekerjaan mereka memiliki makna
 Mereka bertanggung jawab pada hasil kerja mereka
  (mereka merasa memiliki kontrol terhadap hasil kerja
  mereka)
 Mereka memperoleh umpan balik dari hasil kerja
  mereka.
Team contemporary approach
 Dalam pendesaianan tim kerja, masing-masing
  karyawan belajar menangani banyak tugas. Sebagian di
  antaranya membutuhkan keterampilan yang berbeda.
  Jika anggota tim bekerjasama dengan baik, keputusan
  dan perilaku tim akan menghasilkan keluaran (output)
  yang besar. Pada saat sekarang ini, kerja sama tim telah
  menjadi sedemikian penting bagi perusahaan.
Bisnis meningkat dengan menggunakan tim yang
solid dengan menggabungkan bakat dan gagasan,
yang berarti:

 Karyawan bekerjasama dan saling memberdayakan satu
  sama lain agar berhasil mencapai tujuannya.
 Karyawan memilki keterampilan dan informasi yang
  memungkinkan mereka berpartisipasi sebagai anggota
  tim dalam pengambilan keputusan.
 Ketua tim secara terus-menerus mengukur keterlibatan
  anggota dan merencanakan perbaikan yang lebih baik.
 Adanya kesempatan untuk meningkatkan hasil usaha di
  seluruh bidang perusahaan.
Job desig nelearning
Masalah Pokok Terkait dengan Desain
Pekerjaan:
1. Work Schedules
    Penjadwalan kerja (work schedule) merupakan
     masalah    pokok     yang      menuntut    fleksibilitas
     pengaturan jadwal.
    Salah satu bentuk pengaturan jadwal kerja adalah
     pengaturan flextime di mana karyawan bekerja
     menurut satu set jadwal kerja per hari tetapi mulainya
     maupun akhir kerja bervariasi.
    Penggunaan     flextime    biasanya      menghasilkan
     peningkatan morale karyawan, menurunkan absensi,
     dan mengurangi turnover.
 Bentuk lain pengaturan jadwal kerja adalah compressed
  work.
 Pada compressed work pekerjaan yang seharusnya
  dilaksanakan dalam satu minggu dapat dikerjakan
  kurang dari lima hari.
 Kompresinya hanya mengubah jumlah jam kerja per hari
  per karyawan dan hasilnya adalah waktu kerja yang
  lebih longgar-panjang untuk masing-masing hari dan
  menurunkan jumlah hari kerja dalam satu minggu.
Masalah Pokok Terkait dengan Desain
Pekerjaan:
2. Work and Job Stress
   Tekanan kehidupan modern
    yang muncul dalam bentuk
    tuntutan pekerjaan dapat
    menyebabkan
    ketidakseimbangan      emosi
    yang disebut stress. Yang
    dimaksudkan di situ adalah
    excessive stress. Jenis stres
    seperti       itu      dapat
    mengakibatkan      karyawan
    tidak berfungsi normal dalam
    pekerjaanya.
Masalah Pokok Terkait dengan Desain
Pekerjaan:
3. Shift Work
    Menggunakan standar 8 jam kerja yang dibagi
     kedalam tiga shift akan membantu karyawan mampu
     bekerja maksimal. Imbalan untuk kerja lembur bisa
     juga disediakan oleh perusahaan.
Masalah Pokok Terkait dengan Desain
Pekerjaan:
4. Alternatif Physical Work Locations
    Organisasi/perusahaan dapat mengatur cara kerja
      karyawan yang terkait dengan masalah lokasi kerja.
      Misalnya, karyawan diijinkan untuk mengerjakan
      pekerjaan diluar tempat kerja yang biasanya.
      Sebagian pekerjaan dikerjakan di rumah atau dibawa
      ke tempat tugas yang lain dan sebagian dikerjakan di
      kantor yang menjadi tempat kerjanya sehari-hari.
      Bahkan, karyawan mungkin saja menempuh cara
      telecommuting yang menggunakan jasa teknologi
      komunikasi untuk menyelesaikan pekerjaannya dari
      lokasi manapun.
TERIMA KASIH

More Related Content

Job desig nelearning

  • 1. PENGORGANISASIAN: JOB DESIGN BY: 1. TIKA RAHMAWATI (116102110) 2. CHANDRA PRATIWI (116104125) 3. KETUT GEDE SURYA ATMAJA (116104126) PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM 2011
  • 10. siapa yang mengerjakan tugas, berkaitan dengan karakteristik mental dan fisik tenaga kerja hasil apa yang diharapkan di mana tugas itu dikerjakan, berkaitan dengan lokasi kerja kapan tugas itu dikerjakan, berkaitan dengan jam kerja per hari mengapa tugas itu dikerjakan, berkaitan dengan alasan dan motivasi kerja dan bagaimana tugas itu dilaksanakan, berkaitan dengan metode yang digunakan untuk bekerja
  • 12. 1. Menciptakan suatu sistem kerja yang produktif. Dengan melakukan desain pekerjaan maka karyawan akan dapat bekerja lebih produktif. Produktif dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan (efektif) dan menggunakan sumber daya seminimal mungkin (efisien).
  • 13. 2. Karyawan dapat mengetahui dan menjalankan tugasnya dengan baik. siapa saja yang melakukan pekerjaan, bagaimana tugas itu dilakukan, di mana tugas itu dikerjakan, hasil apa yang diharapkan sudah diatur tugas dapat dengan jelas dilakukan dengan baik
  • 14. 3. Menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang baik. Tujuan organisasi dapat tercapai
  • 16. Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Unsur organisasi mempunyai kaitan erat dengan desain pekerjaan yang efisien untuk mencapai output yang maksimum dari pekerjaan para karyawan. Dengan adanya efisiensi di dalam pelaksanaan kerja akan menentukan spesialisasi yang merupakan kunci dari desain pekerjaan. Karyawan yang melakukan pekerjaan secara kontinyu menyebabkan dia menjadi terspesialisasi yang selanjutnya dapat memperoleh output lebih tinggi.
  • 17. Ada tiga unsur dalam desain pekerjaan organisasi yaitu: (2) Pendekatan mekanik, berupaya mengidentifikasikan setiap tugas dalam suatu pekerjaan guna meminimumkan waktu dan tenaga. Aliran kerja, dipengaruhi oleh sifat komoditi yang dihasilkan oleh suatu organisasi atau perusahaan guna menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan. Praktek-praktek kerja, yaitu cara pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan, bisa berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan, perjanjian atau kontrak kotak serikat kerja karyawan, dan kesepakatan bersama.
  • 18. Menekankan pentingnya faktor lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pekerjaan.
  • 19. Elemen-elemennya terdiri dari: (2) Employee ability and availability. Kemampuan dan ketersediaan orang-orang yang mengerjakan pekerjaan harus diperhatikan secara berimbang terhadap pertimbangan-pertimbangan yang menentukan efisiensi kerja mereka. Social and cultural expectations mempengaruhi tingkat penerimaan job design. Bila hal itu diabaikan akan mengakibatkan ketidakpuasan, motivasi rendah, kesulitan mengisi lowongan pekerjaan, dan kualitas rendah work life (QOWL).
  • 20. 3. Unsur Perilaku (1) Otonomi bawahan diberi wewenang untuk mengambil keputusan atas pekerjaan yang dilakukan. Variasi pemerkayaan pekerjaan yang dimaksudkan untuk menghilangkan kejenuhan atas pekerjaan- pekerjaan yang rutin sehingga kesalahan-kesalaahn dapat diminimalkan.
  • 21. Unsur Perilaku (2) Identitas tugas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan pekerjaan maka pekerjaan harus diidentifikasi sehingga kontribusinya terlihat yang selanjutnya akan menimbulkan kepuasan. Umpan balik diharapkan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan mempunyai umpan balik atas pelaksanaan pekerjaan yang baik sehingga akan memotivasi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
  • 23. Pendekatan pada Job Design: 1. Pendekatan Mekanistik (Mechanistic Approach) Pendekatan ini didasarkan pada ilmu teknik mesin (mechanical engineering). Dengan menggunakan pendekatan mekanistik yang juga dirujuk sebagai pendekatan manajemen ilmiah, para perancang kerja berusaha keras untuk merancang pekerjaan sehingga tugas-tugas dapat dilaksanaakn seefisien mungkin. Tugas ini sangat membantu mereka dalam melakukan penelitian tentang gerak dan waktu serta sistem pembayaran insentif masing-masing dengan tujuan memperoleh produktifitas tinggi.
  • 24. 2. Pendekatan Faktor Manusia (Human Factors Approach) Pendekatan ini didasarkan pada biologi dan psikologi. Pendekatan faktor manusia diperhitungkan dalam perencanaan kerja termasuk dimensi fisik dari tubuh manusia, prinsip-prinsip mekanis yang mengatur gerak tubuh dan fisiologi. Tujuan pendekatan faktor manusia adalah mendesain peralatan yang cocok dengan seluruh bagian tubuh yang ada pada orang yang akan menggunakan peralatan tersebut. Pendekatan faktor manusia seringkali disebut ergonomic (pengetahuan tentang pekerjaan untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal).
  • 25. 3. Pendekatan Motivasi Individu (Individual Motivational Approach) Pendekatan motivasi dimulai dengan asumsi bahwa pekerjaan dapat didesain untuk merangsang motivasi karyawan dan meningkatkan kepuasan. Ada 2: a. Individual contemporary approach b. Team contemporary approach
  • 26. a. Individual contemporary approach 1. Work simplification atau simplifikasi pekerjaan. pekerjaan dapat dibagi-bagi ke dalam tugas-tugas yang sederhana dan repetitif yang memaksimalkan efisiensi. mengasumsikan bahwa aspek pemikiran (seperti perencanaan dan pengorganisasian) merupakan jatah para manajer dan supervisor, sedangkan para karyawan hannya semata-mata melakukan tugas menurut metode yang sudah digariskan oleh manajemen.
  • 27. Simplifikasi pekerjaan dapat memanfaatkan tenaga kerja secara efektif guna menghasilkan banyak sekali barang terstandarisasi. Namun demikian, ada biaya yang harus dikorbankan demi simplifikasi. Dari perpektif karyawan, tanggung jawab, kontribusi, dan upaya mental biasanya akan merosot dengan semakin terspesialisasinya pekerjaan. Manajemen juga sukar mengendalikan mutu produk akhir karena sedemikian banyaknya sumber potensi kerusakan. Selain itu simplifikasi pekerjaan kurang efektif dalam suatu lingkungan yang bergejolak dimana para pelanggan menuntut barang bermutu tinggi yang dibuat menurut pesanan. Tingkat putaran karyawan yang tinggi dan rendahnya kepuasan kerja dapat muncul akibat simplifikasi pekerjaan.
  • 28. Individual contemporary approach 2. Job rotation atau rotasi kerja Job rotation adalah memberikan kesempatan kepada pegawai untuk bekerja pada departemen yang berbeda dalam organisasi namun masih pada level yang sama. Rotasi pekerjaan menghentikan kemonotonan, pekerjaan yang sangat terspesialisasi dengan menuntut keahlian dan kemampuan yang berbeda.
  • 30. Keuntungan Job Rotation: pegawai peserta mendapatkan gambaran yang luas mengenai berbagai macam jenis pekerjaan, mengembangkan kerjasama antara pegawai, menentukan jenis pekerjaan yang sangat diminati oleh pegawai, mempermudah penyesuaiaan diri dengan lingkungan tempat bekerja, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan penempatan kerja yang sesuai dengan potensi pegawai, organisasi diuntungkan karena karyawan menjadi kompeten dalam beberapa pekerjaan, penguasaan beberapa pekerjaan membantu citra diri karyawan, menggairahkan pertumbuhan pribadi dan membuat karyawan lebih bernilai bagi organisasi.
  • 31. Kelemahan Job Rotation: Rotasi pekerjaan dapat juga mengurangi efisiensi. Praktek rotasi pekerjaan mengorbankan kecakapan dan kepiawaian yang tumbuh dari spesialisasi pekerjaan.
  • 32. Individual contemporary approach 3. Job enlargement atau pemekaran pekerjaan Job enlargement adalah perluasan pekerjaan secara horisontal, artinya perluasan pekerjaan tersebut terdapat pada level yang sama dan memerlukan keterampilan dasar yang sama. Job enlargement dilakukan dengan cara memberikan tugas yang lebih secara kuantitas kepada pegawai.
  • 33. Keuntungan Job Enlargement: Pemekaran pekerjaan mengurangi kemonotonan dengan memperluas siklus pekerjaan. Pada saat sebuah pekerjaan dimekarkan, tugas yang sedang dilakukan dimekarkan atau beberapa tugas singkat diberikan kepada seorang karyawan. Jadi lingkup pekerjaan meluas karena lebih banyak tugas yang dilakukan karyawan yang sama. Kelemahan Job Enlargement: banyak karyawan yang tidak merasakan pemekaran pekerjaan sebagai menambah keragaman pekerjaan, namun malahan sebagai tambahan pekerjaan yang harus mereka selesaikan.
  • 34. Contoh Job Enlargement: seorang grafik designer yang mulanya hanya mendesign logo dan kartu nama perusahaan kemudian ditugaskan untuk mendesign cover buku. Pegawai tersebut mendapat tambahan pekerjaan secara kuantitas namun basic dari pekerjaan itu sama.
  • 35. Individual contemporary approach 4. Job enrichment atau pemerkayaan pekerjaan Job enrichment adalah memberikan tugas dan tanggung jawab lebih besar pada karyawan dan menambah pekerjaan dalam hal kualitas, atau kompleksitasnya. Metode ini memungkinkan karyawan untuk mengambil sebagian tanggung jawab yang biasanya didelegasikan kepada manajemen.
  • 36. Keuntungan Job Enrichment: Program pemerkayaan pekerjaan dirancang untuk mengurangi kebosanan yang sering menjadi bagian pekerjaan yang berulang-ulang. Metode ini meningkatkan tanggung jawab, otonomi, dan kendali. Kelemahan Job Enrichment : Karyawan akan ditransfer terlalu banyak tanggung jawab dan otonomi dalam perencanaan dan pengendalian aspek pekerjaan.
  • 37. Contoh Job Enrichment: Seorang teknisi yang biasanya menangani mesin kemudian ditugaskan untuk menangani mesin baru yang lebih kompleks.
  • 38. Ilustrasi Job Enlargement dan Job Enrichment:
  • 39. Dalam Samuel, (2003:75) dikatakan bahwa pendekatan klasik tentang desain pekerjaan yang diajukan Hackman dan Oldham (1980) dikenal dengan istilah teori karakteristik pekerjaan (job characteristics theory).
  • 40. The Job Characteristics Model (Hackman & Oldham, 1975)
  • 41. Ada lima elemen karakteristik pekerjaan yang memperlihatkan kaitannya dengan kepuasan kerja untuk berbagai macam pekerjaan. Kelima karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
  • 42. 5 elemen tersebut adalah: 1. Keragaman Keterampilan (skill variety) mencerminkan tingkatan tertentu dimana pekerjaan menuntut variasi perbedaan kegiatan dalam melaksanakan pekerjaan serta variasi penggunaan sejumlah ketrampilan/keahlian dan talenta individu karyawan. Dengan melibatkan karyawan dalam pekerjaan yang menuntut banyak ragam keterampilan maka pekerjaan baginya semakin menjadi bermakna ( The more skills involved, the more meaningful the work bdk Mathis et al, 2004: p140).
  • 43. 2. Jati diri Tugas (task identity) menunjuk berapa besar sebuah pekerjaan mencakup kewenangan penentuan menyeluruh dalam melaksanakannya mulai dari awal hingga akhir suatu pekerjaan. Keutuhan menyeluruh di situ ditunjukkan juga dengan hasil langsung-tampak yang dapat diperoleh dari karyawan pada akhir pelaksanaan pekerjaan. Contoh untuk ini diberikan dalam bentuk layanan konsumen dengan konsep one stop services bdk Mathis et al, 2004: p140).
  • 44. 3. Tugas yang Penting (task significance) Tingkat sejauh mana pekerjaan mempunyai dampak yang berarti bagi kehidupan orang lain, baik orang tersebut merupakan rekan sekerja dalam suatu perusahaan yang sama maupun orang lain di lingkungan sekitar. Jika tugas dirasakan penting dan berarti oleh tenaga kerja, maka ia cenderung mempunyai kepuasan kerja.
  • 45. 4. Otonomi (autonomy) Autonomy adalah suatu wujud kewenangan yang dimiliki oleh individu karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Kebebasan, independensi dan diskresi mewarnai kewenangan tersebut sehingga karyawan dapat memiliki sendiri prosedur pengaturan pekerjaannya itu serta jadwal pelaksanaannya. Disitu karyawan akan mengalami rasa tanggungjawab pribadi yang lebih besar tentang pekerjaannya ( More autonomy leads to a greater feeling of personal responsibility for the work bdk Mathis et al, 2004: p141).
  • 46. 5. Umpan balik (feedback) Feedback adalah sejumlah informasi yang diperlukan atau diterima oleh karyawan menyangkut berapa besar atau kecilnya ia telah melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Informasi itu diperoleh karyawan secara jelas dan langsung sehingga menjadi jelas keefektifan kinerjanya. Manfaat lain dari feedback adalah bahwa karyawan dapat memperoleh informasi lanjut tentang pengetahuan pekerjaan (overall knowledge about the work bdk Mathis etal, 2004: p141).
  • 47. Sejalan dengan lima karakteristik pekerjaan yang dibahas dalam teori Job Characteristic Model (Judge et al, 2001), program Job Enrichment dan Penetapan Target yang direkomendasikan adalah sebagai berikut.
  • 48. a. Mengelompokkan pekerja dalam tim yang baru. Pekerja dikelompokkan berdasarkan langkah tertentu. Tim yang direkomendasikan adalah tim yang terdiri dari orang-orang dengan keahlian yang berbeda. Masing-masing tim akan diberi tanggung jawab untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu. Dengan cara ini, task identity dan task significance akan meningkat bagi semua pekerja, karena mereka dapat melihat keseluruhan proses mulai dari awal hingga akhir, dan juga mereka dapat melihat bahwa apa yang mereka lakukan adalah penting bagi rekan-rekan sesama tim maupun pelanggan (Judge et al, 2001).
  • 49. Selain itu, autonomy juga dapat meningkat karena masing-masing tim dapat menentukan bagaimana cara yang terbaik bagi mereka untuk menyelesaikan pekerjaan mereka (Judge et al, 2001). Misalnya anggota tim dapat menentukan pembagian tugas di antara mereka. Salah satu konsekuensi dari program ini adalah adanya kemungkinan mesin-mesin dalam pabrik harus dipindahkan sesuai dengan pengelompokkan tim yang baru ini. Untuk itu, dibutuhkan analisis finansial untuk menentukan apakah perusahaan mampu membiayai hal ini.
  • 50. b. Meningkatkan keahlian pekerja. Sejalan dengan tim yang baru, masing-masing pekerja kini harus menguasai lebih dari satu keahlian dalam keseluruhan proses kerja di perusahaan. Karena itu, mereka harus belajar dari rekan sesama anggota tim (coaching), ataupun dari pelatihan yang diadakan oleh perusahaan. Manajemen perusahaan harus memformalkan proses belajar ini untuk memastikan bahwa semua pekerja memiliki waktu dan kesempatan untuk meningkatkan keahliannya (misalnya dengan menetapkan satu jam pertama dari setiap shift kerja sebagai waktu coaching).
  • 51. Sebagai konsekuensinya, hasil kerja kemungkinan akan menurun untuk beberapa saat karena para pekerja masih berusaha mempelajari keahlian yang baru. Namun hal ini tidak akan berlangsung lama karena keahlian-keahlian yang dibutuhkan dalam Contoh Kasus di atas bukanlah keahlian yang rumit.
  • 52. c. Tetapkan target. Target haruslah spesifik dan cukup sulit sehingga pekerja termotivasi untuk mencapainya (Locke & Latham, dalam Donovan, 2001). Jika memungkinkan, lebih baik seluruh anggota tim diikutsertakan dalam menetapkan target bagi tim tersebut. Menurut penelitian, Penetapan Target yang melibatkan partisipasi anggota tim akan menciptakan response generalisation (Ludwig & Geller, 1997). Maksudnya adalah bahwa motivasi untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi tidak hanya terjadi pada tugas yang ditargetkan, tapi juga terjadi pada tugas lainnya (Ludwig & Geller, 1997).
  • 53. d. Berikan umpan balik. Para pekerja harus diberi informasi mengenai prestasi kerja mereka. Umpan balik ini bisa diberikan secara rutin, atau ketika ada kejadian khusus yang efeknya signifikan bagi perusahaan (Wright, 1991). Penetapan Target sangatlah berkaitan dengan pemberian Umpan Balik karena Target tanpa Umpan Balik tidaklah efektif (Ludwig & Geller, 1997), dan juga sangat sulit memberikan Umpan Balik jika sejak awal tidak ada Target yang dapat dijadikan kriteria evaluasi (Wright, 1991).
  • 54. Konsekuensi dari program ini adalah perusahaan harus menciptakan mekanisme untuk mencatat prestasi kerja, baik dari segi kuantitas (misalnya jumlah dus yang dikirim per hari atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu dus soda) maupun kualitas (misalnya tim mana yang banyak dipuji pelanggan karena tidak pernah melakukan kesalahan dalam memenuhi pesanan).
  • 56. Model ini dilandasi oleh tiga keyakinan yang ada pada karyawan yaitu: Mereka merasa pekerjaan mereka memiliki makna Mereka bertanggung jawab pada hasil kerja mereka (mereka merasa memiliki kontrol terhadap hasil kerja mereka) Mereka memperoleh umpan balik dari hasil kerja mereka.
  • 57. Team contemporary approach Dalam pendesaianan tim kerja, masing-masing karyawan belajar menangani banyak tugas. Sebagian di antaranya membutuhkan keterampilan yang berbeda. Jika anggota tim bekerjasama dengan baik, keputusan dan perilaku tim akan menghasilkan keluaran (output) yang besar. Pada saat sekarang ini, kerja sama tim telah menjadi sedemikian penting bagi perusahaan.
  • 58. Bisnis meningkat dengan menggunakan tim yang solid dengan menggabungkan bakat dan gagasan, yang berarti: Karyawan bekerjasama dan saling memberdayakan satu sama lain agar berhasil mencapai tujuannya. Karyawan memilki keterampilan dan informasi yang memungkinkan mereka berpartisipasi sebagai anggota tim dalam pengambilan keputusan. Ketua tim secara terus-menerus mengukur keterlibatan anggota dan merencanakan perbaikan yang lebih baik. Adanya kesempatan untuk meningkatkan hasil usaha di seluruh bidang perusahaan.
  • 60. Masalah Pokok Terkait dengan Desain Pekerjaan: 1. Work Schedules Penjadwalan kerja (work schedule) merupakan masalah pokok yang menuntut fleksibilitas pengaturan jadwal. Salah satu bentuk pengaturan jadwal kerja adalah pengaturan flextime di mana karyawan bekerja menurut satu set jadwal kerja per hari tetapi mulainya maupun akhir kerja bervariasi. Penggunaan flextime biasanya menghasilkan peningkatan morale karyawan, menurunkan absensi, dan mengurangi turnover.
  • 61. Bentuk lain pengaturan jadwal kerja adalah compressed work. Pada compressed work pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan dalam satu minggu dapat dikerjakan kurang dari lima hari. Kompresinya hanya mengubah jumlah jam kerja per hari per karyawan dan hasilnya adalah waktu kerja yang lebih longgar-panjang untuk masing-masing hari dan menurunkan jumlah hari kerja dalam satu minggu.
  • 62. Masalah Pokok Terkait dengan Desain Pekerjaan: 2. Work and Job Stress Tekanan kehidupan modern yang muncul dalam bentuk tuntutan pekerjaan dapat menyebabkan ketidakseimbangan emosi yang disebut stress. Yang dimaksudkan di situ adalah excessive stress. Jenis stres seperti itu dapat mengakibatkan karyawan tidak berfungsi normal dalam pekerjaanya.
  • 63. Masalah Pokok Terkait dengan Desain Pekerjaan: 3. Shift Work Menggunakan standar 8 jam kerja yang dibagi kedalam tiga shift akan membantu karyawan mampu bekerja maksimal. Imbalan untuk kerja lembur bisa juga disediakan oleh perusahaan.
  • 64. Masalah Pokok Terkait dengan Desain Pekerjaan: 4. Alternatif Physical Work Locations Organisasi/perusahaan dapat mengatur cara kerja karyawan yang terkait dengan masalah lokasi kerja. Misalnya, karyawan diijinkan untuk mengerjakan pekerjaan diluar tempat kerja yang biasanya. Sebagian pekerjaan dikerjakan di rumah atau dibawa ke tempat tugas yang lain dan sebagian dikerjakan di kantor yang menjadi tempat kerjanya sehari-hari. Bahkan, karyawan mungkin saja menempuh cara telecommuting yang menggunakan jasa teknologi komunikasi untuk menyelesaikan pekerjaannya dari lokasi manapun.